Apa yang dimaksud dengan Kecemasan Berkomunikasi?

Kecemasan berkomunikasi

Kecemasan secara umum dimengerti sebagai emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut, yang kadang-kadang dialami dengan tingkat yang berbeda-beda (Atkinson dkk, 1991).

Seringkali kita merasa cemas ketika berkomunikasi dengan orang lain. Apa yang dimaksud dengan kecemasan berkomunikasi ?

Kecemasan komunikasi adalah kedaan emosi yang tidak menyenangkan sehingga menimbulkan perasaan takut atau cemas ketika harus berbicara atau menyampaikan pendapat di muka umum, baik secara individual maupun kelompok, yang ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna.

Beberapa ahli mempunyai pengertian dan istilah yang berbeda-beda dalam menjelaskan kecemasan berkomunikasi. Beberapa pengertian terkait dengan kecemasan berkomunikasi adantara lain :

  • Burgon dan Ruffner (Rahayu dkk, 2004) menyebut kecemasan berkomunikasi dengan istilah communication anxiety, yang didefinisikan sebagai kondisi individu yang merasa cemas dalam menghadapi situasi komunikasi, khususnya komunikasi di depan umum.

  • Goudrey dan Spielberger (Apollo, 2007) memberi definisi kecemasan komunikasi sebagai keadaan takut pada seseorang ketika harus mengungkapkan kata-kata seperti pidato di depan umum yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis, fisiologis, dan reaksi perilaku secara umum.

  • Philips (Barker, 1982) menyebut istilah kecemasan berkomunikasi dengan reticence, yaitu ketidakmampuan mengikuti diskusi secara aktif, mengembangkan percakapan, menjawab pertanyaan yang diajukan di depan kelas atau pekerjaan, yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena adanya ketidakmampuan menyusun kata-kata dan ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna meskipun telah dipersiapkan sebelumnya.

  • McCroskey (Wrench dkk, 2005) mengungkapkan kecemasan berkomunikasi dengan istilah communicaton apprehension sebagai suatu level kecemasan atau ketakutan seseorang ketika mengahadapi situasi komunikasi dengan orang lain maupun dalam forum baik secara nyata maupun yang diantisipasi.

image

Kecemasan dalam melakukan komunikasi diungkapkan oleh West & Turner (2008) sebagai kecemasan komunikasi adalah ketakutan berupa perasan negatif yang dirasakan individu dalam melakukan komunikasi, biasanya berupa perasaan tegang, gugup atau pun panik ketika melakukan komunikasi.

Kecemasan komunikasi dapat di istilahkan reticence, yaitu ketidakmampuan individu untuk mengikuti diskusi secara aktif, mengembangkan percakapan, menjawab pertanyaan yang diajukan di kelas, yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena ketidakmampuan dalam menyusun kata-kata dan ketidakmanpuan menyakinkan pesan secara sempurna, meskipun sudah dipersiapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Devito, (1986:16) kecemasan komunikasi dapat dipahami dalam dua perspektif, yaitu:

  1. Perspektif kognitif (cognitive). Dintjau dari perspektif kognitif. “Communication apprehension is a fear of enanging in communication transaction”.

    Kecemasan komunikasi adalah perasaan takut atau tingkat kegelisahan dalam transaksi komunikasi. Dalam perspektif ini seseorang cenderung untuk membangun perasaan negatif serta memperkirakan hasil- hasil yang negatif pula dari transaksi komunikasi yang dilakukan. Artinya, rasa cemas atau takut akan selalu membayangi dirinya dari transaksi komunikasi.

  2. Perspektif behavioral (Behaviorally). Dintinjau dari perspektif behavioral, “Communication apprehension is a decrease in the frequency, the strength and the likelihood of enanging in communication transactions”.

    Kecemasan komunikasi adalah pengurangan frekuensi, kekuatan dan ketertarikan dalam transaksi komunikasi. Gejala yang nampak dari perspektif ini bahwa seseorang akan menghindari situasi komunikasi apabila itu mengharuskan mereka untuk ikut ambil bagian atau berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi. Pada situasi ini, sedapat mungkin merekan mengambil sedikit peran.

    Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam memahami gejala ini, seperti demam panggung (stage fright), kecemasan berbicara (speech enxiety), atau stress kerja (performance stress). Gejala-gejala tersebut muncul manakala seseorang harus bekerja dibawah pengawasan orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan komunikasi yaitu ketakutan, kekhawatiran, berupa perasaan negatif yang dirasakan individu dalam melakukan komunikasi, biasanya berupa perasaan tegang, gugup, atau pun panik yang dialami individu dalam melakukan komunikasi ketika berada di dalam situasi tertentu, baik dalam situasi komunikasi yang nyata atau pun komunikasi yang akan dilakukan individu dengan orang lain maupun dengan orang banyak.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Asosiasi Psikiater Amerika berpendapat Anxiety (kecemasan) adalah keadaan suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan.

