Apa yang dimaksud dengan Manajemen Resiko Organisasi?

Risk management atau manajemen risiko merupakan suatu metode yang harus dipersiapkan oleh setiap perusahaan dalam menghadapi setiap kemungkinan – kemungkinan risiko yang mengancam perusahaan ataupun bidang usaha dalam perusahaan.

Risiko merupakan prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar) (Keown Arthur J. , 2000).

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, manajemen risiko merupakan suatu agenda bahasan yang hanya dilakukan oleh eksekutif perusahaan, mengubah pandangan dalam sebuah proses yang terjadi dalam perusahaan merupakan batasan disiplin dari bentuk tanggung jawab yang profesional (CAVINATO, 2004).

Dalam pandangan secara individual, sebuahperusahaan harusnnya memiliki kemampuan manajemen risiko untuk jangka waktu pendek dan panjang yang mana mengacu pada subjek – subyek ekonomi, keuangan, strategi dan manajemen internasional (JUTNER dkk, 2003).

Sehingga, dari sana didapatkan sebuah aturan atau rule yang nantinya akan disepakati dalam perusahaan dalam mengelola permasalahan atau ancaman yang ada dalam bidang usaha terkait.

Dalam manajemen risiko, terdapat langkah yang harus dikerjakan sebagai rule untuk memperoleh luaran yang maksimal dari manajemen risiko itu sendiri. Langkah – langkah tersebut dimulai dari :

  1. Localized exploration, pada tahap ini diidentifikasi terlebih dahulu terkait fungsi pokok dari suatu perusahaan atau bidangn usaha. Yang mana fungsi pokok disini adalah fungsi yang paling dasar dan seberhana, yang harapannya hal tersebut merupakan kunci dalam sebuah perusahaan.

  2. Internal integration, dari hasil identifikasi sebelumnya diolah pada proses ini yang mana pada proses ini berfokus pada proses bisnis perusahaan dan membanndingkan antara proses bisnis antar bagian, guna mencari yang paling efektif untuk diterapkan dalamm perusahaan.

  3. Redesigning the business process, setelah mendapat proses bisnis yang dirasa paling efektif dalam perusahaan, langkah selanjutnya adalah mendesain atau menata ulang proses bisnis pada bagian perusahaan yang belum optimal sebelumnya. Harapannya, dari desain ulang ini didapatkan suatu proses bisnis dalam perusahaan yang paling efektif dan sesuai dengan kondisi perusahaan, sehingga bisa meminimalisir kegiatan atau proses yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

  4. Redesigning business network, setelah proses bisnis, baru yang dibenahi adalah jaringan bisnisnya. Dimana hal ini harus sesuai dengan proses bisnis yang sudah di sepakati sebelumnya. Jaringan bisnis yang dimaksud meliputi fungsi dari setiap bagian perusahaan, pengajaran, koordinasi baik secara langsung maupun tidak langsung, dan kontroling kerja terhadap rekan bisnis.

  5. Redefining the business scope, yakni sebuah porses akhir yang cukup berat, mecari cakupan bari bisnis usaha dan sasaran pasarnya seperti apa. Yang harapannya bisnis ataupun usha yang dibangunitu tidak salah pasar.

Dari langkah – langkah umum diatas terdapat method – method yang dikembangkan dalam manajemen risiko, seperti method BOEHM, RISKIT, SEI-SRE, SERUM, dan SERIM. Yang mana pada method tersebut meupakan pengembangan dari method dasar yang sudh ada, tinggal dari perusahaan lebih condong menggunakan method yang mana.

Jadi, dalam sebuah perusahaan tentunya harus memiliki manajemen risiko yang baik, hal ini bertujuan untuk mengelola dan mengatur kinerja perusahaan agar lebih optimal baik dalam kinerja internal perusahaan maupun kinerja perusahaan peada pelanggan. Manajemen risiko bukan melulu pada permasalahan yang akan muncul saja, bisa jadi sebuah perbaikan proses bisnis perushaan juga merupakan salaha satu manajemen risiko yang amat sangat perlu untuk efektifitas sebuah perusahaan.

sumber :

2 posts were merged into an existing topic: Apa pengertian manajemen resiko?