Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Komunikasi Interpersonal?

komunikasi interpersonal

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).

Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain).

Pengetahuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya, kepatutan sentuhan, suara yang keras, kedekatan fisik) merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.

Apa yang dimaksud dengan kompetensi komunikasi interpersonal?

Cegala, McGee dan McNellis (1996) mengatakan kompetensi komunikasi interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif sehingga dapat melancarkan kemajuan seseorang dalam mencapai tujuan mereka dan secara simultan mencerminkan penghargaan kepada tujuan orang lain.

Demikian pula, Spano dan Zimmerman (1995) mendefinisikan kompetensi komunikasi interpersonal sebagai kemampuan untuk mencapai tujuan antar pribadi sesuai dengan konteks situasional dan relasional.

Spitzberg dan Hecht (1984) mendefinisikan kompetensi komunikasi interpersonal sebagai kemampuan dalam berinteraksi dengan baik dengan orang lain, dimana baik di sini merujuk pada kualitas terhadap keakuratan, kejelasan, dapat dipahami, koherensi, keahlian, keefektifan dan kesesuaian dalam berkomunikasi.

Dari pengertian tersebut, Rubin dan Martin (1994) kemudian mengembangkan Skala Kompetensi Komunikasi interpersonal, berdasarkan hasil temuan mereka mengenai keterampilan komunikasi interpersonal yang paling penting dibutuhkan untuk mencapai komunikasi yang efektif.

Keterampilan tersebut antara lain: self-disclosure, empathy, social relaxation, assertiveness, interaction management, altercentrism, expressiveness, supportiveness, immediacy, dan environmental control. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap keterampilan tersebut.

1. Self-disclosure.

Self-disclosure didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuka atau mengungkapkan unsur-unsur kepribadian orang lain melalui komunikasi. Self-disclosure adalah sengaja mengungkapkan informasi yang signifikan tentang diri sendiri yang biasanya tidak diketahui oleh orang lain (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

2. Emphaty.

Empathy adalah proses identifikasi dan artinya merasa seperti yang lain dengan menjadikan orang lain sebagai acuan dan bukan berdasarkan referensi pengalaman pribadi. Berempati adalah untuk mengambil sudut pandang lain dalam upaya untuk mengalami pikiran dan perasaan mereka (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

3. Social relaxation.

Social relaxation adalah dimensi ketiga dari komunikasi interpersonal kompetensi dan digambarkan sebagai minimnya atau kurangnya kecemasan atau ketakutan dalam menjalani kehidupan sosial sehari-hari.
Terdiri dari perasaan nyaman, ketakutan sosial yang rendah rendah, dan kemampuan untuk menangani reaksi negatif atau kritik orang lain tanpa stres.

4. Assertiveness.

Assertiveness mengacu pada perilaku memperjuangkan hak pribadi seseorang dengan mempertimbangkan hak-hak orang lain. Komunikator yang asertif mengungkapkan kebutuhan mereka, mereka tidak menyerang atau menegasikan kebutuhan orang dan menjaga martabat mereka (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

5. Interaction Management.

Interaction management, merupakan kemampuan seseorang untuk menangani prosedur ritual dalam percakapan sehari-hari seperti membahas topik yang akan dibicarakan, melakukan percakapan secara bergantian, memulai dan mengakhiri percakapan, dan mengembangkan topik percakapan.

6. Altercentrism.

Altercentrism dimensi keenam, termasuk didalamnya menunjukkan ketertarikan terhadap topik yang dimulai oleh orang lain, perhatian penuh
pada apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka mengatakannya, tanggap tidak hanya dari apa yang dikatakan tetapi juga apa yang tidak dikatakan, responsif terhadap apa yang lawan bicara pikirkan, dan mampu beradaptasi selama percakapan.

7. Expressiveness.

Dimensi ketujuh adalah dimensi expressiveness, yaitu kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan melalui perilaku nonverbal dan komunikasi verbal dari pikiran dan perasaan. Termasuk di dalamnya perilaku nonverbal seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, penggunaan kata-kata yang tepat dalam mengekspresikan diri seseorang.

8. Supportiveness.

Supportiveness adalah kemampuan dalam memberikan tanggapan yang menunjukkan solidaritas dengan situasi lain (Adler, Proctor, & Towne, 2005). Tujuannya adalah agar perasaan yang dimiliki dari kedua orang sama. Akibatnya, komunikasi menjadi jauh lebih mudah.

9. Immediacy.

Immediacy, keterampilan kesembilan, mengacu kepada kesediaan untuk didekati dan tersedia untuk komunikasi.

10. Environmental Control

Environmental control menunjukkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pribadi, kemampuan untuk menangani konflik dan memecahkan masalah dalam suasana kooperatif, dan kemampuan untuk mendapatkan kepatuhan dari yang lain.