Menurut Reavley et al (2010) kecemasan merupakan gejala yang setiap orang mengalami karena kecemasan dapat membantu orang untuk menghindari situasi yang membahayakan akan tetapi jika kecemasan muncul lebih lama dan tanpa alasan yang jelas atau irasional serta mempengaruhi atau menghambat kegiatan baik itu pekerjaan atau sekolah bahkan menimbulkan masalah dalam interaksi dengan orang lain maka disebut sebagai ganggguan kecemasan, sebagaimana dikemukakan sebagai berikut

Everyone experiences anxiety at some time. Anxiety can be quite useful in helping a person to avoid dangerous situations and solve everyday problems. In most cases, anxiety will pass when the situations causing it pass. However, in some people, anxiety lasts longer or gets worse. It may happen for no apparent reason and other symptoms may develop. The person may also have difficulty doing his/her work or study and have problems interacting with family and friends. When these things happen, the person has an anxiety disorder.

Kecemasan melibatkan pikiran dan perasaan yang negatif sehingga menimbulkan perilaku dan respons-respons fisiologis yang tidak sewajarnya. Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatau yang sebenarnya tidak mengancam.

Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi, salah satunya yaitu dalam lingkup komunikasi. Istilah mengenai kecemasan komunikasi dalam bidang psikologi disebut sebagai communication anxiety, akan tetapi dari berbagai literatur serta sumber yang membahas mengenai kecemasan komunikasi lebih sering menyebutkan istilah tersebut dengan communication apprehension (Arrini, 2010)

McCroskey (1984) mendefinisikan kecemasan komunikasi sebagai ketakutan atau kecemasan terkait dengan komunikasi langsung atau komunikasi yang akan atau sedang dilakukan dengan orang lain, sebagaimana yang dikemukakannya

“communication apprehension is an individual’s lever of fear or anxiety associated with either real or anticipated communication with another person or persons”.

image

Menurut De Vito (Wahjudi, 2009) kecemasan komunikasi dapat dipahami dalam dua perspektif, yaitu :

  1. Perspektif kognitif (cognitively).
    Ditinjau dari perspektif kognitif, “communication apprehension is a fear of enanging in communication transaction”. Kecemasan komunikasi adalah perasaan takut atau tingkat kegelisahan dalam transaksi komunikasi.

    Dalam perspektif kognitif, seseorang cenderung untuk membangun perasaan negatif serta memperkirakan hasil- hasil yang negatif pula dari transaksi komunikasi yang dilakukan. Artinya, rasa cemas atau takut akan selalu membayangi dirinya.

  2. Perspektif behavioral (behaviorally).
    Ditinjau dari perspektif behavioral, “communication apprehension is a decrease in the frequency, the strength and the likelihood of enanging in communication transactions”. Kecemasan komunikasi adalah suatu pengurangan frekuensi, kekuatan dan ketertarikan dalam transaksi komunikasi.

    Gejala yang nampak dari perspektif behavioral, bahwa seseorang akan menghindari situasi komunikasi apabila diharuskan untuk ikut ambil bagian atau berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi. Pada situasi ini, sedapat mungkin irang yang memiliki kecemasan komunikasi akan mengambil sedikit peran.

    Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam memahami gejala ini, seperti demam panggung (stage fright), kecemasan bicara (speech anxiety), atau stress kerja (perpormance stress). Gejala-gejala tersebut muncul manakala seseorang harus bekerja dibawah pengawasan orang lain.

De Vito (2011) berpendapat kecemasan komunikasi dapat terjadi ketika seseorang berbicara dihadapan umum ataupun di situasi-situasi baru atau asing, sehingga seseorang akan menjadi cemas.

Gejala-gejala kecemasan berbicara dihadapan terdiri dari gejala kognitif, gejala afektif, gejala perilaku, serta gejala fisiologis. Masing-masing gejala yang ditunjukan ketika seseorang berada dalam kecemasan berbicara dihadapan umum tidak terjadi berdiri sendiri, namun kesemua gejala tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lainnya.

Kecemasan dalam komunikasi interpersonal adalah suatu keadaan individu yang tidak menentu dan tidak berdaya dalam berkomunikasi sehingga menyebabkan individu gemetar, takut, banyak mengeluarkan keringat dan kehilangan kata-kata saat berhadapan dengan orang lain, terutama teman baru, guru, dosen, orang penting atau orang yang tidak dikenal (Burgoon dan Ruffner dalam Rosna, 2005).

Karakteristik Kecemasan Komunikasi

Menurut pendapat yang dikemukakan McCroskey (1984), seseorang yang mengalami kecemasan komunikasi akan memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Ketidaknyamanan internal
    Seseorang mengalami perasaan yang tidak nyaman dalam dirinya ketika ia harus dihadapkan pada situasi atau keadaan yang menuntutnya melakukan komunikasi. Ketidaknyaman dalam diri menimbulkan respon-respon negatif berupa ketakutan atau kekhawatiran sehingga memunculkan perasaan gugup, tegang, malu atau panik.

