Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Non Verbal?

Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal menurut Mark L Knapp adalah Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.

Apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal secara lebih detail ?

Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses yang dijalani oleh seseorang individu atau lebih pada saat menyampaikan isyarat-isyarat nonverbal yang memiliki potensi untuk merangsang makna dalam pikiran individu atau individu-individu lain.

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis walau tidak terdapat kesepakatan tentang proses nonverbal ini, kebanyakan ahli setuju bahwa hal-hal berikut mesti dimasukkan seperti isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, postur, gerakan tubuh, sentuhan, pakaian, artefak, diam, ruang, waktu dan suara.

Komunikasi nonverbal juga dapat diartikan sebagai penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan-sentuhan.

Fungsi Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama komunikasi nonverbal sebagai berikut:

  • Untuk mengulangi perilaku verbal, misalnya menganggukkan kepala ketika mengatakan “ya”.

  • Untuk menekankan atau melengkapi, komunikasi nonverbal digunakan untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja tersenyum untuk menekankan suatu hal tertentu.

  • Untuk menggantikan, misalnya mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa yang dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak.”

  • Untuk meregulasi perilaku verbal, contohnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu.

  • Untuk menunjukkan kontradiksi, pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.

Klasifikasi Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal dapat dikasifikasikan menjadi beberapa kelompok atau kategori, yaitu ; Kinesik atau Gerak Tubuh, Sentuhan (Haptiks), Paralinguistik atau Suara, Penampilan fisik, Progsemik atau Penggunaan Ruangan Personal dan Sosial, Konsep Waktu dan Warna.

1. Kinesik atau Gerak Tubuh

Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika ( kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena dalam hidup, semua anggota badan senantiasa bergerak.

  1. Isyarat Tangan
    Penggunaan isyarat tangan dan maknanya jelas berlainan dari budaya ke budaya. Meskipun dibeberapa Negara, telunjuk digunakan untuk menunjukkan sesuatu, hal itu tidak sopan di Indonesia. Tentu saja ada pengecualian, misalnya orang Batak dan orang Amerika, biasa menunjuk dengan telunjuk tanpa bermaksud kasar pada orang yang dihadapinya.

    Begitu juga orang Betawi, yang tidak jarang menunjuk dengan memajukan mulut, sambil berucap “ke sono-no!”, beberapa suku Afrika yang menunjuk dengan mencibirkan bibir bawah menganggap cara menunjuk Amerika sebagai kasar.

  2. Gerakan Kepala
    Dibeberapa Negara, anggukan kepala malah berarti “tidak” seperti di Bulgaria, sementara isyarat “ya”di Negara itu adalah mengelengkan kepala. Orang inggris, seperti orang Indonesia, menganggukan kepala bahwa mereka mendengar dan menyetujui.

  3. Postur Tubuh dan Posisi Kaki
    Postur tubuh sering bersifat simbolik, seseorang cenderung mengapresiasi berlebihan orang bertubuh tinggi dan seimbang. Banyak orang berusaha mati-matian untuk mencapai postur tubuh yang ideal dengan mengontrol makanan, berolahraga, mengonsumsi jamu atau obat, dan bahkan bedah plastik. Bahkan cara duduk, berdiri dan berbaring dapat mengomunikasikan serangkaian makna yang terbatas namun menarik.

    Menjamurnya pusat pusat kebugaran diberbagai kota di Negara menunjukan kecenderungan tersebut. Status seseorang juga dapat terlihat lewat cara ia meletakan tangannya ketika berdiri dan berbicara dengan orang lain.

  4. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata.
    Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antar pribadi.

    • Pertama, fungsi pengatur untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan melakukan hubungan dengan orang tersebut atau menghindarinya.
    • Kedua fungsi ekpresif, yaitu memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya.

