Apa yang dimaksud dengan Lesi Ulserasi?

lesi ulerasi

Lesi ulserasi itu sendiri merupakan keadaan dimana suatu jaringan telah terputus dengan jaringan sekitarnya karena jaringan itu membusuk atau mati. Lantas apa saja penyebab terjadinya lesi ulserasi tersebut dan bagaimana cara menyembuhkannya?

Lesi ulserasi terbagi atas:

A. Ulkus traumatikus

Trauma yang timbul akibat menggosok gigi, tindik lidah. Penyebabnya adalah jamur etiologi.

Ciri-cirinya:

  1. Ulkus tersebut biasanya tampak cekung dan berbentuk oval.

  2. Tepi daerah lesi akan tampak erithematous yang kemudian akan tampak lebih muda secara perlahan-lahan karena proses keratinisasi.

  3. Bagian tengah ulkus biasanya berwarna kuning keabu-abuan.

B. Sindrom Behcet

Yaitu ulserasi yang terjadi pada tiga tempat, yaitu mata, rongga mulut, dan kelamin.

Ciri-ciri sindrom behcet antara lain:

  1. Photophobia, konjungtivitis (radang pada bagian mata), dan iritasi kambuhan kronis pada mata.

  2. Ulkus yang terjadi mirip dengan apthousa terdapat pada rongga mulut (bibir dan pipi).

  3. Pada kulit terdapat bercak-bercak makulopapula dan noduler yang melepuh.

C. Stomatitis apthousa kambuhan (Recurrent Apthous Stomatitis)

Recurrent Apthous Stomatitis (RAS) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan ulkus rekuren dan terbatas pada mukosa mulut pasien yang tidak memiliki tanda-tanda penyakit lainnya.

Ulkus pada RAS biasanya berbentuk bulat atau avoid, mempunyai dasar nekrotik kekuningan, dan dikelilingi oleh region mukosa yang terinflamasi.

https://www.infogigi.com/1656/jenis-lesi-ulserasi.html

Lesi Ulserasi


Lesi ulserasi oral adalah salah satu keluhan yang paling sering terjadi pada
mukosa mulut. Lesi ulserasi pada mukosa oral sering disebabkan karena trauma fisik. Penyebab yang paling umum dari lesi-lesi ini adalah faktor mekanis, penyakit menular, neoplasma, serta penyakit autoimun dan hematologi. Ciri klinis utama dari semua kondisi ini adalah adanya ulser yang didefinisikan sebagai hilangnya semua lapisan epitel, dan adanya erosi yang didefinisikan hilangnya permukaan epitel. Istilah erosi digunakan untuk kerusakan pada permukaan epitel.

Erosi memiliki tampilan berwarna merah karena ada sedikit kerusakan pada dasar lamina propria. Jika kerusakan sampai ketebalan penuh dari epitel, secara khusus kerusakan tersebut akan tertutup oleh eksudat fibrinous dan kemudian akan memiliki tampilan kekuningan. Istilah ulser digunakan pada kerusakan yang terjadi pada epitel dan lamina propria. Ulser memiliki bentuk seperti kawah, adakalanya secara klinis dibuat lebih jelas oleh adanya edema atau proliferasi yang menyebabkan pembengkakan jaringan di sekitarnya. Halo inflamasi, jika ada, juga menandakan kalau itu ulser, berwarna dasar kuning atau abu-abu dan dikeliliingi warna merah.

Ulser dan erosi juga bisa menjadi manifestasi dari suatu kondisi. Ulser dan
erosi bisa terjadi karena kerusakan epitel akibat trauma; serangan imunologis seperti pada lichen planus, pemfigoid atau pemfigus; kerusakan karena defek imun pada penyakit HIV dan leukemia; infeksi seperti virus herpes,
tuberkulosis dan sifilis; kanker dan kekurangan nutrisi seperti kekurangan vitamin.

Ulser Aftosa Rekuren


Penyebab utama dari Ulser Aftosa Rekuren masih belum diketahui, tetapi
penelitian terbaru menunjukkan bahwa respon imun memainkan peran utama dalam patogenesis terjadinya ulser. Terdapat juga beberapa faktor predisposisi seperti trauma, alergi, genetik, gangguan endokrin, stres emosional, kekurangan hematologi, dan AIDS.

Ulser Aftosa Rekuren memiliki tiga variasi gambaran klinis yaitu minor,
mayor dan herpetiform ulser. Aftosa minor adalah bentuk yang paling umum,
ukuranya kecil dengan diameter 3-6 mm, sakit, ditutupi oleh membran putih
kekuningan dan dikelilingi oleh lingkaran merah tipis. Lesi mungkin tunggal atau ganda (dua sampai enam), dan dapat sembuh tanpa bekas luka pada 7-12 hari. Aftosa mayor ditandai dengan adanya ulser yang dalam dan sakit, diameter 1-2 cm, yang bertahan selama 3-6 minggu dan dapat menyebabkan bekas luka. Jumlah lesi bervariasi dari satu sampai lima. Aftosa herpetiform ditandai dengan ukuran yang kecil, sakit, ulser dangkal, diameter 1-2 mm, dengan kecenderungan untuk menyatu menjadi ulser besar yang tidak teratur. Secara karakteristik, lesi yang multiple (10-100), bertahan selama satu atau dua minggu, dan dapat sembuh tanpa bekas luka.

Traumatik Ulser


Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi pada jaringan lunak
rongga mulut. Traumatik ulser dapat terjadi karena trauma fisik, termal ataupun kimia, dan sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat lesi.10 Traumatik ulser dapat disebabkan oleh gigi yang tajam atau rusak, tambalan yang kasar, instrumen dental, tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam, maupun piranti ortodonti cekat. Rata–rata traumatik ulser terjadi karena hasil dari trauma yang tidak terduga dan umumnya muncul di daerah yang berhadapan dengan gigi seperti pada bibir, lidah, dan mukosa bukal.

Traumatik ulser bisa juga iatrogenik yaitu disebabkan secara tidak sengaja
oleh seorang praktisi kesehatan melalui perawatan medis atau dengan prosedur diagnostik yang salah. Manipulasi jaringan yang terlalu berlebihan atau terlalu berkonsentrasi dalam mengobati jaringan terutama keras dapat mengakibatkan kecelakaan dan cedera yang sebenarnya bisa dihindari pada jaringan lunak. Traumatik ulser dapat disebabkan karena tidak menggunakan cotton rolls atau isolasi jaringan yang kurang baik, tekanan negatif dari saliva ejector, atau dengan menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan instrumen dental.

Secara klinis traumatik ulser memiliki ciri yang beragam, tetapi biasanya
traumatik ulser memiliki ciri: tunggal, sakit, permukaannya berwarna merah muda atau putih kekuning–kuningan dan dikelilingi oleh lapisan tipis eritematosa. Traumatik ulser umumnya lembut saat dipalpasi, dan sembuh tanpa bekas luka dalam 6-10 hari, secara spontan atau setelah menghilangkan faktor penyebabnya. Traumatik ulser kronis secara klinis mirip seperti karsinoma. Traumatik ulser yang masih terjadi lebih dari 10-12 hari, harus dilakukan biopsi untuk mencegah terjadinya kanker.