Apa yang dimaksud dengan Interpersonal Communication?

komunikasi interpersonal atau antarpersonal

Komunikasi interpersonal atau antarpersonal (interpersonal communication) adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Setiap pihak dapat menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang bersamaan.

Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut

Sangat penting bagi setiap individu untuk memahami simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, baik simbol verbal maupun nonverbal.

Apa yang dimaksud dengan komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) ?

Komunikasi interpersonal ialah proses komunikasi yang berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace diacu dalam Cangara (2002) bahwa

interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting.”

Menurut Effendy (2003) dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.

Komunikasi interpersonal ini menurut Effendy (2003) terbagi menjadi dua jenis, yakni komunikasi diadik (komunikasi interpersonal yang terjadi antara dua orang, terdiri dari komunikator dan komunikan). Kedua adalah komunikasi triadik, yakni komunikasi interpersonal yang terjadi antara tiga orang, terdiri dari satu orang komunikator dan dua orang komunikan.

Menurut Vardiansyah (2004) komunikasi interpesonal dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan atau satu komunikator dengan dua komunikan. Komunikasi ini dapat berlangsung dengan tatap muka atau menggunakan media interpersonal (non media massa), seperti telepon. Dalam komunikasi ini komunikan relatif lebih mengenal komunikan dan sebaliknya.

Lionberger dan Gwin (1982) dan Mardikanto (1988) menyatakan dua ciri yang harus diperhatikan dalam penerapan saluran antar pribadi, yaitu:

  1. saluran antar pribadi sebenarnya merupakan saluran ganda (multiple channels), sebab di dalam berkomunikasi tatap muka, tidak hanya memperhatikan bahasa yang digunakan, tingkat kelantangan suara, waktu yang tepat untuk berkomunikasi, tempat berkomunikasi dan lain-lain,
  2. saluran antar pribadi sering menghadapi hambatan (barrier).

Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dibedakan menjadi dua yaitu :

  • Komunikasi diadik (dyadic communication) adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog.
  • Komunikasi kelompok kecil (small group communication) adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain (Devito 1997).

Komuikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antatra dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumun orang.

Komunikasi antarpribadi juga merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara dua orang atau diantara orang-orang dalam kelompok kecil melalui satu saluran atau lebih dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik yang melibatkan hubungan pribadi antar individu atau lebih.

Hafied Cangara mengemukakan bahwa menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication).

Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang lebih dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.

Dalam rujukan lain Devito mengemukakan tiga ancangan utama defenisi komunikasi antarpribadi yaitu, defenisi dari segi komponen (komponential), defenisi dari segi hubungan diadik (relational/dyadic), dan defenisi dari segi pengembangan (developmental). Untuk lebih jelasnya Devito menjabarkannya sebagai berikut :

  • Defenisi dari segi komponen (komponential) menjelaskan komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dengan satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

  • Defenisi dari segi hubungan diadik (relational/dyadic) menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

  • Defenisi dari segi pengembangan (developmental) melihat komunikasi antarpribadi sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat non-pribadi pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi yang lain.

Sedangkan menurut Curtis dkk komunikasi antarpribadi memiliki dimensi kualitatif dan dimensi kuantitatif. Dimana dijabarkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi terutama di antara dua atau beberapa orang (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktif secara terus-menerus (kualitatif). Komunikasi antarpribadi mengacu pada pesan-pesan yang dikirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran), yang seringkali berhubungan dengan diri mereka sendiri (evaluasi diri).

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka, sehingga kemungkinan umpan balik (feed back) besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi (interaction) yang satu mempengaruhi yang lainnya, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada kognitif-pengetahuan, afektif-perasaan, dan behavioral-prilaku.

Semakin berkembang komunikasi interpersonal itu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang terlihat berubah peran dari penerima pesan menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya dari pemberi pesan menjadi penerima pesan. Agar komunikasi interpesonal itu berjalan secara teratur, dalam komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat saling menangani sesuai isi pesan yang diterima. Sehingga terjadilah koherensi dalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikannya dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi.

