Apa yang dimaksud dengan masalah didalam psikologi?

Masalah adalah kondisi dimana adanya kesenjangan antara keadaan sekarang (pencapaian) dengan tujuan.

Apa yang dimaksud dengan masalah didalam psikologi ?

Masalah pada hakekatnya adalah kesenjangan antara kondisi sekarang individu dengan apa yang diharapkan individu atau lingkungannya dan di dalamnya terdapat hambatan untuk mencapai tujuan (Mappiare, 2006)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Secara umum faktor timbulnya masalah diantaranya adalah

  1. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungannya.
  2. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang salah
  3. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Masalah-masalah yang muncul dapat berasal dari pemikiran individu, dari perasaan-perasaan yang dialami oleh individu maupun tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu. Hal ini benar- benar akan menjadi masalah bagi individu ketika terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan, proses belajar yang salah ataupun beberapa perilaku yang tidak sesuai/tidak dikehendaki oleh individu atau lingkungan terus dilakukannya. Dengan demikian perlu adanya upaya-upaya yang membantu individu agar dapat menyelesaikan masalahnya dan dapat hidup secara layak.

Selain karakteristik masalah individu berdasarkan pendekatan thinking, feeling, dan acting, beberapa praktisi konseling mencoba menjelaskan jenis-jenis masalah yang muncul dalam konseling. Cavanagh dan Levitov (2002) menjelaskan masalah berdasarkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu:

1. Kebutuhan memberi dan menerima kasih sayang

Kebutuhan memberi dan menerima kasih sayang adalah kebutuhan yang utama pada individu. Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan akan keintiman dan kebutuhan untuk mengekspresikan kasih sayang dalam hidupnya sehingga dapat berfungsi secara efektif.

Menerima kasih sayang dapat membuat inividu merasa hangat, diterima, dan dicintai. Ketika individu menerima kasih sayang, maka individu dapat memberikan kasih sayang kepada orang lain karena reinforcement kasih sayang yang diterimanya. Selain menerima kasih sayang, memberi kasih sayang juga merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi.

Individu yang tidak dapat memberikan kasih sayang kepada orang lain cenderung menjadi individu yang frustasi, merasa tidak berguna, dan secara emosional tidak stabil. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam mendapatkan dan memberi kasih sayang dapat menjadi salah satu karakteristik masalah dalam konseling.

2. Kebutuhan terhadap kebebasan

Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi pada individu adalah kebebasan dalam membuat pilihan dalam hidupnya. Kebebasan dalam memilih mengimplikasikan bahwa individu membuat keputusan berdasarkan siapa diri mereka bukan apa yang harus ditampilkan dari diri mereka atau berdasarkan apa yang orang lain harapkan dari diri mereka. Kebebasan yang dimaksud disni adalah kebebasan yang bertanggung jawab.

Kebebasan tanpa tanggung jawab adalah kebebasan yang egosentris, sembrono, dan merusak, sedangkan tanggung jawab tanpa kebebasan adalah hidup yang tanpa pilihan, makna, dan tujuan.

Masalah muncul ketika individu tidak memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dalam hidupnya. Dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi masalah konseling hubungannya dengan kebebasan, konselor hendaknya memahami konsep kebebasan dalam konteks budaya klien.

3. Kebutuhan bermain atau hiburan

Bermain meningkatan kekuatan individu, menurut saffi dan saffi bermain dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap lingkungan dan meningkatkan perilaku adaptif. Bermain adalah sumber dari penemuan dan kreativitas. Pada orang dewasa, bermain atau hiburan dapat meningkatkan kesehatan psikologis. Salah satu contoh bermain bagi orang dewasa adalah hobi, berbagai psikiatri menyarankan orang dewasa untu memiliki hobi, karena dapat meningatkan kesejahteraan psikologis individu.

Bentuk bermain atau hiburan dapat berupa mendaki gunung, berenang, tenis, menulis, membaca, melukis, atau mendengarkan musik. Bentuk bermain lain diantaranya adalah bermain dengan anak dan menolong orang yang kurang beruntung. Kurangnya bermain dan hiburan dapat menimbulkan masalah.

4. Kebutuhan terhadap penerimaan stimulasi

Individu memebutuhkan berbagai macam pengalaman dan perubahan dalam hidup untuk mengurangi kejenuhan. Mereka membutuhkan pengalaman yang menyegarkan dan tantangan baru agar merasa hidup. Selain melaksanakan kegiatan rutin, individu juga perlu menyisihan waktunya untuk pengalaman baru dalam pertemanan, kerja, dan lain-lain. individu yang mendapatkan stimulasi yang rendah akan terjebak dalam kegiatan rutin yang menjenuhkan.

Ketika individu terjebak dalam kegiatan rutin secara terus menerus, maka individu tersebut gagal untuk tubuh dan berkembang. Kurangnya hiburan atau bermain dapat menjadi salah satu karakteristik masalah dalam konseling.

5. Kebutuhan terhadap penghargaan

Banyak individu yang merasa tidak dihargai atas usaha yang telah dilakukannya. Banyak klien yang datang kepada konsleor karena mereka merasa tidak di hargai di rumah, tempat kerja, maupun dalam hubungan pertemanan.

6. Kebutuhan terhadap harapan

Harapan sangat penting dalam kehidupan individu. Harapanlah yang akan mempertahankan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika individu kehilangan harapan, maka individu tidak memiliki semangat dalam hidupnya dan individu berhenti untuk mencoba hal-hal dan pengalaman baru.

Harapan adalah motivasi terbesar bagi individu dalam menjalani kehidupan. Kehilangan harapan adalah salah satu jenis masalah yang muncul dalam proses konseling. Seringkali individu tidak menyadari kapan harapan-harapan dalam hidupnya hilang, tiba-tiba individu merasa putus asa dengan diri, hubungan, atau pekerjaannya.

7. Kebutuhan terhadap tujuan hidup

Tujuan hidup akan mengarahkan kemana individu melangkah dalam hidupnya. Banyak individu yang tidak menyadari tujuan hidupnya, seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial di masyarakat, individu tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan apa tujuan hidupnya dan lebih banyak dipengaruhi oleh apa yang ditampilkan oleh sosial media. Kehilangan tujuan hidup merupakan salah satu jenis masalah yang muncul dalam proses konseling.

Sumber :
Mulawarman, Eem Munawaroh, Psikologi Konseling: Sebuah Pengantar bagi Konselor Pendidikan, Universitas Negeri Semarang