Komuikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antatra dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumun orang.
Komunikasi antarpribadi juga merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara dua orang atau diantara orang-orang dalam kelompok kecil melalui satu saluran atau lebih dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik yang melibatkan hubungan pribadi antar individu atau lebih.
Hafied Cangara mengemukakan bahwa menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication).
Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang lebih dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
Dalam rujukan lain Devito mengemukakan tiga ancangan utama defenisi komunikasi antarpribadi yaitu, defenisi dari segi komponen (komponential), defenisi dari segi hubungan diadik (relational/dyadic), dan defenisi dari segi pengembangan (developmental). Untuk lebih jelasnya Devito menjabarkannya sebagai berikut :
-
Defenisi dari segi komponen (komponential) menjelaskan komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dengan satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
-
Defenisi dari segi hubungan diadik (relational/dyadic) menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
-
Defenisi dari segi pengembangan (developmental) melihat komunikasi antarpribadi sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat non-pribadi pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi yang lain.
Sedangkan menurut Curtis dkk komunikasi antarpribadi memiliki dimensi kualitatif dan dimensi kuantitatif. Dimana dijabarkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi terutama di antara dua atau beberapa orang (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktif secara terus-menerus (kualitatif). Komunikasi antarpribadi mengacu pada pesan-pesan yang dikirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran), yang seringkali berhubungan dengan diri mereka sendiri (evaluasi diri).
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka, sehingga kemungkinan umpan balik (feed back) besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi (interaction) yang satu mempengaruhi yang lainnya, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada kognitif-pengetahuan, afektif-perasaan, dan behavioral-prilaku.
Semakin berkembang komunikasi interpersonal itu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang terlihat berubah peran dari penerima pesan menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya dari pemberi pesan menjadi penerima pesan. Agar komunikasi interpesonal itu berjalan secara teratur, dalam komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat saling menangani sesuai isi pesan yang diterima. Sehingga terjadilah koherensi dalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikannya dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi.
Karakteristik Komunikasi Antar Pribadi
1. Komunikasi antar pribadi dimulai dari diri sendiri.
Komunikasi antar pribadi akan terjadi jika dia mempunyai kehendak dan kemauan serta dorongan yang kuat untuk melakukan bagi orang lain. Komunikasi antar pribadi mengisyaratka bahwa komunikasi terjadi jika ada aksi dan reaksi secara menyeluruh. Artinya ketika komunikasi berlangsung maka reaksi kita itu melibatkan tubuh secara fisik, pikiran, dan jiwa yang semuanya terlibat dalam kesatuan.
2. Ihwal mengelak, menghilangkan dan mengubah proses.
Komunikasi antar pribadi itu sudah menjadi ketetapan yang harus ada dalam kehidupan manusia. Komunikasi antar pribadi yang telah dilakukan tidak dapat dihapus atau dihilangkan dengan komuniasi yang baru dilakukan. Komunikasi antar pribadi juga dapat terjadi secara keetulan, sehingga tidak dapat dielakkan, demikian pula kita tidak dapat menghilangkan kesan dan mengurangi kembali sebuah proses komunikasi.
3. Ada prose penyesuaian dalam komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antar pribadi bersifat sistemis, dimana komunikasi komunikasi itu dapat terjadi dalam berbagai sistem. Seluruh proses komunikasi antar pribadi dapat menyesuaikan diri dalam konteks komunikasi lainnya, makanya tidak heran jika komunikasi antar pribadi ada dalam kelompo, dalam organisasi, dalam publik dan massa.
4. Antara komplementer dan simetris.
Ada dua faktor yang mengontrol ketika komunikasi antar pribadi berlangsung, yaitu komunikasi antar pribadi yang bersifat symmetrical excahange dan complementary exchange. Dalam hubungan simetris, dua orang yang berkomunikasi masing-masing menampilkan prilaku yang sama.
