Apa yang dimaksud dengan keperluan air irigasi?

Banyaknya air (kecuali air hujan) juga banyaknya air irigasi yang dipergunakan produksi tanaman normal. Termasuk evaporasi permukaan dan kehilangan yang tak dapat dihindari lainnya pada keadaan tertentu. Keperluan air irigasi dinyatakan dalam satuan kedalaman air atau satuan luas kedalaman per satuan luas dan dapat dinyatakan sebagai bulanan, musiman atau untuk suatu periode tanaman, atau setahun.

Referensi

Liern J.S, Lu kiswara, Suryadi dan Syamsudin Adang Rifai. 1981. Kamus Istilah Pertanian. Pusat Pembinaan dan Penqembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta

1 Like

Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di persawahan maka perlu didirikan sistem irigasi dan bangunan bendung. Kebutuhan air di persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi. Untuk irigasi, pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasitambak. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara benar yakni seefisien dan seefektif mungkin agar produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Air irigasi di Indonesia umumnya bersumber dari sungai, waduk, air tanah dan sistem pasang surut. Salah satu usaha peningkatan produksi pangan khususnya padi adalah tersedianya air irigasi di sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan air yang diperlukan pada areal irigasi besarnya bervariasi sesuai keadaan.

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan lahan. Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut, sangat harus dilakukan suatu analisis kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya debit kebutuhan air irigasi maksimum dan minimum pada daerah studi dalam hal ini Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang. Untuk sumber air yang digunakan pada irigasi ini berasal dari Sungai Air Keban yang terletak di dekat daerah irigasi tersebut. Untuk luas daerah irigasinya sebesar 1370 ha. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan kajian dalam penentuan kebijakan serta untuk data dalam perancangan yang lebih lanjut pada instansi-instansi yang terkait.

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi bawah tanah dan irigasi pompa.Tujuan irigasi yaitu mengalirkanair secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara optimal. Perencanaan irigasi yang tepat perlu diaplikasikan terutama untuk peningkatan produktifitas tanaman.

Irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusinya secara sistematis. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak (PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi).

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah.

  1. Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
  • Penyiapan lahan
  • Penggunaan konsumtif
  • Perkolasi dan rembesan
  • Pergantian lapisan air
  • Curah hujan efektif.
  1. Analisis Kebutuhan Air Irigasi
  • Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi adalah : NFR = ETc + P + WLR – Re
    Dimana :
    NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan air bersih di sawah (mm/hari)
    ETc = eVaporasi tanaman (mm/hari)
    P = Perkolasi (mm/hari)
    WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)
    Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
  • Kebutuhan air irigasi untuk padi adalah
    IR = NFR/e
    IR = Kebutuhan air irigasi (mm/hr)
    e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
  • Kebutuhan air irigasi untuk palawija
    IR = (ETc – Re) / e
  • Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya
    DR = IR/8,64
    DR = Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
    1/8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha

Software CROPWAT Version 8.0
CROPWAT adalah decision support system yang dikembangkan oleh Divisi Land and Water Development FAO berdasarkan metode Penman Monteith, untuk merencanakan dan mengatur irigasi. CROPWAT dimaksudkan sebagai alat yangpraktis untuk menghitung laju evapotranspirasi standar, kebutuhan air tanaman dan pengaturan irigasi tanaman (Marica, 2000). Dari beberapa studi didapatkan bahwa model Penmann*Monteith memberikan pendugaan yang akurat sehingga FAO merekomendasikan penggunaannya untuk pendugaan laju evapotranspirasistandar dalam menduga kebutuhan air bagi tanaman (Itenfisul.et.al., 2003 ; Berengena dan Gavilan, 2005) (Tumiar, Bustomi, Agus : 2012).

