Apa yang dimaksud dengan Manajemen Logistik beserta apa manfaatnya?

Berbicara soal logistik tidak akan jauh dari namanya persediaan. Kata logistik memang memiliki kedekatan dengan persediaan. Lalu apa hubungannya dengan manajemen? Dan apa saja manfaatnya?

PENGERTIAN MANAJEMEN LOGISTIK

Sebagai awal mari kita lihat lebih jauh mengenai arti dari logistik menurut pakar yaitu John J. Coyle et al. Beliau mengartikan logistik sebagai cara bagaimana mendapatkan produk yang tepat, untuk pelanggan yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dengan kondisi yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan pada biaya yang tepat.

Jadi bisa kita artikan manajemen logistik merupakan cara mengelola berbagai hal tersebut. Menurut businessdictionary.com sendiri manajemen logistik adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam operasional logistik agar barang dan personil bergerak secara efisien dan dengan biaya efektif biaya.

Manajemen logistik yang terlaksana dengan baik akan membantu perusahaan mengurangi biaya dan meningkatkan layanan pelanggan. Sehingga menjadi semakin produktif dan meningkatkan profit perusahaan.

MANFAAT MANAJEMEN LOGISTIK

Dengan pelaksanaannya manajemen logistik ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam sembilan bidang berbeda. Sembilan bidang tersebut adalah persediaan, transportasi, fasilitas, layanan, manajemen dan administrasi, inbound transportasi, outbound transportasi, kemampuan pemecahan masalah, dan pemberian informasi pelanggan.

  1. PERSEDIAAN
    Melalui manajemen logistik sudah pasti persediaan yang kita miliki akan tetap terjaga. Dengan begitu kebutuhan dari perusahaan terus terpenuhi sehingga perusahaan mampu beroperasi dengan baik.

  2. TRANSPORTASI
    Salah satu fungsi dari manajemen logistik ini adalah penyaluran barang. Untuk itu perusahaan harus memiliki layanan transportasi sendiri. Transportasi yang dimiliki ini akan membantu mobilitas perusahaan.

  3. FASILITAS
    Selain transportasi agar manajemen logistik dapat optimal perusahaan harus memiliki fasilitas yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan manajemen logistik ini perusahaan akan memiliki fasilitas yang mendukung.

  4. LAYANAN
    Dalam manajemen logistik juga sudah termasuk pelayanan seperti Costumer Service dan berbagai hal yang mencakup pelayanan terhadap pelanggan.

  5. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
    Tentu saja dengan menerapkan manajemen logistik, bagian manajemen dan administrasi akan sangat terbantu. Selain karena persediaan tertata dengan baik, pelayanan dan pencatatan informasi pun semakin teratur.

  6. INBOUND TRANSPORTASI
    Inbound transportasi ini mengacu pada pergerakan barang dan bahan baku dari pemasok ke perusahaan. Dengan manajemen logistik perusahaan akan mendapatkan pemasok yang terbaik dan sesuai dengan perusahaan.

  7. OUTBOUND TRANSPORTASI
    Jika inbound bergerak ke perusahaan kita, outbound transportasi berarti bergerak ke pelanggan. Artinya penyaluran barang dari perusahaan ke pelanggan. Nah manajemen logistik ini menjamin pelayann dan pengiriman terlaksanan dengan baik sehingga kepercayaan pelanggan terjaga dan transaksi berjalan.

  8. KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
    Dengan memanfaatkan manajemen logistik, perusahaan akan mampu menghadapi permasalahan yang tidak biasa. Permasalahan seperti keinginan pelanggan yang sulit dipenuhi dan lain sebagainya.

  9. PEMBERIAN INFORMASI PELANGGAN
    Pelanggan juga memiliki hak untuk mengetahui rincian tentang pengiriman. Nah dalam manajemen logistik telah tersedia infomasi yang bisa dierikan perusahaan kepada pelanggan terkait pengiriman. Sehingga perusahaan terhindar dari permasalahan pengiriman dengan pelanggan.

