Apa yang dimaksud dengan Lokomosi?

lokomosi

Alat lokomosi berfungsi untuk melakukan gerakan berpindah tempat, seperti berjalan dan berlari.

Sistem Lokomosi


Alat lokomosi terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Umumnya alat gerak tubuh dibentuk oleh dua unsur, yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif (Sigit 2000). Bagian dari alat gerak pasif dibentuk oleh tulang, tulang rawan, ligamentum, dan tendo. Tulang dan tulang rawan membentuk kerangka yang berfungsi untuk memberi bentuk pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh yang lunak seperti otak, sumsum tulang belakang, organ-organ di dalam rongga dada, serta menjadi tempat bertautnya otot-otot kerangka. Sedangkan tendo merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang, baik di bagian origo maupun di bagian insersio. Pembersitan disebelah proksimal tulang biasanya disebut origo dan
pertautan di distal tulang disebut insersio (Sigit 2000; Tortora & Derrickson 2009).

Otot merupakan alat gerak aktif. Otot tubuh berdasarkan morfologi dibagi menjadi tiga tipe otot, antara lain otot kerangka atau otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Otot kerangka termasuk golongan otot bergaris melintang yang diinervasi oleh syaraf somatomotoris yang bekerja di bawah sadar (Sigit 2000) dan berfungsi sebagai alat lokomosi pada saat bergerak. Selain memberikan bentuk tubuh, otot kerangka juga membantu tubuh dalam menjalankan berbagai jenis gerakan, seperti berjalan dan berlari, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Ketika otot-otot tersebut berkontraksi, otot akan menarik tulang yang menyebabkan terjadinya gerakan (Marieb 1988; Tortora & Derrickson 2009). Otot-otot kerangka disusun dari serabut-serabut otot yang disatukan oleh endomisium membentuk fasikulus dan dibungkus oleh perimisium. Gabungan fasikulus membentuk otot dan dibungkus oleh epimisium. Serabut otot merupakan kumpulan paralel dari miofibril yang saling berikatan dan berupa filamen-filamen. Filamen tersebut terdiri atas filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tebal tersusun oleh miosin, sedangkan filamen tipis tersusun oleh aktin, tropomisin, dan troponin.

Kontruksi Alat Lokomosi Kaki Depan


Alat lokomosi hewan dijalankan oleh tulang-tulang apendikular, yaitu tulang-tulang anggota gerak tubuh. Tulang-tulang apendikular terdiri atas tulang pembentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki belakang dan kaki depan memiliki perbedaan yaitu kaki belakang memiliki persendian antar tulang dengan tubuh, sedangkan kaki depan dihubungkan oleh otot-otot dengan tubuh. Perbedaan ini dikarenakan fungsi dari kaki depan sebagai penunjang atau menahan berat tubuh. Konstruksi tersebut akan menguntungkan karena pada kaki depan bekerja juga sebagai pegas, sehingga goncangan pada waktu hewan berjalan atau meloncat
dapat diperhalus (Sigit 2000).

Susunan tulang kaki depan pada trenggiling terdiri atas os scapulae, os humerus, os radius, os ulnare, ossa carpi, ossa metacarpalia, dan ossa sessamoidea. Os scapulae merupakan tempat pertautan atau insersio dari otot-otot gelang bahu yang berasal dari daerah leher, punggung, dan dada. Selain itu, os scapulae juga menjadi origo dari otot-otot bahu seperti m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. deltoideus, m. teres minor, m. subscapularis, m. teres major, dan m. coracobrachialis. Otot-otot ini selanjutnya akan berinsersio di daerah os humerus. Os scapulae trenggiling berbentuk pipih, terletak di ujung proksimal kaki depan dan di bagian anterior dinding lateral thorax. Os scapulae memiliki dua facies (permukaan), tiga margo (tepi), dan tiga unguli (sudut). Facies lateralis dibagi oleh spina scapulae menjadi dua fossa yaitu fossa supraspinata dan fossa infraspinata, sedangkan pada fossa supraspinata di dekat collum scapulae terdapat daerah yang melebar (processus accessorius). Daerah yang melebar ini menambah luas fossa supraspinata. Facies lateralis dapat terlihat beberapa
foramina nutrien. Facies medialis mempunyai fossa subscapularis yang diapit oleh facies serrata. Ketiga facies dibagi dengan jelas oleh dua garis. Margo caudalis rata dan tebal di proksimal serta konkaf di distal. Margo vertebralis terletak di proksimal kemudian ke dorsal bersambung dengan cartilago scapulae. Margo cranialis sedikit konkaf di bagian distal. Angulus caudalis menebal serta terdapat tambahan tulang (processus accessorius) dengan batas persambungan yang terlihat jelas. Angulus caudalis berbentuk tumpul dan tipis. Angulus
glenoidalis dihubungkan oleh suatu bagian yang sempit, collum scapulae. Angulus glenoidalis memiliki bidang persendian dengan os humerus pada cavitas glenoidalis. Tuber scapulae terlihat di anterior dari collum scapulae (Cahyono 2007).