2. Sentuhan (Haptiks)

Studi tentang sentuh-menyentuh di sebut haptika (haptics), seperti foto, adalah suatu prilaku nonverbal yang multi makna, dapat menggantikan seribu kata.

Menurut Heslin terdapat lima kategori sentuhan yang merupakan sesuatu rentang dari yang sangat impresional hingga yang sangat personal. Kategori-kategosi tersebut adalah :

  1. Fungsional-professional. Disini sentuhan bersifat “dingin” dan berorentasi bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.

  2. Sosial-sopan. Prilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.

  3. Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalkan dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah.

  4. Cinta. Kategori ini merujuk kepada sentuhan yang menyatakan ketertarikan emosional.

3. Paralinguistik atau Suara

Parabahasa atau vokalia (vokalis), merujuk aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami misalnya kecepatan berbicara berupa tinggi atau rendah, intensitas (volume), suara, intonasi, dialek, suara terputus putus, suara yang getar, suitan, siulan, tawa, tangisan, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya.

Setiap karakteristik suara ini mengkomunitaskan emosi dan pikiran seseorang. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal, satu pesan yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.

Mehrabian dan Ferris menyebutkan bahwa parabahasa adalah hal terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau emosi.

Menurut formula mereka, parabahasa punya andil 38% dari keseluruhan impak pesan. Oleh karena ekspresi wajah punya andil 55% dari keseluruhan impak pesan, dan lebih dari 90% isi emosionalnya ditentukan secara nonverbal.

4. Penampilan fisik

Bagaimana cara seseorang berpakaian, warna, model pakaian, menyisir rambut, merupakan unsur-unsur tampilan yang menunjukkan sebuah pesan. Simbol nonverbal seperti ini erat kaitannya dengan penilaian budaya.10

Setiap orang punya persepsi mengenai penampakan fisik seseorang, baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna) dan juga ornament lain yang dipakai seperti kacamata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cicin, anting-anting, dan sebagainya. Seringkali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk wajah, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.

  1. Busana
    Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan yang tertulis atau tidak tertulis nilai kenyamanan dan tujuan pencitraan semua itu mempengaruhi dari cara kita berdandan. Banyak subkultural atau komunitas mengenakan busana yang khas sebagai simbol keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut, sebagian orang berpandangan bahwa pilihan atas pakaian mencerminkan kepribadiannya.

  2. Bau-bauan
    Bau-bauan terutama yang menyenangkan (wewangian, seperti parfum) telah berabad -abad digunakan orang untuk menyampaikan pesan mirip cara yang dilakukan hewan. Perbedaan persepsi atas bau-bauan dapat menimbulkan kesalah pahaman ketika orang berbeda budaya berkomunikasi.

  3. Karektaristik fisik
    Suatu studi menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan salah satu ciri penting dalam teori pribadi, meskipun bersikap implicit. Orang yang menarik fisik secara ajen dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, hangat secara seksual, menarik, responsive, persuasi dan berhasil dalam karir dari pada orang yang tidak menarik. Ciri-ciri fisik seperti tinggi badan, warna kulit, warna rambut dan gaya sisiran serta bentuk wajah juga mengandung pesan nonverbal. Orang memberikan kesan mengenai orang lain berdasarkan ciri-ciri semuanya ini dan bergantung pada aspek nonverbal.

5. Progsemik atau Penggunaan Ruangan Personal dan Sosial

Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasi ruang, baik dalam rumah, di luar rumah maupun dalam hubungan dengan orang lain. Edward T. Hall adalah antropolog yang menciptakan istilah progsemics (proksemika) sebagai bidang studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang (pribadi dan sosial), cara manusia menggunakan ruang dan pengaruh ruang terhadap komunikasi.

