Apa yang dimaksud dengan kepribadian?

Kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang pembahasannya, terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut.

Apakah yang dimaksud dengan kepribadian atau personalitty ?

Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian.

Kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan :

  • Identitas diri, jati diri seseorang
    Contoh : “Saya seorang yang pendiam”, “ Saya seorang yang terbuka”

  • Kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain
    Contoh : “dia agresif” atau “dia jujur”

  • Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah
    Contoh : “ saya seorang yang baik “ atau “ Dia pendendam”.

Kepribadian terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut:

  • Merupakan organisasi yang dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian.

  • Psikofisis, ini menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata neural (fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara aspek dan fisik dalam kesatuan kepribadian

  • Kepribadian berfungsu untuk menentukan, berarti bahwa kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan menentukan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu.

  • Unique (khas), ini menunjukkan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.

  • Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, ini menunjukkan bahwa kepribadian mengantar individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya, kadang-kadang menguasainya. Jadi kepribadian adalah sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.

Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton.

Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

Definisi-definisi Kepribadian


Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.

  • GORDON W. W ALLPORT
    Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998).

    Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

  • KRECH dan CRUTCHFIELD
    David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment.”

    Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus

  • ADOLF HEUKEN, S.J.
    Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina Kepribadian (1989), menyatakan sebagai berikut.

    “Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya”.

Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.

Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
• Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
• Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

Konsep Kepribadian


Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005) :

  1. Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
  2. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
  3. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama.
  4. Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
  5. Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.

Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau komponen-komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat, dst. Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian.

Usaha Mempelajari Kepribadian


Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah.

Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuan- pengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut juga ilmu semu (pseudo science).

Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005).

  1. Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan.
  2. Astrologi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar dominasi benda-benda angkasa terhadap apa yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu kelahiran seseorang.
  3. Grafologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian atas dasar tulisan tangan.
  4. Phisiognomi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepriba-dian atas dasar keadaan wajah.
  5. Phrenologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian berdasarkan keadaan tengkorak.
  6. Onychology, pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan kuku.

Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju (Sumadi Suryabrata, 2005) menghasilkan bermacam-macam tipologi. Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian.

Kepribadian merupakan jawaban atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia.

Dalam melihat kepribadian, terdapat beberapa teori tentang kepribadian, dimana setiap kepribadian terdapat dimensi-dimensi sebagai berikut (Pervin dalam Supratiknya, 1995):

  1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
  2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
  3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
  4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
  5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

Anggapan Dasar Manusia


Setiap orang, termasuk teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan dasar (basic assumtions) tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree disebut asumsi-asumsi filosofis (Boeree, 2005).

Anggapan-anggapan dasar yang diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman- pengalaman sosial ini secara nyata akan mempengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap sesamanya. Dalam konteks para teoris kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini mempengaruhi konstruksi dan isi teori kepribadian yang disusunnya.

Anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang mempengaruhi atau mewarnai teori-teori kepribadian adalah sebagai berikut.

  1. Kebebasan – ketidak bebebasan
  2. Rasionalitas – irasionalitas
  3. Holisme – elementalisme
  4. Konstitusionalisme – environmentalisme
  5. Berubah – tidak berubah
  6. Subjektivitas – objektivitas
  7. Proaktif – reaktif
  8. Homeostatis – heterostatis
  9. Dapat diketahui – tidak dapat diketahui

Untuk lebih memahami kepribadian manusia, maka diperlukan teori-teori sebagai penunjang untuk lebih memahami apa arti dari kepribadian. Teori kepribadian sendiri telah dikasilfikasikan ke dalam beberapa kelompok dengan menggunakan acuan tertentu yaitu paradigma yang dipakai untuk mengembangkannya.

Boeree (2005) menyatakan bahwa ada 3 orientasi atau kekuatan besar dalam teori kepribadian, yaitu :

  1. Teori Psikodinamika beserta aliran-aliran yang dikembangkan atas paradigma yang sama atau hampir sama, yang dipandang sebagai kekuatan pertama.
  2. Teori Behavioristik yang dipandang sebagai kekuatan kedua.
  3. Teori Humanistik, yang dinyatakan sebagai kekuatan ketiga

Kepribadian atau personality berasal dari kata persona, yang berati topeng. Bisa dibilang bahwa arti kepribadian secara bahasa adalah topeng yang digunakan seseorang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar. Meskipun dianggap sebagai topeng yang ditunjukkan seseorang kepada dunia luar, ilmu psikologi kepribadian meyakini bahwa kepribadian bukan hanya topeng di luar saja, namun juga lebih dari sekedar penampilan luar, yaitu mencerminkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang.

