Apa yang dimaksud dengan Kurap atau Dermatofitosis?

Kurap

Kurap (Dermatofitosis) merupakan infeksi kulit ber- bentuk bulat-bulat besar dengan diameter 3 - 4 cm, pinggirnya meninggi, dan berwarna merah sedang di bagian tengahnya bersisik halus menimbul-kan rasa gatal. Kelainan ini dapat terjadi pada anak-anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Kurap bisa menular.

Apa yang dimaksud dengan Kurap ?

Kurap (Dermatofitosis) adalah infeksi jamur superfisial disebabkan oleh dermatofita yang memiliki kemampuan untuk melekat pada keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi, dengan menyerang jaringan berkeratin, seperti stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku (Verma, 2008).

Kurap (Dermatofitosis) adalah penyakit jamur pada jaringan yang menjadi zat tanduk, seperti kuku, rambut, dan sratum korneum pada epidermis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (Mawarli, 2000).

Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial. Yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton (Djuanda, 2010). Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin (Koksal, 2009).

Menurut Emmons, 1994 (dalam Juanda, 2005) dermatofita penyebab dermatofitosis. Golongan jamur ini bersifat mencernakan keratin, dermatifita termasuk kelas fungi imperfecti. Gambaran klinik jamur dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinik yang khas, satu jenis dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya.

Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda- beda pada tiap negara (Abbas, 2012). Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi dermatofit menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan onychomycosis (Lakshmipathy, 2013).

Faktor – faktor yang mempengaruhi Kurap (Dermatomikosis).

Menurut Petrus 2005 & Utama 2004 faktor yang mempengaruhi adalah udara yang lembab, lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik, penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang tidak terkendali.

Klasifikasi Dermatofitosis

Dermatofitosis disebut juga dengan istilah infeksi “tinea” yang dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan lokasi infeksinya, yaitu :

  1. Tinea Kapitis : dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut kepala

  2. Tinea Barbe : dermatofitosis pada dagu dan jenggot

  3. Tinea Kruris : dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang- kadang sampai perut bagian bawah

  4. Tinea Pedis et Manum : dermatofitosis pada kaki dan tangan

  5. Tinea Unguium : dermatofitosis pada jari tangan dan kaki

  6. Tinea Korporis : dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 diatas (Djuanda, 2010).

1) Tinea Kapitis

Tinea Kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala rambut yang disebabkan jamur golongan dermatofita. Disebabkan oleh species dermatofita trichophyton dan microsporum.

  • Gambaran klinik keluhan penderita berupa bercak pada kepala, gatal sering disertai rambut rontok ditempat lesi.

  • Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran klinis, pemeriksaan lampu wood dan pemeriksaan mikroskopis dengan KOH, pada pemeriksaan mikroskopis terlihat spora diluar rambut atau didalam rambut.

  • Pengobatan pada anak peroral griseofulvin 10-25 mg/kg BB perhari, pada dewasa 500 mg/hr selama 6 minggu.

2) Tinea Favosa

Tinea Favosa

Tinea Favosa adalah infeksi jamur kronis terutama oleh trychophiton schoen lini, trychophithon violaceum, dan microsporum gypseum. Penyakit ini mirip tinea kapitis yang ditandai oleh skutula warna kekuningan bau seperti tikus pada kulit kepala, lesi menjadi sikatrik alopecia permanen.

  • Gambaran klinik mulai dari gambaran ringan berupa kemerahan pada kulit kepala dan terkenanya folikel rambut tanpa kerontokan hingga skutula dan kerontokan rambut serta lesi menjadi lebih merah dan luas kemudian terjadi kerontokan lebih luas, kulit mengalami atropi sembuh dengan jaringan parut permanen.

  • Diagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis langsung,

  • Pengobatan tinea favosa sama dengan pengobatan tinea kapitis, hygiene harus dijaga.

3) Tinea Korporis

Tinea Korporis adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (globurus skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea. Penyebab tersering adalah T. rubrum dan T. mentagropytes.

  • Gambaran klinik biasanya berupa lesi terdiri atas bermacam-macam efloresensi kulit, berbatas tegas dengan konfigurasi anular, arsinar, atau polisiklik, bagian tepi lebih aktif dengan tanda peradangan yang lebih jelas. Daerah sentral biasanya menipis dan terjadi penyembuhan, sementara tepi lesi meluas sampai ke perifer. Kadang bagian tengahnya tidak menyembuh, tetapi tetap meninggi dan tertutup skuama sehingga menjadi bercak yang besar.

  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan lokalisasinya serta kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan larutan KOH 10-20% untuk melihat hifa atau spora jamur.

  • Pengobatan sistemik berupa griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 minggu, itrakenazol 100mg sehari selama 2 minggu, obat topikal salep whitfield.

4) Tinea Imbrikata

Tinea Imbrikata adalah penyakit yang disebabkan jamur dermatofita yang memberikan gambaran khas berupa lesi bersisik yang melingkar-lingkar dan gatal. Disebabkan oleh dermatofita T. concentricum.

  • Gambaran klinik dapat menyerang seluruh permukaan kulit halus, sehingga sering digolongkan dalam tinea korporis. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang gatal, kemudian timbul skuama agak tebal terletak konsensif dengan susunan seperti genting, lesi tambah melebar tanpa meninggalkan penyembuhan dibagian tangahnya.

  • Diagnosis berdasar gambaran klinis yang khas berupa lesi konsentris.

  • Pengobatan sistemik griseofulvin 500 mg sehari selama 4 minggu, sering kambuh setelah pengobatan sehingga memerlukan pengobatan ulang yang lebih lama, ketokonazol 200 mg sehari, obat topikal tidak begitu efektif karena daerah yang terserang luas.