Ada empat jarak yang biasanya digunakan yaitu jarak akrab (50 cm) pembicaraan untuk dua sahabat dekat, jarak pribadi (50-125 cm) yang terjadi secara sepintas atau kebetulan, jarak sosial (125 cm- 4 m) untuk urusan bisnis dan jarak umum (lebih dari 4 m) mengenai apa saja.12

6. Konsep Waktu

Waktu menentukan hubungan antara manusia, pola hidup manusia pada waktu dipengaruhi oleh budaya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan manusia. Kronemika (cronemics) adalah studi dan interpretansi atas waktu sebagai pesan bagaimana kita mempersiapkan dan memperlakukan. Waktu sebagai simbolik menunjukan sebagai jati diri, siapa diri kita dan kesadaran akan lingkungan.

7. Warna

Sering seseorang mengunakan warna untuk menunjukan suasana emosional, cita, rasa, afiliasi politik dan bahkan mungkin meyakinkan agama. Dalam tiap budaya terdapat konvensi tidak tertulis mengenai warna pakaian yang layak dipakai ataupun tidak. Seperti halnya kaum wanita umumnya lebih bebas memilih warna pakaian dari pada pria.

Hingga derajat tertentu antara warna tampaknya ada hubungan antara warna yang digunakan dengan kondisi fisiologi dan psikologis manusia.

Menurut Johson, perilaku nonverbal memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

  1. Merupakan kebiasaan yang bersifat otomatis dan jarang disadari.
  2. Berfungsi mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, kendatipun dengan kata-kata seseorang berusaha menyembunyikannya.
  3. Sarana utama untuk mengungkapkan emosi
  4. Memiliki makna yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya yang berbeda.
  5. Memiliki makna yang berbeda dari satu orang kepada orang lain, atau pada orang yang sama namun berlainan waktu.

Referensi :

  • Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003)
  • Alo Lili Weri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya (Yogyakarta: Lkis, 2007)
  • Jhon R.Wenburg dan William, The Personal Communication Process (New York: Jhon Willey & Sons, 1973)
  • Johs Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)
  • Rochajat Harun, Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)
  • Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005)
  • Alo liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana, 2011)
  • Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Kencana, 2011)

Malandro dan Barker memberikan batasan-batasan dalam definisi komunikasi non-verbal, sebagai berikut.

  1. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
  2. Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara.
  3. Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain.
  4. Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.

Menurut Ronald Adler dan George Rodman, komunikasi nonverbal memiliki empat karakteristik yaitu keberadaannya, kemampuannya menyampaikan pesan tanpa bahasa verbal, sifat ambiguitasnya dan keterikatannya dalam suatu kultur tertentu.

Eksistensi atau keberadaan komunikasi nonverbal akan dapat diamati ketika kita melakukan tindak komunikasi secara verbal, maupun pada saat bahasa verbal tidak digunakan. Atau dengan kata lain, komunikasi nonverbal akan selalu muncul dalam setiap tindakan komunikasi, disadari maupun tidak disadari. Keberadaan komunikasi nonverbal ini pada gilirannya akan membawa kepada cirinya yang lain, yaitu bahwa kita dapat berkomunikasi secara nonverbal, karena setiap orang mampu mengirim pesan secara nonverbal kepada orang lain, tanpa menggunakan tanda-tanda verbal.

Karakteristik lain dari komunikasi nonverbal adalah sifat ambiguitasnya, dalam arti ada banyak kemungkinan penafsiran terhadap setiap perilaku. Sifat ambigu atau mendua ini sangat penting bagi penerima (receiver) untuk menguji setiap interpretasi sebelum sampai pada kesimpulan tentang makna dari suatu pesan nonverbal. Dan karakteristik terakhir adalah bahwa komunikasi nonverbal terikat dalam suatu kultur atau budaya tertentu.

Maksudnya, perilaku-perilaku yang memiliki makna khusus dalam satu budaya, akan mengekspresikan pesan-pesan yang berbeda dalam ikatan kultur yang lain.

