Komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti sempit.
-
Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik) diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara pemerintah dengan masyarakat.
Dalam hal ini bukan hanya dalam proses pembangunan saja, melainkan dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan itu sendiri. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat luas.
-
Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartipasi dalam melakasanakan pembangunan.
Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya guna meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan bathiniah yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Keberhasilan pembangunan berawal dari adanya komunikasi dalam pembangunan. Komunikasi memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan. Hedebro mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan dengan tingkat analisanya, yaitu :
-
Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini, politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang menyangkut struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat general (umum).
-
Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional, namun lebih jauh spesifik. Persoalan utama dalam studi ini adalah bagaimana media dapat dipakai secara efisien, untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.
-
Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru.
Dalam pembangunan, komunikasi berperan penting, tidak hanya menginformasikan pembangunan saja, melainkan komunikasi memiliki 12 (dua belas) peranan dalam pembangunan, seperti halnya yang disampaikan Hedebro (1979). Mulai dari komunikasi dapat membentuk iklim perubahan, komunikasi dapat mengajarkan keterampilan, hingga komunikasi dapat mempermudah perencenaan dan implementasi program-program pembangunan.
Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk memajukan pembangunan. Dalam suatu pembangunan,
Sanders meilhat komunikasi dari 4 (empat) perspektif, yaitu komunikasi sebagai proses, metode, program, dan gerakan sosial.
Bentuk Komunikasi Pembangunan
Bentuk komunikasi pembangunan hampir sama dengan dengan bentuk komunikasi pada umumnya. Hanya saja dalam komunikasi pembangunan hanya pada pesan yang disampaikanlah yang membedakannya. Bentuk-bentuk komunikasi antara lain:
1) Komunikasi Persona
Komunikasi persona terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi interpersona (antar pribadi) dan komunikasi intrapesona. Komunikasi interpersona menurut Deddy Mulyana adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Bentuk komunikasi interpersonal ini dapat dibedakan menjadi dua; pertama, komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara dua orang. Dan yang kedua adalah komunikasi triadik, yakni komunikasi yang berlangsung antara tiga orang, satu orang sebagai komunikator dan dua orang lainnya sebagai komunikan.
Sedangkan komunikasi intrapersona menurut Ronald L. Applbaum adalah komunikasi yang berlangsung pada diri seorang individu, baik berupa kegiatan berbicara kepada diri sendiri, mengamati, serta memberi makna terhadap lingkungan. Dari segi
psikologis, komunikasi intrapersona meliputi:
-
Aspek Kognitif
Aspek kognitif ini meliputi sensasi dan persepsi. Sensasi berasal dari kata “sense” yang diartikan alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan proses penginderaan yang kemudian diubah menjadi bahasa yang dapat diterjemahkan oleh otak. Sedangkan persepi merupakan pengalaman tentang suatu objek, peristiwa, yang diperoleh dan kemudian disimpulkan sehingga membentuk suatu informasi.
-
Aspek Afektif
Dalam aspek afektif ini terdapat motifasi dan kebutuhan. Motifasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri untuk melakukan sesuatu. Motifasi dapat diterpakan dalam setiap segi kehidupan. Tidak sering manusia termotifasi karena suatu kebuthan. Sedangkan kebutuhan itu merupkan sesuatu hal yang harus terpenuhi oleh manusia itu sendiri. Setiap manusia memiliki kadar kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi: kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, prestasi, dan sebagainya.
-
Aspek Konatif
Aspek ini berhubungan dengan kecenderungan seorang manusia untuk bertindak, menggambarkan jiwa seseorang yang aktif dan dinamis.
2) Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari 2 orang. Komunikasi kelompok terbagi menjadi komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis.
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menyampaikan pesan lebih kepada pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, seminar, dialog interaktif. Sedangkan komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada afeksi komunikasn dan prosesnya berlangsung linear. Komunikasi kelompok dapat berupa diskusi panel, simposium, seminar, Brainstroming, general study, komunikasi dalam kelompok kecil ataupun besar.
Kelompok menurut Devito terbagi menjadi 5, kelompok kecil, kelompok nominal, kelompok pengembangan ide, kelompok pengembangan pribadi, dan kelompok pendidikan.
-
Kelompok kecil adalah merupakan sekumpulan perorangan yang relatif kecil, yang masing-masing memiliki hubungan dan beberapa tujuan yang sama.
-
Kelompok nominal merupakan suatu kelompok yang dapat diuraikan dengan cara mengikuti suatu prosedur dalam suatu masalah yang spesifik.
-
Kelompok pengembangan ide merupakan kelompok yang memiliki dua tahap, yaitu tahap sumbang saran dan tahap evaluasi.
-
Kelompok pengembang diri merupakan kelompok yang dibentuk untuk mengubah aspek kepribadian atau perilaku yang mendasar.
-
Kelompok pendidikan merupakan kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan keterampilan baru melalui pertukaran pengetahuan.
3) Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy, adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi massa ini lebih kepada komunikasi satu arah, sehingga umpan balik secara langsung tidak dapat dirasakan oleh komunikator. Penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Pesan ini mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama apabila didokumentasikan.
