Apa yang dimaksud dengan komitmen afektif terhadap organisasi?

komitmen afektif

Dalam berorganisasi, sering sekali ditanya mengenai komitmen. Apa yang dimaksud dengan komitmen afektif terhadap organisasi?

2 Likes

Ali (1999) mengartikan bahwa

Komitmen sebagai kontrak, perjanjian (keterikatan) untuk melaksanakan sesuatu.

Senada dengan pendapat tersebut, Cooper dan Makin (1995) menyatakan bahwa

Komitmen merupakan suatu keadaan untuk tetap mempertahankan hubungan, yang meliputi ketergantungan dan kepercayaan individu sehingga tidak akan meninggalkan hubungan tersebut.

Komitmen terhadap organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan saat seorang individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaannya dalam organisasi itu (Robbins, 1998).

Menurut Steers (2003)

Komitmen terhadap organisasi merupakan peristiwa dimana individu sangat tertarik atau merupakan ketertarikan individu terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Jadi komitmen lebih dari sekedar keanggotaan, tetapi juga meliputi kesediaan untuk mengupayakan segala yang terbaik bagi organisasi, mengupayakan yang terbaik bagi kepentingan organisasi dan untuk mencapai tujuan organisasi.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Vandenberg & Scarpello (1997) yang mengatakan bahwa

Komitmen organisasi adalah kepercayaan seseorang dan penerimaan atas nilai-nilai dari pekerjaan yang telah dipilihnya, serta kesediaan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.

Beberapa ahli lain juga mengungkapkan hal yang senada. Miner (1992) mengatakan bahwa

Komitmen organisasi merupakan sikap kesetiaan dan kesediaan individu untuk bekerja secara maksimal dalam organisasi.

Luthan (1992) juga mengatakan bahwa

Komitmen organisasi merupakan sikap kesetiaan individu terhadap organisasi dalam mengekspresikan perhatiannya terhadap kesuksesan dan keberhasilan organisasi untuk pencapaian tujuannya.

Sedangkan Kreitner (1995) mengatakan bahwa

Komitmen organisasi merefleksikan identifikasi individu terhadap organisasi dan setia dengan tujuan dari organisasi. Kesetiaan terhadap organisasi dapat mempengaruhi efektivitas organisasi tersebut.

Hasil penelitian terdahulu dari Rhoades dkk, (2001) mendukung adanya hubungan yang positif antara komitmen organisasi dengan keluaran seperti meningkatnya penampilan dan produktivitas kerja, menurunnya absensi kerja, dan menurunnya turn over.

Komitmen afektif merupakan bagian dari komitmen organisasional yang mengacu kepada sisi emosional yang melekat pada diri seorang karyawan terkait keterlibatannya dalam sebuah organisasi. Individu yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut.

Terdapat kecenderungan bahwa karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan senantiasa setia terhadap organisasi tempat bekerja oleh karena keinginan untuk bertahan tersebut berasal dari dalam hatinya.

Komitmen afektif dapat muncul karena adanya kebutuhan, dan juga adanya keter- gantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh organisasi di masa lalu yang tidak dapat ditinggalkan karena akan merugikan. Komitmen ini terbentuk sebagai hasil yang mana organisasi dapat membuat karyawan memiliki keyakinan yang kuat untuk mengikuti segala nilai-nilai organisasi, dan berusaha untuk mewujudkan tujuan organisasi sebagai prioritas pertama, dan karyawan akan juga mempertahankan keanggotaannya (Kartika, 2011).

Terdapat beberapa antesenden dari komitmen afektif yang telah teridentifikasikan antara lain karakteristik personal, karakteristik struktural, karak- teristik terkait dengan pekerjaan, dan pengalaman kerja, yang mana pengalaman kerja memiliki hubung- an yang terkuat dan paling konsisten.

Karyawan yang telah bekerja cukup lama dalam organisasi yang selalu konsisten dalam ekspektasi yang diharapkan serta pemuasan kebutuhan dasarnya akan cenderung untuk membentuk ikatan afektif yang lebih kuat terhadap organisasi daripada karyawan yang memiliki pengalaman lebih sedikit atau kurang terpuaskan kebutuhannya (Meyer, Allen, & Smith, 1993).