Apa yang dimaksud dengan Keterbukaan Diri?

keterbukaan diri

Keterbukaan diri atau self disclosure (De Janasz et al., 2006) adalah the process of letting others know what you think, feel, and want.

Keterbukaan diri adalah proses memberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengetahui cara kita berpikir, mengenai perasaan kita tentang sesuatu dan tentang keinginan. Keterbukaan diri berbeda dengan pengenalan diri (self description).

Bagaimana konsep dari keterbukaan diri itu sendiri dipandang dari sudut pandang psikologi ?

Keterbukaan diri mempunyai arti memberitahukan cara kita bereaksi terhadap suatu situasi, kemudian menjelaskan dan mendiskusikan pandangan serta pengalaman yang kita miliki tentang situasi tersebut.

Keterbukaan diri terhadap pihak tertentu dapat membantu mereka memahami tentang motivasi, kekuatan, kelemahan dan carakerja kita.

Pemahaman ini akan membantu pihak lain tersebut untuk menentukan cara kerja sama yang efektif dengan diri kita. Pada gilirannya pemahaman mereka tersebut akan menimbulkan reaksi seperti ajakan untuk bekerja sama atau memberikan ide-ide tertentu. Reaksi tersebut akan menjadi bagian dari keterbukaan diri dari mereka terhadap kita sehingga kita dapat mengembangkan cara memahami dan mengembangakan kerja sama yang efektif.

Keterbukaan juga berarti membuka diri kepada pihak lain untuk melakukan kerjasama, baik antara sesama pegawai, antarbawahan, maupun dengan atasan atau dengan pihak luar. Tanpa adanya keterbukaan yang memadai yang didasari kejujuran, kerja sama akan sulit diwujudkan.

Misalnya seorang atasan menjaga jarak dari bawahan untuk menjaga kewibawaan pribadi akan mengalami kesulitan untuk mengajak anak buahnya bekerja sesuai perintah atasan. Ketertutupan atasan akan menimbulkan rasa curiga, atau setidaknya bawahan mengerjakan perintah tetapi karena terpaksa.

Demikian juga dalam hal bekerja sama dengan pihak lain, perlu dimulai dengan membuka diri sehingga kita layak untuk menjadi partner dalam pekerjaan tertentu. Pada akhirnya interaksi yang terjadi dan teruji akan memupuk kepercayaan (trust) diantara kedua belah pihak.

Manfaat Keterbukaan Diri


Berikut adalah keuntungan ketika kita mampu untuk membuka diri kita terhadap orang lain, antara lain :

  • Keterbukaan memberi manfaat perbaikan secara psikologi, seseorang yang mengalami frustasi atau kecewa akan cepat bangkit kembali apabila menceritakan masalahnya kepada orang lain.

  • Menceritakan suatu masalah kepada orang yang tepat atau orang yang mau mendengarkan membuat kita lebih memahami permasalahan yang sedang dihadapi. Pendengar yang baik akan dapat memberikan masukan yang dapat memperbaiki perspektif dalam melihat permasalahan.

  • Membuka diri juga akan dapat mengurangi stresatau mengurangi beban yang sedang dipikul.

  • Membuka diri akan meningkatkan jalur komunikasi dengan orang lain, mendorong orang lain juga memberi informasi yang dia miliki sehinhgga akan terjadi saling memberi

  • Membuka diri dengan orang lain termasuk teman sejawat, bawahan, atau atasan akan mempererat hubungan, yangpada akhirnya akan menciptakan rasa saling mempercayai.

  • Membuka diri dengan orang lain memberi peluang untuk menggunakan potensi yang dimiliki secara bersama-sama untuk kepentingan bersama atau institusi.

  • Semakin membuka diri dengan pegawai lain berarti semakin menikmati pekerjaan dan semakin tinggi produktivitas. Tim yang saling mengenal dan saling membuka diri akan lebih mudah menyelesaikan tugasnya daripada tim yang anggotanya kurang membuka diri dengan sesamanya.

  • Membuka diri dapat menciptakan lingkungan yang saling mempercayai antara para anggota, dengan pelanggan dan dengan lingkungan yang lainnya.