Karena komunikannya bersifat massa yang tentunya memiliki kepribadian berbeda-beda, maka sifat pesan yang disampaikan pun lebih bersifat umum, tidak memihak kepada kepentingan pribadi komunikan. Setiap pesan dalam komunikasi massa mengandung citra komunikator, karena dalam pesan tersebut khalayak umum akan juga menilai bagaimanakah komunikator.
Model Desain Strategi Komunikasi Pembangunan
Dalam perkembangannya, perencanaan desain strategi komunikasi pembangunan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Mulai dari yang bersifat top down, bottom up, hingga penguatan saluran komunikasi dialogis. Menarik untuk mengkaji bagaimana perkembangan perencanaan desain strategi pembangunan dan perubahan-perubahan yang dihasilkan dengan pendekatan yang berbeda.
1. Strategy Extentions Campaign
Strategy Extention Campaign (SEC) atau kampanye penyuluhan strategis diperkenalkan pada era 1980 an, adalah metode yang mengutamakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan strategi, sistematika manajemen dan implementasinya di lapangan pada penyuluhan pertanian. Tujuan yang paling mendasar dari SEC adalah menerapkan pendekatan yang menyeluruh, rasional dan pragmatis dalam merencanakan, menerapkan, mengatur, memonitor dan mengevaluasi program penyuluhan pertanian.
Pendekatan dalam SEC adalah formulasi dari berbagai model pendekatan partisipatif yang telah ada sebelumnya, yaitu Advocates a Participatory Planning Approach, Needs-Based and Demand-Driven Oriented, Strategic planning and integrated system approach, Considering human and behavioral dimension, Problem solving orientation, Cost effective multimedia approach, Provides specific extension support materials and training, Built-In process documentation and evaluation procedures, Keseluruhan metode dapat diaplikasikan pada program penyuluhan lainnya, seperti kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
2. Health Communicaton Strategy
Health communication strategy (HCS) merupakan salah satu varian dari pemasaran sosial di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan bantuan pada ratusan organisasi lokal, regional dan nasional di seluruh dunia yang berusaha untuk meningkatkan kesehatan untuk khalayak tertentu. Health communication strategy difokuskan pada permasalahan kesehatan, namun juga dapat diaplikasikan dalam isu-isu pembangunan lainnya di negara berkembang seperti pada masalah-masalah demokrasi dan pemerintah.
3. Participation Rural Communication Appraisal
PRCA (Participation Rural Communication Appraisal) yang diperkenalkan pada tahun 1994, adalah sebuah metode riset komunikasi yang menggunakan teknik visualisasi, wawancara, dan kelompok kerja yang berbasis lapangan untuk menghasilkan informasi HCS telah mengalami perkembangan sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an yang lebih menekankan model monolog yang direpresentasikan oleh dominasi petugas kesehatan pada pasien, sehingga disebut era medis.
HCS di tahun 2000-an juga mengembangkan strategi komunikasi kesehatan dengan pendekatan participatory communication strategy (PCS) yang menggunakan saluran dan media efektif, komunikasi dialogis antara komunikator/ agen pembangunan dan masyrakat, sharing dan belajar bersama masyarakat dan partisipasi aktif masyarakat yang digunakan untuk merancang program, materi, media dan metode komunikasi yang efektif bagi pembangunan untuk menjamin kesesuaian dan kepemilikan oleh masyarakat.
Pendekatan yang digunakan dalam PRCA merupakan formulasi dari pendekatan- pendekatan partisipatif lainnya, seperti: Pengkajian pedesaan partisipatif (PRA) dan belajar dan bertindak partisipatif (PLA), PRCA meminjam model riset kualitatif dan kuantitatif juga etnografi, PRCA menggabungkan ide-ide dan teknik-teknik dari pendekatan kerangka kerja Logis (LFP), perencanaan proyek berorientasi tujuan (OOPP), serta penelitian periklanan dan pemasaran. Oleh karena itu itu PRCA dapat digunakan dalam berbagai proyek pembangunan. (Anyaegbunam, C. et. al. 2004).
4. Participation communication Strategy Design
Participation communication strategy design (PCSD) adalah desain strategi komunikasi pembangunan yang merupakan lanjutan dari PRCA diperkenalkan pada tahun 2004. Sebagai suatu kelanjutan logis dari PRCA, PCSD menyertakan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang mungkin mengarahkan pada perencanaan komunikasi efektif dan tindakan untuk meningkatkan mata pencaharian. PCSD focus pada cara-cara berpartisipasi dengan masyarakat, bagaimana menghadirkan permasalahan dan kebutuhan praktis yang diidentifikasi.
Mendesain pesan dan menciptakan tema diskusi sesuai dengan prinsip media komunikasi, materi dan aktivitas-aktivitas pembangunan dan produksi. Desain strategi ini juga menentukan syarat untuk efektifitas penggunaan pendekatan komunikasi, teknik, media, materi, dan metode di antara masyarakat pedesaan. PCSD dapat digunakan pada berbagai proyek pembangunan seperti pertanian, kesehatan, pendidikan, meningkatkan pendapatan, gender, air dan sanitasi, peternakan, dan kemiskinan.