Apa yang dimaksud dengan komitmen?

Komitmen

Komitmen biasanya merujuk pada keinginan dan niat untuk selalu mempertahankan sebuah hubungan yang bernilai, dalam kondisi apapun. Komitmen mempunyai arti yang lebih luas dan lebih dalam daripada hanya sekedar janji.

Menurut Moorman et al. (1992), komitmen adalah sebuah keinginan yang bertahan untuk menjaga sebuah hubungan yang bernilai. Sementara itu Dwyer & Oh (1987) mendefinisikan komitmen dalam hubungan antar manusia sebagai suatu eksistensi dari janji secara implisit atau eksplisit dari kelanjutan hubungan antar patner.

Komitmen adalah dedikasi dan keinginan yang bertahan dari seseorang atau kelompok dalam mempertahankan hubungan sebagai kelanjutan hubungan antar patner yang bernilai.

Tiga Elemen dan Tiga Tipe Komitmen


Dalam literatur yang dikemukakan oleh Dwyer et al. (1992), ada tiga elemen dari komitmen yaitu:

  • Komitmen adalah sesuatu yang bertahan. Hal itu melibatkan pengertian secara implisit dan eksplisit bahwa patner akan tetap melanjutkan untuk bekerja sama akan menghadapi hal-hal baru yang mungkin muncul.

  • Komitmen merefleksikan suatu keinginan. Hal itu lebih berdasar pada pilihan pribadi daripada kewajiban secara legal. Legalitas menjadi urutan yang kesekian, karena legalitas hanyalah sekedar janji.

  • Komitmen dikendalikan oleh nilai. Sebuah komitmen akan membentuk hubungan jangka panjang.

Kata Komitmen mengacu pada:

  • Kekuatan dari keinginan dan keteguhan individu untuk melanjutkan suatu hubungan tertentu (Dean dan Spanier, 1974);

  • Ketidakrelaan untuk mempertimbangkan mengganti pasangan (Leik dan Leik, 1977);

  • Pengakuan dari keinginan untuk mempertahankan hubungan (Levinger, 1980; Rosenblatt, 1977);

  • Situasi dimana seseorang atau pasangan mempersepsikan hubungan mereka sebagai suatu hal yang terus berkelanjutan atau mengarahkan perilakunya untuk kelanjutan hubungan mereka (Hinde, 1979).

Komitmen merupakan sebuah konsep akan kebersamaan dan kelanjutan atau durasi dari suatu hubungan.

Komitmen terdiri dari 3 komponen, yakni: keinginan untuk bertahan, keterikatan psikologis, dan orientasi kognitif untuk tetap berada di dalam hubungan dalam jangka waktu panjang (Rusbult et al, 2001). Komitmen biasanya dikonseptualisasiakan sebagai sebuah kumpulan kognisi, afeksi, dan tingkah laku yang berfungsi sebagai penanda kecenderungan seseorang untuk melanjutkan suatu hubungan tertentu.

Menurut Surra & Hughes (1997), secara umum, komitmen melibatkan kepercayaan pasangan mengenai apakah hubungan mereka memiliki kemungkinan untuk berlanjut, prediksi mengenai masa depan dari hubungan dan konsepsi akan stabilitasnya.

Secara umum, komitmen terhadap hubungan dapat membuat seseorang merasa lebih puas dengan hubungannya. Apabila ekspresi dari komitmen disadari dan diapresiasi oleh pasangan, maka hal ini dapat membawa dampak positif terhadap kepercayaan terhadap pasangan. Dengan demikian, seseorang dapat berharap bahwa komitmen tersebut nantinya dapat meningkatkan keinginan atau kecenderungan dari perilaku intim di masa mendatang. Indikasi dari komitmen juga diharapkan dapat mempengaruhi keseluruhan ketertarikan terhadap pasangan, sehingga dapat meningkatkan perilaku kohesif. Selain itu, kepercayaan bahwa pasangan berkomitmen juga penting di dalam menjaga komitmen diri ketika menghadapi kesulitan pernikahan.

Roloff dan Solomon menemukan bahwa komitmen secara positif berhubungan dengan kerelaan untuk menghadapi pasangan, yang merupakan indikasi dari keinginan untuk menghadapi permasalahan di dalam hubungan. Pasangan yang lebih berkomitmen akan cenderung untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah secara lebih efektif daripada pasangan yang komitmennya rendah.

Komitmen dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berespon terhadap pasangannya. Ketika seseorang berkomitmen terhadap hubungannya dengan pasangannya, maka ia akan cenderung untuk selalu setuju dengan pasangannya dan akan jarang untuk memberikan reaksi yang bertentangan dengan usaha pasangan untuk mempengaruhinya.

Komitmen terhadap suatu hubungan dapat mengubah skema berpikir seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hubungannya. Keputusan untuk berkomitmen dapat meningkatkan tingkat perhatian seseorang terhadap pasangannya serta memunculkan bias positif terhadap pasangannya.

Beach dan Tesser menemukan bahwa semakin berkomitmen seseorang terhadap orang lain, maka ia akan semakin memfokuskan kognitif dan afektifnya terhadap orang lain tersebut, disamping itu ditemukan pula bahwa ketika keputusan untuk berkomitmen dibuat, maka seseorang akan merasa dan berpikir lebih positif terhadap pasangannya (Brehm & Cohen, 1962), dan ketertarikannya terhadap orang lain, yang memungkinkan untuk menjadi pasangannya, akan semakin berkurang.

Salah satu alasan utama mengapa komitmen memiliki pengaruh yang kuat terhadap ketahanan hubungan ialah karena komitmen dapat membatasi tindakan dan pemikiran seseorang. Selama seseorang tidak memiliki komitmen, ia bebas untuk bertindak. Namun, ketika seseorang sudah membuat komitmen yang kuat dan bersifat publik, perubahan akan semakin sulit untuk terjadi.