Referensi

NameBright - Coming Soon

Logistik adalah proses merencanakan, menerapkan dan mengendalikan yang efektif dan efisien dari aliran dan penyimpanan bahan baku persediaan dalam proses, dan barang jadi yang terhubung dengan informasi dari titik asal ke titik konsumsi, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan (Ronald H. Ballou,1992).

Sedangkan menurut pendapat Donald J Bowersox (1995) proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. Siahaya (2012) mendefinisikan bahwa Manajemen logistik adalah bagian dari Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan aliran barang secara efektif dan efisien, meliputi transportasi, penyimpanan, distribusi dan jasa layanan serta informasi terkait mulai dari tempat asal barang sampai ke tempat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan sistem logistik dalam perusahaan. Esensi dari persaingan terletak pada bagaimana perusahaan mengimplementasikan proses dalam menghasilkan produk baik, barang atau jasa yang lebih baik, lebih murah dan cepat dibanding pesaingnya, untuk itu sebuah perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja sistem logistiknya agar dapat terus bersaing dan mengalami kemajuan. Suatu kegiatan usaha di butuhkan aktivitas logistik di dalamnya karena, logistik adalah bagian dari proses rantai pasokan atau (supply chain). Aktivitas logistik terdiri dari lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, penaganan dan penyimpanan.

Perusahaan harus mempertimbangkan masalah logistikagar dapat memastikan bahwa logistik mendukung strategi perusahan jika fungsi operasional mendukung daripada strategi perusahaan secara keseluruhan maka logistik harus mendukung strategi fungsi opersional. Sebaliknya, jika fungsi operasional tidak mendukung strategi perusahaan, maka operasional perusahaan akan terhambat seperti produksi yang terlambat karena ketiadaan bahan baku yang akan berimabs pada konsumen. Berdasarkan teori diatas logistik merupakan aliran bahan baku dari supplier sampai ke penyimpanan.

Sistem manajemen logistik


Menurut Gitosudrmo (2000) manajemen logistik bisa terwujud apabila ada suatu sistem. Sistem manajemen logistik ini diharapkan mampu mengkoordinir kegiatan logistik secara terpadu di dalam perusahan.Manajemen kegiatan logistik biasanya diarahkan dan diawasi dari berbagai kegiatan dalam bagian yang ada dalam perusahaan. Bila terjadi kerancuan hak, wewenang dan tanggung jawab akan mengakibatkan terjdinya pemborosan yang sering menghambat tercapainya tujuan logistik itu sendiri.

Konsep logistik terpadu akan memberikan logika yang utuh guna penentuan rencana kegiatan logistik dalam suatu struktur industri dalam kerangka saluran yang bekerja sama secara terpadu. Sistem ini memberikan kedalaman kegiatan terhadap segala usaha terpadu guna pencapaian logistik yang telah dibuat dan ditentukan sebelumnya.

Tujuan logistik dari sistem logistik berbeda-beda tujuanya, mislnya tujuan biaya serendah mungkin atau tujuan penyimpnan barang yang awet atau sebagainya maka perlu desain suatu sistem logistik disesuaikn dengan tujuan yang ditentukan sehingga sistem tersebut akan mampu memberikan hasil yang dikehendaki.

Keyakinan bahwa prestasi sistem terpadu akan memberikan suatu harapan tentang hasil akhir yang lebih baik daripada kegiatan yang kurang terkoodinir atau kegiatan yang terpisah-pisah, hal ini merupakan titik pusat perhatian konsep logistik teradu. Menurut Donald J. Bowersox (1995) konsep logistik terpadu terdiri dari operasi logistik dan koordinasi logistik. Operasi logistik adalah mengenai manajemen pemindahan (movement) dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan.

Jadi, operasi logistik itu dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada langganan atau konsumen. Operasi logistik dapat dibagi kedalam 3 kategori yaitu manjemen distribusi fisik, mnajemen material, transfer persediaan barang di dalam perusahaan.

