Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Massa?

Komunikasi Massa (Mass Communications) adalah proses penyampaian pesan (informasi, gagasan) kepada orang banyak (publik) melalui media.

Apa yang dimaksud dengan komunikasi massa?

1 Like

Definisi umum dari komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan den gan menggunakan media massa. Banyak definisi lain mengenai komunikasi massa menurut para ahli komunikasi. Namun diantara sekian banyak definisi yang telah dikemukakan, terdapat benangmerah kesam aan diantara definisi-definisi tersebut.

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa baik itu melalui media cetak atau media elektronik (Nurudin, 2009)

Menurut Rakhmat (2004), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melalui media cetak, surat kabar, majalah, elektronik, radio dan televisi, sehingga pesan dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pesan yan g disam paik an melalui media massa merupakan produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mempunyai nilai guna.

Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) mengatakan bah wasesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut :

  1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan tersebut dapat disebarkan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dsb.

  2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

  3. Pesan adalah milik publik. Artinya pesan bisa didapatkan dan diterima oleh siapa saja.

  4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikator tidak berasal dari seseorang melainkan sesuatu yang bersifat lebih besar
    (lembaga).

  5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper adalah sejumlah orang yang mengontrol suatu pesan sebelum pesan tersebut disebarkan atau diberitakan kepada khalayak luas.

  6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Hal ini dikarenakan komunikasi ini melalui media massa, berbeda dengan jenis komunikasi yang lain umpan balik dapat dilakukan secara langsung misalnya seperti komunikasi antarpersona.

Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu jenis komunikasi yang dalam penyampaian pesannya menggunakan media massa. Dibandingkan dengan jenis komunikasi yang lainnya, komunikasi massa memiliki ciri- ciri khusus yang membedakan. Ciri-ciri khusus tersebut disebabkan oleh sifat-sifat komponennya (Effen dy, 2006).

Adapun ciri- ciri dari komunikasi massa seperti yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut :

  1. Komunik asi massa berlangsung satuarah
    Komunikasi massa berlangsung satu arah berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Misalnya, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan dari para pembacanya terhadap pesan yang diberitakan atau disiarkannya itu. Yang dimaksud dengan “ tidak mengetahui” adalah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi berlangsung.

    Konsekuensi dari situasi komunikasi seperti ini, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sehingga pesan yang disampaikannya kepada komunikan bersifat komunikatif sehingga mudah dimengerti.

  2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
    Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator tidak memiliki kebebasan individual dalam menyampaikan informasi. Misalnya penyiar televisi, dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lem baga atau stasiun televisinya bukan atas namanya sendiri.

  3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
    Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum bukan kepada perseorangan atau kepada kelompok tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.

  4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
    Media massa memiliki kemampuan untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

  5. Komunikan komunik asi massa bersifat heterogen
    Komunikan yang dituju oleh komunikator pada komun ikasi massa ini bersifat heterogen. Keberadaannya terpencar-pencar, tidak mengenal satu dengan yang lainnya dan tidak memiliki kontak pribadi diantaranya.

    Heterogenitas khalayak seperti inilah yang menjadi kesulitan komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi.

    Cara untuk mengatasi heterogenitas ini adalah dengan mengelompokan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan dan yang lainnya berdasarkan perbedaannya.

Fungsi Komunikasi Massa

Pada da sarnya fungsi dari komunikasi massa adalah untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi secara cepat kepada khalayak luas melalui media massa. Media yang digun akan dapat berupa media cetak dan media elektronik.

Menurut Elvinaro dan rekan (2007), fungsi umum komunikasi massa atau fungsi dari media massa dilihat dari perspektif secara umum yang meliputi fungsi memberi informasi, memberi pen didikan (to educated), memberi hiburan (to entertain) dan memengaruhi ( to influence). Sedangkan fun gsi dari komunikasi massa seperti yang dikemukakan oleh Joseph R. Dominick seorang Profesor Universitas Georgia, Athens, Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul Def inisi umum dari komun ikasi massa adalah proses kom un ikasi yang dilak ukan den gan menggunakan media massa. Banyak definisi lain m en genai kom unikasi massa menur ut para ahli komunikasi. Nam un diantara sekian banyak definisi yang telah dik emukak an, terdapat benan gmerah kesam aan diantara def inisi-definisi tersebut.

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass comm unication, seba gai kepen dek an dari mass media communication. Artinya, kom unikasi yang menggunakan media massa. Pada dasarnya komun ikasi m assa adalah kom unikasi yang dilak ukan m elalui media massa baik itu m elalui media cetak atau media elektronik (Nurudin, 2009)

Menur ut Rakhmat (2004), komunikasi m assa diartikan sebagai jenis kom unikasi yang dit ujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melalui media cetak, surat kabar, m ajalah, elektronik, radio dan televisi, sehin gga pesan dapat diterim a secar a serentak dan sesa at. Pesan yan g disam paik an melalui media massa merupakan produk dan komoditi yang m em punyai nilai t ukar, serta acuan simbolik yang mempuny ai nilai gun a.

Michael W. Gam ble dan Teri Kwal Gam ble (1986) m engatakan bah wa sesuatu bisa didef inisikan sebagai kom unikasi m assa jika m encak up hal-h al seba gai ber ikut :

  1. Kom unik ator dalam kom unikasi m assa men gan dalkan peralatan m odern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepa da khalayak yan g luas dan tersebar. Pesan tersebut dapat disebarkan m elalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dsb.

  2. Kom unik ator dalam komunik asi massa dalam menyebark an pesan- pesanny a bermaksud mencoba ber bagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak salin g ken al atau mengetah ui satu sama lain.

  3. Pesan adalah milik publik. Artinya pesan bisa didapatkan dan diterima oleh siapa saja.

  4. Sebagai sum ber, komunikator massa biasanya organisasi formal sep erti jarin gan, ik atan, atau perk um pulan. Den gan kata lain, komunikator tidak berasal dari seseor an g melainkan sesuat u yan g bersifat lebih be sar
    (lembaga).

  5. Komunik asi massa dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeep er adalah sejum lah or ang yan g m en gontrol suat u pesan sebelum pesan tersebut disebarkan atau diberitakan kep ada khalayak luas.