Penggunaan software CROPWAT version 8.0 ini hanya sebatas sampai menghitung kebutuhan air irigasi saja dan tidak sampai diluar dari hal tersebut. Beriku beberapa penjelasan tentang CROPWAT Version 8.0 :

  1. Data input yang dibutuhkan untuk software ini adalah :
  • Data metereologi berupa suhu udara maksimun dan minimun, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin untuk menentukan nilai evapotranspirasi tanaman potensial (ETo) melalui persamaan Penman*Monteith.
  • Data curah hujan harian (periode atau bulanan).
  • Data tanaman berupa tanggal penanaman, koefisien tanaman (Kc), fase pertumbuhan tanaman, kedalaman perakaran tanaman, fraksi deplesi dan luas areal tanam (0*100% dari luas total area).
  1. Untuk pennetuan jadwal irigasi dibutuhkan data :
  • Tipe tanah yang meliputi total air tersedia, kedalaman perakaran maksimum, deplesi lengas tanah awal (% dari kadar lengas total tersedia).
  • Ketebalan pemberian air yang dikehendaki
  1. Data yang dihasilkan :
  • Evapotranspirasi tanaman potensial, ETo (mm/periode)
  • Kc tanaman, nilai rata*rata dari koefisien tanaman untuk setiap periode.
  • Curah hujan efektif (mm/periode), jumlah air yang masuk ke dalam tanah.
  • Kebutuhan air tanaman, CWR atau ETm (mm/periode)
  • Kebutuhan air irigasi, IWR (mm/periode)
  • Total air tersedia, TAM (mm)
  • Air yang siap digunakan tanaman, RAM (mm)

