Kelarutan fase dalam cairan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Kelarutan gas dalam cairan
- Kelarutan cairan dalam cairan
- Kelarutan zat padat dalam cairan
Bagaimana penjelasan masing-masing jenis kelarutan fase dalam cairan tersebut ?
Kelarutan fase dalam cairan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Bagaimana penjelasan masing-masing jenis kelarutan fase dalam cairan tersebut ?
Apakah Anda pernah melihat atau mengkonsumsi sediaan effervecent ?
Sediaan effervecent ini merupakan sediaan yang akan mengeluarkan buih bila dilarutkan dalam air. Buih ini merupakan gas karbondioksida yang terlarut dan terdapat dalam larutan.
Gejala di atas merupakan salah satu fenomena kelarutan gas dalam cairan.
Kelarutan gas dalam cairan dapat diartikan konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan pada kesetimbangan dengan gas murni.
Kelarutan gas dalam cairan dinyatakan dalam Hukum Henry
C2 = σp
dimana ; C2 = konsentrasi gas terlarut dalam gram/liter pelarut.
p = tekanan parsial gas yang tidak terlarut di atas larutan dalam mm Hg.
σ = tetapan perbandingan untuk lrutan tertentu yang sedang diselidiki. (Koefisien kelarutan)
Seringkali satu atau lebih cairan dicampurkan dalam pembuatan larutan farmasetik. Misalnya alkohol ditambahkan dalam air membentuk larutan hidroalkohol, minyak menguap dengan air, minyak menguap dengan alkohol membentuk spirit, dan lain-lain.
Contoh sediaan dalam bidang Farmasi yaitu sirup eliksir, parfum, dan spirit.
Jika kelarutan cairan dalam cairan berdasarkan hukum Raoult maka disebut sebagai Larutan Ideal. Apabila larutan dianggap mendekati ideal, tekanan dalam (kal/cm3) diperoleh dengan menggunakan persamaan.
dimana:
∆Hv = panas penguapan
V = volume molar cairan pada temperatur T .
Kelarutan zat padat dalam larutan ideal bergantung pada temperatur, titik leleh zat padat, panas peleburan molar ΔHf.
dimana:
X2 = kelarutan ideal zat terlarut (fraksi mol)
ΔHf = panas peleburan molar
R = bilangan Avogadro = 1,987
To = Titik leleh zat terlarut (oK)( oC + 273)
T = Temperatur mutlak larutan (oK) )( oC + 273)
Kelarutan zat padat dalam larutan nonideal dinyatakan dalam persamaan berikut.
di mana:
y2 = koefisien keaktifan
Sebuah larutan yang homogen yang jernih untuk mencapai keefektifan yang maksimum, pembuatannya harus disesuaikan dengan pH maksimum. pH maksimum dari larutan ini bergantung dari sifat keelektrolitan dari zat terlarut.
Asam Tidak Terdisosiasi
Untuk mencari pH maksimum sebuah larutan jika zat terlarutnya adalah elektrolit lemah dan tidak terdisosiasi jelas maka dapat digunakan rumus di bawah ini.
dimana:
pHp = pH di mana di bawah pH ini obat akan terpisah dari larutan sebagai asam tidak terdisosiasi
S = konsentrasi molar awal
So = konsentrasi molar dari asam tidak terdisosiasi
Basa Lemah
Untuk menentukan pH maksimum pada kelarutan basa lemah, maka dapat dilihat pada persamaan berikut.
dimana:
S = konsentrasi obat yang mula-mula ditambahkan sebagai garam
So = kelarutan molar basa bebas dalam air
pHp = pH dimana di atas pH tersebut obat mulai mengendap sebagai basa bebas.
Sumber :
Santi. Sinala, Farmasi Fisika, 2016, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.