Pengobatan Kanker ada beberapa cara, salah satunya ialah Kemoterapi. Apa yang dimaksud dengan Kemoterapi?
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker (dalam Chyntia, 2009). Jadwal
pengobatan kemoterapi sangat bervariasi. Seberapa sering dan seberapa lama pasien mendapatkan kemoterapi tergantung pada tipe dan stadium kanker; tujuan pengobatan (apakah kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, mengontrol perkembangannya, atau mengurangi gejala-gejala), tipe kemoterapi, dan bagaimana tubuh bereaksi terhadap kemoterapi (dalam Bellenir, 2009). Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker yang paling banyak dilakukan (Azwar 2007, h.8). Komplikasi kemoterapi juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan, meningkatkan stres dan mempengaruhi kualitas hidup klien. Dengan kata lain tindakan kemoterapi secara signifikan berdampak atau mempengaruhi kualitas hidup dari klien kanker di antaranya kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status ekonomi dan dinamika keluarga (Yusra 2011). WHO (dikutip dalam Farida 2010) mengemukakan bahwa kualitas hidup adalah konsep multi dimensional yang meliputi dimensi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan yang berhubungan dengan penyakit dan terapi. Cella dan Cherin tahun 2001 (dikutip dalam Farida 2010) menyatakan bahwa kualitas hidup merupakan penilaian dan kepuasan klien terhadap tingkat dan fungsi kehidupan mereka dibandingkan dengan keadaan ideal yang seharusnya bisa dicapai menurut klien.
1. Kemoterapi Dibedakan Menjadi Tiga, yaitu :
-
Kemoterapi paliatif, jenis kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk mengendalikan atau melenyapkan tumor untuk meringankan gejala kanker seperti rasa sakit.
-
Kemoterapi adjuvant, jenis kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk mencegah kemunculan kembali sel-sel kanker setelah pembedahan atau terapi radiasi untuk mengontrol tumor. Cara kerja kemoterapi ini adalah dengan membidik dan melenyapkan sel kanker yang berkembang dengan sangat cepat di dalam tubuh.
-
Kemoterapi Neo-adjuvant, kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk mengurangi tumor sehingga mudah dioperasi yang diberikan sebelum operasi.
Cara Pemberian Kemoterapi
-
Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
-
Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.
-
Dalam bentuk infus, Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).Tergantung jenisnya, kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa sering penderita harus menjalani kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita.
Manfaat Kemoterapi
-
Pengobatan, beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
-
Kontrol, kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
-
Mengurangi gejala, bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada pasien, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran pada daerah yang diserang.
Efek Kemoterapi
Pengobatan secara kemoterapi memiliki efek samping, dimana efeknya tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa sering penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada-tidak atau berat-ringannya kondisi akan pulih seperti semula. Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh. Bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter juga. Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.
Kebanyakan pasien yang diberikan kemoterapi juga mengalami mual, muntah, dan kerontokan rambut (dalam Tavistock & Routledge, 2002). Banyak orang yang memandang bahwa rambut mereka merupakan bagian yang sangat penting dari penampilan. Pada beberapa budaya, rambut juga merupakan lambang dari kesuburan atau status, sehingga kerontokan rambut dapat menjadi pengalaman yang begitu sulit (dalam Odgen, 2004). Kebanyakan efek samping mereda setelah kemoterapi berakhir. Tetapi terkadang efek tersebut dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahuntahun. Kemoterapi juga dapat menyebabkan efek samping jangka panjang yang tidak kunjung reda seperti kerusakan hati, paru-paru, ginjal, saraf, atau organ reproduksi. Beberapa tipe kemoterapi bahkan dapat menyebabkan kanker tambahan beberapa tahun kemudian (dalam Bellenir, 2009).
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007).
Obat-obat anti kaker ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active single agents), tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitif terhadap obat lainnya
Jenis kemoterapi
-
Terapi adjuvant :
kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase. -
Terapi neodjuvan :
kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi. -
Kemoterapi primer:
digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya. -
Kemoterapi induksi:
digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya. -
Kemoterapi kombinasi:
mengunakan 2 atau lebih agen kemoterapi (Rasjidi, 2007).
Cara pemberian kemoterapi
-
Pemberian per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (vp-16) -
Pemberian secara intra-muskulus:
Pemberian dengan cara ini relative lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin dan methotrexate. -
Pemberian secara intravena
Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan-lahan atau diberikan secara infuse (drip). Cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan . -
Pemberian secara intra-arteri
Pemberian intra-arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak antara lain alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat filter, serta memerlukan keterampilan tersendiri.
Cara kerja kemoterapi
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan terjadi suatu masa yang dikenal sebagai tumor (Rasjidi, 2007).
Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu:
-
Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat Ketika ada sinyal untuk berkembang, sel ini akan memasuki fase G1.
-
Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai oleh
beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung 18-30 jam. -
Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di kopi. Fase ini berlangsung selama 18-20 jam.
-
Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlansung 2-10 jam.
-
Fase M. sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit.
Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi mempunyai target dan efek merusak yang berbeda bergantung pada siklus selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi ( bukan pada fase G0 ), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target utama dari kemoterapi namun, oleh karena itu sel yang sehat juga bereproduksi, maka tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul sebagai efek samping obat (Rasjidi, 2007).
Efek samping kemoterapi
Efek samping dari kemoterapi meliputi, anemia, trombositopenia, leucopenia, mual dan muntah, alopesia (rambut rontok), stomatitis, reaksialergi, neurotoksik, dan ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau iritan ke jaringan subkutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis jaringan, dan ulserasi jaringan) (Rasjidi, 2007).
-
Efek kemoterapi secara fisik.
