Apa yang dimaksud dengan Komposisi dalam fotografi?

komposisi

Komposisi didalam fotografi merupakan cara menata elemen-elemen dalam gambar yang diabadikan ketika mengambil gambar. Elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap.

Apa yang dimaksud dengan Komposisi dalam Fotografi ?

Komposisi adalah seni untuk menciptakan harmoni pembagian bidang dengan memanfaatkan berbagai elemen visual yang tersedia yaitu garis, bentuk, cahaya, bayangan, warna dan tekstur (Sukarya, 2009:).

Salah satu komposisi yang dapat diterapkan yaitu komposisi sepertiga bidang atau rule of thirds. Rule of thirds didapat dengan membagi bidang foto dalam tiga bagian vertikal dan tiga bagian horizontal. Rule of thirds membagi empat persegi panjang manjadi tiga bagian yang menghasilkan titik-titik kuat pada pertemuan garis vertikal dan horizontal.

Filosofi dibalik rule of thirds sebenarnya adalah untuk menghindari komposisi simetris yang biasanya terkesan membosankan. Jika mengambil gambar dengan menyertakan garis cakrawala, hindari pembagian langsung ditengah dan perhatikan konsep bagi tiga itu. Usahakan membagi objek menjadi dua bagian, yang terdiri 2:3 objek yang memliki proporsi besar dan 1:3 objek dengan proporsi kecil (Mulyanto, 2007).

rule of thirds

Menurut Sukarya (2009). Sebuah aturan dapat membantu kita menciptakan komposisi yang efektif secara konsisten, terkadang melanggar aturan tersebut justru dapat menghasilkan komposisi yang tidak kalah kuatnya. “Komposisi yang Bagus adalah yang Terasa Enak di Hati”. Terkadang, hanya dengan mengikuti apa yang terasa enak di hati dalam arti, suasana hati, keharmonisan dan artistik, akan berhasil membantu kita menciptakan komposisi yang kuat.

Elemen Komposisi Fotografi


1. Line (Garis)

Garis merupakan unsur komposisi yang paling penting dalam foto. Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak aka nada wujud. Dan tanpa ada garis serta bentuk, tidak aka nada pola. Komposisi ingin menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada objek. Garis juga dimaksudkan untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis dapat berupa lurus, melingkar, melengkung, yang memiliki kesan berbeda-beda. Berikut ini jenis- jenis garis dalam elemen fotografi garis.

  • Garis Horizontal

    Garis horizontal dalam sebuah foto dapat memberi kesan stabilitas, tenang, permanen, dan kokoh. Foto horizontal yang populer adalah garis langit dan dataran atau lautan.

    Garis Horizontal

  • Garis Vertikal

    Garis vertikal memberikan kesan kekuasaan dan tinggi. Sebut saja tiang, gedung bertingkat, pohon, monumen, sebagai contohnya. Hanya saja, untuk komposisi yang baik, hindari meletakkan garis vertikal secara kaku di tengah foto karena akan memberikan kesan membagi foto menjadi dua.

    Garis Vertikal

  • Garis Diagonal

    Komposisi dengan garis diagonal akan terasa lebih dinamis. Garis ini memberi nafas yang membuat kesan lebih hidup. Garis diagonal juga mempertegas unsur prespektif pada foto. Garis diagonal akan melahirkan efek kedalaman atau tiga dimensi dalam sebuah foto.

    Garis Diagonal

  • Garis Lengkung

    Garis lengkung bersifat luwes dan dinamis. Garis lengkung lebih hidup disbanding diagonal. Selain itu juga member kesan lembut, rileks, dan bergerak.

    Garis Lengkung

2. Shape (Bentuk)

Bentuk adalah merupakan tatanandua dimensional, mulai dari titik, garis, dan pola. Bentuk juga termasuk kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail benda, ataupun mengikutkan subjek menjadi garis luar atau outline dari sebuah tone warna tertentu.

Shape (Bentuk) komposisi

3. Texture (Tekstur)

Tekstur memberikan kesan mengenai keadaan permukaan suatu benda. Bisa halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, atau lembut. Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Texture (Tekstur) komposisi

4. Pattern (Pola)

Pola merupakan tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto. Pola merupakan kesan keseragaman, dengan pola yang diatur sedemikian rupa, maka akan membentuk presepsi dan kesan tersendiri. Terkadang suatu pola akan menampilkan kesan abstrak.

Pattern (Pola)

5. Color (Warna)

Warna dapat memberikan kekuatan elemen yang sangat kuat di dalam fotografi. Warna dapat mempengaruhi besar kecilnya sebuah bentuk. Foto dengan tampilan warna-warna yang menarik dapat memberikan foto terasa ‘lebih hidup’ dan memiliki banyak nuansa. Warna mengandung nilai, nada dan corak. Warna dapat mempengaruhi emosi serta pengaruh latar belakang terhadap warna yang dilihat. Warna dapat menipu pandangan karena warna dapat tampil pasif atau menyolok, tampil ke depan atau belakang.