Karakteristik Komunikasi Antar Pribadi

1. Komunikasi antar pribadi dimulai dari diri sendiri.

Komunikasi antar pribadi akan terjadi jika dia mempunyai kehendak dan kemauan serta dorongan yang kuat untuk melakukan bagi orang lain. Komunikasi antar pribadi mengisyaratka bahwa komunikasi terjadi jika ada aksi dan reaksi secara menyeluruh. Artinya ketika komunikasi berlangsung maka reaksi kita itu melibatkan tubuh secara fisik, pikiran, dan jiwa yang semuanya terlibat dalam kesatuan.

2. Ihwal mengelak, menghilangkan dan mengubah proses.

Komunikasi antar pribadi itu sudah menjadi ketetapan yang harus ada dalam kehidupan manusia. Komunikasi antar pribadi yang telah dilakukan tidak dapat dihapus atau dihilangkan dengan komuniasi yang baru dilakukan. Komunikasi antar pribadi juga dapat terjadi secara keetulan, sehingga tidak dapat dielakkan, demikian pula kita tidak dapat menghilangkan kesan dan mengurangi kembali sebuah proses komunikasi.

3. Ada prose penyesuaian dalam komunikasi antar pribadi.

Komunikasi antar pribadi bersifat sistemis, dimana komunikasi komunikasi itu dapat terjadi dalam berbagai sistem. Seluruh proses komunikasi antar pribadi dapat menyesuaikan diri dalam konteks komunikasi lainnya, makanya tidak heran jika komunikasi antar pribadi ada dalam kelompo, dalam organisasi, dalam publik dan massa.

4. Antara komplementer dan simetris.

Ada dua faktor yang mengontrol ketika komunikasi antar pribadi berlangsung, yaitu komunikasi antar pribadi yang bersifat symmetrical excahange dan complementary exchange. Dalam hubungan simetris, dua orang yang berkomunikasi masing-masing menampilkan prilaku yang sama.

Model Komunikasi Antar Pibadi

1. Model Pengirim-penerima

Setiap peristiwa komunikasi selalu berkosekuensi pada perspektif pengirim dan penerima. Pengirim adalah siapa yang menyediakan informasi tentang perubahan, sedangkan penerima adalah siapa yang ditujukan oleh informasi tentang dan sebagai sasaran perubahan. Dalam model ini, komunikasi cukup mengandung dua unsur saja, yaitu pengirim dan penerima. Karena pesan yang dipertukarkan sudah termasuk di dalam aktivitas pengirim dan penerima, apalagi jika pesan tersebut dilakukan secara sengaja atau disiapkan demi tujuan tertentu. Model komunikasi ini memandang bahwa komunikasi sudah berjalan efektif.

2. Model Penerima

Model ini berasumsi bahwa komunikasi cukup mengutamakan satu unsur saja, yaitu penerima. Karena komunikasi dimuai ketika ada pesan yang dimiliki pengirim, jika pesan itu diterima sebagai pesan yang bermakna bagi penerima, maka komunikasi telah berlangsung, tidak peduli apakah yang dikirm itu mangandung maka atau tidak.

3. Model Perilaku Komunikasi

Model ini berasumsi bahwa semua aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan itu dilakukan secara sengaja dan bertujuan tertentu, akibatnya hubungan di antara pelaku komunikasi telah dianggap sebagai tindakan komunikasi.

4. Model Linear

Dalam model ini dijelaskan bahwa komunikasi melibatkan dua pihak, yaitu pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi dikatakan cukup apabila satu orang mengirimkan pesan dan orang lain menerima pesan tersebut.

5. Model Interaksional

Pada model ini diasumsikan bahwa pengirim mengkodekan pesan melalui encoding, demikian juga penerima mengkodekan pesan melalui decoding dan mengembalikan pesan tersebut sebagai umpan balik.

6. Model Transaksional

Model ini menunjukkan bahwa baik penerima maupun pengirim pesan mengalami perubahan pesan seiring dengan perubahan waktu. Penerima juga merupakan pengirim pesan, sedangkan pegirim juga dianggap sebagai penerima pesan.

7. Model Kekuasaan

Komunikasi ditunjukkan oleh hubungan kekuasaan dimana para partisipan tidak hanya melakukan komunikasi yang berdaya pengaruh pada suatu situasi tertentu, tapi dalam sebagian besar situasi, termasuk komunikasi dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

8. Model Budaya

Model ini menempatkan budaya ditengah-tengah sebuah proses komunikasi. komunikasi terjadi karena budaya, artinya jika partisipan tidak mempunyai pemahaman yang memadai tentang budaya, maka mereka tidak dapat memahami proses komunikasi. karena dari budayalah setiap orang dapat memahami kode-kode pesan verbal dan nonverbal.

Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Setiap komunikasi yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki tujuan, apakah untuk saling mempengaruhi ataupun sekedar bersosialisasi dengan manusia lain. Menurut Mohamad Surya tujuan komunikasi antarpribadi adalah :

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain

Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan pada seseorang untuk berbincang tentang dirinya sendiri, dengan orang lain, mengenal dan memahami diri sendiri serta memahami sikap dan prilaku diri sendiri.

2. Mengetahui dunia luar

Dengan komunikasi antarpribadi, seseorang memahami lingkungan dengan baik, seperti kejadian atau peristiwa. Dimana dengan berkomuikasi seseorang akan mendapatkan informasi tentang dunia sekitar.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna.

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupan. Manusia cendrung mencari dan berhubungan dengan orang lain sebagai tempat mengadu, berbagi, menyampaikan isi hati dan lain sebagainya.

4. Mengubah sikap dan prilaku

Komunikasi antarpribadi dapat mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan berprilaku. Dalam hal ini dilakukan persuasi (mempengaruhi) orang lain dalam dalam berkomunnikasi.

5. Bermain dan mencari hiburan

Dengan komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kejenuhan dan ketegangan. Misalnya saja bercerita dengan teman.

6. Membantu

Komunikasi antarpribadi juga bisa menjadi sumber bantuan kepada orang lain, yaitu seperti pemberian saran dan masukan kepada orang lain.

Referensi
  • Nurudin, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2016).
  • Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Grasindo, 2005)
  • Mohamad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003)
  • Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013)
  • Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Jakarta : Profesional Books, 1997).

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) disebut juga dengan komunikasi antar pribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang terbagi dua kata, inter berarti antara atau antar, dan personal berarti pribadi.

Berikut adalah definisi komunikasi interpersonal atau antarpribadi menurut beberapa ahli :

  • Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Enjang, 2009).

  • Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam satu kelompok. Salah satu kelompok pada awal mulanya berperan sebagai pengirim dari komunikasi dan yang lain pada awal mulanya berperan sebagai penerima. Komunikasi dimulai bila pengirim membentuk lambang- lambang kata, bilangan, ekspresi muka, nada suara, dan seterusnya untuk menyampaikan arti dalam pesan yang dikirim melalui jalur tertentu ke penerima. Proses ini dinamakan econding. Komunikasi dinyatakan efektif jika arti yang dimaksud dalam pesan diterima dan dimengerti atau didecoded secara tepat. Hartley

  • Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seseorang komunikator dan komunikan. Jenis komunikasi ini dapat mengubah sikap, pandangan, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya dialogis, artinya proses yang terjadi menunjukan terjadinya interaksi dimana masing-masing pihak menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Effendy (2003)

  • Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya antara dua orang yang dapat langsung diketahui hakekatnya. Muhammad (2000)

Komunikasi yang terjalin dalam komunikasi interpersonal tidak hanya sebatas adanya rasa saling memberi dan menerima informasi, melainkan juga mencerminkan adanya kehangatan, keterbukaan, dan dukungan selama terjalinnya hubungan komunikasi.

Ciri lain yang membedakan komunikasi interpersonal dengan bentuk komunikasi yang lain adalah sifatnya yang dialogis, sehingga pelaku komunikasi akan menerima efek dan umpan balik secara langsung selama terjadinya komunikasi. Umpan balik ini akan memberikan informasi kepada individu tentang dirinya, orang lain, dan dunia sekitarnya, sehingga individu tersebut lebih mengenal dirinya sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya.

Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) yang bertemu secara langsung, bertatap muka dan dalam memberikan umpan balik dilakukan secara langsung oleh komunikan sehingga tercipta suasana dialogis, terjadinya saling keterbukaan, adanya kehangatan, serta adanya dukungan atau dapat dikatakan melibatkan aspek psikologis dari pelaku komunikasi, selama komunikasi itu berlangsung.

Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Menurut Hartley komunikasi antar pribadi (interpersonal) mengandung aspek:

1. Adanya tatap muka

Adanya tatap muka membedakan komunikasi antara pribadi dengan komunikasi jarak jauh atau komunikasi dengan alat. Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima informasi). Peran tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri. Dalam proses tersebut diperlukan rasa saling percaya, saling terbuka dan saling suka antara kedua pihak agar terjadi komunikasi.