Kategori Komunikasi Nonverbal

Kategori komunikasi nonverbal yang dimaksudkan disini adalah beragam cara yang digunakan orang-orang untuk berkomunikasi secara nonverbal, yaitu vocalics atau paralanguage, kinesics yang mencakup gerakan tubuh, lengan, dan kaki, serta ekspresi wajah (facial expression), perilaku mata (eye behavior), lingkungan yang mencakup objek benda dan artifak, proxemics: yang merupakan ruang dan teritori pribadi, haptics (sentuhan), penampilan fisik (tubuh dan cara berpakaian), chronemics (waktu), dan olfaction (bau).

komunikasi non verbal

1. Vocalics atau paralanguage

Dalam tindak komunikasi sehari-hari, kita lebih banyak mempunyai output dan input vokal dibanding dengan kata-kata yang kita ungkapkan secara lisan. Output dan input vokal inilah yang kita sebut sebagai vocalics atau paralanguage. Contoh nyata dari kategori komunikasi nonverbal ini adalah desah (sighing), menjerit (screaming), merintih (groaning), menelan (swallowing) menguap (yawning), di samping bentuk-bentuk seperti jeda, intonasi, dan penekanan dalam pembicaraan lisan.

2. Kinesics

Kategori lain dari komunikasi nonverbal adalah kinesics. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, ekspresi wajah kita akan selalu berubah tanpa melihat apakah kita sedang berbicara atau mendengarkan.

Paul Ekman dan Wallace Friesen telah mengidentifikasikan enam emosi dasar bahwa ekspresi wajah mencerminkan keheranan, ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, dan kebencian atau kejijikan.

Bentuk lain dari kinesics adalah gerakan tangan, kaki dan kepala. Orang- orang yang terlibat dalam tindak komunikasi sering menggerakkan kepala dan tangannya selama interaksi berlangsung. Beberapa dari gerakan kepala dan tangan tersebut dilakukan secara sadar dan beberapa lainnya dilaksanakan secara tidak sengaja, namun semuanya memiliki makna.

Gerakan tangan cenderung digunakan paling banyak oleh orang yang sedang berbicara, sedangkan pendengar cenderung, memakai gerakan kepala. Gerakan kepala yang paling umum digunakan oleh orang-orang yang sedang mendengar adalah anggukan dan gelengan kepala. Gerakan kepala yang lain adalah dengan mengernyitkan atau mengerutkan dahi. Gerakan ini bermakna bahwa orang yang sedang mendengarkan memberikan umpan balik (feedback) kepada pembicara.

Gerakan tangan menyajikan banyak fungsi pesan bagi pembicara selama interaksi berlangsung, yaitu menegaskan atau menjelaskan apa yang dikatakan, memberi penekanan pada pembicaraan dan mengilustrasikan apa yang sedang dikatakan.

Selain itu, ada juga gerakan tangan yang tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap apa yang sedang dikatakan. Tujuan dari gerakan tangan ini adalah untuk menunjukkan intensitas pesan, misalnya berjabat tangan dengan cepat untuk mengekspresikan kegembiraan.

Aspek komunikatif yang utama dari perilaku mata adalah siapa dan apa yang sedang kita lihat dan untuk berapa lama. Mata kita merupakan saluran komunikasi nonverbal yang penting, tidak hanya selama interaksi tetapi juga sebelum dan sesudah interaksi berakhir. Dengan memelihara kontak mata dan tersenyum, orang-orang yang terlibat mengindikasikan bahwa mereka tertarik dengan persoalan yang sedang diperbincangkan.

3. Proxemics

Kategori selanjutnya dari komunikasi nonverbal adalah proxemics, yaitu suatu cara bagaimana orang-orang yang terlibat dalam suatu tindak komunikasi berusaha untuk merasakan dan menggunakan ruang (space).

Antropolog Edward T. Hall mendefinisikan empat jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, Ia menjelaskan bahwa kita memilih satu jarak khusus bergantung pada bagaimana kita merasakan terhadap orang lain pada suatu situasi tertentu, konteks percakapan dan tujuan-tujuan pribadi kita.

