Apa yang dimaksud dengan Kortisol?

Kortisol

Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon Kortisol terlibat dalam respon stres dan meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah.

Apa yang dimaksud dengan Kortisol ?

Kortisol atau yang juga dikenal dengan hidrocortisol, adalah hormon glukokortikoid utama pada manusia. Hormon ini diproduksi di zona fasikulata dari korteks adrenal. Di dalam darah hormon kortisol diikat oleh protein plasma spesifik yang disebut dengan transcortin.

Hormon ini mempengaruhi tubuh melalui beberapa aksi, antara lain :

  • Katabolisme Protein

    Glukokortikoid meningkatkan katabolisme protein, terutama jaringan otot. Selain itu hormon ini juga akan memicu pelepasan asam amino menuju aliran darah, sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi asam amino dalam darah. Asam amino tersebut akan digunakan tubuh untuk sintesis protein yang baru atau untuk memproduksi ATP.35

  • Pembentukan Glukosa

    Hormon kortisol, akan memicu terjadinya proses glukoneogenesis. Dimana akan terbentuk glukosa dari hasil biokimiawi oleh asam lemak dan juga asam amino.35

  • Efek Anti-inflamasi

    Glukokortikoid menghambat sel darah putih untuk bekerja pada respon inflamasi. Penggunaan efek ini sering digunakan untuk terapi pada pasien rhematoid artritis.35

  • Depresi sistem imun

    Pada kadar yang tinggi, hormon kortisol dapat menekan sistem imun pada manusia. Efek ini sering dimanfaatkan bagi pasien transpantasi organ untuk mengurangi penolakan dari sistem imun.

Kortisol berperan penting pada adaptasi terhadap stress. Pada keadaan stress, produksi kortisol akan dipicu sehingga kadar kortisol dalam darah akan meningkat. peningkatan kadar kortisol ini tergantung dari tingkat stress yang dialami. Stress dapat disebabkan oleh banyak hal, agen yang menginduksi terjadinya stress ini disebut dengan stressor. Terdapat beberapa macam stressor yang dapat menginduksi stress, antara lain fisik, kimia, fisiologis, emosi, dan sosial.

  • Stressor fisik dapat berupa trauma, pembedahan, ataupun temperatur yang sangat tinggi atau sangat rendah.

  • Stressor kimia dapat berupa pengurangan kadar oksigen dalam darah ataupun ketidakseimbangan asam-basa tubuh.

  • Stressor fisiologis dapat dikarenakan latihan fisik yang berlebihan, syok hemoragik ataupun akibat nyeri.

  • Stressor emosional kerap dijumpai pada keadaan kesedihan yang mendalam, ketakutan, ataupun pada keadaan cemas.

  • Stressor sosial, dapat berupa gaya hidup ataupun konflik sosial.

Regulasi Kortisol
Gambar Regulasi Kortisol.

Pada keadaan stress, seperti trauma, hipotalamus dan pituitari anterior akan merespon feedback negatif yang diakibatkan dari proses stress tersebut. Kadar kortisol yang rendah akan menstimulasi sel neurosekretori di hipotalamus untuk menghasilkan corticotropin-releasing hormone (CRH). Vena porta hipofise membawa CRH ke pituitary anterior, dimana disini akan terjadi stimulasi pelepasan adrenocorticotropic hormon (ACTH). ACTH ini akan merangsang korteks adrenal untuk mensekresi kortisol, sehingga kadar kortisol darah akan meningkat.

Kortisol dikeluarkan untuk menginduksi suatu rangkaian efek metabolisme yang akan langsung mengurangi sifat perusakan dari keadaan stress.

Kadar kortisol plasma dalam tubuh juga dipengaruhi irama sirkandian atau disebut juga ritme diurnal. Konsentrasi kortisol plasma tertinggi terjadi pada pagi hari ketika bangun antara pukul 6.00-8.00. Sedangkan konsentrasi kortisol plasma terendah terjadi pada waktu malam hari, sebelum tidur yaitu sekitar pukul 23.00.

Nilai normal kadar kortisol plasma berbeda-beda tergantung dengan spesimen yang digunakan, pada spesimen urin nilai normal kortisol adalah 20-90 mcg/hari, pada serum darah pagi hari 4-22 mcg/hari sedangkan serum darah sore hari 3-17 mcg/hari.

Grafik konsentrasi kortisol plasma
Gambar Grafik konsentrasi kortisol plasma.

Pada keadaan normal kadar kortisol dalam tubuh sekitar 400 nmol litre-1, pada keadaan stress konsentrasinya akan meningkat hingga lebih dari 1500 nmol litre-1 , tergantung dari berat-ringannya stress akibat trauma. Peningkatan kadar kortisol ini dapat dimodifikasi dengan intervensi obat-obat anestetik.

Mekanisme Pengaturan Kortisol
Gambar Mekanisme Pengaturan Kortisol.

Peningkatan kadar kortisol ini bertujuan untuk memicu produksi glukosa. Glukosa yang akan terbentuk ini pada akhirnya akan digunakan untuk meningkatkan suplai glukosa darah ke otak untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada organ vital. Kortisol akan menginduksi proteolis pada otot rangka sehingga akan meyebabkan lepasnya laktat ke dalam darah.