2. Adanya hubungan dua arah

Terjadinya pertukaran pesan antara kedua pihak secara timbal balik. Dengan pertukaran pesan, terjadi saling pengertian akan makna atau arti dari pesan itu. Menurut Monsour kriteria dimengertinya pesan adalah adanya kepuasan dan saling pengertian dalam interaksi yang bersangkutan.

3. Adanya niat, kehendak, dan intensi dari kedua belah pihak.

Menurut Mansour adanya intensi untuk saling berkomunikasi akan mempercepat proses komunikasi, guna mencapai saling pengertian secara kognitif dalam komunikasi antar pribadi. Proses itu sendiri berjalan dalam kaitannya dengan waktu, dan seringnya pengulangan sehingga dicapai saling pengertian yang semakin tinggi.

Berikut adalah infografis terkait dengan aturan-aturan yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan dialog,

aturan komunikasi antarpribadi atau interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi komunikasi langsung bertatap muka antara dua orang atau lebih. Seperti yang didefinisikan oleh Joseph
A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai:

The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback.

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.”

Berdasarkan definisi Devito tersebut, komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang bercakap-cakap seperti pembicaraan yang terjadi antara satu konsumen yang baru saja mendapat pengalaman dalam mencoba produk dan sedang menceritakannya kepada orang lainnya. Dapat pula merupakan percakapan yang terjadi antara satu orang konsumen yang mempunyai pengalaman dengan satu produk dan menceritakannya kepada kelompok teman-temannya yang lain. Di dalam komunikasi interpersonal terdapat pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi.

Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal


Komponen-komponen yang terdapat dalam komunikasi interpersonal adalah:

  • Komunikator dan Komunikan
    Komunikasi interpersonal melibatkan minimal dua orang. Semua pihak dalam komunikasi interpersonal menjalankan fungsinya sebagai pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan).

  • Pesan
    Pesan dalam komunikasi antarpribadi dapat berbentuk verbal dan nonverbal serta dapat pula berupa gabungan keduanya.

  • Media
    Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan pengirim dan penerima pesan dalam komunikasi interpersonal biasanya yang dilakukan adalah dengan bertemu atau secara tatap muka.

  • Gangguan
    Seringkali dalam proses pengiriman / penerimaan pesan terjadi gangguan yang mengakibatkan perbedaan pengertian antara pesan yang disampaikan dengan yang diterima. Gangguan terdiri dari tiga hal, gangguan pertama yaitu gangguan fisik seperti kegaduhan dan jarak. Gangguan yang kedua adalah gangguan psikologis seperti emosi, persepsi dan sebagainya. yang ketiga adalah gangguan semantik karena kata-kata attau simbol yang digunakan memiliki arti ganda.

  • Umpan Balik
    Umpan balik memegang peranan penting karena baik pengirim maupun penerima pesan keduanya secara aktif dan terus-menerus memberikan umpan balik secara verbal maupun nonverbal.

  • Konteks
    Konteks dimana kita berkomunikasi mempengaruhi proses komunikasi. Ada tiga dimensi konteks, yaitu dimensi yang mencakup tempat komunikasi berlangsung. Dimensi sosial psikologi yang mencakup status hubungan antar orang yan terlibat dalam komunikasi, peranan, norma dan budaya masyarakat. Dimensi temporal (waktu) yang menunjukkan adanya suatu pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian-rangkaian kejadian komunikasi.

  • Efek
    Proses komunikasi selalu memiliki berbagai akibat baik bagi pengirim pesan maupun penerimanya.

Komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus baliknya bersifat langsung, sehingga komunikator dapat mengetahui pasti apakah komunikasinya itu p ositif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal


Menurut Alo Liliweri, komunikasi antar pribadi dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan dan sambil lalu.

  2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.

  3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

  4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja.

  5. Komunikasi antar pribadi sering kali berlangsung berbalas-balasan.

  6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan.

  7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak suskses jika tidak membuahkan hasil.

  8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi dapat dilihat dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah sikap. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau periaku seseorang.