Meningkatkan Efektivitas Keterbukaan Diri


Agar lebih efektif, keterbukaan diri perlu memperhatikan berbagai hal sebagai berikut (De Janasz,et al.,2006:27) :

  1. Menjelaskan perasaan tentang fakta;
    Menjelaskan perasaan tentang fakta berarti dalam menjelaskan suatu informasi kepada orang lain perlu disertai dengan pernyataan mengenai perasaan kita atas informasi tersebut. Dengan menjelaskan perasaan kita pada suatu kondisi akan memberi kesempatan orang lain untuk mengenal kita lebih dalam.

  2. Memperkenalkan diri lebih terbuka;
    Memperkenalkan diri lebih terbuka maksudnya adalah untuk membuat keterbukaan diri membentuk sebuah hubungan yang baik dengan orang lain maka keterbukaan itu perlu dijelaskan lebih luas dan lebih dalam. Penjelasan lebih luas berarti mendiskusikan berbagai hal seperti pekerjaan, keluarga dan berbagai hal yang relevan dengan lawan bicara. Sementara, menjelaskan lebih dalam berarti menjelaskan suatu peristiwa atau kondisi tertentu lebih dalam.

  3. Lebih mementingkan informasi sekarang dari pada masa lalu;
    Lebih mementingkan informasi sekarang dari pada masa lalu adalah bahwa informasi yang lebih efektif menarik perhatian orang adalah tentang masa sekarang dibandingkan dengan masa lalu. Ketertarikan pada informasi sekarang disebabkan informasi tersebut masih relevan digunakan.

  4. Hal timbal balik.
    Hal timbal balik berarti proses membuka diri hendaknya memperhatikan tingkat keterbukaan dari partner kita. Artinya keterbukaan diri hendaknya dilakukan secara bertahap dan seimbang dengan tingkat keterbukaan dari partner kita. Keterbukaan akan kurang efektif bila dilakukan terlalu cepat pada waktu yang terlalu dini.

Referensi :

De Janasz, Suzanne C., Karen O. Dowd, dan Beth Z. Schneider, 2006. Interpersonal Skills in Organizations. McGraw-Hill International Edition Singapore.

Keterubkaan diri atau pengungkapan diri menurut Jourard (dalam Sari 2006), berarti pembicaraan mengenai diri sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan oleh seseorang.

Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Devito (1995), bahwa pengungkapan diri merupakan sebuah tipe komunikasi tentang informasi diri pribadi yang umumnya disembunyikan, namun dikomunikasikan kepada orang lain. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang diutarakan tersebut haruslah informasi baru yang belum pernah didengar orang tersebut sebelumnya. Kemudian informasi tersebut haruslah informasi yang biasanya disimpan atau dirahasiakan. Hal terakhir adalah informasi tersebut harus diceritakan kepada orang lain baik secara tertulis atau lisan.

Pendapat lain yaitu menurut Rogers (1994), mendefinisikan keterbukaan diri sebagai suatu keuntungan yang potensial dari pengungkapan diri kita kepada orang lain. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri adalah bentuk komunikasi interpersonal yang didalamnya terdapat pengungkapan ide, perasaan, fantasi, informasi mengenai diri sendiri yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkapkan kepada orang lain secara jujur.

Aspek-aspek keterbukaan diri


Jourard dan Lasakow (dalam Sari 2006), mengembangkan suatu alat ukur untuk mengukur keterbukaan diri dengan identifikasi aspek-aspek keterbukaan diri sebagai berikut :

  • Sikap dan Pendapat
    Ungkapan sikap dan pendapat seseorang tentang isu-isu atau masalah yang berada atau terjadi disekitar individu dimana hal-hal tersebut menjadi bagian dari identitasnya secara pribadi dan secara sosial.

  • Selera dan Minat
    Ungkapan tentang hal-hal apa saja yang dapat menggugah selera dan minat seseorang yang memiliki kecenderungan pada hal-hal tertentu.

  • Bekerja (atau Studi)
    Ungkapan tentang apa yang membuat seseorang menjadi tidak dapat menikmati pekerjaan atau hal-hal yang tidak disukai atau mengganggu dalam pekerjaan serta apa saja yang menjadi hal yang menyenangkan dari pekerjaan.