  6. Umpan balik dalam kom unikasi massa sif atnya tertunda. Hal ini dikarenak an kom un ikasi ini melalui media massa, ber beda dengan jenis komunikasi yang lain umpan balik dap at dilak ukan secara langsung m isalnya sep erti komunikasi antarpersona.

2.2.2 Ciri-ciri Kom unikasi Massa

Komunikasi massa mer upakan suat u jenis komunikasi yang dalam penyam paian pesannya m en ggunak an media massa. Diban dingkan den gan jenis kom unikasi yang lainny a, kom unikasi m assa m em iliki ciri- ciri khusus yang membedakan. Ciri-ciri khusus tersebut disebabkan oleh sifat-sifat komponennya (Effen dy, 2006).

Ada pun ciri- ciri dari kom unikasi massa seperti yang dikem uk akan oleh para ahli adalah sebagai berik ut :

  1. Kom unik asi massa ber langsun g satuarah

Kom unik asi massa berlan gsun g satu arah berarti tidak terdapat arus balik dar i komun ikan kepada komunikator. Misalnya, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tan ggapan dari par a pembacanya terhadap pesan yan g diber itakan atau disiark annya it u. Yan g dimaksud dengan “ tidak m en getah ui” adalah tidak m en getah ui pada waktu proses komunikasi ber langsun g. Konsek uensi dari situasi kom unikasi sep erti ini, komunikator pada kom unik asi massa har us melak ukan perencanaan dan per siapan sehingga pesan yan g disam paikannya kepada kom unikan bersif at kom unikatif sehingga m udah dimengerti.

  1. Komunik ator pada kom unik asi massa melembaga

Media m assa sebagai saluran kom unikasi massa mer upakan lembaga, yakni suat u institusi atau organ isasi. Kom un ikator tidak memiliki kebe basan individual dalam menyampaikan informasi. Misalnya penyiar televisi, dalam menyebarluaskan pesan kom unikasinya bertin dak atas nama lem baga atau stasiun televisinya buk an atas namanya sen diri.

  1. Pesan pada kom unik asi massa ber sifat umum

Pesan yang disebarkan melalui media massa ber sif at um um (publik) karena ditujukan kepada um um dan mengenai kepentin gan um um bukan kepada per seorangan atau kepada kelom pok tertentu. Media m assa tidak ak an menyiarkan suat u pesan yang tidak m enyan gkut kepentingan umum.

  1. Media komunik asi m assa m enimbulkan keser empakan

Media m assa memiliki kem am puan untuk menimbulk an keserempakan (simultaneity) pada p ihak khalayak dalam menerima pesan-p esan yang disebarkan.

  1. Kom unik an kom unik asi massa ber sifat heterogen

Komunik an yang dit uju oleh kom unikator pada kom un ikasi massa ini bersif at heterogen. Keber adaanny a terpencar-pencar, tidak mengenal satu den gan yang lainnya dan tidak mem ilik i kontak pribadi di antaranya. Heterogenitas khalayak sep erti inilah yang menjadi kesulitan komunikator dalam m enyebarkan pesannya m elalui media massa karena setiap in dividu dari khalay ak itu menghen daki agar kein ginanny a dip en uhi. Cara untuk mengatasi heterogenitas ini adalah dengan mengelompokan m ereka menurut jen is kelamin, usia, agama, pekerjaan, pen didikan, kebudayaan dan yang lainnya berdasarkan perbedaanny a.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Pada da sarnya fungsi dari kom unikasi massa adalah unt uk m enyam paik an suatu pesan atau informasi secara cepat kepada khalayak luas melalui media massa. Media yan g digun akan dap at ber upa media cetak dan media elektronik.
Menur ut Elvinaro dan rekan (2007), f un gsi umum komunikasi massa atau fun gsi dari media massa dilih at dari persp ektif secara um um yang m elip uti fungsi memberi informasi, memberi p en didik an (to educated), mem beri hiburan (to
entertain) dan memengar uhi ( to in fluence). Sedangkan f un gsi dari kom unikasi massa seperti yan g dikem ukakan oleh Joseph R. Dominick seorang Profesor Universitas Georgia, Athens, Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul The Dynamics of Mass Communication adalah sebagai berikut :

  1. Pengawasan
    Fungsi sebagai pengawasan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    • Pengawasan peringatan
      Pengawasan ini terjadi ketika media menyampaikan informasi yang membutuhkan kewaspadaan masyarakat luas misalnya seperti bencana alam , kondisi ekonomi negara yang melemah, serangan militer dan yang lainnya.

    • Pengawasan instrumental
      Pengawasan ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari misalnya seperti harga sembako di pasar, film baru yang akan tayang di bioskop, produk-produk baru yang baru diluncurkan dan yang lainnya.

  2. Interpretasi
    Media massa tidak hanya menyajikan data dan fakta tetapi juga informasi serta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Misalnya, tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran.

  3. Hubungan
    Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Fungsi hubungan yang dimiliki media sangat berpengaruh kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making”.

  4. Sosialisasi
    Fungsi komunikasi massa untuk sosialisasi ini maksudnya adalah media massa menyajikan penggambaran tentang kehidupan yang mengandung nilai dan norma sosial yang kemudian diadopsi oleh masyarakat untuk diterapkan dikehidupan sosial atau kehidupan sehari-harinya. Diantara jenis-jenis media massa, televisi termasuk media yang paling kuat daya pervasinya terutama di kalan gan anak- anak dan remaja.

  5. Hiburan
    Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas, komunikasi melalui media massa juga berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. Hal ini jelas nampak pada fungsi yang terdapat dari media massa seperti televisi, radio dan film .

    Pada media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah juga memiliki hiburan di dalamnya misalnya seperti cerita pendek, cerita panjang atau pun cerita bergam bar.

Yang dimaksud dengan komuniksi massa (Mass Communication) ialah komunikasi yang melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.

Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar di antaranya Everett M. Rogert, yang mengatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain.

Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem dimana pesan-pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar dari pada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok lainnya.

Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empathy dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya.

Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang ; benak komunikator harus mengenai benak setiap komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang di ulang ribuan kali secara serentak.

Terdapat dua tugas komunikator dalam komunikasi massa :

  • mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan, dan
  • mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan.

Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula disampaikan kepada jutaan orang, bisa menimbulkan pengaruh yang kurang efektif sama sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang jumlahnya kecil.

image

Karakteristik Komunikasi Massa

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa, yakni seperti di uraikan dibawah ini :

a. Komunikasi Massa bersifat Umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.

Meskipun pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial. Pengawasan terhadap faktor tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum. Terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri.

b. Komunikasi bersifat heterogen

Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan, dan pengaruh.

c. Media massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca dalam waktu yang berbeda yang lebih selektif.

Ada dua segi penting mengenai kontak yang langsung itu;

  • pertama kecepatan yang lebih tinggi dari penyebaran dan kelangsungan tanggapan;
  • kedua : keserempakan adalah penting untuk keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-pesan.

Tanpa komunikasi massa, hanya pesan-pesan yang sangat sederhana saja yang disiarkan tanpa perubahan dari orang yang satu ke orang yang lain.

d. Hubungan Komunikator-komunikan bersifat non-pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang missal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.

Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku daam satu arah (One way Communication), dan ratio output input komunikan sangat besar. Tetapi dalam hubungan komunikator komunikan itu terdapat mekanisme resmi yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dari penjualan (Siaran Komersial).

Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. Ahli komunikasi lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa.

Mass communication is the tecnologacally and institutuonally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusiyang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyrakat industri). Gerbner (1967)

1. Proses Komunikasi Massa

Dalam menyusun suatu strategi komunikasi untuk dioperasikan dengan taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati proses komunikasi yang akan ia lancarkan, Proses komunikasi harus berlangsung secara “berputar” (circular), tidak “melurus” (linear);

Ini berarti idenya sebagai ekspresi dari paduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan mengarus menjadi umpan balik.

Dengan lain perkataan komunikator harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkan itu; apakah positif sesuai dengan tujuan, apakah negatif. Jika setelah dievaluasi umpan balik komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan; bila ternyata negatif, pada gilirannya harus diteliti faktor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan komunikasinya itu.

2. Komunikator Komunikasi Massa

Sebagai komunikator ia harus menyadari bahwa komunikator media massa bersifat melembaga (institutionalized communicator).

Sebagai konsekuensinya ia harus menyesuaikan ucapan atau tulisannya kepada sifat dan kebijaksanaan lembaga dan menyelaraskannya kepada system pemerintahan dimana lembaga itu beroperasi. Kesalahan dalam ucapan yang dilakukan seorang penyiar radio atau televisi, atau kesalahan tulisan yang dilakukan seorang wartawan surat kabar atau majalah, bisa menyebabkan eksistensi lembaga yang diwakilinya menjadi terancam.

Sebagai komunikator kolektif ia harus menyadari bahwa kemunculannya sebagai komunikator sebenarnya berkat dukungan orang-orang lain. Kemunculan seorang penyiar televisi dikarenakan dukungan pengaruh acara, juru kamera, juru suara, juru cahaya, dan teknisi lainnya. Kumandang suara seorang penyiar radio adaah sebagai akibat hasil kerja operator dan juru pemancar; penampilan tulisan wartawan adalah karena dukungan hasil karya redaktur meja, juru tata letak, dan staf redaksi lainnay. Oleh karena itulah kerja sama diantara mereka itulah menjadi mutlak.

3. Pesan Komunikasi Massa.

Berikutnya fokus perhatian ditujukan pada pesan yang akan dikomunikasikan. Pesan (Massage) terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan (the content of massage) dan lambing (Simbol) untuk mengekspresikannya. Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan pada surat kabar bahasa tulisan; ada juga gambar; pada film dan televisi lambang utamanya adalah gambar.

Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum, karena memang demi kepentingan umum. Penataan pesan tergantung pada media sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan.

Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan (skill), sebagian seni (art) dan sebagian ilmu (science). Tanpa dimensi seni menata pesan, tak mungkinlah media surat kabar, majalah, radio, televise, film, dapat memikat perhatian dan memukau khalayak, yang pada gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku mereka.

4. Media Komunikasi Massa

Yang dibahas disini ialah media massa yang memiliki ciri khas, yakni berkemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous), yakni pers, radio, televisi, dan film. Mengapa hanya dibatasi pada media tersebut? Jawaban terhadap pertanyaan itu, ialah karena media itulah yang paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan dan semakin lama semakin canggih akibat perkembangan teknologi, sehingga senantiasa memerlukan pengkajian yang seksama.

Dalam menyusun stategi komunikasi sifat dari media yang akan digunakan harus benar-benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan khalayak yang akan diterpa.

Pers memiliki ciri khas dibandingkan dengan media masa lainnya. Yang penting bukan hanya sifatnya yang merupakan media cetak, tetapi khalayak yang diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalau mereka diterpa media radio, televisi, dan film.

Pesan melalui media pers diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan makna apabila khalayak menggunakan tatanaa mentalnya (mental set) secara aktif. Karena itulah berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media pers harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Oleh karena itulah pers memerlukan susunan bahasa yang khas yang disebut bahasa pers.

Kelebihan pers dari media massa lainnya, ialah bahwa media cetak itu dapat di dokuentasikan, diulangkaji, dihimpun untuk keperluan pengetahuan, dan dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi.

Radio, dalam hal ini siaran radio, sebagai media massa yang sifatnya khas dibandingkan dengan media massa lainnya, untuk strategi komunikasi perlu mendapat perhatian kekhasan cirinya itu. Kekhsannya ialah sifatnya yang audial, untuk indera telinga. Karena itu, khalayak ketika menerima pesan-pesan dari pesawat radio dengan tatanan mental yang pasif, bergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan penyiar. Oleh sebab itu dalam dunia radio siaran dikenal istilah Easy Listening Formula atau disingkat ELF.