Terdapat lima ciri efektivitas komunikasi antarpersonal sebagai berikut:

  1. Keterbukaan (Openess)
  2. Empati (Emphaty)
  3. Dukungan (Supportiveness)
  4. Rasa Positif (Positiveness)
  5. Kesetaraan (Equality)

Feedback yang diperoleh dalam komunikasi interpersonal berupa feedback positif, negatif dan netral. Karena prinsip mendasar dalam berkomunikasi manusia adalah berupa penerusan ide atau gagasan.

Pada setiap komunikasi, hal utama yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan adalah ide atau gagasan dalam bentuk pesan. Pesan sendiri terdiri atas sekumpulan lambang-lambang berupa kata-kata verbal maupun nonverbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi lisan atau tulisan, sedangkan komunkasi non verbal adalah komunikasi yang memakai simbol, isyarat, sentuhan, perasaan dan penciuman dalam proses terjadinya komunikasi.

Oleh sebab itu, perlunya komunikator dalam mempersiapkan pesan yang akan disampaikan dengan memperhatikan beberapa faktor penting yang dikemukakan oleh Effendi sebagai berikut:

  • Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perharian komunikan.

  • Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

  • Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

  • Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Referensi :

  • Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. 2003. (Bandung: PT. CITRA ADITYA BAKTI).
  • Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung: Citra Aditya Bakti.)

Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, sehingga pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Komunikasi interpersonal sendiri merupakan interaksi berbalasan antara dua orang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau meraih hasil yang diharapkan (Rakhmat, 2000). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

Menurut Pace (dalam Rakhmat, 2000) komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku lebih dari satu orang, proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya merubah sikap pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan serta arus balik bersifat langsung.

Menurut pendapat Pace (dalam Rakhmat, 2000) mengatakan “interpersonal communication is communication involving two or more in a face to face setting”artinya bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua individu ataupun lebih.Menurut DeVito (2011) komunikasi dan hubungan antarpribadi mencakup komunikasi dua orang dan menekankan komunikasi antarakawan dekat serta bagaimana perjumpaan ini, termasuk perjumpaan yang bersifat konflik, dapat dibuat lebif efektif. Menurut DeVito (dalam Wulansari; 2013) komunikasi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain denganefek umpan balik yang langsung. Komunikasi memungkinkan individu untuk berbagi mengenai perasaan dan keinginannya mengungkapkan kebencian, kegembiraan, cinta, maupun keputusannya. Banyak individuyang melakukan komunikasi, namun belum tentu setiap individutelah melakukan komunikasi yang efektif.

komunikasi interpersonal adalah percakapan yang terjadi pada individu, baik individu dengandengan individu lain, individu dengankelompok, kelompok satu dengan kelompok lainuntuk menyampaikan pesan yang berlangsung secara tatap muka maupun melalui media.

Aspek aspek Komunikasi Interpersonal

Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal De Vito (2011) menyatakan bahwa aspek-aspek efektivitas komunikasi interpersonal antara lain:

  1. Keterbukaan (openness)
    Keterbukaan adalah adanya kesediaan untuk membuka diri. Keterbukaan seseorang dalam komunikasi ditunjukkan oleh adanya pengungkapan informasi mengenai diri pribadi, kesediaan untuk bereaksi secara jujur atas pesan yang disampaikan orang lain, adanya “kepemilikan” dari perasaan dan pikiran, adanya kebebasan mengungkapkan perasaan dan pikiran, serta adanya tanggung jawab terhadap pengungkapan tersebut.

  2. Empati (empathy)
    Berempati adalah merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa kehilangan identitas diri sendiri. Empati memungkinkan seseorang untuk mengerti baik secara emosional maupun intelektual atas apa yang dirasakan orang lain.

  3. Dukungan (suportiveness)
    Dukungan dipahami sebagai lingkungan yang tidak mengevaluasi (descriptivenes). Dukungan dalam komunikasi ditunjukkan oleh kebebasan individu dalam mengungkapkan perasaannya, tidak malu, tidak merasa dirinya menjadi bahan kritikan. Individu dapat berfikir secara terbuka, mau menerima pandangan yang berasal dari orang lain, serta bersedia untuk mengubah diri jika perubahan dipandang perlu.

  4. Kesamaan (equality)
    Kesamaanadalah adanya kedudukan yang sama dalam suatu hal atau kondisi (status). Kesamaan/kesederajatan dalam komunikasi interpersonal, ditunjukkan oleh adanya rasa saling menghormati antara pelaku komunikasi.

