Apa yang dimaksud dengan Kontrak Swap?

Kontrak Swap

Apa yang dimaksud dengan Kontrak Swap?

Nilai tukar valuta asing selalu berubah atau fluktuatif sehingga mengandung ketidakpastian atau risiko bagi pemegang valuta asing. Salah satu cara untuk mengatasi risiko akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing ialah dengan menggunakan derivatif. Choi (1996) dalam working paper miliknya juga menuliskan bahwa derivatif dapat digunakan oleh bank sebagai alat lindung nilai maupun untuk diperdagangkan atau berspekulasi. Ketika derivatif digunakan sebagai alat lindung nilai, penggunaannya akan meningkat seiring dengan jumlah on-balance sheet yang harus dilindungi dari paparan risiko. Derivatif yang paling sering digunakan oleh bank di Indonesia sebagai alat lindung nilai adalah kontrak swap . Kontrak swap diperdagangkan secara over-the-counter . Walaupun kelihatannya sama, namun swap nilai tukar ( foreign exchange swap ) dengan swap mata uang ( currency swap ) memiliki perbedaan yang signifikan. Foreign exchange swap cenderung memiliki jangka waktu jatuh tempo lebih pendek dan hanya memiliki dua valuta asing antara masing-masing pihak pemakai kontrak. Sedangkan currency swap memiliki jangka waktu yang lebih panjang dan melibatkan berbagai macam valuta asing antara pihak pengguna kontrak (Horcher 2005).

Berdasarkan Baba, et al (2008, p.82), foreign exchange swap atau foreign exchange agreement merupakan suatu kontrak dimana salah satu pihak meminjam dengan salah satu mata uang dan secara berkala memberi pinjaman kepada pihak lainnya. Karena masing-masing pihak menggunakan kewajiban untuk membayar satu sama lain sebagai jaminan serta jumlah pembayaran telah ditetapkan pada awal perjanjian, maka foreign exchange swap dapat dikatakan sebagai risk-free collateralised borrowing/ lending . Foreign exchange swaps biasa digunakan oleh insitusi keuangan untuk mengatur cash balances dan eksposur dalam berbagai macam mata uang. Foreign exchange swap tidak hanya digunakan oleh instusi keuangan. Traders juga dapat memanfaatkan fasilitas swap untuk mendapatkan margin tingkat bunga antara kedua mata uang (Horcher, 2005).

Foreign exchange swap memiliki transaksi spot currency sale-purchase ( spot leg ) dan transaksi forward ( forward leg ). Setelah spot leg disepakati, risiko dari pihak lawan atau pihak lainnya atas suatu transaksi sama dengan jumlah transaksi forward nya (Pales et al., 2011, p. 9). Horcher (2005) menjelaskan lebih rinci bahwa satu mata uang akan dibeli pada saat spot forward dan akan dijual pada forward yang telah ditetapkan. Kedua harga spot dan forward disepakati ketika transaksi dilaksanakan dan perbedaan antara kedua harga tersebut akan menjadi gain dari swap yang dilakukan.

Spot leg pada transaksi foreign exchange swap mempengaruhi item-item pada on-balance sheet suatu bank, sebaliknya forward leg akan muncul sebagai item off-balance sheet . Hal ini membuktikan bahwa transasi foreign exchange swap memodifikasi posisi valuta asing pada on-balance sheet dengan muculnya sejumlah mata uang pada balance sheet. Sementara itu, posisi off-balance sheet akan bertambah sesuaai dengan pertambahan pada on-balance sheet dengan tanda yang berlawanan dan ditulis dalam valuta asing (Pales et al., 2011, p. 9).

Cross- currency basis swap agreement atau currency swap merupakan suatu kontrak dimana salah satu pihak meminjam dalam satu jenis mata uang dari pihak lainnya dan secara berkala memberi pinjaman dalam nilai yang sama dengan spot rate yang berlaku pada saat itu untuk mata uang yang lainnya (Baba, et al., 2008, p.82). Currency swap berguna bagi organisasi yang menggunakan hutang jangka panjang dengan valuta asing untuk membiayai capital expenditures (Horcher 2005).