Feist dan Feist, yang mengarang buku mengenai Psikologi Kognitif mengatakan bahwa arti kepribadian adalah sebuah sistem fisik dan psikologis yang meliputi berbagai macam perilaku yang terlihat, serta pikiran yang tidak terlihat. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian merupakan gabungan dari perilaku secara fisik, dan juga bagaimana seseorang berpikir tentang sesuatu. Jadi, ketika anda sudah mulai berpikir tentang sesuatu, itu sudah termasuk ke dalam kepribadian anda. Begitupun ketika anda melakukan suatu hal yang dapat diamati secara langsung, itu juga merupakan bagian dari kepribadian anda.

Allport mengatakan bahwa arti kepribadian adalah organisasi yang dinamis. Dimana dalam hal ini, individu adalah sebuah sistem psikofisik yang menentukan cara menyesuaikan dirinya yang khas di dalam berbagai macam lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa Allport memandang kepribadian sebagai sebuah alat penyesuaian diri manusia di dalam berbagai situasi .

Secara umum, kepribadian memang dapat dilihat dengan berbagai macam cara. Cara termudah dalam melihat kecenderungan kepribadian seseorang adalah dengan melihat dan mengamati alias melakukan observasi.

Kepribadian ( personality ) berasal dari bahasa Latin “ persona ”, yaitu topeng yang dipakai oleh pemain teater pada jaman Yunani Kuno ini (Hjelle & Ziegler, 1992). Dalam perkembangan selanjutnya, memiliki pengertian yang luas. Namun, luasnya pengertian kepribadian, yang ditandai oleh berbagai definisi dari para ahli dengan beragam sudut pandang, bukan sebuah ranah yang tidak mengenal batas.

Walaupun terdapat beragam definisi teoritis tentang kepribadian, namun seperti yang dinyatakan oleh Hjelle dan Ziegler (1992), sebagian besar definisi mengandung unsur-unsur yang umum yaitu:

  1. Menekankan arti penting individualitas atau perbedaan individu. Kepribadian menghadirkan kualitas individu yang berbeda sehingga dapat membedakan individu satu dengan yang lain. Definisi ini muncul dari hasil penelitian terhadap perbedaan kualitas atau kombinasi dari kualitas individu yang bersifat membedakan antar individu sehingga dapat memahami hakekat individu.

  2. Menggambarkan kepribadian sebagai struktur atau organisasi yang bersifat hipotetis (tidak berdasarkan suatu pengetahuan; dugaan; sangkaan). Setidaknya, perilaku yang tampak adalah hal yang dipahami sebagai bagian dari kepribadian. Dengan kata lain, kepribadian adalah sebuah abstraksi yang didasarkan pada bukti-bukti yang didapatkan dari pengamatan perilaku.

  3. Memfokuskan pada arti penting memandang kepribadian dalam kaitannya dengan sejarah kehidupan atau perspektif perkembangan. Kepribadian merupakan sebuah proses yang berkembang pada berbagai pengaruh internal dan eksternal, meliputi sifat-sifat genetik dan biologis, pengalaman sosial dan adanya perubahan lingkungan sosial.

  4. Menekankan kepribadian sebagai karakteristik atau pola perilaku yang konsisten. Kepribadian merupakan sesuatu yang bersifat stabil dan relatif abadi dalam berbagai situasi dan dari waktu ke waktu.

Pada dasarnya kepribadian merupakan organisme yang dinamis, yang menentukan keunikan seseorang serta mencakup struktur dan psikis, karena itu personality atau kepribadian merupakan keseluruhan dari individu yang terorganisir, dan terdiri atas disposisi-disposisi psikis serta fisik yang memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk membedakan ciri-ciri umum dengan pribadi lainnya. Kepribadian merupakan satu struktur totalitas atau struktur unitas multipleks, dimana seluruh aspek- aspeknya berhubungan erat satu sama lainnya. Aspek-aspek tersebut merupakan satu harmoni yang bekerjasama dengan baik (Suryabrata, 1998).