Keempat jarak tersebut adalah intimate distance, personal distance, social distance dan public distance. Namun empat jarak yang dikemukakan oleh Hal ini hanya menggambarkan perilaku orang-orang dari Amerika Utara dan
sangat mungkin berbeda dengan orang-orang yang berasal dari budaya lain.

4. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sebagai salah satu karakteristik komunikasi nonverbal dapat berupa lingkungan atau benda-benda yang digunakan atau dimiliki seseorang yang dapat merefleksikan makna tertentu yang berkaitan dengan orang tersebut.

Misalnya, ketika kita memasuki ruang atau rumah seseorang, dengan segera kita dapat memperoleh kesan mengenai kepribadian penghuninya. Demikian pula dengan kesan yang kita berikan pada seseorang dengan melihat mobil yang dikendarainya, perabot rumahnya, asesorisnya, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena orang cenderung memilih benda atau lingkungan yang dapat merefleksikan citra diri dan kepribadiannya.

Penampilan fisik acapkali mengekspresikan penandaan nonverbal tertentu. Hal ini dapat kita rasakan ketika memberikan stereotipe tertentu yang berkaitan dengan keadaan fisik seseorang. Misalnya orang yang gemuk dianggap sebagai periang dan orang yang kurus sebagai orang yang serius. Demikian pula dengan panjang atau potongan rambut tertentu. Beberapa karakter fisik lainnya yang dianggap berperan dalam penandaan nonverbal mencakup berat badan, tinggi badan, wama kulit, kontur wajah, dan berbagai jenis bekas luka atau cacat fisik.

Sementara itu atribut lain yang berhubungan erat dengan penampilan fisik, dan sangat jelas berperan sebagai penanda makna tertentu adalah cara berpakaian.

Biasanya ketika orang memilih dan memutuskan untuk memakai pakaian tertentu, maka dia secara sadar telah menggunakan tanda nonverbal untuk mengekspresikan makna melalui kesan tertentu dalam penampilannya.

Seperti dikemukakan oleh Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, bahwa salah satu kategori komunikasi nonverbal yang penting adalah clothing atau cara berpakaian.

Pakaian yang dikenakan merupakan satu alat komunikasi. Orang-orang dengan sengaja mengirimkan pesan tentang diri mereka melalui apa yang mereka kenakan dan kits berusaha menginterpretasikannya berdasarkan pada
pakaian yang dikenakan.

Dengan demikian, pakaian tidak hanya melindungi kita dari panas dan dingin, namun melalui pakaian dapat menjadi indikator dari status sosial ekonomi seseorang, penanda dari peran-peran tertentu .

5. Haptics

Haptics atau sentuhan atau kontak tubuh dikatakan oleh Emmert dan Donaghy sebagai cara terbaik untuk mengkomunikasikan sikap pribadi, baik yang positif maupun yang negatif.

Frekuensi dan durasi sentuhan dapat menjadi indikator tentang persahabatan dan rasa suka di antara orang yang melakukannya. Sentuhan dapat pula menjadi indikator yang paling ekstrim dari rasa tidak suka atau kemarahan, seperti menampar, menyepak, memukul, dan sebagainya.

Cara-cara atau bentuk sentuhan dapat pula menunjukkan posisi orang dalam hubungan dengan orang lainnya, khususnya dalam pengertian dominan dan submisif (seperti mengelus kepala, mencium tangan, dan sebagainya).

6. Waktu

Waktu atau chronemics juga dapat menjadi penanda nonverbal yang digunakan ketika seseorang berkomunikasi. Bentuk nyata yang dapat kita rasakan adalah mengenai orang yang tepat/tidak tepat waktu, orang yang mengulur-ulur waktu untuk menyampaikan pesan bahwa dia tidak menyukai apa yang sedang dilakukannya, dan sebagainya.