    Contoh ketidaknyamanan internal, misalnya gemetaran dan gugup ketika berbicara dengan orang lain atau berbicara didepan umum.

  2. Penghindaran
    Seseorang yang mengalami kecemasan komunikasi cenderung akan menghindari situasi atau keadaan yang memerlukan komunikasi dan lebih memilih untuk tidak ikut terlibat ataupun berada dalam situasi yang membutuhkan interaksi.

    Contoh perilaku penghindaran, misalnya tidak mau ikut serta dalam diskusi kelompok…

  3. Penarikan diri
    Seseorang yang mengalami kecemasan komunikasi akan menarik diri ketika berada dalam situasi yang membutuhkan komunikasi. Seseorang akan lebih memilih tidak berpartisipasi ketika diminta untuk berkomunikasi, memilih untuk tidak berbicara atau diam ketika diminta untuk berkomunikasi.

    Contoh perilaku penarikan diri, misalnya ketika mengikuti kegiatan atau diskusi kelompok, peserta didik diminta untuk mengemukakan pendapatnya namun tidak mau menyampaikan pendapatnya.

  4. Komunikasi Berlebihan
    Komunikasi berlebihan merupakan gangguan dalam komunikasi dengan memberikan respon yang relatif mendominasi situasi komunikasi dan melakukan komunikasi yang berlebihan. Dalam hal ini seseorang dapat lebih peduli dengan kuantitas daripada kualitas dari komunikasi yang disampaikan.

    Contoh komunikasi berlebihan, misalnya dalam melakukan presentasi, individu menyampaikan presentasi dengan berbicara tanpa henti namun pokok utama dari pembicaraan sedikit atau mengulang-ngulang kalimat.

Tipe-tipe Kecemasan Komunikasi

James Mc Croskey (1984) membagi kecemasan dalam berkomunikasi kedalam empat tipe, yaitu :

  1. Traitlike communication apprehension merupakan tipe kecemasan komunikasi yang relatif stabil dan panjang waktunya ketika seseorang dihadapkan pada konteks komunikasi, seperti dalam diskusi kelompok, pertemuan (meetings), komunikasi antar pribadi. Kecemasan komunikasi tipe ini dapat dilihat sebagai refleksi orientasi kepribadian dari seseorang yang mengalami tingkat kecemasan berkomunikasi.

  2. Generalized Context communication apprehension merupakan kecemasan komunikasi yang terjadi hanya pada setting tertentu. Kecemasan komunikasi timbul karena berada dalam tempat-tempat tertentu.

  3. Audience communication apprehension merupakan kecemasan komunikasi yang dialami seseorang ketika ia berkomunikasi dengan tipe- tipe orang tertentu tanpa memandung waktu atau konteks dan akan memicu munculnya reaksi kecemasan.

  4. Situasional communication apprehension merupakan kecemasan komunikasi yang berhubungan dengan situasi ketika seseorang mendapat perhatian yang tidak biasa dari orang lain.

1 Like

Perasaan cemas pasti pernah dialami oleh setiap individu. Kecemasan timbul karena adanya persepsi mengenai ancaman dan bahaya di masa mendatang, contohnya individu merasa cemas karena baru memasuki lingkungan baru yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Kecemasan bersifat subyektif dengan ditandai oleh perasaan tegang, takut, khawatir, dan adanya perubahan fisiologis.

Menurut Nur Khasanah (2009), perubahan fisiologis dapat terlihat dari banyaknya keluar keringat, gugup saat berbicara, nafas terengah-engah, terlihat salah tingkah yang disertai dengan muka yang pucat.

Para ahli komunikasi memberikan istilah-istilah sendiri untuk kecemasan komunikasi interpersonal. McCroskey menyebut kecemasan komunikasi dengan istilah communication apprehension yaitu tingkat ketakutan atau kecemasan individu yang diasosiasikan dengan salah satu komunikasi, baik komunikasi yang nyata ataupun komunikasi yang diharapkan dengan individu lain maupun dengan orang banyak.

Istilah kecemasan komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Philips adalah reticence yaitu konsep yang paling umum yang menunjuk pada sebuah sifat individu yang memiliki karakteristik memilih untuk diam daripada berpartisipasi dalam komunikasi.

Menurut Burgoon & Ruffner (1978) bahwa kecemasan komunikasi dikenal dengan unwillingness to communicate atau tidak adanya keinginan untuk berkomunikasi.

Beebe, Susan & Mark (2008) menyebut kecemasan komunikasi dengan shyness yang berarti kecenderungan perilaku tidak berbicara atau berinteraksi dengan orang lain.

