Apa yang dimaksud dengan Leukosit?

Leukosit

Leukosit merupakan nama lain dari sel darah putih yang membantu imunitas tubuh. Leukosit memiliki beberapa jenis yang berbeda dan memiliki morfologis yang berbeda juga.

Apa yang dimaksud dengan Leukosit ?

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis. Leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Bila memeriksa variasi Fisiologi dan Patologi sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing jenis per unit volume darah harus diambil (Caroline, Astrid. 2013).

Leukosit memiliki bentuk khas, nukleus, sitoplasma dan organel, semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu. Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit, monosit dan sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma).

Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan Kebanyakan sel darah putih ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius


Gambar Jenis dari leukosit

Jenis-jenis dari leukosit antara lain:

Monosit

Monosit adalah sel darah putih yang berjumlah 1-3% dalam tubuh kita yang merupakan baris kedua pertahanan tubuh kita terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Monosit adalah bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh kita yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula). Dalam melawan infeksi bakteri dan benda asing, monosit dapat melawan walaupun ukuran bakteri dan benda asing lebih besar dengan memakannya.

Monosit beredar dalam darah sekitar 300-500 mikroliter darah yang diproduksi didalam sumsum tulang manusia dan menyerbar keseluruh tubuh dalam 3 hari dengan masuk ke jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh. Peningkatan jumlah monosit disebut dengan monositosis, yang dapat dijumpai pada penyakit seperti parotitis, herpes zoster, mononucleosis, infeksiosa, toksoplasmosis, hemolitik, arthrithis, dan masih banyak lagi.

Fungsi dari monosit ini yaitu:

  • Menghancurkan sel-sel asing.
  • Mengangkat jaringan yang telah mati.
  • Membunuh sel-sel kanker.
  • Pembersih dari fagositosis yang dilakukan neutrofil.
  • Meransang jenis sel darah putih yang lain dalam melindungi tubuh.
  • Menunjukkan perubahan dalam kesehatan pasien dengan banyak sedikitnya monosit dalam tubuh.

Basofil

Basofil adalah sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dari tubuh kita. Basofil memiliki banyak granula sitoplasmik dengan jumlah dua lobus. Basofil merupakan kelompok dari granulosit yang dapat bergerak keluar menuju ke jaringan tubuh tertentu. Basofil akan bekerja disaat adanya reaksi alergi pada tubuh dengan mengeluarkan histamin, sehingga pembuluh darah menjadi besar. Jumlah basofil akan bertambah banyak atau meningkat jika meningkatnya jumlah alergi. Bertambah banyak jumlah basofil disebut dengan basofilia.

Fungsi dari basofil ini yaitu:

  • Basofil berfungsi memberi reaksi antigen dan alergi dengan mengaktifkan atau mengeluarkan histamin sehingga terjadi peradangan.
  • Mencegah adanya penggumpalan dalam pembuluh darah.
  • Membantu dalam memperbaiki luka.
  • Memperbesar pembuluh darah.

Neutrofil

Neutrofil adalah Sel darah putih yang berjumlah 50-60% dalam darah yang merupakan kelompok granulosit karna memiliki butiran halus (granula). Neutrofil juga diakatakan sebagai polymorphonuclear dikarenakan selnya memiliki bentuk yang aneh. dan memiliki 3 inti sel. Neutrofil adalah sel yang paling pertama menghadang dan melawan bakteri, virus dan benda asing lainnya yang berperan dalam proses peradangan. Dari sifat fagosit yang dimilikinya, neutrofil menyerang dengan menggunakan serangan respiratori yang memakai berbagai macam substansi yang mengandung hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, hipoklorit.

Neutrofil diproduksi dalam sumsum tulang dengan hasil produksi neutrofil sekitar 100 milliar neutrofil dalam sehari, dan akan meningkat menjadi sepuluh kali lipat jika terjadi inflamasi kuat. Setelah keluar dari sumsum tulang, akan mengalami 6 tahap morgolis, yakni mielocit, metameolocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen.

Fungsi dari neutrofil ini yaitu:

  • Menanggapi mikroba.
  • Antibiotik dalam tubuh.
  • Berfungsi dalam proses peradangan.
  • Menghancurkan mikro organisme dan benda asing dengan memakannya atau fagositosis.
  • Sebagai sel pertahanan tubuh dalam melawan infeksi.
  • Membantu menghapuskan stimulus yang berbahaya penyebab matinya sel (nekrosis).
  • Membuat daerah yang kekurangan racun

Limfosit

Limfosit adalah sel darah putih berjumlah 20-25% dalam tubuh yang merupakan jumlah terbanyak kedua setelah neutrofil. Limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan di limfa. Limfosit juga dibagi menjadi dua macam yakni limfosit kecil dan limfosit besar. Hasil dari produksi limfosit 1 kubik kurang lebih 8000 sel darah putih. jika sel tersebut mengalami peningkatan atau bertambah banyak maka akan menyebabkan penyakit leukimia atau kanker darah.

Limfosit terbagi atas 6 jenis yakni Limfosit B, Sel T Helper, Sel T sitotoksit, Sel T memori, dan Sel T Supresor. Limfosit B memproduksi antibodi, Sel T Helper mengaktifkan dan mengarahkan sistem kekebalan tubuh mikroorganisme, Sel T Sitotoksit mengeluarkan bahan kimia dalam menghancurkan patogen, Sel T memori sistem kekebalan tubuh dalam mengetahui patogen tertentu. Sel T Supresor untuk melindungi sel normal tubuh.