Televisi yang muncul dimasyarakat diawal dekade 1960-an semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Kelebihan televisi dari media massa lainnya, ialah sifatnya Audio Visual, dapat dilihat dan di dengar, “hidup” menggambarkan kenyataan, dan langsung enyajikan peristiwa yang tengah terjadi ketiap rumah para pemirsa.

Film, yakni film teatrikal, film yang dipertunjukan digedung bioskop, mempunyai persaamaan dengan televisi dalam hal sifatnya yang audio-visual; bedanya mekanik atau non elektronik dalam proses komunikasinya dan reaktif-edukatif persuasive atau non informative dalam fungsinya.

5. Komunikan Komunikasi Massa

Dalam startegi komunikasi, komunikan merupakan komponen yang paling banyak meminta perhatian. Mengapa demikian, karena jumlahnya banyak dan sifatnya heterogen dan anonym, sedangkan mereka harus dapat dicapai seraya menerima setiap pesan secara inderawi dan secara rohani.

Yang dimaksudkan dengan inderawi disini ialah diterimanya suatu pesan jelas bagi indera mata dan terang untuk indera telinga. Yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai terjemahan dari bahasa asing “accepted”, yaitu diterimanya suatu pesan yang sesuai dengan kerangka referensinya (frame of referencenya), paduan dari usia, agama, pendidikan, kebudayaan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Kerangka referensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat (interest) tertentu.

Berdasarkan hal-hal tersebut ada suatu pesan dari media massa yang diminati oleh seluruh khalayak, ada juga yang disenangi oleh kelompok tertentu, misalnya kelompok usia; anak-anak, remaja, dewasa; kelompok agama : Islam, Kristen, Budha, Hindu Bali, dan lain-lain. Kelompok etnis; Sunda Jawa, Aceh Menado, dan sebagainya.

Dengan demikian dalam menyusun strategi komunikasi harus ditentukan, rubric atau acara mana untuk sasaran khalayak (target audience) dan yang mana untuk sasaran kelompok (target groups) penentuan ini menimbulkan konsekuensi lain yang berkaitan dengan aspek sosiologis atau psikologis, yang kesemuanya itu demi efektivitas komunikasi.

Menurut De Fluer dalam buku “Understanding Mass Communication” : (Vera, 2008) Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator – komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan – pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna – makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda – beda melalui berbagai cara.

Komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Meletzke (Vera, 2008)

Menurut Joseph A. Devito (Nurudin, 2007), definisi dari komunikasi massa terdiri daru 2 hal, yaitu :

  • Pertama, komunikasi massa adalah komunikas yang ditujukan kepada massa, pada khalayak yang sangat banyak. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.

  • Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa itu berasal dari media yang tentunya mengharuskan setiap pesan yang tersampaikan harus ditujukan kepada khalayak ramai dan tidak hanya dinikmati oleh perorang atau perindividu saja.

Untuk pengertian mendasar yang dapat dikaitkan mengenai komunikasi massa yaitu komunikasi dapat dilakukan dengan media dan tanpa media. Komunikasi yang menggunakan media massa maupun media non massa. Media non massa contohnya : surat, telepon, telegram, dan lain – lain. Jadi dengan kata lain kesimpulan yang dapat ditarik yakni komunikasi yang menggunakan media massa yang periodik.

Menurut Jalaluddin Rakhmat merangkum dari berbagai definisi yang ada mengenai komunikasi massa yang merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

image

Ciri – Ciri Komunikasi Massa

Untuk membedakan antara jenis komunikasi yang satu dengan yang lainnya maka masing – masing memiliki ciri – ciri tersendiri. Adapun ciri – ciri komunikasi massa adalah : (Vera, 2008)

  1. Komunikatornya Terlembaga
    Menurut Wright, komunikator dalam komunikasi massa bergerak dalam organisasi yang kompleks, yang terdiri dari banyak orang yang terlibat di dalamnya dari mulai wartawan, editor, pemimpin redaksi, pemilik media, dan lainnya. Karena dalam organisasi yang kompleks maka memerlukan modal yang besar dalam menunjang kariernya, memerlukan pula peralatan yang lengkap.

    Jika media komunikasi yang digunakan adalah media televisi, tentu Akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, penata latar, produser, dan lain – lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar (McQuail, 2005).

  2. Khalayak Sasaran
    Khalayak sasarannya luas, heterogen (beragam), anonim (tidak dikenal). Disebut luas karena jumlahnya banyak dan tersebar, tidak di batasi oleh jarak dan geografis. Disebut heterogen karena khalayak komunikasi massa sangat beragam, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, baik dari segi pendidikan, jenis kelamin, agama, status sosial, dan sebagainya.

    Sedangkan anonim artinya masing – masing khalayak tidak mengenal satu dengan yang lainnya walaupun pada saat bersamaan mereka menerima pesan – pesan yang sama.

    Pada komunikasi interpersonal. Komunikator akan mengenai komunikannya. Mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

    Selain itu khalayak dalam komunikasi massa sifatnya berubah – ubah. Apa yang menarik perhatian pada suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang lain. Perhatian khalayak juga berbeda – beda tingkat intensitasnya.

  3. Isi Pesan
    Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi untuk kepentingan orang banyak. Komunikasi massa itu ditujukan kepada semua orang bukan untuk sekelompok tertentu. Pesan dalam komunikasi massa tidak secara sengaja ditujukan untuk golongan tertentu, seperti televisi misalnya, karena dinikmati banyak orang maka harus mampu mengakomodir kepentingan orang banyak juga, maka dalam pemilihan bahasa harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang banyak, bukan bahasa ilmiah misalnya yang hanya dimengerti oleh kelompok tertentu.

    Sifat umum di sini juga harus dibedakan dengan program acara tertentu dalam televisi atau radio, dan rubrik tertentu dalam majalah atau surat kabar. Kalau rubrik tertentu memang untuk kalangan tertentu, maka dalam surat kabar terdiri dari banyak rubrik, iklan, dan lain – lain. Ini yang dinamakan pesan dalam komunikasi bersifat umum.

  4. Waktu Penyampaian
    Dalam komunikasi massa waktu penyampaiannya cepat dan mampu menjangkau khalayak luas tidak terbatas secara geografis dan cultural.