Para ahli psikologi banyak membuat pengertian kepribadian diantaranya Gordon Allport (1960) dalam kutipan Ngalim Purwanto (1992), mendefinisikan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas (Purwanto, 1992). Psikofisik yang dimaksud adalah bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku dan memilki arti yang khas bahwa setiap individu memiliki kepribadian sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, dan karenanya tidak akan ada dua orang pun yang bertingkah laku sama. Sementara itu Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yakni id, ego, dan super ego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik” ( Abin Syamsudin Makmun, 1996 ) (Yusuf, 2006). Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek- aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi:

  1. Karakter , yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

  2. Tempramen , yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/ lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

  3. Sikap , sambutan terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).

  4. Stabilitas Emosional , yaitu kadar kestabilan reaksi emosianal terhadap rangsangan dari lingkungan, seperti: mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa.

  5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan, seperti mau menerima resiko secara wajar, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

  6. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka (Yusuf, 2006).

Sementara itu H. C. Warpen (1984) dalam kutipan Sumadi Suryabrata (1998) mendefenisikan kepribadian sebagai segenap organisasi mental dan manusia pada semua tingkat dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase karakteristik manusianya, intelek, tempramen, keterampilan, moralitas, dan segenap sikap yang telah terbentuk sepanjang hidupnya. Kemudian dari definisi-definisi kepribadian yang dirumuskan oleh beberapa teoritis kepribadian diatas, pada dasarnya memiliki beberapa persamaan yang mendasar yaitu (Suryabrata, 1998):

  1. Kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku pada setiap individu.
  2. Kepribadian memandang bahwa kepribadian merupakan suatu unit yang khas pada diri setiap individu.
  3. Cara dan keunikan kepribadian individu itu ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan sekitar

Secara umum kepribadian (personality) suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku seseorang (Feist & Feist, 2006).

Kepribadian menurut Eysenck (dalam Alwisol, 2004) adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan dari keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan dikembangkan melalui fingsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkah laku, sektor kognitif, sektor afektif, dan sektor somatik.

Kepribadian menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005).

Kepribadian menurut Jung adalah keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan ketidak sadaran yang membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Jung juga mengemukakan bahwa kepribadian disusun oleh sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran yaitu ego, kompleks, dan arsetip (Alwisol, 2009).

Menurut Allport kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis, yang mencakup perilaku tampak dan pikiran yang terungkap. Kepribadian bukan hanya sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu. Kepribadian merupakan substansi sekaligus perubahan, produk sekaligus proses, dan struktur sekaligus pertumbuhan (Feist & Feist, 2006).

Kartini Kartono dan Dali Gulo (dalam Hall dan Lindzey, 1993) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.

Sullivan (dalam Alwisol, 2004), mendefinisikan kepribadian sebagai pola yang relatif menetap dari situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia.

Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert

1. Introvert

Menurut Eysenck (dalam Niswatin, 2010) introvert adalah salah satu ujung dari dimensi kepribadian introversiekstraversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko.

Crow dan Crow (dalam Sobur, 2003) juga menguraikan sifat-sifat dari orang Introvert sebagai berikut yaitu lebih lancar menulis daripada berbicara, cenderung atau sering diliputi kekhawatiran, lekas malu dan canggung, cenderung bersifat radikal, suka membaca buku-buku dan majalah, lebih dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subyektif, agak tertutup jiwanya, lebih senang bekerja sendiri, sangat menjaga atau berhati-hati terhadap penderitaan dan miliknya, sukar menyesuaikan diri dan kaku dalam pergaulan.

2. Ekstrovert

Menurut Ladislaus (dalam Nasaiban, 2003), Ekstrovert adalah suatu kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam diri sendiri. Seorang Ekstrovert memiliki sifat sosial, lebih banyak berbuat daripada berkontemplasi (merenung dan berfikir). Ia juga adalah orang yang penuh motif-motif, yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.

Orang-orang yang termasuk dalam golongan tipe Ekstrovert mempunyai sifat-sifat seperti: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak denga lingkungan besar sekali. Mereka mudah mempengaruhi dan mudah dipengaruhi lingkungannya (Suryabrata, 1988).

Sedangkan menurut L. A. Pervin (dalam Nuqul, 2006), bahwa gambaran sifat tipe kepribadian Ekstrovert adalah sebagai orang yang ramah dalam pergaulan, banyak teman, sangat memerlukan kegembiraan, ceroboh, impulsive. Secara lebih rinci dijabarkan mudah marah, gelisah, agresif, mudah menerima rangsang, berubah-ubah, impulsif, aktif, optimis, suka bergaul, banyak bicara, mau mendengar, menggampangkan, lincah, riang, dan kepemimpinan.