Koordinasi logistik Menurut Donald J. Bowersox (1995) adalah mengenai identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik. Koordinsi dibutuhkan untuk memantapkan dan mempertahankan kontinuitas operasi. Koordinasi dapat dibagi dalam 4 bidang manajerial yaitu peramalan (forecasting) pasar produk, pengelolaan pesanan, perencanaan operasi dan procurement atau perencanaan kebutuhan material. Dari teori diatas dapat disimpulkan sistem manajemen logistik adalah sistem untuk mengkoordinir jaringan operasi logistik agar dapat berjalan dengan baik.

Faktor –faktor sistem logistik


Menurut Gitosudarmo (2000) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam sistem logistic terpadu oleh organisasi perusahan.

  1. Pengumpulan yang dimaksud adaaah kegiatan pengumpulan sejumlah barang dari sebagian barang yang ditunjuk guna penjualan akhir pada konsumen. Sejumlah barang ini merupakan kumpulan barang yang tersendiri dari sejumlah barng yang ada.

  2. Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan yang berkosentrasi pada penyimpanan barang. Fungsi penyimpanan ini biasanya disebar diantara perusahaan di dalam kelompoknya. Setiap perusahaan akan bersedia menanggung jumlah penyimpanan minimum yang perlu untuk menunjang kegiatan transaksinya.

  3. Transfer adalah suatu mekanisme transformasi dari suatu atau beberapa macam barang yang harus diubah bentuknya secara fisik guna menunjang transaksi.

  4. Penyebaran adalah kegiatan penempatan produk yang disesuaikan dengan jenis klasifikasi pada tempat tertentu yang tepat, waktu yang tepat. Penyebaran ini biasanya merupakan tahap akhir dari kegiatan logistik dan juga berkaitan dengan pelayanan terhadap pengguna produk akhir.

  5. Pembiayaan adalah anggaran keuangan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan guna melaksanakan kegiatan logistik. Pembiayaan yang disiapkan harus merupakan biaya yang benar-benar bisa digunakan dalam kegiatan logistik. Biaya logistik diusahakan seefisien mungkin sehingga perusahaan akan bisa mendapat kepemimpinan biaya logistik.

  6. Komunikasi adalah penyampaian ide, konsep, gagasan, informasi ke arah hasil akhir yang diharapkan. Komunikasi juga digunakan di antara saluran transaksi dengan saluran logistik dalam hal serupa, kuantitas, lokasi dan waktu.

    Komunikasi terus berlangsung selama produk, barang ditransfer, disesuaikan dan disimpan dalam menghadapi perubahan transaksi di masa mendatang jadi faktor-faktor logistik adalah kegiatan yang mempengaruhi sistem logistik. Sangat penting bagi perusahaan untuk mengawasi setiap faktor logistik agar kegiatan logistik bisa berjalan dengan baik.

Unsur – unsur sistem manajemen logistik


Ada 5 unsur yang digabungkan untuk membentuk sistem logistik dlam organisasi perusahaan yaitu struktur fasilitas, transportasi, persediaan, komunikasi, pengelolaan dan penyimpanan Bowersox (1995).

  1. Struktur fasilitas
    Bisnis tidak dapat mengabaikan dampak dari struktur lokasi terhadap kemampuannya memperoleh pengembalian yang memadai atas investsinya. Jaringan fasilitas yang dipilih merupakan sutu hal yang sangat fundamental bagi hasil akhir logistiknya. Jumlah dan pengaturan fasilitasnya yang dioperasikan dalam perusahaan mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap penggunaan akhir produk, barang serta terhadap biaya logistiknya. Pasar pengguna produk akhir yang berbeda akan menyebabkan aktivitas logistik yang digunakan juga berbeda.

  2. Transportasi
    Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai penghubung. Hampir setiap perusahaan dari ukuran apa saja mempunyai manajer lalu lintas yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan program transportasinya. Pada umumnya perusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya.

    Pertama armada peralatan swasta dibeli atau disewa. Kedua, kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk mendapatkan kontrak jasa pengangkutan. Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contract (kontrak) dan common carriage (angkutan umum). Jika dilihat dari sistem logistik terdapat 3 faktor yang memegang peranan dalam menentukan kemampun pelayanan transportasi.

