Apa yang dimaksud dengan keratin dan collagen?

image

Keratin


Pada bagian ini dijelaskan dua protein fibrous yang umum yaitu keratin dan collagen. Keratin adalah protein yang tahan secara mekanik dan tidak bereaksi secara kimia. Protein ini terdapat pada semua vertebrata tingkat tinggi. Keratin diklasifikasikan sebagai α-keratin atau β-keratin. Protein α-keratin menyusun hampir seluruh dari rambut, sutera wol, kuku cakar, kulit, bulu domba, bulu ayam, tanduk. Struktur tersier protein α-keratin hampir sama seperti α-helix berbeda hanya pada jarak putaran. Protein α-keratin mempunyai sejumlah besar residu alanin dan leusin. Karena asam amino ini nonpolar dan mengarah ke arah luar dari α-helix akibatnya protein ini sangat tidak larut di dalam air. Protein α-keratin juga mempunyai sejumlah residu cysteine, akibatnya terbentuk ikatan disulfida antara pilinan yang berdekatan. Cakar, tanduk, kuku jari mempunyai ikatan disulfida yang ekstensif sehingga membuatnya sangat keras. Jumlah ikatan disulfida menentukan kekuatan dari material. Protein α-keratin yang paling liat dan keras adalah α-keratin pada kulit kura-kura yang mengandung sistein dalam jumlah tinggi sampai 18%. Dengan demikian, α-keratin dari sumber berbeda akan berbeda pula kandungan sisteinnya.

Protein α-keratin yang dijelaskan pada buku ini adalah αkeratin pada rambut. Studi mikroskopik elektron menunjukkan bahwa rambut tersusun terutama dari α-keratin yang terdiri dari susunan bertingkat. Sehelai rambut mempunyai diameter sekitar 20µm yang setiap helainya mengandung paket macrofibril dengan diameter sekitar 2000Aº yang diorientasi paralel. Macrofibril dibangun dari microfibril yang diameternya sekitar 80Aº. Microfibril dibangun oleh protofibril. Pada protofibril terdapat protofilamen.

Pola difraksi sinar–X α-keratin mirip dengan α-helix (oleh sebab itu dinamakan α-keratin). Setiap putaran pada α keratin adalah 5.1-A, sedangkan pada α-helix, 5.4-A. Bukti fisika dan kimia mengusulkan bahwa polipeptida α-keratin membentuk gabungan pasangan yang setiap pasangan disusun dari keratin Tipe I dan Type II yang berputar secara paralel membentuk coil putar-kiri. Rakitan ini dinamakan struktur dimer coiled coil karena saling berpilin pada sumbu helix (Gambar 104a). Dua α-keratin saling berpilin sesamanya membentuk struktur dimer yang dinamakan supercoil atau superhelix. Dimer ini bertinteraksi membentuk struktur protofilamen. Profilamen membentuk protofibril seperti gambar b dan c.

Sutera dan jaring laba-laba merupakan protein fibrous yang juga tidak larut di dalam air. Protein ini fleksibel dan lentur, tetapi protein ini tidak dapat diregang. Protein sutera dan jaring laba-laba merupakan protein β-keratin. Protein β-keratin berbeda dari αkeratin. Protein α-keratin rambut dapat diregang sampai hampir dua kali jika rambut diberikan uap panas. Dalam keadaan regang ini pola difraksi sinar-X rambut menyerupai serat sutera. Pengamatan ini menyimpulkan bahwa jika α-keratin rambut diregang konformasi α-helix rusak. Struktur sekunder protein pada β-keratin adalah β-sheet. Struktur ini hanya bisa terbentuk jika gugus R residu asam amino berukuran relatif kecil seperti glisin dan alanin.

Collagen


Kata collagen berasal dari bahasa Yunani: ‘kolla’ artinya lem. Collagen adalah komponen protein utama jaringan penghubung dari vertebrata dan merupakan protein paling melimpah. Collagen terdiri dari sekitar 30% dari total protein mamalia. Collagen merupakan protein ekstraseluler yang diorganisasi masuk ke jaringan. Collagen cocok perannya sebagai komponen utama jaringan pengikat seperti pada tulang, gigi, tulang rawan, urat, matrik organik dari tulang dan kornea mata. Jaringan pengikat juga menyelubungi pembuluh darah, membentuk dan mengikat sel bersama-sama menjadi jaringan. Urat sebagian besar tersusun atas collagen.