Kata kepribadian itu sendiri berasal dari kata Latin “persona”, yang mengacu pada topeng teater yang dikenakan oleh para pemain untuk memproyeksikan peran yang berbeda atau menyamarkan identitas mereka.

Kepribadian pada dasarnya adalah pola karakteristik dari pikiran, perasaan, dan perilaku yang menjadikan seseorang unik. Dipercaya bahwa kepribadian muncul dari dalam diri individu dan tetap konsisten sepanjang hidup.

Karakteristik Kepribadian

  1. Konsistensi: Biasanya ada keteraturan dan keteraturan yang dapat dikenali pada perilaku. Pada dasarnya, orang bertindak dengan cara yang sama atau cara serupa dalam berbagai situasi.

2. Psikologis dan fisiologis: Kepribadian adalah konstruksi psikologis, tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu juga dipengaruhi oleh proses dan kebutuhan biologis.

3. Perilaku dan tindakan: Kepribadian tidak hanya memengaruhi cara kita bergerak dan merespons di lingkungan kita, tetapi juga menyebabkan kita bertindak dengan cara tertentu.

4. Beberapa ekspresi: Kepribadian ditampilkan lebih dari sekedar perilaku. Itu juga bisa dilihat dalam pikiran, perasaan, hubungan dekat, dan interaksi sosial lainnya.

Teori tentang Psikologi Kepribadian

  1. Teori Humanistik
    Teori pertama yang dibahas mengenai ini adalah teori humanistik. [Teori psikologi kepribadian] yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan atau memilih sendiri nasib yang akan dijalaninya.
    Teori ini sebenarnya berdasarkan pada filsafat eksistensialisme yang menolak pendapat bahwa manusia merupakan hasil bentukan sejak lahir atau disebut juga dengan hasil bentukan alam semesta.

  2. Teori Behavioristik
    Sedangkan menurut teori behavioristik yang dikemukakan oleh beberapa orang ilmuan, berpendapat bahwa ini adalah tindak laku manusia yang berdasarkan fungsi stimulus.
    Kepribadian ini pada akhirnya diperoleh dari belajar pada lingkungan. Ilmuan yang mengemukakannya adalah J. B. Watson, B. F. Skinner, E. L, Thorndike dan Ivan Pavlov.
    Para ahli yang mengemukakan teori yang satu ini telah melakukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang berasal dari lingkungannya. Bukan yang didapat secara instan atau yang dibawa secara lahir.

  3. Teori Psikodinamika
    Selanjutnya adalah menurut teori psikodinamika yang dikemukakan oleh Sigmun Freud. Teorinya memiliki pendapat bahwa dalam diri setiap individu terdapat energi psikis yang dinamis.
    Energi inilah yang kemudian menentukan kepribadian manusia karena bersikap kekal atau tak bisa dihilangkan bahkan dihambat sekalipun.

Kepribadian merupakan pola atau pun bentuk tingkah laku manusia yang dilandaskan atas sikap dan sifat seseorang. Selain pengertian ini, berikut merupakan beberapa pengertian kata kepribadian yang coba diutarakan oleh para ahli:

Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

  1. M.A.W. Brower

Menurut M.A.W Brower, kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang terdiri dari carak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap – sikap seseorang.

  1. John F. Cuber

Menurut John F. Cuber, pengertian kepribadian adalah keseluruhan sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

  1. Gordon W. Allport

Menurut Gordon W. Allport, kepribadian merupakan organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.

  1. Theodore M. Newcomb

Menurut Theodore M. Newcomb, pengertian kepribadian adalah organisasi sikap – sikap (predispositions) yang dipunyai seseorang sebagai latar belakang pemiliknya.

Jenis – jenis Kepribadian Manusia

Secara umum, kepribadian manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kepribadian dasar yaitu:

  1. Introvert

Jenis kepribadian yang pertama adalah introvert. Orang – orang yang berkepribadian introvert biasanya memiliki ciri – ciri dasar seperti penyendiri, pemikir, pendiam, pemalu, sulit bergaul, lebih suka bekerja sendiri, suka berimajinasi, lebih suka diam, suka dengan kegiatan tenang (seperti membaca, menulis, atau pun memancing), dan cenderung lebih berhati – hati dalam berbicara (berpikir sebelum berbicara).