Model Komunikasi Antar Pibadi
1. Model Pengirim-penerima
Setiap peristiwa komunikasi selalu berkosekuensi pada perspektif pengirim dan penerima. Pengirim adalah siapa yang menyediakan informasi tentang perubahan, sedangkan penerima adalah siapa yang ditujukan oleh informasi tentang dan sebagai sasaran perubahan. Dalam model ini, komunikasi cukup mengandung dua unsur saja, yaitu pengirim dan penerima. Karena pesan yang dipertukarkan sudah termasuk di dalam aktivitas pengirim dan penerima, apalagi jika pesan tersebut dilakukan secara sengaja atau disiapkan demi tujuan tertentu. Model komunikasi ini memandang bahwa komunikasi sudah berjalan efektif.
2. Model Penerima
Model ini berasumsi bahwa komunikasi cukup mengutamakan satu unsur saja, yaitu penerima. Karena komunikasi dimuai ketika ada pesan yang dimiliki pengirim, jika pesan itu diterima sebagai pesan yang bermakna bagi penerima, maka komunikasi telah berlangsung, tidak peduli apakah yang dikirm itu mangandung maka atau tidak.
3. Model Perilaku Komunikasi
Model ini berasumsi bahwa semua aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan itu dilakukan secara sengaja dan bertujuan tertentu, akibatnya hubungan di antara pelaku komunikasi telah dianggap sebagai tindakan komunikasi.
4. Model Linear
Dalam model ini dijelaskan bahwa komunikasi melibatkan dua pihak, yaitu pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi dikatakan cukup apabila satu orang mengirimkan pesan dan orang lain menerima pesan tersebut.
5. Model Interaksional
Pada model ini diasumsikan bahwa pengirim mengkodekan pesan melalui encoding, demikian juga penerima mengkodekan pesan melalui decoding dan mengembalikan pesan tersebut sebagai umpan balik.
6. Model Transaksional
Model ini menunjukkan bahwa baik penerima maupun pengirim pesan mengalami perubahan pesan seiring dengan perubahan waktu. Penerima juga merupakan pengirim pesan, sedangkan pegirim juga dianggap sebagai penerima pesan.
7. Model Kekuasaan
Komunikasi ditunjukkan oleh hubungan kekuasaan dimana para partisipan tidak hanya melakukan komunikasi yang berdaya pengaruh pada suatu situasi tertentu, tapi dalam sebagian besar situasi, termasuk komunikasi dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
8. Model Budaya
Model ini menempatkan budaya ditengah-tengah sebuah proses komunikasi. komunikasi terjadi karena budaya, artinya jika partisipan tidak mempunyai pemahaman yang memadai tentang budaya, maka mereka tidak dapat memahami proses komunikasi. karena dari budayalah setiap orang dapat memahami kode-kode pesan verbal dan nonverbal.
Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Setiap komunikasi yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki tujuan, apakah untuk saling mempengaruhi ataupun sekedar bersosialisasi dengan manusia lain. Menurut Mohamad Surya tujuan komunikasi antarpribadi adalah :
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan pada seseorang untuk berbincang tentang dirinya sendiri, dengan orang lain, mengenal dan memahami diri sendiri serta memahami sikap dan prilaku diri sendiri.
2. Mengetahui dunia luar
Dengan komunikasi antarpribadi, seseorang memahami lingkungan dengan baik, seperti kejadian atau peristiwa. Dimana dengan berkomuikasi seseorang akan mendapatkan informasi tentang dunia sekitar.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna.
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupan. Manusia cendrung mencari dan berhubungan dengan orang lain sebagai tempat mengadu, berbagi, menyampaikan isi hati dan lain sebagainya.
4. Mengubah sikap dan prilaku
Komunikasi antarpribadi dapat mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan berprilaku. Dalam hal ini dilakukan persuasi (mempengaruhi) orang lain dalam dalam berkomunnikasi.
5. Bermain dan mencari hiburan
Dengan komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kejenuhan dan ketegangan. Misalnya saja bercerita dengan teman.
6. Membantu
Komunikasi antarpribadi juga bisa menjadi sumber bantuan kepada orang lain, yaitu seperti pemberian saran dan masukan kepada orang lain.
Referensi
- Nurudin, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2016).
- Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Grasindo, 2005)
- Mohamad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003)
- Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013)
- Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Jakarta : Profesional Books, 1997).