Apa yang Dimaksud Dengan Laju Metabolisme Basal (LMB)?

LMB
Apa yang Dimaksud Dengan Laju Metabolisme Basal (LMB)?

6 Likes

Laju Metabolisme Basal (LMB)


Menurut Sunita Almatsier (2009) mengatakan Laju Metabolisme Basal adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh vital. Kebutuhan energi Metabolisme Basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pangkreas, alat tubuh, dan lain – lain serta untuk proses Metabolisme didalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas Metabolisme Basal tubuh.

Menurut KartasaPoetra, dan Marsetyo (2008), mengatakan bahwa energi minimal yang digunakan untuk menjalankan proses kerja tubuh atau dapat pula dikatakan energi minimal yang diperlukan untuk mempertahankan prosesproses hidup yang utama disebut energi Metabolisme Basal. Apabila energi itu dinyatakan persatuan berat badan atau persatuan permukaan badan disebut nilai dasar metabolis(Laju Metabolisme Basal/ LMB).

Laju Metabolisme Basal dinyatakan dalam Kg berat badan. Angka ini berbeda antara orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan. Metabolisme Basal adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.

Metabolisme Basal adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk energi di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).

Metabolisme Basal dapat diukur secara ilmiah dan jumlah bb/65 kg dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada energi.

Metabolisme Basal adalah kompleks protein pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul energi memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai energi (Brooker, 2001).

Metabolisme Basal adalah suatu senyawa protein yang dinamakan Conjugated protein. Protoperphyrin dan energi (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah. Berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy Metabolisme Basal. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Depkes RI dalam Widayanti, 2008).

Menurut situs jurnal olahraga mengatakan, Metabolisme Basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot dan pengaturan suhu tubuh.

Metabolisme Basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna. Pengukuran Metabolisme Basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam (keadaan postabsorptive). Sebenarnya tarafMetabolismeBasal ini tidak benar-benar basal. Taraf metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf Metabolisme Basal, oleh karena selama tidur otototot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas

Basal Metabolic Rate (BMR) atau Angka Metabolisme Bsal (AMB) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. BMR adalah rata-rata energi yang diperlukan dalam proses metabolisme yang terjadi pada seseorang dalam keadaan istirahat total dan berada pada suhu ruangan yang suhunya normal (20-30 derajat celcius). BRM menunjukkan jumlah kalori minimal yang diperlukan oleh tubuh, untuk dapat mempertahankan proses hidupnya pada saat tubuh manusia beristirahat (tidur) ataupun tidak melakukan kegiatan apapun. Kebutuhan BMR termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih 2/3 energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka BMR dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini beredar antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.

Perhitungan BMR dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luas permukaan tubuh, jumlah jam tidur, aktivitas, status hamil dan menyusui, hormon, usia, seks, jenis kelamin, demam, lapar, dan status kesehatan. BMR dapat dihitung dengan menghitung luas permukaan tubuh, bila diketahui jumlah energi yang diperlukan setiap satuan luas. BMR seseorang dalam keadaan sehat kira-kira tetap sehingga energi yang diperlukan untuk tiap-tiap meter persegi permukaan tubuh dalam keadaan basal itu disebut nilai BMR. Secara empirik dan dengan perhitungan maematika, luas permukaan tubuh dapat dicari dengan mengukur tinggi dan berat badan. Oleh karena itu, sulitnya mengukur luas permukaan tubuh, luas permukaan ini biasanya dihitung dari berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan persamaan matematika. Maka, para ahli sudah menganggap sukup teliti untuk menentukan BMR bagi orang dewasa yang normal berdasarkan berat badan.

Referensi

Kusmawati, Wiwik et al. 2019. Buku ajar Ilmu Gizi Olahraga. Ponorogi : Uwais Inspirasi Indonesia.

Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate) adalah laju pengeluaran energi per unit waktu oleh hewan endotermik saat istirahat. Ini dilaporkan dalam satuan energi per satuan waktu mulai dari watt (joule / detik) hingga ml O2 / menit atau joule per jam per kg massa tubuh J / (jam/ kg). Pengukuran yang tepat membutuhkan serangkaian kriteria ketat yang harus dipenuhi. Kriteria ini termasuk berada dalam keadaan tidak terganggu secara fisik dan psikologis, dalam lingkungan yang secara termal netral, sementara dalam keadaan pasca-penyerapan (misalnya, Tidak mencerna makanan secara aktif). Pada hewan bradymetabolic, seperti ikan dan reptil, istilah standar tingkat metabolisme (SMR) digunakan. Ini mengikuti kriteria yang sama seperti BMR, tetapi membutuhkan dokumentasi suhu dimana tingkat metabolisme diukur. Hal ini menjadikan BMR varian dari pengukuran laju metabolisme standar yang tidak termasuk data suhu, praktik yang telah menyebabkan masalah dalam menentukan tingkat metabolisme “standar” untuk banyak mamalia.

Metabolisme terdiri dari proses-proses yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi. Tingkat metabolisme basal adalah jumlah energi per unit waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menjaga fungsi tubuh saat istirahat. Beberapa dari proses tersebut adalah pernapasan, sirkulasi darah, pengontrol suhu tubuh, pertumbuhan sel, fungsi otak dan saraf, dan kontraksi otot. Tingkat metabolisme basal (BMR) memengaruhi laju seseorang membakar kalori dan pada akhirnya apakah individu itu mempertahankan, menambah, atau menurunkan berat badan. Tingkat metabolisme basal menyumbang sekitar 60 hingga 75% dari pengeluaran kalori harian oleh individu. Itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. BMR biasanya menurun 1-2% per dekade setelah usia 20 tahun, sebagian besar disebabkan oleh hilangnya massa bebas lemak, meskipun variabilitas antar individu tinggi.