  3. Persediaan
    Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanan persediaan yang dilaksnakan oleh suatu perusahaan. Secara teoritis, suatu perusahaan dapat saja mengadakan persediaan setiap barang yang ada dalam persediaanya pada setiap fasilitas dalam jumlah yang sama. Akan tetapi, jarang perusahaan yang akan melaksanakan program persediaan yang semewah itu, karena total biayanya sangat tinggi sekali. Tujuan dari intergrasi persediaan dalam sistem logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkinyang sesuai dengan sasaran pelayanan konsumen.

  4. Komunikasi
    Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem logistik.Dijaman lampau mengbaikan ini disebabkan oleh kurangnya peralatan pengolah data dan peralatan penyampaian data yang dapat menangani arus informasi yang diperlukan. Kurangnya komunikasi ini tentu berpengaruh terhadap prestasi logistik perusahaan. Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali masalah.

  5. Pengelolaan dan penyimpanan
    Pengelolaan dan penyimpanan juga merupkan bagian yang integral dalam sistem logistik, tetapi tidak cocok dengan skema struktural dan komponen-komponen yang lain. Pengelolaan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung berhubungan dengan semua aspek operasi.

    Menyangkut arus persediaan melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut yang hanya bergerak untuk mennggapikebutuhan akan suatu produk atau material. Dalam arti luas, pengelolaan dan penyimpanan ini meliputi pergerakan (movement), pengepakan dan pengemasan Bowersox (1995).

Referensi

http://eprints.umm.ac.id/40412/3/BAB%20II.pdf

Menurut Subagya (1994) manajemen logistik adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapat daya guna efisiensi yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Menurut Donald J. Bowersox (1995), manajemen logistik merupakan aktivitas perusahaan yang berkaitan denga lokasi, fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan, dan penyimbangan. Sedangk menurut Boy S. Sabarguna (25), manajem logistik adalah manjaemen dan pengendalian barang-barang layanan perlengkapan mulai.

Tujuan Manajemen Logistik adalah agar barang atau bahan yang diperlukan untuk proses produksi atau kegiatan operasional dapat tersedi dengan kuantitas, kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan dengan biaya efisien mungkin, melalui penerapan konsep standarisasi (standar teknik, standar penyimpanan, pemusnahan, pengadaan), optimalisasi (sesuai dengan kebutuhan), dan akurasi.

Sedangkan menurut Lumenta (1990) tujuan manajemen logistik dapat diuraikan dalam 3 tujuan pokok :

  1. Tujuan operasional tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu serta waktu yang dibutuhkan
  2. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahwa tujuan operasionalnya dapat terlaksana dengan biaya serendah-rendahnya dengan hasil yang optimal
  3. Tujuan pengamanan agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai persediaan yang sesungguhnya dalam sistem akuntansi.

Fungsi Manajemen Logistik

Fungsi-fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan, dan pengendalian. Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

  • Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
    Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran, pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Pengukuran kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi kebutuhan harus diperhitungkan. Perencanaan yang baik dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan barang. Oleh karena itu, perlu penyesuaian antara kebutuhan dan dana yang tersedia.

  • Fungsi Penganggaran
    Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biasay dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya. Hal penting dalam penganggaran adalah adanya penyesuaian rencana pembelian dengan dana yang tersedia, mengetahui adanya kendala dan keterbatasan, dan fungsi ini memerlukan umpan balik dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan untuk menentukan rencana alternatif.

  • Fungsi Pengadaan
    Fungsi pengadaan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan dan penentuan kepada instansi-instansi pelaksana. Pengadaan barang dapat dilakukan dengan cara pembelian, penyewaan peminjaman, pemberian, penukaran, pembuatan, dan perbaikan. Tetapi, dari beberapa cara pengadaan tersebut, pembelian merupakan cara yang paling sering digunakan.

  • Fungsi penyimpanan dan pendistribusian
    Fungsi penyimpanan merupakan kegiatan untuk melakukan pengaturan persediaan di dalam ruang penyimpanan. Fungsi dari penyimpanan ini sendiri adalah untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan-kegiatan yang terjadi sebelumnya dan pemenuhan yang secepat-cepatnya. Pada fungsi pendistribusian, terdapat tiga unsur penting yang harus dipenuhi, yaitu keamanan, keutuhan, dan kecepatan penyaluran.

