Manajemen Produksi adalah penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang diinginkan sehingga memiliki nilai jual.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Produksi ?
Manajemen Produksi adalah penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang diinginkan sehingga memiliki nilai jual.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Produksi ?
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.
Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi manufaktur dan organisasi jasa.
Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.
Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan oprasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis, dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.
Fungsi Manajemen Produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi Menurut Sofjan Assauri (2004 : 22) adalah:
Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Sumber : Pengertian dan Fungsi Manajemen Produksi | by Solusi Tesis | Medium
menurut Fogarty yang dikutip oleh Eddy Herjanto (1999), bahwa “manajemen produksi dan operasi sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintregasikan berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan”.
menurut Sofjan Assauri (2004), yang dimaksud denganManajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
manajemen produksi merupakan proses pencapaian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
produksi merupakan kegiatan yang mencakupbidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisaan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi , yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang, serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan serta melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.
Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa manajemen produksi sebenarnya meliputi kegiatan perancangan atau penyiapan sistem produksi dan kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi.
Perancangan dari sistem produksi terdiri dari:
Pengoperasian sistem produksi terdiri dari:
Menurut Prawirosentono (2009), Manajemen produksi (operasi) adalah suatu disiplin ilmu dan dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan (process of planning), mendesain produk (product designing), sistem produksi (production system) untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Assauri (1999), Manajemen produksi (operasi) merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Menurut Heizer dan Render (2005), Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Menurut T. Hani Handoko (2000), Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal, penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Sedangkan menurut Fogarty yang diterjemahkan oleh Eddy Herjanto (2008), pengertian dari Manajemen Produksi dan Operasi yaitu: “Suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan”.
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian untuk mengelola secara optimal, faktor- faktor produksi atau sumber daya manusia, mesin dan bahan baku yang tersedia.
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan manufaktur menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Perencanaan produksi juga dapat diartikan sebagai perencanaan tentang jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang.
Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
Adapun karekteristik perencanaan produksi adalah sebagai pengendalian produksi. Pengendalian produksi dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga maupun waktunya. Menurut Agus Ahyari (1992) pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka akan dapat dilihat ciri-ciri masing-masing, antara lain sebagai berikut:
Ruang Lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi serta pengoprasian dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri (2008), ruang lingkup manajemen produksi dan operasi meliputi:
Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (product)
Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup bidang yang luas, dimulai dari penganalisaan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang, serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoprasiannya.
Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
Setelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. Kegiatan harus dimulai dari penyelesaian dan pemeliharaan akan jenis proses yang akan dipergunakan, yang tidak terlepas dengan produk yang akan dihasilkan.
Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produk
Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan masukan (input), serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi dan jasa ke pasar. Oleh karena itu, untuk menjamin kelancaran maka sangat penting peranan dari pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksinya.
Rancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses
Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu factor yang terpenting didalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses, rancangan tata letak harus mempertimbankan berbagai faktor antara lain adalah kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan proses akan meminimalisasi biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.
Rancangan tugas perusahaan
Rancangan tugas pekerjaan merupakan bagian yang integral dari rancangan sistem. Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi kerja disusun, karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan alat atau wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi organisasi tersebut.
Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun dengan landasan strategi produksi operasi yang disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas.
Sedangkan pembahasan dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri (2008), meliputi:
Penyusunan rencana produksi dan operasi
Kegiatan pengoprasian sistem produksi dan operasi harus dimulai dengan penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi, scheduling, routing, dispatching, dan follow-up. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan awal dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi.
Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut. Kelancaran tersedianya bahan atau masukan bagi produksi dan operasi ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan serta rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan.
Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan dipergunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan.
Pengendalian mutu
Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi menentukan keberhasilan dan pengoprasian sistem produksi dan operasi. Dalam hal ini maka perlu di pelajari kegiatan pengendalian mutu antara lain adalah maksud dan tujuan kegiatan pengendalian mutu.
Manajemen Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
Pelaksanaan pengoprasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusia akan mencakup pengelolaan tenaga kerja dalam produksi dan operasi, desain tugas dan pekerjaan, dan pengukuran kerja (Work Measurement).
Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam suatu perusahaan. Dengan diterapkannya proses manajemen dalam bidang produksi di dalam perusahaan, maka kegiatankegiatan produksi dan proses produksi dalam perusahaan itu akan selalu dilaksanakan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian.
