Apa yang dimaksud dengan Komplikasi Edema setelah pencabutan gigi ?

Pencabutan gigi yang ideal

Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan penyangganya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan problema prostetik pasca-bedah.

Apa yang dimaksud dengan Komplikasi Edema setelah pencabutan gigi ?

Edema merupakan salah satu komplikasi pasca pencabutan gigi yang terjadi. Edema merupakan kelanjutan normal dari setiap tindakan pencabutan dan pembedahan gigi, dan merupakan reaksi normal dari jaringan terhadap cedera.

Besarnya edema yang terjadi bervariasi setiap individu dan tidak selalu sama, yaitu trauma yang besarnya sama, tidak selalu mengakibatkan derajat edema yang sama baik pada tiap-tiap pasien. Pembengkakan yang terjadi biasanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.

Etiologi

Edema lebih sering terjadi pada gigi yang dicabut dengan menggunakan open view method daripada dengan yang menggunakan forceps technique.

Penyebab umum terjadinya edema adalah laserasi jaringan lunak, retraksi flap yang dilakukan dengan tidak hati- hati, dan adanya iritasi dari fragmen-fragmen tulang.

Edema merupakan suatu respon normal terhadap cedera. Edema merupakan salah satu tanda terjadinya inflamasi. Inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap masuknya benda asing, invasi mikroorganisme, atau kerusakan jaringan.

Cardinal sign of inflammation yaitu:

  1. Rubor (kemerahan)
  2. Kalor (peningkatan panas)
  3. Tumor (pembengkakan)
  4. Dolor (rasa sakit)
  5. Funtio laesa (hilangnya fungsi)

Jika tubuh kita terpajan oleh adanya benda asing atau invasi mikroorganisme, maka dendrititic cell, endothellial cell akan melakukan pelepasan mediator kimia.

Pelepasan mediator kimia ini merupakan awal terjadinya proses inflamasi. Pelepasan mediator kimia ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan sirkulasi darah dan menyebabkan tanda inflamasi rubor dan kalor. Selain itu, pelepasan mediator kimia ini juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular sehingga cairan-cairan dan plasma-plasma protein akan keluar dari pembuluh darah dan masuk ke extravascular space lalu akan membentuk edema fluid, sehingga akan menimbulkan tanda inflamasi berupa tumor. Pelepasan mediator kimia, yaitu bradikinin, menyebabkan timbulnya tanda inflamasi berupa dolor. Sedangkan tanda inflamasi berupa functio laesa disebabkan karena neurologikal refleks dari respon terhadap rasa nyeri.

Edema persisten juga dapat timbul beberapa hari setelah dilakukan tindakan pencabutan gigi. Biasanya disebabkan karena adanya infeksi. Edema tipe ini dapat dibedakan dari edema yang umum terjadi yaitu melalui peningkatan suhu kulit. Biasanya edema yang persisten warnanya lebih merah dan lebih luas, dan biasanya diikuti dengan timbulnya gejala demam. Edema tipe ini dapat pula disertai dengan timbulnya pus. Apabila hal ini timbul, maka perlu dilakukan tindakan insisi dan drainase.

Edema biasanya akan mencapai ukuran maksimumnya sekitar 48 jam setelah tindakan operatif dan akan berkurang dalam 4-6 hari.

Edema pada jaringan lunak fasial bisa berhubungan dengan adanya perdarahan di bawah jaringan mulut yang meluas ke jaringan fasial diatasnya dan menyebabkan terjadinya edema dan diskolorasi pada jaringan.

Pencegahan Komplikasi Edema

Tujuan dari pencegahan terjadinya edema pasca pencabutan gigi adalah untuk memberikan kenyamanan pasien. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada saat tindakan pencabutan gigi adalah dengan melakukan tindakan secara hati-hati dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Dengan melakukan setiap tindakan dengan hati-hati sudah menjadi langkah awal untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan paca pencabutan gigi.

Selain itu dapat juga dilakukan pemberian aplikasi dingin pada area operasi. Aplikasi dingin selama 24 jam pertama sesudah pembedahan biasanya sangat bermanfaat.

Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya edema. Penggunaan aplikasi ini adalah sebagai vasokonstriktor, sehingga dapat mengurangi terjadinya eksudasi cairan ke jaringan.

Biasanya penggunaan aplikasi dingin digunakan pada saat segera setelah terjadi trauma pada wajah dan rahang untuk meminimalisir akumulasi cairan di jaringan, sebagai bagian dari prosedur posoperatif untuk odontektomi, perawatan fraktur, dan tindakan bedah lainnya, untuk mengurangi rasa sakit pada kasus pulpitis, dan kondisi lainnya.

Aplikasi dingin ini dapat berupa penggunaan es batu yang dimasukkan ke dalam plastik, atau dengan memasukkan es batu tersebut ke dalam mulut. Penggunaan aplikasi dingin ini harus diberikan secara terus menerus setiap 30 menit per jam. Menurut Archer (1975), penggunaan aplikasi dingin ini dapat diberikan secara intermiten selama kurang dari 20 menit.

Sedangkan menurut Peterson (1998), penggunaan aplikasi dingin dingin ini dilakukan setelah 12 jam pertama setelah pencabutan gigi untuk mengkontrol edema dan memberikan kenyamanan kepada pasien.

Selain penggunaan aplikasi dingin, penggunaan aplikasi panas juga dapat mengurangi edema. Aplikasi panas ini dapat dilakukan setelah edema mencapai ukuran maksimumnya.

Tujuannya agar terjadi vasodilatasi yang akan meningkatkan sirkulasi darah dan akan mempercepat proses penyembuhan.

Penggunaan aplikasi panas ini juga harus dilakukan secara terus menerus yaitu setiap 30 menit per jam. Dapat juga dilakukan penggunaan intraoral heat yang berupa hot isotonic saline rinse. Tetapi sebelum dilakukan pemberian aplikasi panas ini, kulit terlebih dahulu diolesi pertoleum jelly untuk mencegah terbakarnya kulit karena panas.

Penatalaksanaan Edema

Usaha untuk mengkontrol edema mencakup termal (dingin), fisik (penekanan), dan obat-obatan.

Usaha termal (dingin) disini adalah berupa pemberian aplikasi dingin pada saat 24 jam pertama sesudah tindakan pembedahan atau pencabutan gigi. Usaha fisik(penekanan) disini adalah berupa penggunaan pembalut tekanan yang sering digunakan pada pembedahan oral mayor untuk membatasi terjadinya edema maupun hematom. Dan untuk pemberian obat-obatan, yang sering diberikan adalah jenis steroid yang diberikan secara parenteral, oral, atau topikal.

Edema biasanya terjadi hanya sementara, dan biasanya pada kebanyakan pasien terjadi sampai 7-20 hari.