Apa yang Dimaksud dengan Lerak?

Mandi, mencuci baju, dan mencuci piring merupakan aktivitas sehari-hari yang wajib kita lakukan. Dalam pelaksanaannya, ketiga aktivitas tersebut pasti menggunakan sabun untuk membersihkan diri, baju, dan juga peralatan makan. Dewasa ini sabun yang kita digunakan dibuat dari campuran berbagai macam bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan apabila digunakan dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama.

Untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari sabun yang kita gunakan, terdapat alternatif pengganti sabun dari bahan alami yang tentunya sangat ramah lingkungan, yaitu buah lerak.

Tanaman Lerak

Tanaman yang biasa disebut dengan soapberries atau soapnuts dan yang memiliki nama latin Sapindus rarak De Candole merupakan tanaman asli dari Indonesia yang tersebar di daerah Sumatera dan seluruh pulau Jawa. Tanaman yang termasuk dalam famili Sapindaceae ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 450 sampai 1.500 mdpl. Tanaman Lerak memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, seperti di Palembang disebut lamuran, di Jawa disebut klerek dan di Jawa Barat sering disebut rerek. Kayu tanaman lerak sangat ringan dan biasa digunakan sebagai papan cor, batang korek api hingga kerajinan. Kulit batangnya bisa dimanfaatkan sebagai pembersih rambut, buahnya yang bulat dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sabun, karena buah lerak mengandung saponin yaitu senyawa yang dapat menghasilkan busa.

Lerak biasa tumbuh liar di hutan dengan tinggi pohon mencapai 15 - 42 m dan memiliki diameter batang 1 m. Tanaman ini tumbuh rindang dengan bunga majemuk yang tidak terbatas dimana bunga mekar dari bawah ke atas yang membentuk tandan dengan tangkai bunga tumbuh dari ujung batang. Buah lerak merupakan buah tunggal dengan bentuk bulat dan memiliki diameter sekitar 2 cm. Biji lerak dilindungi oleh kulit biji yang berwarna hijau saat muda, berwarna cokelat saat matang, dan berwarna hitam saat sudah dikeringkan. Biji bersama kulit lerak jika direndam akan mengeluarkan busa karena kulit biji banyak mengandung saponin yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun, obat cuci rambut dan berbagai alat kosmetika.

Lingkungan Tumbuh

Tanaman lerak paling sesuai tumbuh di daerah dengan iklam tropis yang memiliki kelembaban tinggi, drainase yang baik, subur serta mengandung banyak humus. Pohon lerak dapat tumbuh pada ketinggian 1.500 mdpl dan tumbuh paling baik pada daerah berbukit yang memiliki ketinggian 0 - 450 mdpl dan curah hujan rata-rata 1.250 mm/tahun. Lerak termasuk dalam tamanan dikotil yang memiliki akar tunggang dan perakaran yang kompak serta ribun berakar tunggang dengan perakaran yang kompak. Hal tersebut menyebabkan tanaman lerak dapat digunakan sebagai pengendali erosi dan penahan angin.

Tanaman lerak mulai berbuah pada umur 5 - 15 tahun dengan musim berbuah setiap tahun yaitu tepatnya pada setiap awal musim hujan di bulan November-Januari. Pada saat musim panen, pohon lerak dapat berbuah sebanyak 1.000 - 1.500 buah. Buah lerak memiliki bentuk bulat seperti kelereng, berdiameter sekitar 2 cm, memiliki kulit tipis dengan permukaan licin, dan tangkai yang pendek. Buah yang sudah matang memiliki warna hijau tua hingga kecokelatan. Cara memanen buah lerak biasanya dilakukan dengan memotong tangkai buah yang telah matang dengan menggunakan galah bambu yang diberi pisau. Sebelum dijual atau dimanfaatkan buah lerak yang telah dipetik akan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur hingga kulit buahnya menjadi keriput.

Manfaat Lerak

Tanaman lerak memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari baik dari batang dan juga buahnya, namun sampai saat ini yang banyak digunakan adalah buah lerak. Buah lerak mengandung beberapa senyawa, seperti saponin sebanyak 28%, senyawa alkaloid, polifenol, senyawa antioksidan, golongan flavanoid, dan juga tannin. Kandungan tersebut membuat lerak dimanfaatkan sebagai bahan pencuci oleh masyarakat jauh sebelum ditemukannya detergen dan berbagai sabun yang kita kenal saat ini. Setelah masyarakat mulai mengenal sabun dan detergen penggunaan buah lerak sudah menjadi berkurang, namun masih tetap digunakan untuk mencuci kain batik karena kandungan senyawa yang ada dalam buah lerak sangat bagus untuk mengikat warna dan motif dalam kain batik.

Selain dimanfaatkan untuk mengikat warna pada kain batik, buah lerak dapat digunakan sebagai pengganti detergen untuk mencuci baju, sabun cuci piring, sabun mandi, shampo, bahan pencuci logam mulai seperti emas dan perak, bahan kosmetik, bahkan juga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida, memitisida, dan antiseptik untuk mengobati kudis dan jerawat. Karena terbuat dari bahan alami, penggunaan lerak ini tentu saja sangat aman dan tidak membahayakan lingkungan serta kesehatan tubuh.