Fungsi Manajemen Produksi
Fungsi manajemen produksi dibagi dalam lima bidang pekerjaan yang terpisah yaitu:
Produk adalah perwujudan yang paling jelas dari pertemuan antara pemasaran dan produksi. Tidak cukup hanya konsumen membutuhkan produk tersebut , tetapi organisasi harus mampu memproduksinya. Karena itu perlu dicapai persesuaian antara semua fungsi-fungsi bisnis atas masalahmasalah seperti: prestasi, estetika, kualitas, keberandalan, kuantitas, harga jual atau biaya produksi, tanggal dan waktu penyerahan. Dalam mencapai kesepakatan tentang hal-hal tersebut, pengetahuan atas faktor-faktor ekstern harus diambil, seperti kebutuhan pasar dan budaya yang berlaku, pembatasan hukum dan permintaan lingkungan.
Untuk membuat produk, diperlukan pabrik, baik dalam arti bangunan maupun peralatan. Pabrik ini yang berarti setumpuk asset tetap dari organisasi, harus sesuai dengan kebutuhan produk, pasar, operator, dan organisasi dan harus tetap demikian selama kebutuhan konsumen dapat diramalkan. Karena itu, manajemen produksi akan menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan seperti: kemungkinan permintaan yang akan datang, desain dan tata letak bangunan dan kantor, daya guna dan keterandalan peralatan, pemeliharaan prestasi, keamanan instalasi dan operasi, serta tanggung jawab sosial. Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungan dengan keuangan, perpajakan dan batasan-batasan politik/budaya yang dihadapkan oleh lingkungan di mana kegiatan produksi harus dilaksanakan
Keputusan tentang pembuatan produk dilakukan dengan memadukan kebutuhan-kebutuhan bersifat teknis dan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi. Dalam memutuskan suatu proses perlu diperhatikan faktorfaktor seperti: kapasitas yang tersedia, tenaga ahli yang tersedia, tipe produksi, tata letak pabrik dan peralatan pabrik, keselamatan, kebutuhan pemeliharaan, dan biaya yang akan dicapai
Jadwal waktu menetapkan tanggal penyerahan barang-barang kepada atau penyediaan jasa bagi konsumen adalah ungkapan lain yang dapat dilihat mengenai pertemuan produksi/pemasaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam daftar waktu penyerahan menghasilkan jadwal seperti untuk : pembelian, transformasi, pemeliharaan, kas, penyimpanan, dan transportasi. Meskipun masalah penyusunan waktu mudah untuk dibuat namun pemecahannya sangat kompleks. Karena hal itu tidak semata-mata menyangkut penyelesaian masalah-masalah bersifat gabungan, yakni kelompok masalah yang terkenal alot, tetapi juga pemuasan serentak untuk sasaran yang berlipat ganda, yang banyak di antaranya saling bertentangan.
Produksi sejak awal hingga akhir bergantung pada orang-orang. Seperti semua produk manusia yang lain, manusia itu sendiri adalah bervariasi, baik dalam kecerdasan, kecakapan maupun harapan-harapannya… Meskipun ada perkembangan fungsi-fungsi yang dispesialisasikan, pernyataan paling tajam tentang kebijakan kepegawaian terjadi di dalam unit produksi itu sendiri, karena di sinilah sekelompok orang dipekerjakan.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Ruang Lingkup Manajemen Produksi meliputi :
1. Perencanaan Sistem Produksi
Ruang lingkup Manajemen Produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang menyangkut keputusan mengenai perencanaan sistem produksi meliputi:
Perencanaan produk adalah perencanaan tentang produk apa, berapa jumlahnya dan bagaimana yang akan dapat diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan. Di samping itu, beberapa pertimbangan teknis perlu pula diperhatikan seperti misalnya mengenai desain dan bentuk produk, kegunaan produk, fungsi teknis produk, standar bahan yang dipergunakan, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya, dan lain sebagainya.
Oleh karena pabrik merupakan tempat di mana fungsi teknis dari suatu perusahaan tersebut berada maka lokasi pabrik seharusnya dilakukan perencanaan yang baik, karena dengan pemilihan lokasi pabrik yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai macam kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila pemilihan lokasi pabrik bisa tepat, maka akan menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan yang bersangkutan menjadi semakin besar.