  • Uang
    Ungkapan seseorang tentang uang yang umumnya terkait dengan harapan tentang uang, apa yang ingin dilakukan dengan uang dan bagaimana kehidupannya yang diinginkannnya dengan uang.

  • Kepribadian
    Ungkapan hal-hal yang menurut seseorang hal-hal yang terbaik dalam dirinya serta kemungkinan hal-hal yang paling tidak disuka dalam dirinya.

  • Tubuh
    Perasaan seseorang tentang nilai, ekspektasi dirinya tentang hal-hal yang dimiliki secara fisik sejauh mana sesuai atau tidak sesuai dengan harapannya.

Selain itu, menurut Devito (1997), Keterbukaan diri pada remaja dapat muncul dari aspek-aspek dibawah ini:

  • Kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari waktu yang diperlukan untuk mengutarakan statemen keterbukaan diri individu tersebut terhadap orang lain.

  • Valensi merupakan hal yang positif atau negatif dari penyingkapan diri. Individu dapat menyingkapkan diri mengenai hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji dan mengejek diri individu sendiri.

  • Ketepatan dan kejujuran individu dalam mengungkapkan diri. Ketepatan dari pengungkapan diri individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui dirinya sendiri.

  • Seluas apa individu mengungkapkan tentang apa yang ingin diungkapkan, seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol informasi-informasi yang akan dikatakan pada orang lain.

  • Individu dapat mengungkapkan detail yang paling intim dari hidupnya, hal-hal yang dirasa tidak mungkin bohong. Menurut devito (1997), menunjukan bahwa wanita lebih membuka dirinya dibandingkan pria,wanita lebih banyak mengungkapkan diri pada yang ia sukai sedangkan pria lebih banyak pada orang yang ia percayai.

Keterbukaan diri atau Self disclosure didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain (Wheeles, 1978). Sedangkan Person (1987) mengartikan self disclosure sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang dirinya.

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi. Pada saat yang sama, seseorang harus membuka diri atau berkomunikasi dengan orang lain karena akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.

Tingkat keterbukaan diri (self disclosure) kita dapat diungkapkan dengan model johari window (diambil dari penemu konsep ini yaitu Josepf Luft dan Harry Ingham).

Dalam johari window diungkapkan bahwa manusia terdiri dari empat sel (quadrant, jendela, bagian) tiap-tiap sel itu memiliki bagian self (diri) yang berbeda-beda.

Model ini menekankan bahwa jendela yang satu tidak terpisah dengan jendela yang lain. Pembesaran pada satu jendela akan membuat jendela yang lain mengecil.

  1. Open self
    Bagian self ini menyajikan informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motif dan ide yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Informasi disini meliputi agama, jenis kelamin, rasa tau warna kulit, nama, hobi, status social.
    Menurut Luft jika bagian “diri” ini diperkecil maka hubungan interpersonal memiliki kualitas yang rendah. Maka supaya mempunyai kualitas komunikasi interpersonal baik, bagian ini harus diperbesar.

  2. Blind self
    Bagian self ini menyajikan hal-hal tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain tapi tidak diketahui oleh kita sendiri. Ada orang yang hidungnya memerah ketika malu atau ada pula yang tidak menyadari dirinya selalu mengucapkan kata-kata, “…gitu…gitu” ketika berkomunikasi. Bagian ini perlu diperkecil karena mengakibatkan kualitas komunikasi interpersonal kurang baik.

  3. Hidden self
    Bagian ini berisi tentang hal-hal yang kita ketahui dari dalam diri kita sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain, yang kita simpan hanya untuk diri kita sendiri. Hal itu misalnya kondisi keuangan yang buruk, masalah keluarga, masalah pribadi, kehidupan seks, kecemasan, rasa takut terhadap sesuatu.

  4. Unknown self
    Bagian ini merupakan aspek dari diri kita yang tidak diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Meskipun sulit diketahui tapi harus disadari bahwa bagian “diri” ini ada dalam diri kita. Salah satu cara untuk melacak bagian “diri” ini adalah dengan metode hipnotis.

image

Johnson (1981) dalam Supratiknya (1995) mengemukakan bahwa pembukaan diri atau keterbukaan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini tersebut.