  1. Extrovert

Jenis kepribadian yang kedua adalah extrovert. Kepribadian extrovert merupakan kebalikan dari kepribadian introvert. Ciri – ciri dasar orang yang berkepribadian extrovert yaitu : aktif, percaya diri, terbuka, suka berkumpul atau pun suka dengan keramaian, cenderung mudah bergaul, suka berbicara terlebih dahulu baru kemudian berpikir, lebih suka bercerita dibandingkan mendengarkan cerita orang lain, dan cenderung lebih suka beraktivitas di keramaian.

  1. Ambievert

Jenis kepribadian yang ketiga adalah ambievert. Kepribadian ambievert merupakan kepribadian yang dapat berubah – ubah, bergantung dengan situasi atau pun mood. Di satu waktu tertentu, seorang ambievert dapat menjadi seorang introvert, namun di waktu lainnya seoran ambievert dapat berubah menjadi seorang extrovert. Jika dibandingkan dengan dua kepribadian yang lainnya, jenis kepribadian ambievert cenderung dapat dikatakan lebih baik, karena dapat menyesuaikan / fleksibel dengan keadaan / kondisi yang terjadi.

Referensi :

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Dalam buku (Agus Sujanto, dkk: 10) kata kepribadian berasal dari kata Personality (bhs. Inggris) yang berasal dari kata persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik, ataupun yang kurang baik. Misalnya untuk membawakan kepribadian yang angkara murka, serakah, dan sebagainya sering ditopengkan dengan gambar raksasa, sedang untuk prilaku yang baik, budiluhur, suka menolong, berani berkorban, dan sebagainya ditopengkan dengan seorang ksatria, dan sebagainya.
Istilah kepribadian sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang menyebutnya dengan:
a. Personality (kepribadian) sendiri, sedang ilmu yang membahasnya disebut dengan the psychology of personality, atau theory of personality.
b. Character (watak atau perangai), sedang ilmu yang membicarakannya disebut dengan the psycchology of character, atau characterology.
c. Type, (tipe) sedang ilmu yang membahasnya disebut dengan typologi. Ketiga istilah tersebut yang dipakai adalah istilah kepribadian.
Selain ruang lingkupnya jelas, istilah kepribadian juga mencerminkan konsep keunikan diri seseorang. Tujuan penggambaran tingkah laku ini adalah untuk mengetahui, menentukan, dan mengkategorikan sifat-sifat dan tipologi-tipologi khas individu dan aspek-aspek kejiwaan tertentuyang menentukan sifat dan tipologinya.
Studi tentang faktor-faktor yang menentukan kepribadian dibahasa secara mendetail oelh tiga aliran. Tiga aliran itu adalah empirisme, nativisme, dan konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi psikologis tersendiri dalam meilhat hakikat manusia.

  1. Aliran Empirisme
    Aliran empirisme disebut juga aliran Environmentalisme, yaitu suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Pengalaman empiris bagi merupakan sumber dari segala kepribadian.
  2. Aliran Nativisme
    Aliran nativisme adalah suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir. Kapasitas intelektual itu diwarisi sejak lahir. Aliran nativisme memandang hereditas sebagai penentu kepribadian.
  3. Aliran Konvergensi
    Aliran konvergensi adalah aliran yang mengabungkan dua aliran diatas. Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apaabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas.

Unsur-unsur dalam kepribadian
1.Pengetahuan
Pengetahuan insan bersumber dari pola pikir yang rasional yang mengandung pemahaman dan empiris mengenai sekian banyak hal yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya. Semua urusan tersebut direkam dalam benak dan tidak banyak demi tidak banyak diungkapkan dalam format perilaku sehari-hari.
2.Perasaan
Perasaan antara orang yang satu dengan orang yang beda tidaklah sama. Oleh karena tersebut perasaan bersidat subjektif. Contohnya evaluasi terhadap jam latihan yang kosong. Bagaimanakah perasaan kamu andai ada jam latihan yang kosong, merasa senang ataukah merasa rugi?
3.Dorongan naluri
Dorongan naluri dimaksudkan unutk memenuhi sekian banyak kebutuhan hidup manusia, baik yang mempunyai sifat rohaniah maupun jasmaniah. Ada sejumlah dorongan naluri antara beda untuk menjaga hidup, menggali makan, serta bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.