Kemoterapi memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan antara lain dampak terhadap fisik dan psikologis kemoterapi memberikan efek nyata kepada fisik pasien, setiap orang memiliki variasi yang berbeda dalam merespon obat kemoterapi, efek fisik yang tidak diberikan penanganan yang baik dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, adapun dampak fisik kemoterapi adalah sebagai beriku (Ambarwati, 2014).- Mual dan muntah
- Konstipasi
- Neuropati perifer
- Toksisitas kulit
- Kerontokan rambut (alopecia)
- Penurunan berat badan
- Kelelahan (fatigue)
- Penurunan nafsu makan
- Perubahan rasa dan nyeri.
-
Efek Samping Psikologi
Wijayanti (2007) menyebutkan beberapa dampak psikologis pasien kanker diantaranya sebagai berikut:- Ketidakberdayaan
- Kecemasan
- Rasa malu
- Harga diri
- Stres
- Depresi
- Amarah
Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
- Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ tubuh tertentu.
- Dosis.
- Jadwal pemberian.
- pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
- Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas pada organ tertentu
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil, cair atau kapsul atau melalui infus, (Wenny Artanty Nisman 2011). Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil, cair atau kapsul yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tetapi juga di seluruh tubuh, Denton, 1996 dalam Wenny Artanty Nisman, (2011).
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan zat atau obat yang berkhasiat untuk membunuh sel kanker. Prinsipnya adalah membunuh/ menghanbat sel tumor induk dan anak sebar secara sistemik. Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain, (Imam Rasjidi 2007).
Pengobatan ini biasanya diberikan sebagai kombinasi obat-obatan anti-kanker, seringkali sekaligus tiga kali. Target utama obat-obatan semacam ini dimaksudkan untuk mengidentifiksdi dan membunuh sel-sel yang bertambah dan membelah secara cepat. Sayangnya, obat-obat anti-kanker tidak dapat mengenali sel-sel kanker secara spesifik, dan akan membunuh sel-sel lain yang membelah secara aktif seperti sel-sel darah atau sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan yang sangat penting dalam tubuh sebab memproduksi sel-sel darah dan sistem kekebalan untuk melawat infeksi, (Dixon Michael J.MR. dan MR.Robert C.F Leonarh 2002 ).
Tujuan Kemoterapi
Tujuan dari kemoterapi yaitu membunuh atau menekan pertumbuhan sel-sel kanker yang ada dalam tubuh, (Wenny Artanty Nisman 2011).
Manfaat Kemoterapi
- Penderita dapat sembuh atau hidup lama
- Kanker dapat dikendalikan cukup lama, kadang sembuh
- Bermanfaat untuk paliatif (dapat mengurangi gejala)
Cara Pemberian Kemoterapi
- Secara oral
- Sukkutan dan Intramuskuler
- Parienteral
- Intravena (Imam Rasjidi, 2007).
Persiapan Kemoterapi
- Sebelum melaksanakan kemoterapi penderita menjalani pemeriksaan awal
- Tujuannya adalah untuk mengantisipasi efek samping
- Ditetepkan oleh dokter onkologi medic
- Pemeriksaan antara lain: darah lengkap, test fungsi ginajl, Fungsi lever, pemeriksaan organ tubuh lain
Akibat Kemoterapi yang Perlu Diperhatikan
- Sel darah (memerangi infeksi, membawa oksigen, membantu pembekuan darah)
- Saluran cerna (muntah, kadang susah buang air besar)
- Kulit dan rambut (rambut rontok sementara, kuku dan kulit tampak hitam)
- Sistem reproduksi laki-laki dan perempuan (tidak haid sementara dan sperma kosong).
Efek Samping Kemoterapi
- Efek jangka pendek (jam- hari), muntah, mual, pusing
- Efek jangka menengah (hari-minggu), sariawan, diare, letih, lesu, nafsu makan menurun
- Efek jangka panjang (minggu-bulan), mudah terkena infeksi
- Dapat pulih kembali kira-kira 1-2 minggu
Syarat-syarat Seseorang Mendapat Kemoterapi
- Fungsi organ baik
- Jenis sel darah merah dan darah putih cukup
- Tidak demam
- Tidak perdarahan
- Dapat melakukan kegiatan sehari-hari sendiri
Kemoterapi (sering disebut hanya “kemo”) adalah penggunaan obat pembunuh kanker. Obat ini bisa dimasukkan melalui infuse vena, suntikan, dalam bentuk pil atau cairan. Mereka dimasukkan ke aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh, membuat perawatan ini berguna untuk kanker yang sudah menyebar ke organ yang jauh. Meskipun obat ini membunuh sel-sel kanker, mereka juga merusak beberapa sel normal, yang dapat menyebabkan efek samping. Adapun cara kemoterapi yang biasa digunakan pada pasien kanker payudara yaitu :
-
Kemoterapi Ajuvant
Pengobatan yang diberikan kepada pasien paska operasi yang tampaknya tidak memiliki penyebaran kanker disebut terapi ajuvant. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara. Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. -
terapi neo-ajuvant.
Manfaat utama dari pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga mereka cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi, bukan mastektomi. Sejauh ini, tidak jelas bahwa kemoterapi neo-ajuvant meningkatkan kelangsungan hidup, tetapi setidaknya bekerja juga sebagai terapi ajuvant paska operasi. -
Kemoterapi Paliatif
Kemoterapi paliatif biasanya diutamakan diberikan pada penderita kanker stadium lanjut yang tujuannya bukan penyembuhan melainkan untuk peningkatan kualitas hidup. Oleh karenanya dalam memberikan kemoterapi paliatif harus dipikirkan benarbenar dengan mempertimbangkan Respect for outonomy (segala keputusan terletak pada penderita),