Devito (2011) mengemukakan bahwa keterbukaan diri adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan.

Daddy Mulyana (2000) mengemukakan bahwa keterbukaan diri dapat diartikan memberikan informasi tentang diri.

Wrightsman (dalam Dayaksini, 2009) menjelaskan bahwa keterbukaan diri adalah proses keterbukaan diri yang diwujudkan dengan berbagi perasaan dan informasi kepada orang lain.

Menurut Morton (dalam Dayaksini 2009) mengemukakan bahwa keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi dalam keterbukaan diri bersifat deskriptif dan evaluatif.

  • Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin untuk diketahui oleh orang lain, misalnya seperti pekerjaan, alamat, dan usia.

  • Evaluatif artinya individu mengemukakan perasaan pribadinya lebih mendalam kepada orang lain, misalnya seperti tipe orang yang disukai, hal-hal yang disukai maupun hal-hal yang tidak disukainya.

Kedalaman dalam sikap terbuka tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Situasi yang menyenangkan dan perasaan aman dapat membangkitkan seorang untuk lebih membuka diri. Selain itu adanya rasa percaya dan timbal balik dari lawan bicara menjadikan seseorang cenderung memberikan reaksi yang sepadan (Raven dan Rubin dalam Dayaksini, 2009: 82).

image

Model Keterbukaan Diri ( Self Disclosure)


Tingkat keterbukaan diuangkapkan dengan model Johari Window. Dalam Johari Window dimodelkan bahwa di dalam diri manusia terdapat empat sel/jendela/bagian. Setiap sel mewakili bagian diri yang berbeda. Keempat sel itu adalah open self, blind self, hidden self dan unknown self.

Model ini menekankan bahwa jendela yang satu tidak terpisah dengan yang lain. Jika pada satu sel terjadi pembesaran, maka sel yang lain akan mengecil.

  1. Open self
    Open self merupakan bagian diri dimana informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motif, ide yang diketahui dengan baik, baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain.

    Beberapa contoh informasi yang termasuk dalam bagian ini antara lain agama, jenis kelamin, warna kulit, ras, nama, hobi, status social, sikap terhadap politik dll.

  2. Blind self
    Blind self adalah bagian yang menyajikan hal-hal tentang diri individu itu sendiri yang diketahui oleh orang lain tetapi diri individu itu sendiri tidak tahu. Ada orang lain yang hidungnya memerah ketika malu, atau ada pula yang tidak menyadari dirinya selalu mengucapkan kata-kata, … gitu…gitu ketika berkomunikasi.

  3. Hidden self
    Hidden self merupakan bagian diri yang menyajikan tentang hal-hal yang diketahui oleh diri individu itu sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain, yang disimpan hanya untuk diri sendiri. Hal-hal itu misalnya (tidak mutlak) kondisi keuangan yang buruk, rahasia sukses, masalah keluarga, masalah pribadi, kehidupan seks, kecemasan, rasa takut terhadap sesuatu dll.

  4. Unknow self
    Unknow self merupakan bagian diri yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Sulit untuk mengetahui bagian ini, tapi kita harus sadar bahwa bagian ini memang ada dan nyata di dalam diri ini.

Untuk meningkatkan mutu komunikasi, maka bagian open self perlu diperbesar dan bagian blind self perlu diperkecil. Hal ini dikarenakan memperbesar open self dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan bagian blind self dapat menurunkan kualitas komunikasi.

Hakikat pengungkapan diri diukur dari seberapa banyaknya seseorang mengungkapkan informasi tersembunyi kepada orang lain. Dalam hal ini berarti seberapa banyak informasi tersembunyi yang diungkapkan oleh pasangan suami istri. Pengungkapan diri adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan (Devito, 1997). Aspek dari definisi elementer ini adalah :

  1. Pengungkapan diri adalah jenis komunikasi.
    Pernyataan-pernyataan tak disengaja yang menyangkut diri kita seperti selip lidah, gerakan non verbal yang tidak disadari, serta pengakuan terbuka semuanya dapat digolongkan ke dalam komunikasi pengungkapan diri. Tetapi, biasanya istilah pengungkapan diri digunakan untuk mengacu pada pengungkapan informasi secara sadar.