Letak fasilitas produksi atau layout pabrik merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, karena mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam perusahaan. Penyusunan letak fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, akan dapat menunjang adanya efisiensi kerja serta efektivitas pelaksanaan kegiatan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
Mengenai lingkungan kerja ini tidak boleh diabaikan pula, karena dengan lingkungan kerja yang baik akan dapat mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang tinggi sehingga akan dapat pula meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Di samping itu, dengan adanya kecocokan dari lingkungan kerja dalam perusahaan tersebut, maka karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut akan dapat bekerja dengan baik serta dalam tingkat produktivitas yang tinggi.
Standar produksi ini akan merupakan hal yang sangat penting di dalam perusahaan. Karena dengan adanya standar produksi, dalam perusahaan, maka karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut akan mempunyai pegangan untuk pelaksanaan proses produksinya, sedangkan bagi manajemen perusahaan juga akan mempunyai beberapa kemudahan untuk mengadakan pengendalian dari kegiatan produksi dalam perusahaannya, baik itu merupakan pengendalian terhadap bahan baku dan biaya produksi maupun pengendalian tenaga kerja dan lain sebagainya.
2. Sistem Pengendalian Produk
Ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang menyangkut keputusan mengenai sistem pengendalian produksi, meliputi berikut ini.
Pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam suatu perusahaan. Sebagai contoh misalnya mengenai produk apa dan berapa jumlahnya yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang, bagaimana penyelesaian proses produksinya dan kapan proses tersebut seharusnya sudah selesai, dan lain sebagainya.
Di dalam sebuah perusahaan tersedianya persediaan bahan baku untuk keperluan proses produksi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan, karena bahan baku dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan yang bersangkutan. Ketiadaan bahan baku dalam suatu perusahaan akan berarti terhentinya proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
Dengan dilaksanakannya pengendalian tenaga kerja yang baik dalam perusahaan tersebut, diharapkan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan dapat berjalan dengan baik, produk perusahaan dapat dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini mengingat bahwa tenaga kerja langsung yang benar-benar menangani pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan tersebut, sehingga akan mempunyai peranan yang cukup penting dalam penentuan baik dan buruknya kualitas produk perusahaan yang bersangkutan.
Biaya produksi yang dipergunakan dalam pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan haruslah direncanakan dan dikendalikan dengan sebaikbaiknya, karena besar-kecilnya harga produksi ini akan menentukan besarkecilnya harga pokok produksi.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam, maka mengenai kualitas produk mempunyai peranan yang cukup penting di dalam rangka usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan operasi produksi, pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan operasi produksi tersebut. Apabila peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan operasi produksi tidak didukung dengan usaha pemeliharaan peralatan dengan baik, maka apabila terjadi kerusakan dari peralatan sebagai akibatnya akan mempengaruhi pelaksanaan operasi produksi bahkan mungkin dapat menurunkan kualitas produksi yang dihasilkannya.
3. Sistem Informasi Produk
Ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang menyangkut keputusan mengenai sistem informasi produksi yang meliputi:
Di dalam penyusunan sistem informasi produksi dalam suatu perusahaan, terlebih dahulu perlu diketahui mengenai struktur organisasi yang dipergunakan oleh perusahaan. Apabila struktur organisasi dalam perusahaan tersebut sudah diketahui, maka sistem informasi produksi dalam perusahaan tersebut akan dapat disusun dengan memperhatikan apakah perusahaan tersebut merupakan suatu perusahaan yang berproduksi untuk pasar ataukah perusahaan yang berproduksi untuk kebutuhan pesanan/ pemesan.
Pada perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, maka kegiatan produksinya baru akan dilaksanakan apabila terdapat pesanan yang masuk. Dengan demikian informasi dari pesan yang masuk sampai dengan pelaksanaan produksi dalam perusahaan tersebut perlu diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut dapat mengetahuinya dengan pasti serta dalam waktu yang cepat.
Berproduksi untuk pemenuhan kebutuhan pasar akan mempunyai sifat yang berbeda apabila dibandingkan dengan berproduksi untuk pesanan. Penentuan pelaksanaan kegiatan produksi pada perusahaan yang berproduksi untuk pasar ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan dalam perusahaan yang bersangkutan, yaitu berdasarkan pengalaman penjualan dan hasil analisis data lain yang dipergunakan untuk penyusunan ramalan penjualan perusahaan.