Apa yang dimaksud dengan Komunikasi dalam Ilmu Sosiologi?


Dalam ilmu Sosiologi terdapat istilah komunikasi.

Apa yang dimakasud dengan komunikasi dalam ilmu Sosiologi?

Menurut Dedy Mulyana, komunikasi berasal dari kata bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’. Kata komunikasi juga mirip dengan kata komunitas (community), yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama. Tanpa komunikasi, tidak akan ada komunitas. Tujuan bersama akan tercapai bila makna yang terkandung dalam komunikasi dipahami secara bersama oleh komunitas.

Inti proses komunikasi adalah adanya pesan yang disampaikan, media apa yang digunakan, dan bagaimana pesan diterima oleh penerima pesan. Jadi, dalam proses interaksi sosial , ada dua pihak atau lebih yang saling menyampaikan atau menerima pesan. Ada pertukaran pesan, dan ada media untuk menyampaikan pesan. Menurut Soerjono Soekanto, arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (simbol-simbol yang digunakan, bahasa, dan gestikulasi) dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Misalnya, dalam interaksi antara guru dan murid, terjadi proses komunikasi antara guru dan murid. Guru menyampaikan pesan berupa informasi dan murid menerimanya. Pesan disampaikan dalam simbol bahasa dan medianya, misalnya buku atau ucapan-ucapan guru yang menjelaskan. Murid menerima pesan guru dengan cara memahami apa yang diinformasikan lalu ia mengubah pikirannya dengan informasi dan wawasan (atau konsep yang baru).

Inti komunikasi adalah inter-subjektif (timbal balik). Jika tidak terjadi pemahaman bersama, komunikasi macet. Kemacetan komunikasi bisa karena penyampaian pesan yang menyampaikan pesannya yang tidak jelas (atau sulit dipahami) atau karena medianya, atau bisa juga karena si penerima pesan. Seorang guru, misalnya, juga harus menyampaikan informasi sesuai dengan petunjuk rencana pembelajaran dan kurikulum.

Apabila ia tak memahami materinya, ia akan kesulitan dalam menyampaikan informasi. Lalu, ia harus memilih media pembelajaran agar mudah menyampaikan pesan (materi). Tanpa media ini, pesan akan sulit diterima. Sedangkan, murid sebagai penerima pesan juga harus siap. Jika si penerima pesan berada dalam keadaan yang tidak kondusif (tidak siap menerima pesan/materi karena suatu hal, misalnya mengantuk atau pikiran melayang-layang karena melamun), komunikasi juga macet.

Jadi, harus ada kejelasan antara tujuan penyampai pesan, media yang dipilih, dan yang akan diberikan pesan. Jika penyampaian pesan tidak jelas, membuka banyak penafsiran yang dimungkinkan akan menyimpang dari pesan sesungguhnya. Masalahnya, komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.