Kontrak currency swap dapat dikatakan sebagai pinjaman yang dikombinasikan dengan investasi. Maka dari itu currency swap dapat ditemui pada perusahaan yang menggunakan fasilitas kredit asing (Allayanis and Ofek, 22 1998). Pertukaran dilakuakan diawal dibentuknya currency swap . Selama kontrak swap berjalan, tiap pihak yang terlibat dalam kontrak swap saling melakukan pembayaran secara periodik dengan mata uang yang diinginkan dan menerima pembayaran secara periodik dengan jenis mata uang lainnya. Pada akhirnya, saat kontrak swap mengalami jatuh tempo, ada pertukaran kembali ke mata uang sebenarnya (Horcher, 2005).

Currency swap dapat ditutup dengan menetapkan net present value atas sisa pembayaran antara kedua pihak. Kontrak swap yang ada dapat digabungkan dengan kontrak swap yang baru atau diperpanjang, sementara biaya yang dikeluarkan untuk menutup kontrak swap dimasukkan ke dalam perjanjian yang baru (Horcher 2005).

Swap contract merupakan transaksi setelah adanya kesepakatan dua belah pihak untuk saling menukarkan arus kas ( cash flow ) di masa yang akan datang atas kontrak yang dibuat. Dalam transaksi swap yang dilakukan oleh bank berperan sebagai perantara atau sebagai lawan transaksi yang dibuat berdasarkan transaksi swap merupakan transaksi di luar bursa (OTC). Bentuk utama swap contract berbasis interest- rate swaps dan currency swaps yaitu:

Interest Rate Swap pada dasarnya merupakan suatu persetujuan antara dua pihak untuk menukarkan pembayaran bunga untuk suatu periode tertentu atas dasar suatu notional value yang disetujui bersama dan dicirikan sebagai tujuan utamanya oleh konversi pembayaran bunga tetap ( fixed rate ) ke dalam pembayaran bunga mengambang ( floating rate ). Contoh : “PT A” meminjam uang Rp 100.000.000,- kepada “Bank B” dengan tingkat suku bunga mengambang (misalnya LIBOR + 1) per tahun. Untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkat suku bunga di masa yang akan datang, “PT X” melakukan kontrak interest rate swap dengan suku bunga tetap sebesar 7% kepada “Bank B”. Bila suku bunga LIBOR sebesar 7%, maka tingkat suku bunga mengambang menjadi 7% + 1% = 8%, PT X tetap membayar bunga sebesar 7%, dengan demikian terdapat keuntungan sebesar 8% – 7% = 1%. Bila suku bunga LIBOR menjadi 5%, maka tingkat suku bunga mengambang menjadi 5% + 1% = 6%, dengan demikian PT X menderita rugi sebesar 7% – 6% = 1%.

Currency Swap pada dasarnya merupakan suatu perjanjian yang memungkinkan perusahaan-perusahaan mengakses pasar modal dengan biaya yang lebih murah dan/atau untuk melakukan lindung nilai. Contoh Currency Swap : “ A Corporation ” yang berbasis di USA ingin mendapatkan hutang berbunga tetap USD 10,000,000.- dalam pound Inggris untuk perusahaan afiliasinya di London. Tetapi, “ A Corporation” tidak dikenal oleh para investor Inggris. “ B Company, Ltd ”, yang berdomisili di Inggris, ingin mendanai perusahaan anaknya di New York dengan jumlah pembiayaan yang sama dalam USD. “ B Company, Ltd” juga memiliki comparative dis-advantage bagi pemodal AS. “Bank C”, mengakomodasi kedua perusahaan dengan merancang swap USD/pound Inggris.Jika kurs swap adalah USD 1 = 0,55 pound (baik saat insepsi maupun saat jatuh tempo), jangka waktu 5 tahun, dan suku bunga swap 10% dalam pound dan 8% dalam USD. Pada saat insepsi “ A Corporation ” akan menukarkan USD 10,000,000.- untuk 5,500,000 pound dari “ B Company, Ltd ”, Pada saat pembayaran bunga, “ A Corporation ” akan membayar 550,000 pound kepada “ B Company, Ltd” tiap tahun, sedangkan “ B Company, Ltd” akan membayar “ A Corporation ” USD 800,000.-. Pada saat jatuh tempo yaitu akhir tahun ke-5, tiap perusahaan akan menukarkan kembali prinsipal sebesar USD 10,000,000.- dan 5,500,000.- pound, exposure terhadap risiko nilai tukar yang timbul dari operasi bisnis internasional.