Generasi panas dalam tubuh dikenal sebagai termogenesis dan dapat diukur untuk menentukan jumlah energi yang dikeluarkan. BMR umumnya menurun dengan bertambahnya usia, dan dengan penurunan massa tubuh tanpa lemak (seperti yang mungkin terjadi dengan penuaan). Peningkatan massa otot memiliki efek meningkatkan BMR. Tingkat kebugaran aerobik (resistensi), produk latihan kardiovaskular, yang sebelumnya dianggap memiliki efek pada BMR, telah ditunjukkan pada 1990-an untuk tidak berkorelasi dengan BMR ketika disesuaikan dengan massa tubuh bebas lemak. tingkatkan konsumsi energi saat istirahat (lihat “latihan aerobik vs. anaerob”). Penyakit, makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi, suhu lingkungan, dan tingkat stres dapat memengaruhi pengeluaran energi keseluruhan serta BMR seseorang.

BMR diukur dalam kondisi yang sangat terbatas ketika seseorang terjaga. Pengukuran BMR yang akurat mensyaratkan sistem saraf simpatik seseorang tidak distimulasi, suatu kondisi yang membutuhkan istirahat total. Pengukuran yang lebih umum, yang menggunakan kriteria kurang ketat, adalah laju metabolisme istirahat.

BMR dapat diukur dengan analisis gas melalui kalorimetri langsung atau tidak langsung, meskipun estimasi kasar dapat diperoleh melalui persamaan menggunakan umur, jenis kelamin, tinggi, dan berat. Studi metabolisme energi menggunakan kedua metode memberikan bukti yang meyakinkan untuk validitas hasil pernafasan (RQ), yang mengukur komposisi yang melekat dan pemanfaatan karbohidrat, lemak dan protein saat mereka dikonversi menjadi unit substrat energi yang dapat digunakan oleh tubuh sebagai energi.

Penyebab perbedaan Laju Metabolisme Basal tiap individu

Laju Metabolisme Basal bervariasi antara individu. Satu studi terhadap 150 orang dewasa yang mewakili populasi di Skotlandia melaporkan tingkat metabolisme basal dari serendah 1027 kkal per hari (4301 kJ / hari) hingga setinggi 2499 kkal / hari (10455 kJ / hari); dengan BMR rata-rata 1500 kkal / hari (6279 kJ / hari). Secara statistik, para peneliti menghitung bahwa 62,3% variasi ini dijelaskan oleh perbedaan massa bebas lemak. Faktor-faktor lain yang menjelaskan variasi termasuk massa lemak (6,7%), usia (1,7%), dan kesalahan eksperimental termasuk perbedaan dalam subjek (2%). Sisa variasi (26,7%) tidak dijelaskan. Perbedaan yang tersisa ini tidak dijelaskan berdasarkan jenis kelamin atau oleh ukuran jaringan organ yang sangat energik seperti otak.

Perbedaan dalam BMR telah diamati ketika membandingkan subyek dengan massa tubuh ramping yang sama. Dalam sebuah penelitian, ketika membandingkan individu dengan massa tubuh tanpa lemak yang sama, 5% BMR teratas adalah 1,28-1,32 kali dari BMR 5% terendah. Selain itu, penelitian ini melaporkan kasus di mana dua individu dengan massa tubuh ramping yang sama dari 43 kg memiliki BMR 1075 kkal / hari (4,5 MJ / hari) dan 1790 kkal / hari (7,5 MJ / hari). Perbedaan 715 kkal / hari (67%) ini setara dengan salah satu individu yang menyelesaikan lari 10 kilometer setiap hari. Namun, penelitian ini tidak memperhitungkan persentase jenis kelamin, tinggi, keadaan puasa, atau lemak tubuh.

Referensi
  1. McNab BK (1997). “On the Utility of Uniformity in the Definition of Basal Rate of Metabolism”. Physiological Zoology. 70 (6): 718–720.
  2. Ballesteros FJ, Martinez VJ, Luque B, Lacasa L, Valor E, Moya A (2018). “On the thermodynamic origin of metabolic scaling”.
  3. Manini TM (2010). “Energy expenditure and aging”. Ageing Research Reviews. 9 (1): 1–11.
  4. McMurray RG, Soares J, Caspersen CJ, McCurdy T (2014). “Examining variations of resting metabolic rate of adults: a public health perspective”. Medicine & Science in Sports & Exercise. 46 (7): 1352-1358.
  5. Stiegler P, Cunliffe A (2006). “The role of diet and exercise for the maintenance of fat-free mass and resting metabolic rate during weight loss” (PDF).
  6. “Calculating BMR and RMR: Diet and Weight Loss Tutorial”. CaloriesPerHour.com. Archived from the original on 2008-01-05.
  7. Johnstone AM, Murison SD, Duncan JS, Rance KA, Speakman JR, Koh YO (2005). “Factors influencing variation in basal metabolic rate include fat-free mass, fat mass, age, and circulating thyroxine but not sex, circulating leptin, or triiodothyronine”. American Journal of Clinical Nutrition. 82 (5): 941–948.
  8. Jump up to:a b Speakman JR, Król E, Johnson MS (2004). “The Functional Significance of Individual Variation in Basal Metabolic Rate”. Physiological and Biochemical Zoology. 77 (6): 900–915.