Warna dalam fotografi ada 2 macam :

  • Vivid color

    Vivid color memiliki karakter warna yang ditimbulkan seakan berteriak, bersemangat, riang, ramai dan terlihat bernuansa keras.

    Vivid color komposisi

  • Pastel color

    Pastel color merupakan warna yang memiliki karakter tentram, teduh, halus dan bernuansa lembut.

    Pastel color komposisi

6. Framing (Bingkai)

Framing merupakan salah satu komposisi foto yang populer. Foto seolah-olah diberikan bingkai yang menggunakan objek-objek yang ada disekitar. Bisa saja dengan tumbuhan, pintu, jendela, terowongan dan lain-lain. Framing akan mengarahkan perhatian orang yang melihat foto akan langsung tertuju pada objek utama.

Framing (Bingkai) komposisi

Penerapan Komposisi Fotografi

Penerapan komposisi fotografi ini tersusun dengan mempelajari elemen- elemen komposisi diatas, oleh karena itu penerapan komposisi fotografi ini merupakan faktor yang sangat penting untuk menciptakan karya foto yang baik dan menarik.

Menurut Edison Paulus (2011), Penerapan komposisi dalam pemotretan yaitu:

1. Komposisi Sepertiga Bagian ( Rule of Thirds )

Komposisi ini didapat dari hasil membagi bidang gambar dalam tiga bagian yang sama besar baik horizontal dan vertikal. Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah foto. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut- sudut persegi panjang pusat akan mendapatkan daya tarik maksimum. Pada aturan umum fotografi, sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Dan di salah satu titik perpotongan inilah objek menjadi point of interest ditempatkan.

Komposisi Sepertiga Bagian

2. Format Vertikal dan Horizontal

Format vertikal dan horizontal adalah format yang akan ditampilkan dalam sebuah karya fotografi. Untuk mengabadikan sebuah foto secara vertikal dan horizontal ini bergantung kepada elemen apa saja yang akan dimasukan atau dikeluarkan dari frame. Tidak ada yang benar atau salah, ini berhubungan dengan selera dan apa yang hendak disampaikan kepada pengamat foto.

3. Dinamis dan Statis

Komposisi ini tidak ada hubungan dengan gerakan atau diam, tapi lebih kepada penempatan objek yang akan di potret. Komposisi dinamis artinya objek foto kita tempatkan bukan pada bagian tengah bidang foto, tetapi lebih ke pinggir atau kebawah dengan menyisakan ruang lebih luas. Sedangkan pada komposisi statis, objek kita tempatkan pada tengah-tengah bidang gambar. Secara umum komposisi dinamis jauh lebih menarik dilihat dan lebih bagus, namun bukan berarti komposisi statis kurang baik.

Komposisi Dinamis
Gambar Komposisi Dinamis

4. POI ( Point Of Interest )

Point of interst harus memiliki sifat eye-cutching atau menarik perhatian agar mata terpaksa melihat bagian tersebut. Eye-cutching dapat berupa objek yang paling besar, paling cerah, paling tajam, paling menarik, atau paling aneh dari objek foto yang ditampilkan.

5. Sudut Pemotretan ( Angle of View )

Sudut pengambilan objek adalah salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Oleh karena itu jika kita mendapatkan suatu momen dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Angle of view juga mempengaruhi karakter objek yang difoto. Misalnya jika objek dipotret dari atas maka objek akan terlihat tampak kecil. Sebaliknya jika objek dipotret dari bawah maka akan terlihat tampak gagah dan monumental.

Menurut Budhi Santoso (2010) beberapa sudut pemotretan yang digunakan oleh fotografer , yaitu :

  • Eye Level Viewing

    Eye level viewing adalah sudut pengambilan foto yang paling umum dilakukan, yaitu pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri. Hasilnya tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol, kecuali efek-efek yang timbul oleh pengguna lensa tertentu.

  • Bird Eye Viewing

    Bird Eye Viewing yaitu objek dibidik dari atas. Efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Biasanya digunakan untuk memotret suatu lokasi atau landscape.

    Bird Eye Viewing

  • Low Angle Camera

    Pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang ditimbulkan adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar. Namun bagi fotografer yang kreatif, bisa menghasilkan efek yang khusus.

    Low Angle Camera

  • Frog Eye Viewing

    Sudut pengambilan objek dari bawah sebatas penglihat mata katak. Pada posisi ini kamera berada dibawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan keatas tapi mendatar dan dilakukan dengan tiarap atau duduk.

  • Waist Level Viewing

    Pemotretan yang dilakukan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata. Sudut pengambilan seperti ini biasanya digunakan untuk foto candid dan bersifat spekulatif.

  • High Handheld Position

    Pemotretan yang dilakukan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan kedua tangan tanpa membidik. Ada unsur spekulatif juga dalam pengambilan sudut ini. Pengambilan sudut ini biasanya digunakan dalam pemotretan objek atau tempat keramaian seperti konser musik.

  • Ruang Pandang (Field Of View)

    Dalam fotografi field of view adalah perspektif visual yang nampak oleh indera penglihatan kita melalui (kamera) pada posisi dan orientasi tertentu.