Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Sipil Global (Global Civil Society)?

masyarakat sipil global

Bagi banyak pengamat, Battle of Seattle merupakan awal dari kebangkitan masyarakat sipil global (global civil society) dan sekaligus juga awal dari kemunculan gerakan sosial global (global social movement) yang menggabungkan masyarakat dari berbagai elemen untuk bersama-sama memperjuangkan ketimpangan sosial, ketidakadilan global, kerusakan lingkungan hidup, penindasan terhadap kaum perempuan, dan keserakahan korporasi bisnis.

Apa yang dimaksud dengan masyarakat sipil global (Global Civil Society)?

Global civil society atau yang juga diketahui sebagai masyarakat sipil global merupakan salah satu kajian baru didalam studi hubungan internasional. Walaupun merupakan suatu kajian baru, akan tetapi masyarakat sipil global masih dekat dengan bahasan mengenai isu-isu lama seperti masyarakat sipil, globalisasi, non-governmental organization (NGO), dan isu-isu lainnya yang terkait dengan kajian masyarakat sipil global.

Selanjutnya, untuk memahami lebih dalam mengenai global civil society, hal yang harus diketahui pertama kali adalah mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu masyarakat sipil dan kaitannya dengan globalisasi sehingga terciptalah suatu istilah global civil society.

Masyarakat sendiri diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang saling berinteraksi di dalamnya dan menduduki wilayah tertentu yang mana didalamnya terdapat nilai-nilai serta norma-norma sosial. Sedangkan masyarakat sipil sering kali diartikan sebagai masyarakat diluar pemerintahan atau masyarakat yang tidak ikut serta berpartisipasi dalam pemerintahan.

Kaldor (2003) dalam artikelnya, The Idea of Global Civil Society, beranggapan bahwa kehadiran dari global civil society atau masyarakat sipil global memang benar adanya dan merupakan suatu kenyataan.

Hal ini didasarkan pada fakta yang ditemukan oleh Kaldor yang mana dewasa ini banyak sekali asosiasi-asosiasi atau lembaga sosial masyarakat (LSM) yang menyuarakan atau mendemonstrasikan permasalahan-permasalahan global seperti permasalahan lingkungan hidup, kesehatan, kemiskinan, dan sebagainya.

Berdasarkan pada fakta itulah yang membuat Kaldor kemudian mengatakan bahwa mereka yang berada didalam asosiasi atau LSM tersebut merupakan masyarakat sipil global. Selain itu, masyarakat sipil global, masih menurut Kaldor, terkait pula dengan pertumbuhan pesat dari INGO’s (International Non-Governmental Organization).

Maksud dari pertumbuhan pesat INGO’s dengan masyarakat sipil globalisasi adalah, dengan adanya masyarakat sipil globalisasi yang membentuk suatu asosiasi maka akan semakin menambah banyaknya organisasi-organisasi yang non-pemerintah sehingga organisasi non pemerintah bertumbuh dengan pesat (Kaldor, 2003).

Masyarakat sipil globalisasi didasarkan pada dua pemikiran, yaitu masayarakat sipil globalisasi di luar state atau negara dan masyarakat sipil globalisasi di luar market atau pasar. Pemikiran yang mengatakan bahwa masyarakat sipil globalisasi di luar state berasal dari pemikiran Hegel, sedangkan pemikiran yang mengatakan bahwa masyarakat sipil globalisasi di luar market berasal dari pemikiran Gramci.

Maksud dari dua pemikiran tersebut adalah bahwa masyarakat sipil global tidak berada dalam ruang yang berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan negara dan juga pasar. Hal ini kemudian menciptakan anggapan bahwa masyarakat sipil global merupakan masyarakat yang non-profit karena berada diluar ruang pasar atau kegiatan ekonomi dan masyarakat yang non-governmental karena berada diluar ruang pemerintah.

Namun pemikiran dari Hegel dan Gramci ini bertolak belakang dengan pemikiran Kaldor yang beranggapan bahwa masyarakat sipil global adalah orang-orang yang berada pada ruang negara (state), pasar (market), dan juga keluarga (Kaldor, 2003).

Dengan demikian saya berpendapat bahwa masyarakat sipil global merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam menghubungkan antara kepentingan negara dengan kepentingan pasar yang mana masyarakat tersebut berada dalam suatu naungan seperti lembaga, asosiasi, organisasi yang non-pemerintah.

Masyarakat tersebut berusaha untuk mengaspirasikan kepentingan pasar dimana pasar dalam hal ini digambarkan sebagai kepentingan masyarakat terhadap negara. isu-isu yang diaspirasikan biasanya terkait dengan isu kesehjatraan rakyat seperti mengenai isu lingkungan hidup, kesehatan, hak asasi dan sebagainya. Yang mana diharapkan dengan adanya usaha tersebut, maka pemerintah atau negara dapat ‘mendengar’ keinginan dari rakyatnya.

Hal ini kemudian memberikan pandangan tersendiri bagi saya mengenai pemikiran terhadap masyarakat sipil global. Jika dilihat dari sudut pandang tujuan masyarakat sipil global itu sendiri maka pemikiran dari Gramci maupun Hegel dapat terbantahkan, karena tujuan dari masyarakat sipil global itu sendiri yang berupaya untuk menghubungkan negara dengan pasar pada akhirnya akan membuat masyarakat sipil global itu sendiri yang berada dalam suatu lembaga banyak melakukan interaksi dengan negara dan juga pasar dalam menyampaikan aspirasinya sehingga menyebabkan mereka terlibat dan akhirnya berada pada kedua ruang tersebut.

Referensi :

  • Kaldor, Mary. 2003. “The Idea of Global Civil Society,” in International Affairs Royal Institute of International Affairs, Vol. 79, No. 3.

Sumber : Arisa Permata Siwi, Global civil society