  2. Pengungkapan diri adalah “informasi”.
    Sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui oleh penerima. Informasi adalah pengetahuan baru. Agar pengungkapan diri terjadi, suatu pengetahuan baru harus dikomunikasikan.

  3. Pengungkapan diri adalah informasi tentang diri sendiri.
    Tentang pikiran, perasaan dan perilaku seseorang; atau tentang orang lain yang sangat dekat yang sangat dipikirkannya. Jadi dalam hal ini pengungkapan diri dapat diartikan sebagai tindakan seorang suami atau istri karena mereka mempunyai hubungan langsung.

  4. Pengungkapan diri menyangkut informasi yang biasanya dan secara aktif disembunyikan.
    Sementara beberapa periset (misalnya Derlega, dkk, 1987) memandang pengungkapan diri sebagai informasi tentang diri sendiri, De Vito berpendapat bahwa sebaiknya kita lebih memusatkan pada informasi yang biasanya disembunyikan ketimbang pada segala jenis informasi yang tadinya belum diungkapkan.

    Pengungkapan diri adalah informasi yang biasanya tidak akan suami ungkapkan dan suami secara aktif berusaha tetap menjaga kerahasiaannya dan begitu juga sebaliknya yang terjadi juga pada istrinya.

  5. Pengungkapan diri melibatkan setidaknya satu orang lain.
    Agar pengungkapan diri terjadi, tindak komunikasi harus melibatkan sedikitnya dua orang. Pengungkapan diri tidak bisa merupakan tindak intrapribadi. Untuk menjadi pengungkapan diri, informasi harus diterima dan dimengerti oleh orang lain (Devito, 1997). Setidaknya juga merupakan komunikasi diadik dimana komunikasi yang terjadi diantara dua orang.

Banyak sekali hal yang diungkapkan oleh diri kita baik yang bersifat verbal dan non verbal. Tubbs & Moss mengatakan bahwa kita banyak mengungkapkan diri melalui ekspresi wajah, sikap tubuh, pakaian, nada suara dan melalui isyarat non verbal lainnya yang tak terhitung jumlahnya, meskipun banyak diantara perilaku tersebut tidak disengaja.

Pengungkapan diri tidak hanya merupakan bagian integral dari komunikasi dua orang. Pengungkapan diri lebih sering muncul dalam konteks hubungan dua orang daripada dalam konteks jenis komunikasi lainnya (Tubbs & Moss, 1996).

Self disclosure atau keterbukaan diri merupakan kemampuan dalam memberikan informasi.

Informasi yang akan disampaikan terdiri atas 5 aspek, yaitu perilaku, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai dengan diri orang yang bersangkutan. Informasi yang akan disampaikan tergantung pada kemampuan seseorang dalam melakukan self disclosure.

Selain itu, Devito (1997) mengemukakan bahwa self disclosure mempunyai beberapa karakteristik umum antara lain:

  1. keterbukaan diri adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada umumnya tersimpan, yang dikomunikasikan kepada orang lain,

  2. keterbukaan diri adalah informasi diri yang seseorang berikan merupakan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain dengan demikian harus dikomunikasikan,

  3. keterbukaan diri adalah informasi tentang diri sendiri yakni tentang pikiran, perasaan dan sikap,

  4. keterbukaan diri dapat bersifat informasi secara khusus. Informasi secara khusus adalah rahasia yang diungkapkan kepada orang lain secara pribadi yang tidak semua orang ketahui, dan

  5. keterbukaan diri melibatkan sekurang-kurangnya seorang individu lain, oleh karena itu keterbukaan diri merupakan informasi yang harus diterima dan dimengerti oleh individu lain.

Lebih lanjut, Adler (1983) mengemukakan bahwa karakteristik self disclosure mengarah kepada hal yang lebih khusus yaitu informasi pribadi.

Individu harus mengkomunikasikan informasi ini secara lisan dan orang lain harus menyadari tujuan dari apa yang disampaikannya.