    Karena karakteristik ini media massa disebut sebagai Messages Multiplier; penyampaian pesan secara cepat dan menjangkau khalayak luas.

    Ciri ini bisa juga disebut komunikasi massa menimbulkan keserempakkan, contohnya acara final piala dunia yang disiarkan secara langsung di televisi dapat ditonton oleh penonton dari seluruh penjuru dunia pada waktu yang bersamaan atau hamper bersamaan.

  5. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
    Dalam beberapa definisi dan pengertian tentang komunikasi massa disebutkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan atau melalui media massa. Karena ciri tersebut maka komunikator dan komunikannya tidak bertemu secara langsung seperti yang terjadi pada komunikasi interpersonal (tatap muka), akibatnya respon tidak diberikan secara langsung maka sifat komunikasi massa adalah satu arah (one way traffic communication).

    Apabila kita sedang menonton berita di televisi kemudia ada beberapa bagian yang tidak dapat kita pahami, kita tidak dapat meminta penyiar untuk mengulang membacakan bagian yang tidak kita pahami itu, pesan harus diterima dengan apa adanya, akan tetapi pada konteks – konteks tertentu dapat bersifat dua arah.

  6. Mengutamakan Unsur Isi Daripada Hubungan
    Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan. Pada komunikasi massa lebih mementingkan unsur isi, sedangkan dalam komunikasi antar pribadi lebih mengutamakan unsur hubungan.

    Pada komunikasi antar pribadi isi pesan tidak begitu diperhatikan dalam arti tidak harus sistematis, dan tidak harus relevan antara satu dengan yang lain, perpindahan topik pembicaraan berjalan sangat fleksibel. Misalnya komunikasi dimulai dengan topik tentang olah raga, pindah pada topik tentang film, lalu topik tentang pacar, dan sebagainya.

    Dengan kata lain yang menentukan efektifitas komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia. Bukan pada “apanya” tapi pada “bagaimana”. Sedangkan pada komunikasi massa menekankan pada “apanya” (Elvinaro & Lukiati Komala, 2004). Dalam komunikasi massa isi pesan harus dibuat terstruktur sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

image

  1. Feedback Dalam Komunikasi Massa
    Karena komunikasi massa bersifat satu arah maka feedback (umpan balik)nya bersifat tertunda (delayed feedback). Maksudnya adalah komunikan dalam komunikasi massa tidak bisa memberikan respon langsung pada komunikator tidak seperti dalam komunikasi antar pribadi, karena dalam komunikasi massa pesan disampaikan lewat media massa tidak secara langsung (tatap muka).

    Umpan balik biasanya berupa surat pembaca, melalui fax, telepon, email, media sosial, dan sebagainya. Tetapi dengan adanya kemajuan yang pesat dibidang teknologi komunikasi apakah memungkinkan komunikasi yang dua arah dapat berlangsung (dalam komunikasi massa)?

    Jika dilihat sepintas memang hal itu memungkinkan, seperti acara dialog interaktif di televisi atau radio, di mana khalayak (penonton atau pendengar) di rumah dapat berpartisipasi secara langsung melalui telepon pada saat siaran langsung. Karena komunikai melalui telepon secara langsung merupakan komunikasi dua arah.

    Tetapi perlu dilihat bahwa komunikasi dua arah tersebut terjadi pada khalayak yang sangat terbatas, yaitu yang menelpon saja, padahal khalayak komunikasi massa demikian luas dan tak terbatas. Maka dalam hal ini umpan balik dalam komunikasi massa tetap merupakan umpan balik yang tertunda.

  2. Stimulasi Alat Indera Yang Terbatas
    Dalam komunikasi massa, stimulusi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

    Karakteristik ini juga merupakan kelemahan dari komunikasi massa, contohnya; orang tidak bisa melihat (tunanetra) hanya bisa mendengar radio, tidak bisa membaca surat kabar dan menonton televisi.

Komunikasi massa adalah suatu proses dimana media menyebarkan pesan ke publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan pada sejumblah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Elemen – Elemen Komunikasi Massa

Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa, dalam lingkup ringkasan alur elemen komunikasi massa meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima).

Dalam komunikasi massa pengirim disebut sebagai source (sumber) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Untuk melihat pengertian mengenai elemen komunikasi, maka penulis menjabarkannya seperti di bawah ini : (Nurudin, 2007:95-135)

A. Komunikator

Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi.

Jadi dalam hal ini komunikator berarti gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak – tidaknya ada lima karakteristik :

  1. Daya saing (competitiveness),
    Daya saing ditumbuhkan dari kebijakan yang dikeluarkan komunikator. Orientasi utamanya adalah agar media massa itu “tidak bangkrut”. Oleh karena itu, membangun daya saing adalah bagian dari tugas komunikator untuk merumuskannya. Semua ini dilakukan karena tingkat kompetisi media massa semakin ketat dari hari ke hari.

  2. Ukuran dan kompleksitas (size and complexity),
    Ukuran dan kompleksitas juga menjadi sifat khusus yang melekat pada komunikator dalam komunikasi massa. Ukuran berhubungan erat dengan jumlah orang yang dipekerjakan dalam saluran komunikasi massa. Semakin besar media massa, semakin besar pula jumlah orang yang terlibat di dalamnya. Dalam sebuah penerbitan buku, misalnya; dibutuhkan editor, penulis naskah, bagian setting, desain cover, dan distributor. Semua itu menunjukkan jumlah orang yang terlibat tidak sedikit.

    Kompleksitas dan ukuran ini memang ada kaitannya dengan organisasi media massa. Media massa membutuhkan divisi – divisi. Koran Jawa Pos yang terbit di Jawa Timur perlu untuk mendistribusikan “kekuasaan” ke anak buah perusahaan. Ketika sejumlah Koran lokal muncul dan menjadi suplemen Jawa Pos di daerah – daerah (Radar).