Cara Pemanfaatan

Secara umum, untuk cara pemanfaatan buah lerak terdapat tiga cara yaitu direbus, tanpa direbus, dan secara langsung.

  1. Direbus. Pertama-tama 20 buah lerak direndam terlebih dahulu selama dua malam dengan air sebanyak 1-2 liter untuk melunakkan kulit buah. Setelah melunak, pencet-pencet buah lerak hingga getah saponin yang terkandung di dalamnya keluar dan mengeluarkan busa. Selanjutnya, rebus buah lerak dengan api kecil selama 60 menit. Jika ingin larutan lerak memiliki aroma dapat ditambahkan kulit jeruk atau serai atau juga essential oil. Selama proses merebus, tambahkan air sedikti demi sedikit jika air berkurang. Cairan lerak yang sudah direbus ini bisa bertahan hingga satu bulan dan bisa disimpan di dalam kulkas.

  2. Tanpa Direbus. Sebelum digunakan 20 buah lerak direndam terlebih dahulu selama dua malam dengan air sebanyak 1-2 liter untuk melunakkan kulit buah lerak. Setelah melunak, pence-pencet buah lerak hingga getah saponin yang terkandung di dalamnya keluar. Selanjutnya kocok atau blender campuran air dan getah buah lerak. ika ingin larutan lerak memiliki aroma dapat ditambahkan kulit jeruk atau serai atau juga essential oil.

  3. Secara Langsung. Pemanfaatan lerak secara langsung ini biasanya digunakan untuk mencuci baju menggunakan mesin cuci. Caranya masukkan 6-10 buah lerak kedalam kantung kain atau kaos kaki bersih lalu letakkan di antara tumpukan baju di dalam mesin cuci. Selanjutnya tambahkan air ke dalam mesin cuci. Agar baju memiliki bau yang segar dapat menambahkan essential oil sesuai selera ke dalam mesin cuci. Setelah selesai mencuci, jangan langsung membuang buah lerak melainkan letakkan buah di wadah untuk digunakan kembali saat mencuci nanti.

Perbedaan dari ketiga cara tersebut adalah hanya pada proses perebusan dan ketahanan cairan lerak. Cairan lerak yang melalui proses perebusan bisa bertahan lebih lama daripada cairan yang tidak direbus. Untuk buah yang dimanfaatkan secara langsung dapat digunakan sampai kandungan saponin dalam buah habis . Biasanya buah lerak dapat dimanfaatkan sekitar 6-8 kali. Buah lerak juga dapat digunakan untuk menghilangkan noda pada pakaian berwana putih. Caranya hanya dengan menambahkan cuka atau soda kue untuk membersihkannya.

Alternatif Pengganti Sabun Konvensional

Kebanyakan sabun konvensional saat ini mengandung banyak bahan kimia dan parfum artificial yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Untuk melindungi bumi dari pencemaran lingkungan yang semakin parah dan juga demi kesehatan juga sudah saatnya kita kembali menggunakan buah lerak sebagai sabun. Karena berasal dari alam tentu saja penggunaan buah lerak ini tidak akan merusak lingkungan dan kesehatan tubuh. Selain itu, saat ini buah lerak sangat mudah didapatkan dan harganya juga sangat terjangkau. 1 kg buah lerak kering memiliki harga 10.000 - 15.000 dan dapat dibeli melalui penjual online di media sosial atau e-commerce.

Referensi

https://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/01/Warta-Vol-15-No.2-20093.pdf

Referensi

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/lerak-sebagai-alternatif-deterjen-dan-sabun/

Referensi

Buah Lerak Lokal - Sabun Alami Ramah Lingkungan - Sustaination

Referensi

Mengenal Sabun Lerak, si Deterjen Alami yang Ampuh Membersihkan

Tanaman lerak (Sapindus rarak DC) merupakan tanaman industri yang cukup baik untuk dikembangkan, termasuk dalam famili Sapindaceae yang tumbuh dengan baik pada ketinggian 450 sampai 1.500 mdpl.Di Jawa tanaman ini tumbuh liar, tinggi tanaman dapat mencapai 42m dan mempunyai diameter batang 1 m. Tanaman ini mempunyai nama yang berbeda pada setiap daerah, seperti di Palembang disebut lamuran, di Jawa lerak dan di Jawa Barat sering disebut rerek.Kayunya sangat ringan dan biasa digunakan sebagai papan cor, batang korek api dan kerajinan dari kayu. Kulit batang dapat digunakan sebagai pembersih rambut, buahnya yang bulat dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sabun untuk mencuci berbagai macam kain, biasa digunakan dalam industri batik karena tanaman ini buahnya mengandung saponin.
Selain sebagai pencuci kain batik di Jawa, biasa juga digunakan untuk mencuci perhiasan yang terbuat dari logam mulia, sebagai pembersih muka guna menghilangkan jerawat dan dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit terutama penyakit kudis. Dalam bidang pertanian dapat digunakan sebagai insektisida (serangga) dan nematisida terutama cacing tanah.Biji yang bulat dapat digunakan sebagai industri kerajinan tangan, banyak digunakan sebagai tasbih karena warnanya hitam seperti kayu eboni.