Heymes (1971) mengemukakan bahwa self disclosure sebagai ekspresi seseorang dalam menyampaikan informasi kepada orang lain. Haymes mengukur self disclosure dari interview-interview yang direkam pada taperecorder.

Ada tiga aspek self disclosure yaitu

  1. ekspresi akan emosi dan proses emosi,
  2. ekspresi akan fantasi-fantasi, impian, cita-cita, dan harapan-harapan, dan
  3. ekspresi akan kesadaran.

Ada beberapa dimensi self disclosure yang dikemukakan oleh Culbert (1968), Person (1987), Cox (1989), Watson (1984) dan Altman Taylor. Dimensi tersebut meliputi 5 aspek yaitu: ketepatan, motivasi, waktu, keintensifan, kedalaman dan keluasan.

  1. Ketepatan
    Ketepatan mengacu pada apakah seorang individu mengungkapkan informasi pribadinya dengan relevan dan untuk peristiwa di mana individu terlibat atau tidak (sekarang dan disini). Self-disclosure sering sekali tidak tepat atau tidak sesuai ketika menyimpang dari norma-norma.

    Sebuah self-disclosure mungkin akan menyimpang dari norma dalam hubungan yang spesifik jika individu tidak sadar akan norma-norma tersebut. Individu harus bertanggung jawab terhadap resikonya, meskipun bertentangan dengan norma.

    Self disclosure yang tepat dan sesuai meningkatkan reaksi yang positif dari partisipan atau pendengar. Pernyataan negatif berkaitan dengan penilaian diri yang sifatnya menyalahkan diri, sedangkan pernyataan positif merupakan pernyataan yang termasuk kategori pujian.

  2. Motivasi
    Motivasi berkaitan dengan apa yang menjadi dorongan seseorang untuk mengungkapkan dirinya kepada orang lain. Dorongan tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar.

    Dorongan dari dalam berkaitan dengan apa yang menjadi keinginan atau tujuan seseorang melakukan self disclosure. Sedangkan dari luar, dipengaruhi lingkungan keluarga, sekolah, dan pekerjaan.

  3. Waktu
    Waktu yang digunakan dengan seseorang akan cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya self disclosure. Pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk menentukan apakah seseorang dapat terbuka atau tidak. Dalam keterbukaan diri individu perlu memperhatikan kondisi orang lain.

    Bila waktunya kurang tepat yaitu kondisinya capek serta dalam keadaan sedih maka orang tersebut cenderung kurang terbuka dengan orang lain. Sedangkan waktunya tepat yaitu bahagia atau senang maka ia cenderung untuk terbuka dengan orang lain.

  4. Keintensifan
    Keintensifan seseorang dalam keterbukaan diri (self disclosure) tergantung kepada siapa seseorang mengungkapkan diri, apakah teman dekat, orangtua, teman biasa, orang yang baru dikenal.

  5. Kedalaman dan Keluasan
    Kedalaman self disclosure terbagi atas dua dimensi yakni self disclosure yang dangkal dan yang dalam.

    • Self disclosure yang dangkal biasanya diungkapkan kepada orang yang baru dikenal. Kepada orang tersebut biasanya diceritakan aspekaspek geografis tentang diri misalnya nama, daerah asal dan alamat.
    • Self disclosure yang dalam, diceritakan kepada orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan (intimacy).

    Seseorang dalam menginformasikan dirinya secara mendalam dilakukan kepada orang yang betul – betul dipercaya dan biasanya hanya dilakukan kepada orang yang betulbetul akrab dengan dirinya, misalnya orang tua, teman dekat, teman sejenis dan pacar.

    Pendek kata, dangkal dalamnya seorang menceritakan dirinya ditentukan oleh yang hendak diajak berbagi cerita atau target person (Pearson,1987). Semakin akrab hubungan seseorang dengan orang lain, semakin terbuka ia kepada orang tersebut.

Mulyana mengemukakan bahwa keterbukaan diri dapat diartikan memberikan informasi tentang diri (Mulyana, 2007). Mulyana menggambarkan beberapa ciri keterbukaan diri yang tepat antara lain:

  • Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung
  • Dilakukan oleh kedua belah pihak
  • Disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung
  • berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antara orang-orang yang terlibat, dan ada peningkatan dalam penyikapan sedikit demi sedikit (Mulyana, 2007).

