Apa yang dimaksud dengan Lemma?

Dalam psikolinguistik, lemma adalah tingkat representasi kata antara tingkat pemrosesan semantik (makna) dan fonologis (bunyi). Lemma bersifat abstrak karena tidak mengandung informasi tentang bunyi kata. Tetapi, secara unik ditetapkan secara sintaksis dan semantik. Istilah ini berasal dari linguistik yang merujuk pada bentuk standar dari sebuah kata yang dipilih untuk mewakili semua kemungkinan variannya.

Gagasan tentang lemma paling banyak digunakan dalam produksi ucapan yakni dalam konteks model pengambilan leksikal dua tahap. Spesifikasi semantik digunakan untuk mengambil lemma yang pada gilirannya digunakan untuk mengakses bentuk fonologis (kadang-kadang disebut leksem), meskipun proses pencarian fonologis itu sendiri mungkin merupakan proses multistage.

Proses menentukan lemma disebut pemilihan leksikal, dan menentukan bentuk fonologis disebut dengan pengkodean fonologis. Ada cukup bukti untuk mendukung model dua tahap yakni dengan data dari kesalahan ucapan (di mana kami menemukan substitusi kata keseluruhan yang terkait dengan target dengan makna atau suara), adanya jenis anomia semantik dan fonologis (kesulitan menemukan kata dalam afasia), studi penamaan gambar, dan pencitraan otak.

Ketika ujung lidah kita akan mengucapkan sebuah kata, kita telah mengambil lemma tetapi belum dapat mengambil bentuk fonologis yang terkait (meskipun kita mungkin dapat mengambil beberapa darinya, seperti bunyi pertama dari kata). Bukti terbaik untuk keberadaan lemma adalah dari penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang dengan keadaan ujung lidah atau dengan anomia dapat mengambil informasi gender tentang kata benda (dalam bahasa yang menandai jenis kelamin). Tak perlu dikatakan, ada beberapa perbedaan pendapat tentang apakah lemma benar-benar diperlukan, dan ada interpretasi alternatif dari data tersebut.

Ada dua perdebatan besar namun terkait tentang bagaimana kita mengambil dan menggunakan lemma dalam produksi pidato.

  • Pertama adalah apakah leksikalisasi (pengambilan leksikal dalam produksi ucapan) adalah proses diskrit atau berjenjang: yaitu, apakah kita hanya menentukan satu lemma sebelum kita dapat mulai mengambil bentuk fonologis, atau apakah sejumlah lemma kandidat (terkait secara semantik) masih aktif secara bersamaan sementara kita mulai mengambil bentuk fonologis?

  • Masalah kedua adalah apakah ada umpan balik di antara level atau tidak: dapatkah suara suatu kata memengaruhi pemilihan lemma dan pada gilirannya dapatkah ini memengaruhi representasi makna mana yang aktif? Bukti utama dari studi penamaan gambar prima masih samar-samar dan pemodelan dalam kasus apa pun menunjukkan bahwa model interaktif cascading dari pengambilan leksikal dapat mereproduksi pola data priming apa pun.

Lemma dianggap sesuai dengan tingkat unit yang tersembunyi dalam model leksikalisasi koneksionis.

Sumber : David Matsumoto, The Cambridge Dictionary of Psychology