Struktur collagen ditemukan oleh GN.Ramachandran. Molekul collagen merupakan tripel helix yaitu tiga untai putar kiri satu sama lain membentuk supercoiled. Tripel helix collagen distabilkan oleh ikatan hidrogen antar rantai. Setiap helix putar-kiri mempunyai tiga residu asam amino per putaran dengan jarak 0,31 nm setiap residu asam amino. Sebagai akibatnya, helix collagen lebih panjang dari pada sebuah α-helix .

Helix collagen adalah struktur sekunder yang unik dibandingkan α-helix. Tidak seperti α-helix, helix pada collagen tidak mempunyai ikatan hidrogen dalam rantai. Tripel helix collagen mempunyai kekuatan tarik yang lebih besar dibandingkan kawat baja pada ukuran penampang yang sama.

Sekuens residu asam amino protein ini pada daerah putaran terdiri dari pengulangan –Gly-X-Y- dimana X sering prolin dan Y sering prolin termodifikasi yang dinamakan 4-hydroxyprolin. Residu hydroxyprolin dibentuk ketika prolin spesifik dihidroksilasi setelah pemasukan ke rantai polipeptida collagen. Reaksi hydroxilasi dikatalis oleh enzim dan membutuhkan vitamin C. Hidroksilasi tidak terbentuk dalam ketiadaan vitamin C dan tripel helix collagen tidak dapat dirakit dengan tepat. Residu prolin dan 4Hydroxyprolin memungkinkan putaran tajam dari helix collagen. Untuk setiap triplet –Gly-X-Y-, satu ikatan hidrogen terbentuk antara hidrogen amida dari glisin dalam satu rantai dan atom oksigen karbonil dari residu X pada rantai yang berdekatan. Gelatin berasal dari collagen.

Keratin adalah produk pengerasan jaringan epidermal tubuh tersusun dari protein serat yang kaya akan sulfur. Keratin banyak ditemukan pada rambut, kuku, bulu, dan semua produk epidermal. Rantai keratin dikemas dengan kuat dalam bentuk α-heliks (α-keratin) atau β-sheet (β-keratin) menjadi rantai polipeptida superkoil (Parry & North 1998).

Banyaknya ikatan disulfida (S-S), ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik pada struktur keratin menyebabkan protein keratin sangat stabil, kaku, dan tidak dapat didegradasi oleh enzim proteolitik yang umum seperti tripsin, pepsin, dan papain (Riffel et al. 2003a).

Kandungan sistein pada keratin berkisar 8% dan tidak dimiliki oleh jenis protein lainnya. Jembatan sistein adalah struktur penting keratin dan merupakan penghambat kerja enzin proteolitik dalam memecah keratin (Presland et al. 1989).

Kolagen berasal dari bahasa Yunani yang berarti lem (perekat). merupakan komponen struktural utama dari jaringan ikat putih ( white connetive tissue ) yang meliputi hampir 30 persen dari total protein pada jaringan dan organ tubuh vertebrata dan invertebrata. Pada mamalia, kolagen terdapat di kulit, tendon, tulang rawan dan jaringan ikat. Demikian juga pada burung dan ikan, sedangkan pada avertebrata kolagen terdapat pada dinding sel (Sumbono,2011)

Kolagen termasuk dalam golongan protein fibril. Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat yang stabil (Fatimah, 2008).

Unit struktural pembentuk kolagen adalah tropokolagen yang mempunyai struktur batang dengan BM 300.000 dengan didalamnya terdapat tiga rantai polipeptida yang sama panjang, bersama-sama membentuk struktur triple heliks (Junianto 2006). Kolagen merupakan protein yang mengandung 35% glisin dan sekitar 11% alanin serta kandungan prolin yang cukup tinggi (Amiruldin, 2007)

Tropokolagen akan terdegradasi dengan pemanasan atau perlakuan dengan zat seperti asam, basa, urea, dan potassium permanganate . Selain itu, serabut kolagen dapat mengalami penyusutan jika dipanaskan di atas suhu penyusutannya (Ts). Suhu penyusutan (Ts) kolagen ikan adalah 45oC. Jika kolagen dipanaskan pada T>Ts (misalnya 65 – 70 0C), serabut triple heliks yang dipecah menjadi lebih panjang. Pemecahan struktur tersebut menjadi lilitan acak yang larut dalam air inilah yang disebut gelatin (Azwar dkk ,2008).

Kolagen murni sangat sensitif terhadap reaksi enzim dan kimia. Perlakuan alkali dan asam dapat menyebabkan kolagen mengembang yang sering dikonversikan menjadi gelatin.