Menurut Rakhmat (2011) mengatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal yaitu:

  1. Rasa Percaya. Rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.

  2. Sikap Suportif. Hal hal yang akan tampak dalam sikap ini adalah antara lain:

    • Deskrispi,
    • orientasi masalah,
    • Spontanitas, yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam,
    • Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain,
    • Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajadnya, menghargai, dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada,
    • Profesioanlisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.
  3. Sikap terbuka. Sikap terbuka sangat amat besar pengaruhnya dalam berkomunikais yang efektif. Adapun karakteristik orang terbuka sebaai berikut:

    • menilai pesan secara objektif,
    • Berorientasi pada isi,
    • mencari informasi dari berbagai sumber,
    • lebih bersifat professional dan bersedia merubah kepercayaan,
    • mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan

Komunikasi antar5 personal atau yang lebih dikenal dengan antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito (dalam Effendy (2003)) sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan atau kelompok.

Muhammad (2005) yang menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang langsung diketahui balikannya. Lebih lanjut Arni mengatakan dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut.

Proses yang Terjadi dalam Komunikasi Antarpersonal

Dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarpribadi, Supratiknya (2003) menyebutkan bahwa dalam mempelajari komunikasi antarpribadi, hal utama yang perlu diulas adalah mengenai proses yang terjadi di dalam komunkasi antarpribadi itu sendiri. Lebih lanjut Supratikna menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap dalam proses terjadinya komunikasi antarpribadi yaitu diantaranya sebagai berikut:

  1. Pembukaan diri (self-disclosure)
    Pembukaan diri atau self-disclosure menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2003) adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapai serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut.

    Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan atau suatu perasaan terhadap kejadian-kejadian yang telah dialami atau disaksikan.

    Menurut Jhonson (dalam Supratikna, 2003) pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada orang lain dan bersikap terbuka bagi orang lain. Kedua proses yang dapat berlangsung secara serentak itu apabila terjadi pada kedua belah pihak akan membuahkan relasi yang terbuka. Menurut Jhonson (dalam Supratiknya, 2003:15) beberapa manfaat dan dampak pembukaaan diri terhadap hubungan antarpribadi diantaranya adalah pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang, semakin kita bersikap terbuka terhadap orang lain, semakin orang lain tersebut menyukai diri kita, akibatnya ia akan membuka diri kepada kita. Kemudian orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif dan intelejen.

    Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun orang lain, yang terakhir dengan membuka diri berarti bersikap realistik, maka pembukaan diri kita harus jujur, tulus dan autentik. Seperti yang sudah diungkapkan diatas, selain membuka diri kepada orang lain kitapun harus membuka diri bagi orang lain agar dapat menjalin relasi yang baik dengannya. Terbuka bagi orang lain berarti menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian dan perasaannya terhadap kata-kata atau perbuatan kita. Artinya kita menerima pembukaan dirinya. Kita rela atau mendengarkan reaksi atau tanggapannya terhadap situasi yang sedang dihadapinya kini maupun terhadap kata-kata dan perbuatan kita.

  2. Membangun Kepercayaan

    Untuk membangun sebuah relasi, dua orang harus saling mempercayai. Hal ini dilakukan pada saat menentukan di mana mereka harus ambil resiko dengan cara saling mengungkapkan lebih banyak tentang pikiran, perasaan dan reaksi mereka terhadap situasi yang tengah dihadapi, atau dengan cara saling menunjukkan penerimaan, dukungan dan kerjasama. Saling percaya dibangun lewat resiko dan peneguhan serta dihancurkan lewat resiko dan penolakan. Kepercayaan tak mungkin timbul tanpa resiko, dan relasi tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya kepercayaan.

  3. Berkomunikasi Secara Verbal
    Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Johnson (dalam. Supratiknya, 2003) menyebutkan dalam setiap bentuk komunikasi setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu. Lambang-lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa katakata, atau bersifat nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerak tubuh.

  4. Mengungkapkan Perasaan
    Salah satu segi paling membahagiaan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan. Perasaan adalah reaksi internal terhadap aneka perasaan. Perasaan-parasaan ini sering disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu seperti denyut jantung yang meningkat, dan juga memiliki tanda-tanda luar seperti menitikkan air mata karena haru atau sedih. Perasaan selalu merupakan pengalaman internal yang menggunakan bentuk-bentuk tingkah laku terbuka tertentu untuk mengkomunikasikannya dengan orang lain.