Sugiyo mengatakan bahwa keterbukaan adalah antara komunikator dengan komunikan harus saling terbuka, selain itu merespon secara spontan dan tanpa alasan terhadap komunikasi yang sedang berlangsung termasuk mengandung unsur terbuka (Sugiyo, 2005).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri


Menurut Devito (1997), ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri yaitu:

  • Menyingkapkan diri kepada orang lain
    Secara umum keterbukaan diri adalah hubungan timbal balik. Dalam pengungkapan diri menyatakan secara tidak langsung bahwa dalam proses ini terdapat saling berhubungan, dimana setiap pengungkapandiri individu diterima sebagai stimulus untuk penambahan pengungkapan diri.

  • Ukuran audiens
    Pengungkapan diri, mungkin karena sejumlah ketakutan yang dirasakan oleh individu karena mengungkapkan cerita tentang diri sendiri, lebih sering terjadi dalam kelompok yang kecil dari pada kelompok yang besar. Dengan pendengar lebih dari satu seperti monitoring tidak mungkin karena respon yang nantinya bervariasi antara pendengar.

  • Topik
    Topik mempengaruhi jumlah dan tipe pengungkapandiri. Menemukan bahwa pengungkapan diri mengenai uang, kepribadian dan fisik lebih jarang dibicarakan daripada berbicara tentang rasa dan minat, sikap dan opini, dan juga pekerjaan.

  • Valensi
    Nilai atau kualitas positif dan negatif pengungkapan diri juga berpengaruh secara signifikan. Pengungkapandiri yang positif lebih disukai daripada pengungkapan diri yang negatif.

  • Gender
    Banyak penelitian mengindikasikan secara umum, bahwa wanita lebih terbuka daripada pria.

  • Ras, kewarganegaraan, dan umur
    Terdapat perbedaan ras dan kebangsaan dalam pengungkapan diri.

  • Penerimaan hubungan (Receiver Relationship)
    Seseorang yang menjadi tempat bagi individu untuk terbuka mempengaruhi frekuensi dan kemungkinan dari pengungkapan diri. Individu cenderung terbuka pada individu yang hangat, penuh pemahaman, memberi dukungan dan mampu menerima individu apa adanya.

Tujuan keterbukaan diri


Kita mengungkapkan informasi ke orang lain dengan beberapa alasan. Menurut Derlega (1993), lima alasan utama untuk pengungkapandiri adalah:

  • Ungkapan yaitu individu biasanya membicarakan perasaannya untuk mengekspresikan perasaan adalah salah satu alasan untuk pengungkapan diri.

  • Penjelasan diri yaitu dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman dengan orang lain, individu mungkin mendapat pemahaman yang lebih baik. Bicara kepada teman mengenai masalah dapat membantu individu untuk mengklarifikasi pikirannya tentang situasi yang ada.

  • Pengesahan sosial yaitu melihat bagaimana reaksi pendengar pada pengungkapandiri yang dilakukan, individu mendapat informasi tentang kebenaran dan ketepatan pandangannya.

  • Kontrol sosial yaitu mengungkapkan atau menyembunyikan informasi tentang dirinya, sama seperti arti dari kontrol sosial. Namun, Individu dapat menekan topik, kepercayaan atau ide yang akan membentuk pesan yang baik pada pendengar. Dalam kasus yang ekstrim, individu mungkin dengan sengaja berbohong untuk mengeksploitasi orang lain.

  • Perkembangan hubungan, sebuah penelitian yang menemukan bahwa kita lebih terbuka kepada orang yang dekat dengan kita, seperti: suami/istri, keluarga, sahabat dekat. Kita lebih sering untuk terbuka kepada orang yang sepertinya menerima, memahami, bersahabat, dan mendukung kita.

Resiko keterbukaan diri


Menurut Derlega (1993), menyatakan ada beberapa resiko yang mungkin dialami individu saat mereka sedang mengungkapkan diri, antara lain:

  • Pengabaian
    Individu berbagi informasi dengan orang lain untuk memulai hubungan. Terkadang hal itu dibalas oleh orang tersebut dan hubungan pun terjalin, tidak menutup kemungkinan karena berbagi informasi juga mengakibatkan hancurnya hubungan pertemanan yang telah terjalin.