  3. Industrialisasi (industrialization),
    Industrialisasi merupakan salah satu konsekuensi media massa. Media massa jelas mempekerjakan banyak orang an banyak struktur yang kompleks. Akibatnya, media ini perlu dikelola seperti halnya industri. Jadi, apa yang terjadi pada perusahaan koran atau televisi misalnya, sama seperti perusahaan pada umumnya. Jika di perusahaan umum ada peraturan tentang karyawan, kebijakan pimpinan, membuat produk tidak jauh berbeda. Inti dari pembahasan di atas mengenai media massa merupakan industri yang dikelola seperti industri secara umum.

  4. Spesialisasi (specialization),
    Spesialiasi merupakan tuntutan profesionalisme pengelolaan media massa. Tanpa spesialisasi, media massa tidak akan bisa mengikuti perkembangan zaman. Spesialisasi sering mutlak dimiliki komunikator dalam komunikasi massa.

  5. Perwakilan (representation).
    Perwakilan dalam media massa dibutuhkan agar bisa menopang kegiatan dalam tingkat kehidupan media. Misalnya dibentuknya biro – biro atau koresponden di luar kota. Semakin besar media massa, fungsi perwakilan menjadi semakin penting kehadirannya.

Ciri lain yang melekat pada komunikator dalam komunikasi massa tidak hanya dikelola oleh satu orang. Munculnya spesialisasi, perwakilan, dan kompleksitas yang melekat pada diri komunikator dalam komunikasi massa adalah lembaga media yang bersangkutan

B. Isi

Masing – masing media massa mempunyai kebijakan sendiri – sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing – masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon, Hiebert (1985) isi media setidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni;

  1. berita dan informasi,
  2. analisis dan interpretasi
  3. pendidikan dan sosialisasi,
  4. hubungan masyarakat,
  5. iklan dan bentuk penjualan lain,
  6. hiburan.

Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para audiense-nya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonnya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu.

Misalnya, sebagai seorang penggemar sepak bola tentunya menginginkan hasil pertandingan, ulasan dan kejadian lain yang berhubungan dengan sepak bola yang disajikan pada media massa.

Isi mengandung peranan yang penting karena menurut Jakob Oetama (2001) dalam buku “Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus” untuk menulis berita tidak sekadar berita, perlu ditunjang kemampuan untuk menumbuh kembangkan semangat dan kegiatan kemanusiaan dalam kegiatan jurnalistik. Berita tidak sekadar berita, tetapi harus memiliki nilai berita yakni membuat masyarakat gemar membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala yang merangsang kemajuan, memperkuat setia kawan kemanusiaan, dan yang menggerakkan kemajuan kualitatif manusia.

Ketika media massa dengan informasi dan analisisnya memberikan ilmu pengetahuan pada masyarakat, secara tidak langsung media sedang memfungsikan dirinya sebagai seorang pendidik. Media massa saaat itu sedang mendidik masyarakat. Masyarakat yang sebelumnya tidak tahu perkembangan teknologi angkasa luar, dengan pemberitaan media massa mereka menjadi lebih tahu.

Fungsi pendidikan ini secara tidak langsung ada kaitannya dengan sosialisasi. Pendidikan itu sama saja dengan sosialisasi suatu ilmu pengetahuan dari generasi satu ke generasi selanjutnya.

Isi media bisa menjadi penghubung antarberbagai pihak yang menjadi sasaran medianya, misalnya keluhan pembaca mengenai swalayan atau tempat perbelanjaan, di saat itulah pembaca (konsumen) dihubungkan secara tidak langsung dengan tempat perbelanjaan atau swalayan tersebut.

C. Audience

Audience (Audiense) yang dimaksudkan dalam komunikasi massa sangat beragam, mulai dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Setiap audiense memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal ideologi dan cara berpikir mereka. Misalnya penonton acara “Opera Van Java” di Trans 7 akan mempunyai komentar yang berlainan terhadap pesan (program acara).

Menurut Hiebert dan kawan – kawan, audiense dalam komunikasi massa mempunyai lima karakteristik :

  1. Audiense cenderung berisi individu – individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka.

  2. Audiense cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.

  3. Audiense cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial.

  4. Audiense cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.

  5. Audiense secara fisik dipisahkan dari komunikator. Contoh : ketika menonton acara “One Stop Football” di Trans 7, audiense A berada di Bogor, audiense B berada di Jakarta

D. Umpan Balik

Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung, misalnya dalam komunikasi antarpersona yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok.

Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Adapula contoh umpan tidak langsung, misal ; adanya surat pembaca.

Umpan balik merupakan bagan yang direflesikan kepada sumber/ komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Biasanya dalam menentukan umpan balik yang seperti apa dilihat dari rating program televisi.

E. Gangguan

Dalam gangguan dibagi menjadi 2 :

  • Gangguan Saluran
    Gangguan ini disebabkan oleh faktor luar. Misalnya sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak – anak yang sedang berkelahi, interupsi orang pada saat membaca koran atau menonton televisi, serta mendengarkan radio.

    Salah satu solusi dalam mengatasi gangguan tersebut adalah pengulangan acara terhadap saluran, atau pada siaran radio; penyiar menyebutkan nomor atau suatu informasi dengan berulang – ulang. Atau dalam meningkatkan gelombang penerima televisi atau perangkat elektronik media, dan lain halnya.

  • Gangguan Semantik
    Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Pengertian gangguan semantik yaitu gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.

    Cara yang menarik dalam menarik perhatian audiense dalam penyisihan gangguan tersebut, yaitu dengan membacakan berita singkat, jelas dan padat menggunakan metode 5 W + 1 H (biasanya di awal berita).

    Beberapa contoh gangguan semantik, seperti ; salah ucap pada saat laporan langsung seorang reporter di lapangan tempat kejadian, ucapan atos dalam bahasa sunda artinya selesai kalau diartikan bahasa Jawa Tengah dan Jawa Timur berarti keras, dan sebagainya.

F. Gatekeeper

Gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan istilah yang berasal dari lapangan sosial, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa. (Nurudin, 2007)

John R. Bittner (1996) mengistilahkan sebagai individu – individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Jika diperluas maknanya yaitu orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet. (Nurudin, 2007)

Fungsi dari gatekeeper yaitu 1) menyiarkan informasi, 2) membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan, 3) memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan 4) untuk mengintepretasikan informasi. (Nurudin, 2007)

G. Pengatur

Yang dimaksud dengan pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi berasal dari luar media, namun meskipun berada di luar media massa tersebut, mereka mampu untuk mengubah kebijakan redaksional.