Jenis kepribadian berdasarkan hippocrates
Hippocrates dikenal sebagai di antara filsuf terkemuka dari Yunani Kuno yang membagi jati diri manusia menjadi empat, yaitu plegmatis, melankolis, koleris dan sanguin. Keempat kepribadian pribadi tersebut ialah menurut bagian alam semesta, yakni api, udara, air dan tanah dengan sifatnya yang panas, dingin, basah dan kering.

  1. Plegmatis
    Ini ialah jenis kepribadian pribadi yang tidak jarang kali cinta damai dengan menjadi netral dalam segala situasi konflik tanpa hendak memilih kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis bakal lebih senang menjadi pendengar yang baik daripada sebagai pelaku cerita. Manusia berkepribadian plegmatis memiliki selera humor yang bagus meski sarkatik (sifat humor yang menyebut atau mengejek), menyenangi keteraturan, gampang bergaul, serta suka menggali jalan pintas. Individu ini pun tidak suka dipaksa, suka menunda sesuatu urusan dan memiliki hendak sekali yang tidak cukup terhadap hal-hal baru.
  2. Melankolis
    Individu dengan individu melankolis ialah tipe insan yang mempunyai sifat analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak begitu menyenangi perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela berkorban. Hanya saja tipe individu melankolis seringkali berfokus pada sebuah teknik atau proses ketimbang tujuan. Mereka yang melankolis juga kurang dapat menyuarakan opininya, seringkali pun memandang masalah dari segi buruknya, serta tidak cukup mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang yang melankolis berbakat menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
  3. Koleris
    Manusia dengan jati diri koleris memiliki keterampilan memimpin yang bagus karena dapat dengan mudah memungut sebuah keputusan. Orang-orang koleris mempunyai tujuan yang baik guna ke depannya serta tidak jarang kali produktif dan dinamis. Koleris pun ialah pribadi yang menyukai kemerdekaan dan sekitar hidupnya akan tidak jarang kali bekerja keras. Hanya saja, tipe koleris suka memerintah sebab sifat kepemimpinannya, sulit untuk mengalah, menyenangi pertentangan, gampang terpancing emosi, tidak gampang untuk diajak sabar, dan tergolong tipe yang keras kepala sebab kemauannya yang keras.
  4. Sanguin
    Manusia dengan jenis jati diri sanguin ialah mereka yang mempunyai sifat tidak banyak seperti anak-anak. Sanguin seringkali tidak mengejar masalah dalam kehidupan sosialnya sebab mudah bergaul dan akrab meski dengan orang yang baru dikenal. Sanguin paling suka bicara, dan mudah untuk mengekor sebuah kelompok. Di balik sisi positifnya, pribadi bertipe jati diri sanguin memang agak sulit untuk berkonsentrasi pada sebuah hal, ia pun egois, pelupa, suka terlambat, dan seringkali menciptakan satu urusan kecil menjadi besar.

Jenis kepribadian berdasarkan Carl Jung
Carl Jung yang berasal dari Swiss ini dikenal sebagai seorang dokter psikologi yang membagi jati diri manusia menjadi tiga jenis, yaitu ekstrovert, ambivert dan introvert. Memang dinyatakan bahwa dari tiga jenis tersebut, orang lebih tidak jarang mengenal dua diantaranya, ekstrovert dan introvert saja.

  1. Ekstrovert
    Jenis-jenis jati diri manusia satu ini diketahui memiliki konsentrasi terhadap dunia luar. Orang-orang dengan jati diri ekstrovert seringkali lebih terbuka. Ekstrovert bisa secara lebih gampang bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain sampai-sampai orang beda pun bakal merasa nyaman dengan tipe ekstrovert. Daripada berpikir, tipe ekstrovert bakal mengutamakan menciptakan tindakan sampai-sampai seringkali lebih memilih beraksi dulu baru setelah tersebut berpikir.
    Tipe ekstrovert lebih memilih mengisahkan ketimbang diceritakan, mereka suka beraktivitas, supel, gampang bekerja sama dalam suatu kerja kelompok, percaya diri yang baik dan bahkan berlebihan, dan tidak jarang kali aktif.
  2. Ambivert
    Jenis jati diri ini seringkali terletak diantara ekstrovert dan introvert yang berarti bahwa orang dengan tipe ambivert dapat menjadi ekstrovert tetapi sesaat lantas dapat memiliki jati diri introvert. Dengan kenyataan demikian, maka tidak sedikit yang lantas menyimpulkan bahwa seorang ambivert ialah seseorang yang hidup dengan jati diri ganda, tetapi kedua jenis kepribadian tersebut dapat ia kelola dengan tepat. Dalam masing-masing aktivitasnya, orang dengan tipe ambivert dapat lebih luwes sehingga ia akan sesuai dengan orang-orang yang tipenya ekstrovert maupun introvert.
  3. Introvert
    Individu berkepribadian introvert memiliki konsentrasi yang bertolak belakang dengan orang bertipe ekstrovert. Fokus yang dimiliki oleh orang introvert ialah terhadap dunia di dalam pikiran insan alias mereka lebih suak sedang di dalam dunianya sendiri sampai-sampai lebih tertutup. Manusia introvert lebih suka menyendiri, mereka pun lebih memilih guna menjadi pendengar daripada menjadi si pencerita, susah bersosialisasi, kegemaran berimajinasi, suka berpikir, pemalu dan lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan secara sendiri (bukan dalam tim).
    Pemikiran orang-orang yang introvert paling kritis, tetapi mereka jarang sekali guna berani mengaku opini dan gagasan-gagasan mereka. Individu dengan jenis jati diri ini menyenangi interaksi yang melulu melibatkan dua orang, dia dan orang satu lagi.