  • Penolakan
    Informasi yang diungkapkan individu mungkin akan berakibat penolakan sosial, Informasi tersebut seperti buruk yang pernah dilakukan di masa lalu di lingkungan sosial contohnya mencuri dan sebagainya. Maka hal ini akan memberi penilaian negatif terhadap orang tersebut.

  • Kehilangan kontrol
    Kadang-kadang orang lain menggunakan informasi yang diberikan sebagai alat untuk menyakiti atau mengontrol perilaku individu.

  • Penghianatan
    Ketika individu mengungkapkan informasi pada seseorang, individu sering mengingatkan bahwa informasi ini rahasia.

Salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat pengungkapan diri dalam komunikasi adalah Jendela Johari ( Johari Window ). “Johari” berasal dari nama depan dua orang psikolog yang mengembangkan konsep ini, Joseph Luft dan Harry Ingham. Model ini menawarkan suatu cara melihat kesalingbergantungan hubungan interpersonal dengan hubungan antarpersonal. Model ini menggambarkan seseorang kedalam bentuk suatu jendela yang mempunyai empat kaca. Garis besar model teoritis dari Jendela Johari dapat dilihat pada gambar berikut:

Filsuf Charles Handy menyebut konsep Johari sebagai Rumah dengan empat kamar. Kamar 1 adalah diri kita sendiri yang kita lihat dan yang lain lihat. Kamar 2 adalah aspek yang orang lain lihat tetapi kita tidak sadari. Kamar 4 adalah kamar yang paling misterius secara sadar atau tidak dari kita dilihat oleh orang lain ataupun kita sendiri. Kamar 3 adalah ruang pribadi kita, yang kita ketahui tetapi kita jaga dari orang lain.

  • Daerah terbuka ( Open self )
    Daerah terbuka atau open self biasanya berisikan semua informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan dan sebagainya yang dikenali oleh diri sendiri dan orang lain. Informasi yang termasuk kedalam daerah terbuka, diantaranya nama, warna kulit, dan jenis kelamin, usia, agama dan keyakinan politik. Daerah terbuka masing-masing orang akan berbeda-beda besarnya bergantung pada siapa individu tersebut berkomunikasi. Ada orang yang membuat kita merasa nyaman dan mendukung kita, sehingga kita akan membuka diri kita lebar-lebar terhadap mereka. Namun sebaliknya, kita akan menutup sebagian besar diri kita kepada orang yang tidak dekat dengan kita, terlbih orang asing. Besarnya daerah terbuka seseorng berbeda-beda dari satu orang ke orang yang lain, dan kebanyakan diantara kita akan membuka diri kepada orang-orang tertentu tentang hal-hal tertentu pada waktu tertentu.

  • Daerah Buta ( Blind self )
    Darah buta atau blind self berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain, tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Sebagian orang mempunyai daerah buta yang luas dan tampaknya tidak menyadari berbagai kekeliruan yang dibuatnya. Orang lain kelihatannya sangat cemas jika memiliki sedikit saja daerah buta. Mereka berusaha melakukan terapi dan mengikuti semua kegiatan kelompok penyadaran diri. Sementara, orang yang lain mengira mereka mengetahui segala tentang dirinya, percaya bahwa mereka telah menghilangkan daerah buta ini sampai nol.

  • Daerah Gelap ( Unknown self )
    Daerah gelap atau unknown self adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh orang lain maupun diri kita sendiri. Ini adalah informasi yang tenggela di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian. Eksplorasi daerah gelap melalui interaksi yang terbuka, jujur, empatik, dengan rasa saling percaya dengan orang lain merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan gambaran diri.

  • Daerah tertutup ( Hidden self )
    Daerah tertutup atau hidden self mengandung semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain, tetapi kita hanya menyimpannya untuk diri kita sendiri. Ini adalah daerah dimana kita merahasiakan segala sesuatu tentang diri dan tentang orang lain.