Pengatur tersebut antara lain; pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan.

Perbedaan pengatur dengan gatekeeper yaitu jika gatekeeper berada di dalam media (part of the media institution) yang memengaruhi langsung kebijakan media. Sementara jika pengatur itu di luar media, biasanya masyarakat atau pemerintah (external agent of the public or government), tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan media.

Contoh ; program acara “Campur Sari” yang pernah ditayangkan di TVRI disponsori oleh Mustika Ratu (Moeryati Soedibyo), secara tidak langsung acara tersebut akan mengikuti kebijakan dari Mustika Ratu.

H. Filter

Filter adalah kerangka pikir melalui mana audiense menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audiense bisa melihat dunia. Dalam kaitannya hal nyata yang dapat diterima dalam memori tergantung dengan bingkai tersebut. Ada beberapa filter antara lain; fisik, psikologis, budaya dan yang berkaitan dengan informasi.

Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn ada tiga jenis filter :

  1. filter psikogis,
  2. filter fisik,
  3. filter budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik).

Semua filter tersebut mampu mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan orang- orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Gerbner (1967), seorang ahli komunkasi, “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Jalaluddin 2003).

Jadi, Gerbner berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu produksi dan distribusi pesan yang terus menerus dalam masyarakat industri yang berlandaskan teknologi dan lembaga.

Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih detail tentang komunikasi massa.

”First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films, books, tapes” (Nurudin, 2007).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-orang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas.

Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televise, radio, koran, majalah, buku, dan film.

Dari kedua pendapat ahli komunikasi tentang komunikasi massa tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media massa sebagai media penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas di berbagai wilayah.

Unsur Komunikasi Massa

Komunikasi Massa terdiri dari unsur : sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Lasswell unsur-unsur dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut (Wiryanto, 2003).

  • Who (Sumber atau Komunikator)

    Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Pengertian institutionalized dalam hal ini ialah stasiun televisi, sedangkan yang dimaksud dengan person adalah redaktur atau kerabat kerja.

  • Says What (Pesan)

    Wright (1977) memberikan karakteristik pesan dalam komunikasi massa sebagai berikut :

    1. Publicity
      Pesan-pesan bersifat terbuka untuk umum atau publik.

    2. Rapid
      Pesan dalam komunikasi massa dapat mencapai pemirsa yang luas dalam waktu yang singkat serta terus-menerus.

    3. Transient
      Pesan dalam komunikasi massa bersifat sementara dan bukan permanent.

  • In Which Channel (Saluran atau Media)

    Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa, bisa juga disebut sebagai media penunjang untuk menyampaikan pesan.

  • To Whom (Penerima)

    Unsur ini berkaitan dengan sasaran dalam komunikasi massa. Menurut Wright, penerima pesan dalam komunikasi massa memiliki karakteristik seperti :

    1. Large (besar)
      Besarnya mass audience bersifat relatif, menyebar di berbagai lokasi, dan tidak saling berinteraksi satu sama lain secara langsung.

    2. Heterogen (beraneka ragam)
      Sasaran komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu sangat beragam dari berbagai lapisan masyarakat.

    3. Anonim (tidak saling mengenal)
      Baik komunikator maupun komunikan dalam komunikasi massa tidak saling mengenal satu sama lain.

  • With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)

    Efek merupakan perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri pemirsa sebagai akibat dari pesan-pesan media. Ada tiga jenis efek yang dapat timbul dalam diri pemirsa :

    1. Efek Kognitif
      Efek yang dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat.

    2. Efek Afektif
      Efek ini merupakan proses yang berhubungan dengan emosi dan perasaan seseorang, seperti ketakutan, kegelisahan, serta moral.

    3. Efek Konatif
      Efek konatif merupakan hasil perluasan efek kognitif dan afektif.

Mass communication comprise the institutions and techniques by which specialized groups employ technological devices (press, radio, films, etc.) to disseminate symbolic content to large, heterogenous and widely dispersed audiences (Janowitz dalam McQuil, 2005)

Menurut Gebner komunikasi massa adalah

Technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messege in industrial sociates

(proses produksi dan distibusi pesan yang berlandaskan teknologi dan lembaga yang berkelanjutan serta memiliki jangkauan penyebaran yang sangat luas di masyarakat (Romli, 2016).

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan definisi komunikasi massa yaitu proses komunikasi yang produksi pesannya menggunakan teknologi tertentu, dikelola oleh lembaga institusi, serta penyebaran pesan ditujukan kepada masyarakat luas dengan menggunakan media massa.

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi. Berikut ini tiga fungsi komunikasi massa menurut Lasswell :

  • Surveillance of the environment. Komunikasi massa berfungsi sebagai pengamat lingkungan atau the watcher dengan menghimpun dan memberitahukan apa yang terjadi dalam lingkungan kemasyarakatan.

  • Correlation of the parts of society in responding to the environment. Komunikasi massa menjadi penghubung antar bagian-bagian atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.

  • Transmission of the social heritage from one generation to the next. Komunikasi massa menjadi sarana penerusan atau pewarisan sosial dari generasi lama ke generasi baru. Pewarisan sosial ini contohnya penyebaran informasi mengenai nilai, norma, dan identitas sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut (Wiryanto, 2000).

Komunikasi massa merupakan level komunikasi tertinggi yang melibatkan banyak peserta. Melibatkan paling banyak peserta komunikasi berarti komunikasi massa memiliki kharakter yang unik dan berbeda dengan level komunikasi sebelumnya. Karakteristik komunikasi massa antara lain :

  • Komponen dasar komunikasi massa bersifat umum yaitu komunikator, pesan, dan komunikan.

  • Komunikator berupa institutionalized communicator atau organized communccator seperti insitusi media, atau lembaga pers tertentu.

  • Pesan-pesan yang disampaikan ditujukan kepada khalayak umum, sehingga isinya menyangkut kepentingan umum.

  • Komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikasi yang terjalin meliputi penduduk yang tempat tinggalnya beda, kondisi berbeda, budaya beragam, latar belakang masyarakat yang berbeda, perbedaan jenis pekerjaan dan lain-lain.

  • Komunikasi massa menimbulkan keserempakan pada komunikannya yaitu keserempakan kecepatan akses informasi dan pemberian tanggapan serta keserempakan dalam seleksi dan interpretasi pesan (Hikmat, 2018).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2007).

Menurut (Berger, 1995) dalam buku komunikasi massa mendefiniskan secara tegas bahwa:

Mass communication involves the use of print or electronic media, such as newspapers, magazines, film, radio, or television, to communicate to large numbers of people who are located in various places – often scattered all over the country or world. The people reached may be in groups of varying sizes or may be lone individuals. A number of different elements make up mass communication media; images, spoken language, printed language, sound effect, music, color, lighting and a variety of other techniques are used to communicate messages and obtain particular effects.

Although i have separated mass media from the process of mass communication in the discussion above, some people tie them together and talk about “mass media of communication”. The two are closely linked, though i will continue to separate them, reserving the term mass media for the instruments by which mass communication is achieved.

Secara garis besar pemahaman konsep tentang Berger yaitu bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa seperti televisi dan radio yang ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen dan anonim.

Ilmu komunikasi massa yaitu merupakan kajian yang berusaha untuk memahami simbol-simbol yang dibuat, diproses dalam sebuah sistem yaitu dengan media sehingga menimbulkan efek dan diuji dalam sebuah teori yang digeneralisasikan yang menjadi fenomena terkait dengan proses komunikasi secara luas. Artinya komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

Sifat heterogen dalam komunikasi massa yaitu bahwa khalayak adalah terdiri dari orang-orang yang berasal dari jenis pekerjaan yang berbeda satu dengan lainnya, usia adat, kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda satu dengan lainnya. Sedangkan anonim adalah bahwa khalayak yang ada terdiri dari orangorang yang masing-masing tidak saling mengenal dengan yang lainnya.

Dimensi Komunikasi Massa

Dalam analisis media massa dikenal adanya dua jenis dimensi komunikasi, yaitu:

  1. Dimensi pertama
    Dimensi yang memandang dari sisi media kepada masyarakat luas beserta institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan keterkaitan media dengan berbagai institusi lain seperti politik, ekonomi, sosial, pendidikan, agama, seni, dan sebagainya. Teori-teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut, mengkaji posisi atau kedudukan media dalam masyarakat dan terjadinya saling mempengaruhi antara berbagai struktur kemasyarakatan dengan media. Pendekatan ini merupakan dimensi makro dari teori komunikasi massa.

  2. Dimensi kedua
    Dimensi ini melihat kepada hubungan antara media dengan audiens, baik secara kelompok maupun individual. Teori-teori mengenai hubungan antar media dan audiens, terutama menekankan pada individu-individu dan kelompok sebagai hasil interaksi dengan media. Pendekatan ini disebut sebagai dimensi mikro dan teori komunikasi massa (Rohim, 2009).

Etika Komunikasi Massa

Sobur mengatakan etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan dengan kewajiban-kewajiban pers dan tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk atau pers yang benar dan pers yang salah. Dengan kata lain, etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orangorang yang terlibat dalam kegiatan pers.

Etika pers mempermasalahkan bagaimana seharusnya pers itu dilaksanakan agar dapat memenuhi fungsinya dengan baik (Ardianto, 2007). Berkenaan dengan etika komunikasi massa, ada beberapa poin penting berkaitan dengan etika seperti yang dikemukakan Shoe Maker dan Reese yakni:

  1. Tanggung jawab
    Jurnalis atau orang yang terlibat dalam komunikasi massa harus mempunyai tanggung jawab dalam memberitakan sesuatu, apa yang diberitakan oleh media massa harus dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab tentunya mempunyai dampak positif. Dampak positif yang terasa adalah media massa akan berhatihati untuk menyiarkan dan menyebarkan informasi. Karena media tidak bisa seenaknya memberikan informasi atau mengarang cerita agar medianya laris di pasaran.

  2. Kebebasan pers
    Kebebasan pers merupakan alasan penting dalam kehidupan pers. Kebebasan pers akan lebih bermakna jika disertai tanggung jawab. Dengan kata lain, pers tidak sebebas-bebasnya, akan tetapi kebebasan itu harus bisa dipertanggung jawabkan, yang lebih dikenal dengan istilah kebebasan yang bertanggung jawab.

  3. Masalah etis
    Masalah etis dalam etika komunikasi massa yaitu jurnalis harus terbebas dari berbagai kepentingan. Ia mengabdi kepada kepentingan umum. Meskipun mengabdi pada kepentingan umum, pers tidak bisa lepas dari kepentingan. Yang bisa dilakukan adalah menekan kepentingan tersebut, sebab tidak ada ukuran pasti seberapa jauh kepentingan itu tidak boleh terlibat dalam pers.

  4. Ketepatan dan Objektivitas
    Ketepatan dan Objektivitas dalam etika komunikasi massa yaitu jurnalis dalam menulis berita memepertimbangkan keakuratan isi (accuracy), cermat, dan diusahakan tidak ada kesalahan. Sementara itu, objektivitas adalah pemberitaan yang didasarkan fakta-fakta dilapangan bukan opini wartawannya.

  5. Tindakan adil untuk semua orang
    Yaitu bahwa media harus melawan campur tangan individu dalam medianya. Artinya pihak media harus berani melawan keistimewaan yang diinginkan seorang individu dalam medianya. Media tidak boleh menjadi “kaki tangan” pihak tertentu yang akan memengaruhi proses pemberitannya. Media massa harus fair play terhadap kesalahan yang terjadi dan tidak menutup-nutupi.

    Media massa yang memberikan kesempatan masyarakat untuk mengajukan keberatan dan protesnya, tidak boleh menakut-nakuti dan mengancam. Media tidak perlu melakukan tuduhan yang bertubi-tubi pada seseorang atas kesalahan tanpa memberi kesempatan sang tertuduh itu melakukan pembelaan dan tanggapan atau trial by press (Nurudin, 2007).