Kesadaran kosmik merupakan kesadaran jiwa, diatas kesadaran “insting” dan kesadaran diri. Masyarakat jawa menganggap bahwa kosmik atau kosmos adalah sebuah tatanan kehidupan yang merupakan satu kesatuan di mana setiap gejala material dan spiritual akan mempunyai makna tertentu, jauh melebihi apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indera manusia.
Salah satu konsepnya adalah “Memayu Hayuning Bawana”
Secara harfiah, manusia harus memelihara dan memperbaiki lingkungan fisiknya, lingkungan dimana mereka tinggal dan berinteraksi. Sedangkan di sisi lain, secara abstrak, manusia harus memelihara dan memperbaiki lingkungan spritualnya, dimana jiwanya berada.
Pandangan tersebut memberikan dorongan bahwa hidup manusia tidak mungkin lepas dari lingkungan kosmos, sehingga manusia sejatinya harus berlaku arif terhadap lingkungan fisik dan jiwanya, tidak merusak dan berbuat semena-mena terhadapnya.
Selain itu, di masyarakat jawa sangat familiar dengan kisah pewayangan dengan judul Dewa Ruci, dimana Bima diminta oleh gurunya untuk mencari air kehidupan (tirta perwita).
Di dalam cerita tersebut, dapat dimaknai terkait dengan hubungan antara diri manusia atau mikrokosmos (jagat kecil) dengan alam semesta atau makrokosmos (jagat besar). Bagi masyarakat pada umumnya, alam semesta jauh lebih besar dibandingkan dengan diri sendiri, tetapi kenyataannya diri manusia tidak kalah luasnya dibandingkan dengan alam semesta. Bahkan untuk orang-orang dengan kesadaran kosmos yang tinggi, alam semesta akan menjadi kecil apabila dibandingkan dengan dirinya.
Apabila kita membaca novel fiksi karya Eiji Yoshikawa, dengan judul Musashi, diceritakan disana bagaimana proses pencarian jati diri Musashi ketika dia akan bertarung dengan lawan terberatnya yang bernama Sasaki Kojiro. Secara lahiriah, Musashi tidak akan dapat memenangkan pertarungan dengan Sasaki Kojiro, karena ilmu pedang yang dimiliki Sasaki Kojiro lebih hebat dibandingkan yang dimiliki oleh Musashi.
Dalam proses pencarian jati dirinya itulah, Musashi menemukan arti jiwa, dimana jiwa ini apabila membesar maka akan melingkupi seluruh alam semesta.
Setelah menemukan arti jiwa tersebut, maka Musashi bertarung melawan Sasaki dengan jiwanya, karena Musashi sadar bahwa apabila dia mengandalkan paca inderanya, dia tidak akan dapat mengalahkan Sasaki.
Oleh karena itu, kesadaran kosmik merupakan kesadaran jiwa, dimana dengan kesadaran jiwa manusia itulah diharapkan manusia untuk selalu fokus terhadap perannya masing-masing.
Lalu apa peran manusia yang sejati ?
Sejatinya manusia mempunyai peran sebagai “pemimpin” di alam semesta ini, dengan tujuan utamanya adalah menjadi rahmat dan membawa kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Rahmatan lil ‘alamin.