Keratosis seboroik merupakan suatu lesi jinak pada permukaan kulit yang mempunyai bentuk seperti tahi lalat dan disebabkan oleh proliferasi keratinosit epidermal.
Etiologi
Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting. Pada individu yang mempunyai predisposisi genetik, pembentukan keratosis seboroik juga dapat dipacu oleh kerusakan aktinik ( actinic damage ) dan kadang kadang bentuk lesi kulit yang lain seperti drug eruption.
Ada pula yang mengatakan bahwa terpapar sinar matahari secara kronis yang menjadi penyebabnya. Proses terjadinya disebabkan oleh efek kumulasi dari energi radiasi sinar matahari. sebagian besar kasus menyerang mareka yang berkulit putih dan terpapar sinar matahari.
Histopatologi
Secara histopatologis terlihat adanya akantosis, pemanjangan dari badan interpapilari, dan pembentukan kista epitelial kecil yang disebabkan oleh invaginasi dari epidermis. Hanya terlihat sedikit sel mitosis. Biasanya terlihat sedikit reaksi peradangan pada kulit.
Gambar Gambaran histopatologis keratosis seberoik
Gejala klinis
Keratosis seboroik dapat terjadi pada seluruh permukaan kulit. Walaupun demikian, paling sering ditemukan pada wajah, punggung, daerah sternal, ekstremitas, dan daerah yang meradang. Bila terdapat lesi multipel, biasanya penyebarannya adalah bilateral dan simetris.
Keratosis seboroik tampak sebagai lesi multipel berupa papul atau plak yang agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit. Lesi ini biasanya diliputi oleh kulit kering yang agak berminyak dan biasanya mudah lepas.
Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun kadang kadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam kebiruan.
Permukaan lesi biasanya berbenjol benjol. Pada lesi yang memiliki permukaan halus biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum.
Gambar Lesi soliter keratosis seboroik
Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia.
Gambar Gambaran klinis keratosis seboroik pada leher
Keratosis seboroik biasanya tidak memberikan gejala, namun kadang kadang dapat merjadi gatal dan meradang. Pada beberapa individu lesi dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang lepas dengan sendirinya.
Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan bagian puncak lesi lepas, namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya.
Tidak ada tendensi untuk berudah ke arah keganasan.
Ada 2 jenis keratosis seboroik.
-
Pertama adalah keratosis seboroik teriritasi yang memberikan gejala berupa lesi yang eritematosa dan kadang kadang gatal.
-
Kedua adalah dermatosis papulosa nigra yang biasanya muncul pada individu yang berkulit hitam.
Lesi tampak sebagai papul berwrna coklat kehitaman dalam berbagai ukuran. Biasanya ditemukan di wajah dan leher.
Diagnosis banding
Keratosis seboroik harus dibedakan dengan keratosis senilis. Keratosis seboroik terletak lebih superfisial dan lebih lunak dari keratosis senilis, serta lebih mudah untuk dilepaskan.
Untuk membedakannya dengan melanoma, biopsi kulit perlu dilakukan. Biopsi akan menunjukkan adanya hiperplasia papilaris epidermal dan melanosit papilaris.
Penatalaksanaan
Tidak ada tindakan yang pelu dilakukan karena tidak adanya tendensi untuk berubah menjadi keganasan.
Tindakan biasanya dilakukan atas indikasi kosmetik berupa kuretase dengan anestesi lokal klor etil. Dapat juga dilakukan bedah beku dengan nitrogen cair tanpa anestesi, atau dengan pembekuan menggunakan karbon dioksida padat.
Sebelum dilakukan pengangkatan, pasien harus diberi informasi bahwa lesi baru akan terus muncul.