  5. Saling Menerima dan Mendukung
    Untuk saling menerima dan mendukung dalam proses komunikasi antarpribadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah saling menanggapi. Johnson (dalam Supratiknya. 2003) mengungkapkan terdapat lima intensi penting yang sering mempengaruhi tanggapan terhadap orang lain dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

    • Menasehati dan memberikan penilaian
      Nasehat dan penilaian menkomunikasikan sikap evaluatif, korektif, sugestif atau moralistik. Secara implisit penerima pesan ingin menyatakan apa yang seharusnya atau sebaiknya dilakukan oleh pengirim pesan untuk memecahkan masalahnya.

    • Menganalisis dan menafsirkan
      Tanggapan yang berisi analisis dan penafsiran ini disebut dengan tanggapan interpretatif, yakni penerima pesan ingin menyampaikan bagaimana seharusnya pengirim pesan memandang persoalannya.

    • Meneguhkan dan memberikan dukungan
      Tanggapan yang berisi peneguhan ini disebut dengan tanggapan supportif, lewat tanggapan ini penerima pesan ingin menunjukkan simpati, meneguhkan kembali atau menolong meringankan beban pengirim pesan.

    • Menanyai dan menyelidiki
      Dalam tanggapan ini, penerima pesan ingin tahu lebih banyak ingin menggiring pembicaraan ke arah tertentu atau ingin mengarahkan pengirim pesan pada kesimpulan tertentu yang difikirkan oleh penerima pesan.

    • Memfrasekan dan memahami
      Tanggapan penuh pemahaman yang bersifat merefleksikan apa yang diungkapkan oleh pengirim pesan menunjukkan bahwa penerima pesan memiliki intensi untuk memahami pikiran dan perasaannya. Apabila tanggapan dilakukan dengan baik antara pengirim pesan dan penerima pesan, maka kondisi saling menerima dan mendukung akan terjadi dalam komunikasi antarpribadi yang berlangsung.

  6. Konflik dalam Hubungan Antarpribadi
    Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan. Yang dimaksud konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain.

    Dalam suatu konflik komunikasi antarpribadi tidak selalu berakibat buruk jika konflik tersebut dipandang secara positif dan dikelola secara konstruktif. Justru akan membawa dampak positif bagi masing-masing pelaku komunikasi dan hubungan antarpribadi. Johnson (dalam Supratiknya, 2003) menyebutkan terdapat beberapa manfaat jika konflik dalam komunikasi antarpribadi dapat dikelola dengan baik yaitu:

    • Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan dengan orang lain.
    • Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri.
    • Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri untuk memecahan persoalan yang mungkin saja tidak disadari telah ada sejak dulu.
    • Konflik dapat membimbing ke arah tercapainya keputusankeputusan bersama yang lebih matang dan bermutu.
    • Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering dialami dalam suatu hubungan.
    • Konflik juga mampu membuka informasi mengenai kelemahan dan kelebihan diri melalui penilaian orang lain, sehingga dapat menjadi koreksi untuk lebih baik

Menurut Effendy (2007) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seseorang komunikator dengan seseorang komunikan. Karena prosesnya yang dialogis, jenis komunikasi dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia.

Menurut Hovland, Janis dan Kelly (dalam Rakhmat, 2008) komunikasi interpersonal adalah suatu proses dimana individu (sebagai komunikator) memberikan stimulus (verbal) untuk memodifikasi perilaku individu lainnya. Melalui komunikasi interpersonal seseorang akan menumbuhkan dan memiliki suatu hubungan yang berarti.

Menurut Theodorson (dalam Liliweri 1997) komunikasi interpersonal adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan symbol-simbol tertentu kepada orang lain atau kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu. Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses sosial. Disini komunikasi interpersonal itu mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologis selalu mengakibatkan keterpengaruhan.

Sejalan dengan pendapatnya Barnlund (dalam Liliweri, 1997) yang berpendapat bahwa komunikasi interpersonal selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur.

Rogers (dalam Liliweri, 2004) juga berpendapat bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Selanjutnya Tan (dalam Liliweri, 1997) menambahkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.

Pendapat tersebut seperti yang diungkapkan DeVito (dalam Liliweri, 1997) yang mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Kemudian menurut Hardjana (2003) komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.

