Apa yang dimaksud dengan Leukemia?

Leukemia atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih).

Apa yang dimaksud dengan Leukemia ?

Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi) patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Nursalam, susilaningrum dan Utami, 2005).

Leukemia merupakan kanker yang berasal dari sumsum tulang dengan karakteristik meningkatnya jumlah sel darah putih.

Jenis Leukemia


Berdasarkan perjalanan penyakitnya , leukemia dapat dibgi menjadi :

  1. Leukemia Lymphoblastik Akut (LLA)
  2. Leukemia Myeloblastik Akut (LMA)
  3. Leukemia Lymphoblastik Kronik (LLK)
  4. Leukemia Myeloblastik Kronik (LMK).

Di antara jenis-jenis leukemia tersebut maka jenis LLA adalah yang paling banyak terjadi pada anak-anak.

Penyebab


Penyebab leukemia sampai sekarang belum diketahui secara jelas, diduga bahwa factor infeksi, virus, zat kimia, radiasi dan obat-obatan dapat mempengaruhi leukemia.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi sebagai pemicu terjadinya leukemia. Faktor keturunan diduga mempengaruhi timbulnya kanker. Terpapar sinar X pada ibu dengan kehamilan muda dapat beresiko terjadinya kanker pada janin yang dikandungnya. (Nursalam, Susilaningrum dan utami, 2005).

Patofisiologi


Akut limpositik leukemia terjadi ketika salah satu sel limpoid yang berkembang menjadi malignan/keganasan dan berfroliferasi yang tidak terkontrol. Pada sumsum tulang anak dengan ALL menginvasi limpobast malignan atau menyebabkan ketidakmatangan sel darah potih menyebabkan kepadatan berlebihan dari sel darah merah, platelet dan sel darah putih sehingga mengakibatkan pansitopenenia. (berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan menekan system immune). Dan pada ALL akan menyebabkan neutropenia, trombositopenia, anemia dan penekanan system imun. (Potts dan Mandleco, 2005)

Manifestasi klinis


Menurut Nursalam, susilaningrum dan utami, 2005) gejala klinis yang khas pada leukemia adalah :

  1. Anemia atau pucat (dapat terjadi mendadak), mudah lelah, kadang sesak nafas, anemia terjadi karena sum-sum tulang gagal memproduksi sel darah merah.

  2. Suhu tubuh tinggi dan mudah terinfeksi.
    Adanya penurunan leukosit secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak bekerja secara optimal. Konsekuensinya tubuh akan mudah terkena infeksi yang bersifat lokal maupun sistemik, dan kejadiannya sering berulang. Suhu tubuh meningkat disebabkan karena adanya infeksi kuman secara sistemik (sepsis). Tanda-tanda infeksi tersebut harus diwaspadai karena pada anak yang menderita leukemia, tidak ditemukan tanda- tanda yang spesifik pada tahap awalnya.

  3. Perdarahan.
    Tanda-tanda perdarahan dapat dikaji dengan adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaksis), atau perdarahan di bawah kulit (petekia). Perdarahan dapat terjadi secara spontan atau karena trauma, tergantung pada kadar trombosit dalam darah. Apabila kadar trombosit sangat rendah maka perdarahan dapat terjadi secara spontan.

  4. Nyeri pada tulang atau persendian.
    Adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke system musculoskeletal mambuat anak merasa nyeri pada persendian terutama apabila digerakan.

  5. Pembesaran kelenjar getah bening.
    Kelenjar getah bening merupakan tempat pembentukan limposit dan limposit merupakan komponen leukosit. Adanya pertumbuhan sel-sel darah abnormal pada sumsum tulang mengakibatkan kelenjar getah bening mengalami pembesaran karena infiltrasi sel-sel abnormal dari sumsum tulang.

  6. Hepatosplenomegali
    Limpa merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk pembentukan sel darah merah saat bayi berada dalam kandungan. Bila sumsum tulang mengalami kerusakan maka lien dan hepar akan mengambil alih fungsinya sebagai pertahanan diri kibatnya lien dan hepar mengalami pembesaran.

  7. Penurunan kesadaran.
    Adanya infiltrasi sel-sel darah yang abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan di otak seperti kejang sampai koma.

  8. Kehilangan nafsu makan.

Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegaka diagnose leukemia, meliputi:

  1. Hemoglobin dan eritrosit menurun
  2. Leukosit normal, menurun atau meningkat.
  3. Trombosit menurun (Thrombositopenia), dan kadang jumlahnya hanya sedikit.
  4. Hapusan darah hormokrom, normasiter dan hamper selalu dijumpai blastosit yang abnormal.
  5. Pemeriksaan sumsum tulang. Untuk anak yang diduga menderita leukemia maka pemeriksaan sumsum tulang mutlak harus dilakukan. Hasil pemeriksaan hamper selalu penuh dengan blastosit abnormal dan system hemopoetik normal yang terdesak. (Nursalam, susilaningrum dan utami, 2005).

Penatalaksanaan Medis


Pengobatan pada anak dengan leukemia meliputi:

  1. Tranfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan tranfusi trombosit.

  2. Pemberian Antibiotik profilaksis untuk pencegahan infeksi.

  3. Kemoterapi.
    Kemoterapi adalah pemberian agen kimia atau obat antineoplastic yang bertujuan untuk mengobati penyakit melalui penekanan pertumbuhan organ penyebab dan tidak membahayakan bagi anak.

  4. Menghindari trauma dan resiko perdarahan

  5. Meningkatkan daya tahan tubuh.

  6. Memberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein dengan adekuat dan bervariasi karena biasanya anak sulit makan.

  7. Menganjurkan pada orngtua agar anak cukup istirahat. Orangtua perlu menciptakan ligkungan yang menyenangkan, tenang dan cukup ventilasi.

  8. Menjauhkan anak dari lingkungan yang terinfeksi. Seperti daerah wabah tertentu atau anggota keluarga yang sedang sakit.

  9. Mengobservasi tanda vital dan efek samping pemberian sitostatika (obat kemoterapi)

  10. Apabila anak mengalami tanda infekasi seperti ISPA maka harus segera disembuhkan. (Nursalam, susilaningrum dan utami, 2005).