Apa yang dimaksud dengan Latar dalam Drama?

Latar pada drama

Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat termasuk di dalamnya aspek waktu dan suasana. Dimana aspek latar berdasarkan fungsinya sendiri mencakup tempat terjadinya peristiwa, lingkungan hidup, sistem kehidupan, alat-alat atau benda-benda dan waktu terjadinya peristiwa.

Apa yang dimaksud dengan Latar dalam Drama ?

Unit-unit cerita yang digolongkan sebagai latar terdiri dari empat, yaitu :

  • Pertama tempat terjadinya peristiwa atau adegan drama yang disebut dengan lingkungan tempat terjadinya peristiwa,

  • Kedua adalah waktu terjadinya peristiwa atau adegan,

  • Ketiga benda-benda, alat-alat dan pakaian yang berhubungan dengan terjadinya peristiwa atau adegan,

  • Keempat ialah sistem kehidupan atau sistem pekerjaan yang berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar.

Selain itu, latar juga sering dinamakan atmosfir, sebab latar dalam drama berguna membentuk suasana, memberi atmosfir.

Dengan adanya tempat atau latar, cerita menjadi jelas situasinya dan hidup serta gambaran menjadi jelas. Cerita menjadi seperti kehidupan yang sesungguhnya, yaitu cerita menjadi hidup dalam angan-angan pembaca atau pembaca. Selain itu, latar erat kaitannya dengan perwatakan karena dapat menunjukkan watak seseorang yang tinggal/berada di dalam latar tersebut. Latar dapat pula dipergunakan untuk mengatur terjadinya peristiwa. Dengan demikian, latar menciptakan peristiwa, menimbulkan gerakan cerita, sehingga cerita menjadi hidup.

Setting sering juga disebut latar cerita. Robert Stanton berpendapat bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang belangsung (2007).

Asul Wiyanto berpendapat bahwa setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan (2004). Hampir senada dengan Asul Wiyanto, Herman J. Waluyo berpendapat bahwa setting biasanya meliputi tiga dimensi, yaitu : tempat, ruang, dan waktu (2002).
W.H. Hudson menyatakan bahwa setting adalah keseluruhan lingkungan cerita yang meliputi adat istiadat, kebiasaan, dan pandangan hidup (Herman J. Waluyo, 2002).

Adapun mengenai fungsi setting, Montaque dan Henshaw menyatakan tiga fungsi setting yakni mempertegas watak pelaku; memberikan tekanan pada tema cerita; dan memperjelas tema yang disampaikan.

Mengkaji sebuah fiksi, latar pada hakikatnya memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Abrams (burhan Nurgiyantoro, 2002) mengatakan bahwa latar merupakan tumpuan yang menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Pendapat di atas sejalan dengan Burhan Nurgiyantoro (2002), unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu :

1. Latar tempat, yaitu mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar tempat disebut pula sebagi latar fisik (physical setting)

2. Latar waktu, yaitu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi

3. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Hal itu dapat berupa kebiasaan hidup, tradisi, cara berpikir dan bersikap, pandangan hidup, keyakinan, dan status sosial.

Penggambaran setting seringkali juga berkaitan dengan alam pikiran penulis (Herman J. Waluyo, 2002). Jadi imajinasi penulis atau pengarang karya sastra sangat menentukan bagaimana atau apa yang akan menjadi latar atau setting dari imajinasi yang dihasilkannya.

Dalam drama khususnya pengimajinasian setting yang mungkin dalam arti dapat diwujudkan dalam pentas haruslah diperhatikan oleh penulis naskah drama. Penggambaran setting paling tidak menggambarkan tiga dimensi yaitu tempat, ruang dan waktu. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa latar adalah suatu keadaan atau suasana yang memberi gambaran peristiwa dalam cerita, termasuk di dalamnya waktu, ruang atau tempat, dan suasana.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa latar adalah suatu keadaan atau suasana yang memberi gambaran peristiwa dalam cerita, termasuk di dalamnya waktu, ruang atau tempat, dan suasana. Unsur- unsur dalam latar, seperti waktu, ruang dan suasana, saling mendukung dalam membentuk satu kondisi yang mendukung cerita secara keseluruhan.