Apa yang dimaksud dengan majas metafora?

metafora

Majas metafora membandingkan secara langsung dalam bentuk perbandingan analogis. Cirinya adalah tidak terdapat kata penghubung (konjungsi) di kalimatnya. Contoh :

  1. Murid itu otaknya encer sekali
  2. Dia merupakan anak emas di keluarganya

Secara etimologis metafora berasal dari akar kata ‘ meta ’ + ‘ pherein ’ (Yunani). ‘Meta’ berarti disamping, sesudah, mengatasi, sedangkan ’ pherein ’ berarti membawa, mengalihkan. Dari devinisi ini metafora berarti membawa keluar, di samping atau di atasnyasehingga suatu kelompok kata memiliki makna yang berbeda (Ratna, 2013).

Metafora adalah analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Misalnya bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cendera mata dan sebagainya. Metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding: seperti, bak, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya metafora hampir sama dengan simile tetapi kemudian berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan (Keraf, 2010).

Metafora didefinisikan melalui dua pengertian, secara sempit dan secara luas. Pengertian di atas bahwa majas metafora termasuk majas perbandingan termasuk pengertian secara sempit. Pengertian metafora secara sempit adalah majas seperti metonomia, sinekdoke, hiperbola dan sebagainya. Sedangkan pengertian secara luas diartikan sebagai semua bentuk kiasan, penggunaan bahasa yang dianggap ‘menyimpang’ dari bahasa baku(Ratna, 2013).

Sebagai perbandingan metafora memiliki unsur yang dibandingkan dan unsur pembanding atau dua ‘ term ‘ atau dua bagian. ‘ Term’ pokok ‘ principal term ’ dan term kedua ‘ secondary term ’. ‘ Term ‘pokok disebut juga ‘ tenor’ , term kedua disebut juga ‘ vehicle ’.‘ Term’ pokok atau term tenor menyebutkan hal yang dibandingkan, sedangkan term kedua atau ‘ vehicle’ adalah hal yang untuk membandingkan.

Misalnya ‘Bumi adalah perempuan jalang’ maka ‘Bumi’ adalah ‘ term ‘pokok, sedangkan ‘perempuan jalang’ ‘ term ’ kedua atau ‘ vehicle .’ Terhadap fenomena di atas seringkali seorang pengarang langsung menyebut ‘ term ’ kedua tanpa menyebutkan ‘ term’ pokok atau tenornya. Inilah yang selanjutnya disebut sebagai metafora implisit ‘ implied metaphore ’(Pradopo, 2009).