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu.

Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.

Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.

Kepribadian secara umum

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi.

Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.

Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian seseorang berkembang melalui interaksi di antara banyak faktor, yaitu lingkungan fisik, kebudayaan, kehidupan kelompok dan pengalaman unik seseorang.

1.Lingkungan Fisik
Dibandingkan dengan faktor kepribadian lainnya, lingkungan fisik merupakan faktor yang mempengaruhi lebih sedikit dari lainnya. Terjadinya kepribadian khusus seseorang tidak didorong oleh lingkungan fisik. Kebudayaan lah yang nantinya akan mengubah kepribadian atau mempengaruhi kepribadian seseorang dikarenakan faktor lingkungan alam hanya akan membatasi perkembangan kebudayaan saja. Saat kebudayaan telah terbatasi, maka selanjutnya kebudayaan yang akan mempengaruhi kepribadian individu bahkan kelompok dalam masyarakat .

2.Kebudayaan
Kepribadian merupakan hal yang unik untuk tiap masyarakat dan individu masyarakat. Kepribadian yang ada dalam satu masyarakat tidak akan mungkin betul betul sama dengan kepribadian masyarakat yang lainnya. Macam macam kepribadian dasar yang terbentuk dan berkembang akan selalu sesuai dengan kebudayaan masyarakat tersebut. Aspek kebudayaan yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian adalah norma kebudayaan.

  1. Lingkungan Fisik
    Dibandingkan dengan faktor kepribadian lainnya, lingkungan fisik merupakan faktor yang mempengaruhi lebih sedikit dari lainnya. Terjadinya kepribadian khusus seseorang tidak didorong oleh lingkungan fisik. Kebudayaan lah yang nantinya akan mengubah kepribadian atau mempengaruhi kepribadian seseorang dikarenakan faktor lingkungan alam hanya akan membatasi perkembangan kebudayaan saja. Saat kebudayaan telah terbatasi, maka selanjutnya kebudayaan yang akan mempengaruhi kepribadian individu bahkan kelompok dalam masyarakat .

4.Warisan biologis:
Manusia menerima seluruh warisan biologi dari orangtua kandungnya. Setiap manusia sehat jasmani dan normal memiliki kesamaan biologis tertentu, seperti tubuh dengan dua tangan, dua kaki, lima indera, dan otak yang kompleks. Persamaan biologis ini menjelaskan kemiripan kepribadian dan tingkah laku antar manusia. Namun, warisan biologis setiap manusia juga ada yang unik. Tidak ada satu orang pun yang memiliki sifat warisan biologis yang benar-benar sama dengan orang lain.

  1. Pengalaman individu
    Kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat akan menjadi penentu pengalaman individu seseorang yang kemudian akan membentuk kepribadian mereka.

Pengertian Kepribadian

Kepribadian menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan.

Sedangkan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusa n dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari luar, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu, seperti bagaimana kita bicara, penampilan fisik, dan sebagainya. Sedangkan karakter lebih bersifat inheren dan tidak tampak secara langsung. Seperti bagaimana sikap kita menghadapi orang lain, sifat kita, dan sebagainya.

