Pengeluaran Otonom (Autonomous Consumption) adalah pengeluaran konsumsi nasional yang tidak berbeda dengan pendapatan nasional, tetapi merupakan pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan standar hidup dasar bahkan ketika tidak ada pendapatan sama sekali. Ini tidak terkait dengan PDB, tetapi dapat berdampak pada perekonomian.
Referensi
John Black - A Dictionary of Economics-Oxford University Press (1997)
Pengeluaran otonom atau konsumsi otonom didefinisikan sebagai pengeluaran yang harus dilakukan konsumen bahkan ketika mereka tidak memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan. arang-barang tertentu perlu dibeli, terlepas dari berapa banyak pendapatan atau uang yang dimiliki konsumen pada waktu tertentu. Ketika konsumen kekurangan sumber daya, membayar kebutuhan ini dapat memaksa mereka untuk meminjam atau mengakses uang yang sebelumnya mereka simpan.
Sekalipun seseorang tidak punya uang, mereka tetap membutuhkan hal-hal tertentu, seperti makanan, tempat tinggal, utilitas, dan perawatan kesehatan. Pengeluaran ini tidak dapat dihilangkan, terlepas dari terbatasnya pendapatan pribadi, dan sebagai akibatnya dianggap otonom atau independen. Jika pendapatan konsumen berkurang, mereka harus menabung atau menambah hutang untuk membiayai pengeluaran penting.
Dalam model pengeluaran agregat Keynesian, pengeluaran otonom memainkan peran penting.
Pada rumus C = a + bY, a adalah tingkat konsumsi otonom, dan b adalah kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari pendapatan.
Faktor-faktor yang menentukan Pengeluaran Otonom
Tingkat pengeluaran otonom individu bergantung pada hal-hal berikut.
Aset, aset ini dapat berupa rumah, surat berhaga atau aset yang lainnya. Adanya aset dapat membantu dalam hal pengajuan pinjaman pada bank.
Harapan pendapatan di masa depan, pendapatan yang diharapkan di masa depan membuat konsumen lebih percaya diri untuk meminjam.
Jangka waktu, dalam jangka pendek, masyarakat memiliki komitmen untuk membayar tagihan sehingga pengeluaran otonom cukup tinggi. Namun, jika periode tanpa pendapatan terus berlanjut, individu akan memilih untuk berhemat.
Standar hidup minimum dan gagasan tentang kemiskinan absolut.
Pengeluaran Otonom vs. Konsumsi Induksi
Perbedaan antara konsumsi otonom dan konsumsi induksi adalah bahwa pengeluaran otonom harus berfluktuasi bergantung pada pendapatan.
Konsumsi yang diinduksi adalah porsi pengeluaran yang bervariasi tergantung pada tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan meningkatnya nilai disposable income, hal itu diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi yang serupa. Orang-orang dalam situasi ini cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk hidup mewah, melakukan lebih banyak pembelian, dan mengeluarkan biaya yang lebih besar.