  • Fungsi pemeliharaan
    Merupakan suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil barang inventaris.

  • Fungsi penghapusan
    Merupakan kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • Fungsi pengendalian
    Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini diantaranya terdapat kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.

Secara historis dalam logistik atau distribusi fisik ini tercangkup dua kegiatan utama yaitu pengangkutan dan penyimpanan. Biasanya, kegiatan pengangkutan dan penyimpanan dipandang sebagai kegiatan yang terpisah.

Menurut Swastha (1990) pengangkutan adalah pemindahan barang melalui suatu jalan atau jalur yang mengambil tempat di antara lembaga-lembaga saluran atau antara lembaga saluran dengan konsumen. Sedangkan, penyimpanan atau penggudangan merupakan pengamanan barang-barang selama dibutuhkan.

Manajemen logistik merupakan aliran barang secara baik, efektif dan efisien mulai dari pengiriman barang dari pemasok atau supplier ke toko, penyimpanan yang baik di dalam gudang, pendistribusiannya hingga barang tersebut sampai kepada konsumen untuk dikonsumsi, selain itu juga di dalam manajemen logistik memiliki jasa pelayanan serta informasi mengenai produk yang dimilikinya di dalam penjualan barang.

Manajemen Logistik merupakan suatu tanggungjawab untuk membuat dan mengatur sistem guna mengatasi aliran bahan baku dan barang jadi (Swasta, 1990).
The Council of Logistic Management (1998) mendefinisikan Manajemen Logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Menurut Swasta (1990) manajemen logistik mempunyai tugas lain yaitu dengan menentukan macam sistem logistik yang dipakai, memilih logistik privat atau logistik agen, memilih jenis alat angkutan umum, mendisain organisasi logistik, menentukan logistik mix menentukan operasi gudang, menentukan operasi gudang.

Menurut Bowesox (2002) manajemen Logistik adalah unik karena ia nerupakan satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik (lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan dan penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesilisasi komersil.

Pendapat Ballou (2004) mengenai definisi dari logistik adalah “Logistic or Supply Chain is a collection funtional activities (transportation, inventory, control, etc.) which are repeated many times throughout the chanel through which raw materials are converted into finished products and consumer value is added.

Logistik atau Supply Chain adalah kegiatan pengumpulan fungsional (transportasi, persediaan, kontrol, dll) yang diulang berkalikali di seluruh chanel di mana bahan baku diubah menjadi produk jadi dan nilai konsumen ditambahkan. Logistik merupakan suatu bagian yang integral dalam kegiatan saluran.

Adapun tugas umum dari manajemen logistik adalah mengadakan keseimbangan antara biaya dan penghasilan untuk mencapai laba tertentu (Swastha,1990) Logistik merupakan suatu istilah yang dipinjam dari militer yang menjelaskan suatu proses secara strategik mengelola aliran efisien dan penyimpanan sejumlah bahan mentah, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi dari titik asal sampai ke titik konsumsi ( Daniel, 2001).

Menurut Bowersox (2002) logistik merupakan proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para suplaier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.
Menurut Simamora (2000) distribusi fisik atau logitik ini melibatkan perencanaan, penerapan dan pengendalian arus fisik bahanbahan baku dan barang jadi dari titik asal ke titik konsumen untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada keuntungan tertentu.

Abbas ( 2012 ) menyatakan tentang fungsi-fungsi manajemen logistik di antaranya sebagai berikut:

  1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
    Fungsi ini mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailing) dari fungsi perencanaan, bilamana diperlukan semua faktor yang mempengaruhi penentuan harus diperhitungkan.

  2. Fungsi penganggaran
    Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan, usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.

  3. Fungsi pengadaan
    Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran.

  4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran (alokasi)
    Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran material yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi sebelumnya untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.

  5. Fungsi pemeliharaan
    Fungsi ini merupakan usaha atau proses kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil material inventaris.

  6. Fungsi penghapusan
    Fungsi ini merupakan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan material dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  7. Fungsi pengendalian
    Fungsi ini merupakan inti pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memantau dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.