5) Tinea Kruris

Tinea Kruris

Tinea Kruris adalah penyakit jamur dermatifita didaerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus, yang dapat meluas kebokong dan perut bagian bawah. Penyebab E. floccosum, kadang-kadang disebabkan oleh T. rubrum.

  • Gambaran klinik lesi simetris dilipat paha kanan dan kiri mula-mula lesi berupa bercak eritematosa, gatal lama kelamaan meluas sehingga dapat meliputi scrotum, pubis ditutupi skuama, kadang-kadang disertai banyak vesikel kecil-kecil.

  • Diagnosis berdasar gambaran klinis yang khas dan ditemukan elemen jamur pada pemeriksaan kerokan kulit dengan mikroskopis langsung memakai larutan KOH 10-20%.

  • Pengobatan sistemik griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 minggu, ketokonazol, obat topikal salp whitefield, tolsiklat, haloprogin, siklopiroksolamin, derivat azol dan naftifin HCL.

6) Tinea Manus et Pedis

Tinea Manus et Pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita didaerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki serta daerah interdigital. Penyebab tersering T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum.

  • Gambaran klinik ada 3 bentuk klinis yang sering dijumpai yaitu:

    • Bentuk intertriginosa berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada sela jari tampak warna keputihan basah terjadi fisura terasa nyeri bila disentuh, lesi dapat meluas sampai ke kuku dan kulit jari. Pada kaki lesi sering mulai dari sela jari III, IV dan V.

    • Bentuk vesikular akut ditandai terbentuknya vesikula-vesikula dan bila terletak agak dalam dibawah kulit sangat gatal, lokasi yang yang sering adalah telapak kaki bagian tengah melebar serta vesikulanya memecah.

    • Bentuk moccasin foot pada bentuk ini seluruh kaki dan telapak tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan berskuama, eritema biasanya ringan terutama terlihat pada bagian tepi lesi.

  • Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran klinik dan pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10-20% yang menunjukkan elemen jamur.

  • Pengobatan cukup topikal saja dengan obat-obat anti jamur untuk interdigital dan vesikular selama 4-6 minggu.

7) Tinea unguium

Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan infeksi jamur dermatofita. Penyebab tersering adalah T. mentagrophites, T. rubrum.

  • Gambaran klinik biasanya menyertai tinea pedis atau manus penderita berupa kuku menjadi rusak warna menjadi suram tergantung penyebabnya, distroksi kuku mulai dari dista, lateral, ataupun keseluruhan.

  • Diagnosis ditegakkan berdasar gejala klinis pada pemeriksaan kerokan kuku dengan KOH 10-20 % atau biakan untuk menemukan elemen jamur.

  • Pengobatan infeksi kuku memerlukan ketekunan, pengertian kerjasama dan kepercayaan penderita dengan dokter karena pengobatan sulit dan lama. Pemberian griseofulvin 500 mg sehari selama 3-4 bulan untuk jari tangan untuk jari kaki 9-12 bulan. Obat topical dapat diberikan dalam bentuk losion atau crim.

8) Kandidiasis

Kandidiasis

Kandidiasis adalah suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediate yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir dan alat- alat dalam. Penyebab jamur golongan candida yang patogen dan merupakan kandidiasis adalah candida albicans.

  • Gambaran klinik berbentuk kandidiasis sistemik dan lokal, kandidiasis lokal terdiri dari:

    • Kandidiasis oral dimana kelainan ini sering terjadi pada bayi berupa bercak putih seperti membran pada mukosa mulut dan lidah bila membran tersebut diangkat tampak dasar kemerahan dan erosif.

    • Perleche berupa retakan sudut mulut, pedih dan nyeri bila tersentuh makanan atau air.

    • Kandidiasis vaginal kelainan berupa bercak putih diatas mukosa yang eritematosa erosif, mulai dari servik sampai introitus vagina, didapatkan fluor albus putih kekuningan disertai semacam butiran tepung kadan seperti susu pecah terasa gatal serta dispareuni karena ada erosi.

    • Balanitis biasanya terjadi pada laki-laki yang tidak sunat, terasa gatal disertai timbulnya membran atau bercak putih pada gland penis.

    Kandidiasis kulit terdiri dari:

    • Kandidiasis intertriginosa sering terjadi pada orang gemuk menyerang lipatan kulit yang besar seperti inguinal, aksila, lipat payudara, yang khas adalah bercak kemerahan agak lebar dengan dikelilingi oleh lesi-lesi satelit.

    • Kandidiasis kuku infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitar terasa nyeri dan peradangan sekitar, kuku rusak dan menebal lesi berwarna kehijauan.

    • Kandidiasis granulomatosa bentuk ini jarang dijumpai, manifestasi berupa granuloma terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertropi setempat, biasa terdapat dikepala atau ektremitas.

    • Kandidid adalah suatu alergi terhadap elemen jamur atau metabolit candida SSP. Diagnosis dengan pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usap mukokutan dengan larutan KOH 10% atau pewarnaan gram yang terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.

  • Pengobatan kandidiasis kulit dan kandidiasis selaput lendir yang lokal dengan memberi obat anti jamur topikal. Pengobatan kandidiasis oral berupa lozenges atau oral gel yang mengandung nistatin atau mikonazole, pengobatan kandidiasis vaginal obat yang dipakai adalh preparat khusus intravaginal yang mengandung imidasol selama 1-5 hari, terapi oral juga diberikan 1-5 hari.