Komunikasi interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam bertatap muka yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang dilakukan secara langsung dan dengan timbal balik yang prosesnya secara dialogis.

Aspek - Aspek Komunikasi Interpersonal


DeVito (dalam Rakhmat, 2008) menjelaskan bahwa agar komunikasi interpersonal dapat berlangsung secara efektif, maka disusun aspek-aspek yang wajib diperhatikan dan juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan efektifitas dalam komunikasi interpersonal. Adapun kelima aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Aspek Keterbukaan (Openess)
    Aspek keterbukaan adalah kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang komunikator lontarkan adalah memang milik komunikator, misalnya bersikap terbuka untuk menceritakan pada teman terdekat tentang masalah yang sedang dihadapi.

  2. Aspek Empati (Empathy)
    Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengalami apa yang dirasakan orang lain yaitu mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Jika seorang mampu berempati dengan orang lain maka orang tersebut akan merasa dalam posisi yang lebih baik untuk memahami orang lain. Pemahaman yang terjadi dalam empati ini bisa diungkapkan oleh seseorang tanpa kehilangan identitas diri. Misalnya ikut mendengarkan dan menerima apa adanya informasi setiap permasalahan yang diungkapkan individu.

  3. Aspek Dukungan (Supportness)
    Dalam aspek dukungan, terdapat tiga hal pokok yang wajib diperhatikan yaitu :

    • Lingkungan yang deskriptif (Descriptiveness) yaitu lingkungan yang tidak mengevaluasi orang secara evaluatif sehingga membuat orang cenderung menjadi defisit. Orang yang merasa dievaluasi akan malu mengungkapkan perasaan-perasaannya secara bebas dan merasakan terus-menerus dikritik.

    • Spontanity, yaitu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara spontan dan terus terang yang mempunyai sikap terbuka dalam menyampaika pemikirannya.

    • Provisionalism, yaitu menjadi professional berarti memiliki pemikiran yang terbuka (open mindness), bersedia menerima pandangan orang lain dan bersedia merubah posisi atau pandangannya jika memang diperlukan.

  4. Aspek Rasa Positif (Positiveness)
    Berkomunikasi secara positif di dalam komunikasi interpersonal setidaknya melalui dua cara, yaitu : Berdasarkan sikap positif dan menghargai orang lain. Sikap positif terdiri dari tiga hal yaitu : perhatian yang positif terhadap orang lain sangat mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, perasaan yang positif sangat bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama, dan perhatian dan perasaan yang positif itu harus dikomunikasikan sehingga komunikasi interpersonal dapat terpelihara dengan baik.

  5. Aspek Kesamaan (Equality)
    Kesamaan disini dimaksudkan dalam hal berbicara dan mendengar, tingkat pendidikan, tingkat sosial, tingkat ekonomi, status, dan nasib dalam komunikasi interpersonal agar dapat mencapai keefektifannya. Adapun dalam kesamaan terkandung unsur keinginan untuk saling bekerjasama dalam memecahkan masalah perbedaan pendapat atau konflik. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila setiap perbedaan atau konflik tidak dipandang sebagai usaha untuk menjatuhkan orang lain atau mendapatkan posisi menang.

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal


Rakhmat (2008) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, terdapat 3 (tiga) faktor penting yang mendukung komunikasi interpersonal, yaitu :

  1. Rasa Percaya
    Percaya disini merupakan faktor yang paling penting sejauh mana percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Dengan adanya percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka hubungan komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi. Sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.

  2. Sikap suportif
    Sikap suportif yang ditunjukkan dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

    • Deskripsi, artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.
    • Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah.
    • Spontanitas yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
    • Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.
    • Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.
    • Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.
  3. Sikap terbuka
    Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun karakteristiknya yaitu : menilai pesan secara objektif, berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, lebih bersifat professional, dan bersedia merubah kepercayaan. Kemudian Cassagrande (dalam Liliweri, 1997) mengatakan bahwa terdapat empatfaktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut :

    • Individu memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan yang dimilikinya
    • Individu ingin terlibat dalam proses perubahan yang bersifat relatif tetap dan berkesinambungan
    • Dia ingin berinteraksi hari ini dan memahami pengalaman masa lalu dan mengantisipasi masa depan
    • Individu ingin menciptakan suatu hubungan baru dengan lawan komunikasinya.