Untuk merencanakan besarnya debit kebutuhan air yang diperlukan pada areal persawahan secara keseluruhan, maka perlu dilakukan suatu analisa kebutuhan air. mulai. Pemanfaatan air sungai secara optimal untuk menunjang kegiatan di bidang pertanian salah satunya adalah dengan mendirikan bangunan air yang fungsinya untuk mengalirkan atau menyuplai air untuk kebutuhan irigasi di persawahan yaitu bangunan bendung. Dalam merencanakan besarnya debit kebutuhan air yang diperlukan pada areal persawahan secara keseluruhanperlu dilakukan suatu analisa kebutuhan air mulai dari saluran pembawa yaitu saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier hingga besarnya kebutuhan di petak-petak sawah, dalam hal ini perlu didukung dengan kelengkapan data-data yang terkait dalam analisa ini untuk mendapatkan hasil yang optimal.Tujuan penelitian ini pada adalah untuk mendapatkan besarnya debit kebutuhan air irigasi maksimal pada daerah irigasi Bendung Mrican dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam analisa kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Bendung Mrican. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian.Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air dan curah hujan efektif.Kebutuhan air bagi tanaman didefinisikan sebagai tebal air yang dibutuhkan untuk memenui jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi suatu tanaman sehat, tumbuh pada areal yang luas, pada tanah yang menjamin cukup lengas tanah, kesuburan tanah, dan lingkungan hidup tanaman cukup baik sehingga secara potensial tanaman akan berproduksi secara baik. Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor evaporasi, transpirasi yang kemudian dihitung sebagai evapotranspirasi. Pemberian air secara golongan adalah untuk efisiensi, memperkecil kapasitas saluran pembawa, dan seringkali untuk menyesuaikan pelayanan irigasi menurut variasi debit yang tersedia pada tempat penangkap air, misalnya bendung pada sungai.
Efisiensi Irigasi
Dalam praktek irigasi sering terjadi kehilangan air yaitu sejumlah air yang diambil untuk keperluan irigasi tetapi pada kenyataannya bukan digunakan oleh tanaman. Kehilangan air tersebut dapat berupa penguapan di saluran irigasi, perkolasi dari saluran. menurut buku yang diterbitkan oleh DPU (Departemen Pekerjaan Umum), Pedoman dan Standar Perencanaan Teknis cetakan tahun 1986 penaksiran harga-harga efisiensi adalah sebagai berikut :a. Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran tersier= 0,9b. Efisiensi di saluran dan bangunan pada saluran sekunder= 0,9c. Efisiensi di saluran dan bangunan saluran primer= 0,8
Kebutuhan Air Selama Penyiapan LahanUntuk menghitung kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metodeyang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam liter/detik selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :1ee.MIRkk(3)dengan :IR= kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)M= kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan M=Eo+P (4)dengan:Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Etoselama penyiapan
lahan (mm/hari)P = perkolasi (mm/hari)ST.Mkdengan :T = jangka waktu penyiapan lahan (hari)S = kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
Kebutuhan Air di Sawah
Perkiraan banyaknyaair untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor jenis tanaman, jenis tanah, cara pemberian airnya, cara pengolahan tanah, banyak turun curah hujan, waktu penanaman, iklim, pemeliharaan saluran dan bangunan bendung dan sebagainya. Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan sebagai berikut :
ReWLRPEtcNFRdengan :
NFR= Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
Etc= Evaporasi tanaman (mm/hari)
P= Perkolasi (mm/hari)
Re= Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR= kedua penggantian lapis air
Kebutuhan air di sumbernya dapat diperkirakan dengan rumus :EfNFRIR
dengan :
IR= kebutuhan air irigasi (mm/hr)
NFR= kebutuhan air di sawah (mm/hr)
Ef= efisiensi yang terdiri dari efisiensi di saluran danbangunan tersier, sekunder dan primer
Analisis Kebutuhan Air Irigasi
Untuk menganalisa kebutuhan air irigasi maka harus diketahui terlebih dulu besar nilai perkolasi (P) dan faktor pengolahan tanah (IR), harga-harga koefisien tanaman Padi dan Palawija (tanaman Jagung), kedua penggantian lapisan air (WLR) dan sebagainya, maka akan dapat dicari penggunaan air konsumtif (Etc) dan dapat dihitung kebutuhan air irigasi (NFR).
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang persediaan pangan masyarakat. Adanya persebaran potensi sumberdaya air yang tidak merata mengakibatkan lahan pertanian tidak mendapatkan pengairan dengan baik sehingga produktivitas tanaman menjadi tidak maksimal. Untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik maka perlu dibuat sistem pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman pada lahan pertanian yaitu dengan membuat sarana irigasi. Irigasi adalah suatu usaha untuk pemanfaatan air yang tersedia di sungai-sungai atau sumber air lainnya dengan jalan menggunakan jaringan irigasi sebagai prasarana pengairan dan pembagi air tersebut untuk pemenuhan kebutuhan air pertanian. Kebutuhan air untuk pertanian terus mengalami peningkatan seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka perlu diimbangi dengan peningkatan kebutuhan akan bahan pangan. Untuk meningkatkan produksi pangan maka dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian, baik dengan cara intensifikasi, ekstensifikasi maupun diversifikasi. Penggunaan cara-cara tersebut tentunya akan meningkatkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan untuk pertanian. Dengan kebutuhan air yang terusmengalami peningkatan maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang efektif dan efisien agar kebutuhan air pertanian dapat terpenuhi.
Keberhasilandalam bidang pertanian turut dipengaruhi oleh ketersediaan air dan pengelolaan pengairan pada lahan. Oleh karena itudiperlukan perencanaan dalam pengelolaan irigasi dengan pengolahan data klimatologi dan hidrologi yangbertujuan untuk memperkirakan besarnya ketersediaan air dan kebutuhan air pada lahan pertanian sehingga didapatkan kesesuaian antara potensi air irigasi yang ada dengan polapenggunaan air. Selain itu pengalokasian pemakaian air secara tepat dapat meningkatkan efisiensi irigasi sehingga luas daerah pengairan dapat meningkat dan lahan dapat terairi secara maksimal.
Kebutuhan air irigasi
Selain dari faktor debit sungai, kebutuhan air irigasi juga tergantung pada curah hujan efektif dan faktor lain juga perlu menjadi pertimbangan seperti evapotranspirasi potensial, kebtuhan air konsumtif, kebutuhan air untuk penyiapan lahan, kebutuhan air yang perlu diambil pada pintu pengambilan, perkolasi dan juga pergantian lapisan airnya.Curah hujan efektif adalah hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung, di daerah penelitian besar curahhujan yang turun setiap bulannya lebih 200mm/bulan, dengan banyak bulan basah 8 bulan lembab 3 dan 1 bulan kering. Dalampenentuan curah hujan efektif ditentukan melalui curah hujan efektif (R80%) yang dikalikan dengan 0,7 sehingga diperoleh curah hujan efektif pada daerah penelitian yaitu antara 0,25 mm/hari –0,93 mm/ hari.

Summary

Priyonugroho Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus pada Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). J:Teknik Sipil dan Lingkungan Vol.2(3)
Ikhsan Jazaul dan Purwanto. 2004. Analisis Kebutuhan Air Irigasi pada Daerah Irigasi Bendung Mrican. J:Teknik Sipill, Vol.9(1)
Saputra Fajri. 2018. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Pertanian di Kecamatan Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar. J:Buana Vol.2(2)