Fungsi dari limfosit ini yaitu:

  • Menghasilkan antibody.
  • Mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
  • Mengeluarkan bahan kimia dan menghancurkan pathogen.
  • Melindungi sel normal tubuh.
  • Mengetahui patogen tertentu.
  • Berubah menjadi antibodi (sel Plasma).
  • Melawan kanker

Eosinofil

Eosinofil adalah sel darah putih berjumlah 7% dari dalam sel darah putih dan mengalami peningkatan terkait dengan adanya asma, alergi dan demam. Eosinofil memiliki diameter 10 hingga 12 mikrometer. Eosinofil merupakan kelompok dari granulosit yang bertugas dalam melawan parasit yang memiliki jangka waktu 8 hingga 12 hari. Eosinofil memiliki sejumlah zat kimiawi seperti ribonuklease, histamin, lipase, eosinofil peroksidase dan deoksribonuklease serta beberapa macam asam amino.

Fungsi dari eosinofil ini yaitu:

  • Mencegah alergi.
  • Menghancurkan antigen antibody.
  • Berfungsi dalam menghancurkan parasit-parasit besar.
  • Berperan dalam respon alergi

Leukosit atau sel darah putih yang dapat membentuk sistem imun merupakan unit yang paling aktif karena berperan dalam melawan berbagai penyakit infeksi dan benda asing.

Sel darah putih sebagian dibentuk di sumsum tulang belakang (granulosit dan monosit serta sebagian limfosit) dan sebagian lagi dibentuk di jaringan limfa (limfosit dan sel plasma). Setelah pembentukan, sel darah putih masuk ke dalam peredaran darah dan menuju ke bagian tubuh dimana sel darah putih dibutuhkan (Guyton dan Hall, 2010).

Morfologi leukosit sangat beragam antarspesies unggas. Keragaman ini dapat dilihat dari penampakan morfologi granula, warna eosinofil, dan bentuk granula heterofil pada setiap spesies unggas. Melalui identifikasi deferensiasi leukosit, dapat diketahui status ketahanan ternak terhadap penyakit. Benda darah leukosit, yaitu berupa heterofil dan limfosit, juga dapat dijadikan indikator stres pada unggas (Schalm, 2010).

Untuk mengetahui tingkat stres unggas adalah konsentrasi kortikosteron dalam darah (Sohail et al., 2010), serta perubahan dalam neuroendokrin dan sistem saraf termasuk peningkatan katekolamin dan tingkat kortikosteron (Spasojevi et al., 2007).

Jumlah sel darah putih sangat tergantung dari umur, jenis kelamin, stres, penyakit, dan pemberian pakan atau obat tertentu sel darah putih akan bekerja bersamasama melalui dua cara untuk mencegah penyakit yaitu (1) dengan benar-benar merusak bahan yang menyerbu melalui proses fagositosis dan (2) dengan membentuk antibodi dan limfosit yang peka, salah satu atau keduanya dapat menghancurkan atau membuat penyerbu tidak aktif (Guyton dan Hall, 2010).

Ganong (2008) membagi leukosit berdasarkan ada tidaknya granul menjadi dua, yaitu leukosit granuler 14 dan leukosit agranuler. Leukosit granuler terdiri atas heterofil, eosinofil dan basofil. Leukosit agranuler terdiri atas limfosit dan monosit. Hasil penelitian Wijayanti (2014) menunjukkan jumlah leukosit ayam petelur fase grower umur 10 minggu berkisar antara 27,96-- 34,47 x 103 mm-3 .

Jika jumlah leukosit berlebih maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah leukosit berkurang maka disebut leukopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibandingkan dengan eritrositnya (Pearce, 1989).

Kimball (1988) menyatakan bahwa sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stres, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti. Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Sedangkan leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum.

Sel darah putih ( leukosit ) tampak bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter lekosit sekitar 10 µm. Batas normal jumlah leukosit berkisar 4.000 – 10.000 / mm³ darah.

Leukosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda –benda asing ( foreign agents) termasuk kuman – kuman penyebab penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit, netrofil, limfosit. Lekosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler. Leukosit yang memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum diketahui pasti.

Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal.

Jenis Leukosit

Terdapat dua jenis leukosit yaitu:

  1. Agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak.

  2. Granuler, terbagi menjadi tiga leukosit: Neutrofil, Basofil, dan
    Asidofil.

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 1500025000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Jumlah total leukosit meningkat selama kehamilan. Jumlah leukosit pada perempuan yang tidak hamil adalah sekitar 4300-4500/ml dan pada perempuan hamil meningkat mencapai 5000-12000/ml selama kehamilan trimester akhir. Namun demikian, jumlah peningkatan yang tertinggi sebanyak 16000/ml pernah ditemukan pada perempuan hamil trimester 3.

Leukositosis akan meningkat pada beberapa hari post partum, sehingga dianjurkan untuk mengajarkan pada ibu cara menjaga kebersihan genetalia, Jumlah hemoglobin dan hematokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah, volume plasma, dan volume sel darah yang berubah-ubah. Jumlah hemoglobin dan hematokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah, volume plasma, dan volume sel darah yang berubah-ubah.