Sebagai perumpamaan, seperti gunung es yang hanya tampak terlihat sedikit di permukaan lebih banyak, dan tidak tampak secara langsung. Dan karakterlah yang lebih menentukan daripada kepribadian. Juga karakter lebih sulit dideteksi dan apalagi diubah daripada kepribadian, kepribadian adalah permukaan, tapi sebenarnya karakter porsinya.

Menurut Florence Littauer dalam bukunya yang berjudul Personality Plus, kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Maka dari itulah situasi diciptakan dalam pembelajaran harus diseimbangkan dengan kebiasaan dan tindakan seorang anak, sehingga terdapat perasaan yang memaksa atau tertekan dalam diri anak.

Tipe Kepribadian

Dalam dunia psikologi, terdapat 4 tipe kepribadian, yang diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar yaitu: kering, basah, dingin, dan panas. Dengan demikian dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional berupa cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning), sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut terdapat di dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Jika proporsi cairan-cairan tersebut di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka individu akan normal atau sehat, namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka individu akan menyimpang dari keadaan normal atau sakit.

Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifatsifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.

Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan seorang melankolis mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis. Sifat khas phlegmatis tidak suka terburu-buru (calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang sanguinis mempunyai sifat khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti.

Selain itu, Florence littauer juga mengembangkan lagi tipe kepribadian yang telah dijelaskan oleh Hipocrates dan Galenus. Dalam bukunya yang berjudul Personaliy Plus, Littauer menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian. Seorang sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka bicara, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos, hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu kekanak-kanakan. Dari segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut dan mempesona orang lain untuk bekerja.

Seorang sanguinis sebagai teman mempunyai sifat mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan, disukai anak-anak, bukan pendendam, mencegah suasana membosankan, suka kegiatan spontan. Kelemahan dari sanguinis yaitu terlalu banyak bicara, mementingkan diri sendiri, orang yang suka pamer, terlalu bersuara, orang yang kurang disiplin, senang menceritakan kejadian berulang kali, lemah dalam ingatan, tidak dewasa, tidak tetap pendirian.

Seorang melankolis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pemikir dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang melankolis yaitu mendalam dan penuh pemikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistic atau musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh kesadaran, idealis. Dari segi pekerjaan, sifat seorang melankolis yaitu berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, tertib terorganisir, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah, mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apa yang dimulai, suka diagram, grafik, bagan dan daftar.

Dari segi pertemanan atau sosialisasi seorang melankolis mempunyai sifat hati-hati dalam berteman, menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan benar, mengorbankan keinginan sendiri untuk orang lain, menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, mencari teman hidup ideal. Kelemahan dari melankolis yaitu mudah tertekan, punya citra diri rendah, mengajukan tuntutan yang tidak realistis kepada orang lain, sulit memaafkan dan melupakan sakit hati, sering merasa sedih atau kurang kepercayaan, suka mengasingkan diri, suka menunda-nunda sesuatu.

Seorang koleris pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, pelaku dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang koleris yaitu berbakat pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, memiliki motivasi berprestasi, tidakemosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja. Dari segi pekerjaan, sifat seorang koleris yaitu berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil, membuat target, merangsang kegiatan, berkembang karena saingan.

Dari segi pertemanan atau sosialisasi koleris mempunyai sifat tidak terlalu perlu teman, mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan darurat, mau bekerja untuk kegiatan, memberikan kepemimpinan yang kuat, menetapkan tujuan. Kelemahan dari koleris yaitu pekerja keras, suka memerintah, mendominasi, tidak peka terhadap perasaan orang lain, tidak sabar, merasa selalu benar, merasa sulit secara lisan atau fisik memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka, keras kepala, tampaknya tidak bisa tahan atau menerima sikap, pandangan, atau cara orang lain.

Seorang phlegmatis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pengamat dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang phlegmatis yaitu kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, serba guna. Dari segi pekerjaan, sifat seorang phlegmatis yaitu cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administrative, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah tekanan, menemukan cara yang mudah.

Dari segi pertemanan/ sosialisasi plegmatis mempunyai sifat mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka meninggung, pendengar yang baik, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil hal baik dari yang buruk, tidak mudah marah. Kelemahan dari phlegmatis yaitu cenderung tidak bergairah dalam hidup, sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih atau gelisah, orang yang merasa sulit membuat keputusan, tidak mempunyai keinginan untuk mendengarkan atau tertarik pada perkumpulan, tampak malas, lambat dalam bergerak, mundur dari situasi sulit.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/1964/5/Bab%202.pdf