Apa yang dimaksud dengan Kecenderungan Narsistik?

Kecenderungan Narsistik

Menurut American Psychiatric Association (2000) kecenderungan narsistik ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kekuasaan, kecantikan, cinta ideal kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain dan kurangnya kemampuan untuk berempati.

Apa yang dimaksud dengan Kecenderungan Narsistik ?

Pengertian Kecenderungan Narsistik


Kecenderungan narsistik ditandai dengan kecintaan individu pada karakteristik dirinya sendiri atau tubuhnya sendiri, sehingga individu merasa dirinya adalah seorang yang sangat penting dan individu merasa tidak peduli dengan dunia di luar dirinya (Kartono dalam Fitri, 2012).

Kecenderungan narsistik secara umum merupakan jalan untuk melindungi dan menghargai diri sendiri dengan gejala-gejala memusatkan perhatian pada diri sendiri, menunjukkan perilaku egois, dan menganggap dirinya adalah sosok yang penting memperkokoh ego dan memuja atau mengagumi diri sendiri secara patologis (Fitri Apsari, 2012).

Menurut American Psychiatric Association (2000) kecenderungan narsistik ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kekuasaan, kecantikan, cinta ideal kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain dan kurangnya kemampuan untuk berempati. Neale, et al (dalam Maria, et al, 2001) menambahkan bahwa seseorang dengan kecenderungan kepribadian narsistik sangat sensitif terhadap kritik atau kegagalan walaupun tidak diperlihatkannya, sangat sensitif terhadap kritik atau kegagalan, karena sebenarnya memiliki harga diri yang rapuh.

Orang dengan kepribadian narsisistik cenderung terpaku akan pada fantasi akan keberhasilan dan kesuksesan, cinta yang ideal, atau pengakuan akan kecerdasan dan kecantikan. Mereka seperti orang dengan kepribadian histrionik, mengejar karir dimana mereka bisa mendapatkan pemujaan, seperti modeling, akting, politik. Meski mereka cenderung membesarbesarkan prestasi dan kemampuan mereka, banyak orang dengan kepribadian narsistik yang cukup berhasil. Ambisi yang serakah membuat mereka mendedikasikan diri untuk bekerja tanpa lelah. Mereka terdorong untuk berhasil, bukan untuk mendapatkan uang melainkan untuk mendapatkan pemujaan yang menyertai kesuksesan (Nevid, 2003).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang dengan kecenderungan narsistik memiliki fantasi atau khayalan, cinta yang ideal, ataupun pengakuan akan kecerdasan dan kecantikan.

Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Menurut Wi ramihardja (2015) kepribadian narsistik adalah berusaha menjadi tampil agung, menamakan dirinya dengan gambaran besar. Mereka tenggelam dalam keasyikan ( preoccupation ) menerima atensi, salah dalam menerima reaksi orangorang sekitarnya, self-promotion dan lack of emphaty (kurang mampu memahami dan memiliki perasaan orang lain). Selain itu, kepribadian narsistik merupakan pola yang telah lama menetap ( long-standing pattern ) yang menyangkut perilaku, pikiran, dan perasaan yang sangat maladaptif ( highly maladaptive ) bagi individu maupun orangorang disekitarnya yang sudah ada sejak masa remaja atau dewasa awal hingga masuk masa dewasa.

Faktor Penyebab Kecenderungan Narsistik


Kecenderungan narsistik merupakan varietas yang amat luas, bukan hanya mengenal gejalanya saja selainkan penyebabnya (Barlow, 1993). Penyebab narsisme dari faktor psikologis, biologis, dan sosiokultural seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:

  1. Faktor psikologis.
    Narsisme terjadi karena tingkat aspirasi yang tidak realistis atau berkurangnya penerimaan terhadap diri sendiri.

  2. Faktor biologis.
    Secara biologis gangguan narsisme lebih banyak dialami oleh individu yang orang tuanya penderita neurotik. Selain itu jenis kelamin, usia, fungsi hormonal dan struktur-struktur fisik yang lain ternyata berhubungan dengan narsisme.

  3. Faktor sosiologis.
    Narsisme dialami oleh semua orang dengan berbagai lapisan dan golongan terhadap perbedaan yang nyata antara kelompok budaya tertentu dan reaksi narsisme yang dialaminya.

Kriteria Kecenderungan Narsistik


Berikut ini ciri-ciri narsisme berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR):

  • Memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri

  • Kebutuhan ekstrem akan pemujaan

  • Bersifat self- absorbed (asyik pada diri sendiri) dan kurang empati pada orang lain

  • Bersifat self-defeating atau merusak diri

  • Cenderung terpaku pada fantasi akan keberhasilan dan kekuasaan cinta yang ideal atau pengakuan kecerdasan dan kecantikan

  • Mengejar karir pada bidang–bidang yang mana individu mendapat pemujaan, misalnya modelling, aktor dan politik

  • Cenderung membesar-besarkan prestasi dan iri pada orang lain yang berhasil

  • Keinginan untuk berhasil adalah bukan untuk mendapatkan uang tetapi untuk mendapatkan pemujaan.

  • Hubungan intrapersonal berantakan karena adanya tuntutan untuk orang lain agar memuja mereka

  • Minat inividu pada orang lain bersifat satu sisi saja

  • Memperlakukan pasangan seks sebagai alat untuk menikmati individu sendiri dan mendukung self-esteem nya (penghargaan diri).