Apa yang dimaksud dengan kinerja manajerial?

Apa yang dimaksud dengan kinerja manajerial ?

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Apa yang dimaksud dengan kinerja manajerial ?

1 Like

Mardiyah (2005) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial sehingga kinerja manajerial adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektifitas organisasional.Adapun tujuan dari kinerja menurut Mardiasmo (2009) ialah:

  1. Memastikan pemahaman para pelaksanaan dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi.

  2. Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati.

  3. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan pembandingan skema kerja dan pelaksanaan.

  4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur sesuai dengan pengukuran prestasi yang telah disepakati.

  5. Menjadikan alat ukur komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki prestasi organisasi

  6. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

  7. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

Ringkasan

Locke, E. A. and Latham, G. P. 2003. A Theory of Goal Setting and Task Performance. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall

Kinerja manajerial adalah hasil secara periodik operasional suatu manajer berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapakan sebelumnya. Selain itu kinerja manajerial merupakan keluaran (output) yang menggunakan masukan (input) selama periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Juniarti dan Evelin (2003) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan.

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial, berbeda dengan kinerja karyawan umumnya bersifat konkrit, sedangkan kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks (Mulyadi dalam Mutamainah, 2009). Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Untuk mengetahui kualitas dari kinerja manajerial, dibutuhkan suatu alat untuk menilai kinerja.

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu oerganisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya Mulyadi (2001). Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi.

Ukuran Kinerja Manajerial


Menurut Juniarti dan Evelyn (2003) ada beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen berdasarkan perspektif non keuangan, hal tersebut adalah :

  1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan
    Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam menangani pekerjaanya. Masalah fokus dan fleksibilitas adalah dua hal yang penting bagi manajer untuk menghadapi lingkungan persaingan yang tinggi dan dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer.

  2. Kemampuan untuk mencapai target
    Kinerja manajer dapat diukur dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan. Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik, menantang dan memiliki rentang waktu yang jelas.

  3. Kiprah manajer diluar perusahaan
    Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar perusahaan menunjukkan kepercayaan perusahaan terhadap manajer tersebut. Kepercayaan tersebut tidak serta merta muncul begitu saja, tetapi muncul atas kinerja yang baik dari manajer itu sendiri. Peranan manajer dalam mewakili perusahaan dapat menjadi salah satu indikator tingkat kinerja manajer tersebut.

Tahap Penilaian Kinerja


Menurut Mulyadi (2001) tahap penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap, tahapan-tahapan tersebut adalah :

  1. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
  2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
  3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Sedangkan menurut Supriyono (2000) penilian atas sebuah kinerja dapat dilaksanakan dalam tiga tahapan yang terperinci.

  1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab.
  2. Penetapan kinerja yang dipakai untuk mengukur kinerja.
  3. Pengukuran kinerja sesungguhnya.

Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial


Menurut Mulyadi (2001) manfaat penilaian kinerja yaitu:

  1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
  2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
  3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
  4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
  5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja


Berjalannnya kinerja sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, baik dari dalam maupun dari luar adalah sebagai berikut :

  1. Faktor Individu, yaitu faktor yang meliputui sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budayanya, dan variabel-variabel lainnya.

  2. Faktor Situasional, yaitu faktor yang meliputi sosial dan organisasi, meliputi kebijakan organisasi seperti sistem yang diterapkan (sentralisasi/desentralisasi), jenis pelatihan dan pengawasan, informasi perusahaan yang diperoleh dan pemanfaatan informasi sistem akuntansi manajemen, sistem upah dan lingkungan sosial.

  3. Faktor Fisik dan Pekerjaan, yaiti faktor yang meliputi metode kerja, jenis pekerjaan, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja.

Referensi

Setyolaksono, Bhakti. 2011. ”Pengaruh Desentralisasi Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. (Studi Kasus Pada Industri Es Balok Di Kota Semarang). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Kinerja manajerial adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff (staffing), negoisasi, dan perwakilan/ representasi. Pengukuran kinerja manajerial diadopsi dari pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1965) dalam Eker (2007) dalam Maria Niken Setyarini dan Anastasia Susty A (2008).

Menurut Mulyadi (2007) Kinerja merupakan keberhasilan tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Menurut Safrizal and Hazmi (2012) kinerja menunjukkan kemampuan kinerja manajerial dalam menjalankan fungsinya dan juga dalam pengambilan keputusan.

Menurut Wulandari and Riharjo (2016) kinerja berhubungan dengan seberapa besar kemampuan setiap level manajemen dalam membangun dan meningkatkan kinerja yang baik. Produktivitas organisasi sektor publik akan bertambah jika kinerja yang dihasilkan pegawai dapat efektif dan efisien. Dan dibutuhkan kemampuan setiap manajemen dalam meningkatkan produktivitas, kualitas bawahan dan kinerja keuangan agar menghasilkan kinerja yang baik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Maria Niken Setyarini dan Anastasia Susty A (2008), antara lain :

  • Faktor Pribadi (keahlian, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen

  • Faktor Kepemimpinan (kualitas keberanian/semangat, pedoman pemberian semangat pada manajer dan pemimpin kelompok organisasi).

  • Faktor Tim/kelompok (sistem pekerjaan dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi)

  • Faktor Situasional (perubahan dan tekanan dari lingkungan internal dan eksternal).

Sedangkan menurut Mulyadi (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi

  1. Efektifitas dan efisiensi
    Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, maka kegiatan tersebut efektif.

  2. Otoritas (wewenang)
    Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seseorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya.

  3. Disiplin
    Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja

  4. Inisiatif
    Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi

Cara mengukur Kinerja

Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi. Penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pekerja (manajerial) yaitu :

  1. Performance Improvement, memungkinkan manajer atau pegawai untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja

  2. Compensation adjustment, membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima reward ataupun sebaliknya.

  3. Placement decision, menentukan promosi atau transfer.

  4. Training and development need, mengevaluasi kebutuhan pelatihan danpengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

  5. Career planning and development, memandu untuk menentukan jenis karir yang dapat dicapai.

  6. Staffing process deficiencies, mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.

  7. Informational inaccuracies and job-design error, membantu menjelaskan kesalahan apa saja yang telah terjadi dalam manajemen.

  8. Equal employment opportunity, menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif.

  9. External challenges, kinerja pegawai terkadang dipengaruhi oleh factor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan dan lainlain.

  10. Feedback, memberikan umpan balik bagi masalah kepegawaian atau bagi pegawai itu sendiri.