Os humerus merupakan tulang besar yang memiliki satu corpus dan dua extremitas. Os humerus trenggiling memiliki beberapa daerah yang sangat berkembang, yaitu satu corpus dan extremitas. Extremitas proximalis mempunyai caput yang besar dan permukaan persendian berbentuk konveks (cembung) yang luas. Tuberculum humeri medialis besar sedangkan tuberculum humeri lateralis lebih kecil dan berbentuk seperti crista. Crista ini kemudian bersambung dengan tuberositas teres. Corpus os humerus memiliki banyak lekukan dan crista.
Tuberositas teres mempunyai permukaan yang luas, kemudian bersambung menuju extremitas distalis membentuk crista. Extremitas distalis melebar seperti ujung dayung. Condylus medialis dan lateralis mengadakan hubungan persendian dengan os radius dan os ulna serta dipisahkan oleh suatu lekukan. Di bagian proksimal dari lekukan terdapat fossa olecrani yang cukup dalam dan besar. Di bagian lateral dari epicondylus lateralis terdapat os sessamoidea (tulang tambahan). Crista condylus lateralis pada trenggiling terlihat jelas. Epicondylus
medialis sangat berkembang ke medial. Bagian proksimal dari condylus medialis terdapat foramen supracondyloidea (Cahyono 2007).

Susunan Anatomi Otot Daerah Bahu dan Lengan Atas


Secara umum susunan anatomi otot pada anjing dan trenggiling mempunyai persamaan dan perbedaan, hal ini disebabkan oleh sikap dan tingkah laku kedua spesies. Otot pada daerah bahu dan lengan atas pada anjing dapat dikelompokkan menjadi kelompok otot ekstrinsik, kelompok otot bahu lateral, kelompok otot bahu medial, kelompok otot lengan atas bagian kranial dan kaudal (Miller 1993). Kelompok otot ekstrinsik pada anjing yang ditemukan adalah m. trapezius, m. omotransversarius, m. rhomboideus, m. serratus ventralis, m. brachiocephalicus, m. latissimus dorsi, m. pectoralis superficialis, dan m. pectoralis profundus. Kelompok otot bahu lateral yang ditemukan adalah m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor, dan m. deltoideus. Kelompok otot bahu medial yang ditemukan adalah m. subscapularis dan m. teres major. Kelompok otot lengan atas bagian kranial yang ditemukan adalah m. biceps brachii, m. brachialis, dan m. coracobrachialis, sedangkan kelompok otot lengan atas bagian kaudal terdiri atas m. triceps brachii, m. anconeus, dan m. tensorfasciae antebrachii (Miller 1993).

Otot-otot yang ditemukan pada daerah bahu dan lengan atas beruk adalah m. panniculus carnosus, m. trapezius, m. rhomboideus, m. serratus ventralis cervicis, m. serratus ventralis thoracis, m. pectoralis transversus, m. pectoralis descendens, m. pectoralis ascendens, m. deltoideus, m. coracobrachialis, m. teres major, m. latissimus dorsi, m. biceps brachii, m. brachialis, m. triceps brachii, m. teres minor, m. supraspinatus, m. infraspinatus, dan m. subscapularis (Husein
2012).