Istilah lain tentang kecemasan komunikasi interpersonal dikenal dengan istilah social anxiety, yang dipaparkan oleh Anthony & Swinson. Social anxiety merupakan kondisi ketidaknyamanan yang dialami oleh individu ketika berada pada situasi sosial yang umumya disebabkan oleh rasa takut untuk melakukan sesuatu yang memalukan, membentuk kesan buruk atau penilaian yang bersifat kritis dari orang lain.

Pendapat mengenai kecemasan komunikasi interpersonal juga diungkapkan oleh Daly & McCroskey, bahwa kecemasan komunikasi interpersonal sebagai suatu ketakutan atau kecemasan dalam komunikasi baik yang sedang berlangsung maupun yang akan berlangsung.

Menurut Jalaludin Rakhmat (2007)kecmasan komuniksi merupakan kecemasan yang timbul di saat individu berkomunikasi akan menyebabkan seseorang menarik diri dari pergaulan serta menghindari suasana komunikasi.

Ketegangan yang muncul saat individu berkomunikasi disebabkan ada rasa cemas dan tidak yakin akan kemampuannya untuk menyampaikan sesuatu. Selain itu, ketegangan muncul disebabkan pengalaman dalam komunikasi tidak selalu mulus atau tidak semua ide yang disampaikan diterima oleh pasangan komunikasinya. Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal menderita kecemasan ketika harus berkomunikasi dengan orang lain yang dapat berdampak pada ketidakmampuan untuk bersosialisasi di lingkungan sosialnya.

Apabila seluruh pendapat ahli diatas digabungkan, maka kecemasan komunikasi interpersonal adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan perasaan cemas untuk berinteraksi dengan orang lain dengan ditandai adanya ketegangan, ketidakmampuan untuk melakukan komunikasi interpersonal, kecemasan terhadap penilaian yang diberikan oleh orang lain kepada dirinya dan penarikan diri dari lingkungan sehingga menyebabkan individu tidak mampu untuk beradaptasi dan berkomunikasi interpersonal secara baik di lingkungannya.

Aspek-aspek Kecemasan Komunikasi

Burgoon & Ruffner (1978) mengungkapkan individu-individu yang memiliki kecemasan komunikasi interpersonal akan terlihat pada aspek-aspek sebagai berikut:

  • Unwillingness

    Unwillingness merupakan suatu bentuk kecemasan komunikasi interpersonal yang ditandai dengan tidak adanya minat dan keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam komunikasi, dalam hal ini individu berusaha untuk menghindari berbicara di depan orang lain, serta adanya rasa enggan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

  • Unrewarding

    Unrewarding berarti tidak adanya penghargaan dalam komunikasi atau adanya penguatan hukum dalam komunikasi. Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal memiliki pandangan bahwa ketika berkomunikasi dirinya tidak mendapat penghargaan dari orang lain. Kecemasan komunikasi yang muncul dapat disebabkan adanya pengalaman komunikasi yang kurang baik di masa lalu. Individu yang memiliki pengalaman kurang baik dalam situasi komunikasi dapat mengalami hambatan ketika akan melakukan komunikasi karena adanya anggapan bahwa akan muncul penolakan dari orang lain.

  • Uncontrol

    Uncontrol merupakan rendahnya kontrol ketika berada pada situasi komunikasi. Rendahnya kontrol ketika berada dalam situasi komunikasi ditandai dengan munculnya perasaan terancam akibat adanya reaksi dari orang lain, ketidakmampuan menghadapi situasi komunikasi dapat membuat individu merasa sulit saat berbicara, berbicara tidak jelas, munculnya rasa cemas ketika berada pada situasi komunikasi, serta ketidakmampuan untuk beradaptasi disebabkan adanya perbedaan antara dirinya dengan individu lain karena hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan.

Aspek-aspek kecemasan komunikasi interpersonal juga diungkapkan oleh DeVito, yang mengatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

  • Menghindari situasi komunikasi

    Individu yang mengalami kecemasan komunikasi cenderung menghindari situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi ditandai dengan adanya rasa takut, cemas untuk berbicara serta kurang berpartisipasi dalam diskusi, dan aktivitas kelompok.

  • Kontrol diri yang kurang

    Individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi memiliki kontrol diri yang kurang saat berkomunikasi. Merasa tertekan ketika berbicara, bahkan sulit untuk berbicara yang terarah, tidak runtut serta kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Apabila situasi mendadak berubah dan menimbulkan ketegangan, maka individu yang mengalami kecemasan berkomunikasi bisa kehilangan kata-kata yang disampaikan.

  • Terhambatnya kemampuan untuk mengekspresikan diri

    Individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi yang bersifat interpersonal akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan gagasan secara optimal karena adanya rasa cemas yang menghalanginya, sehingga individu kurang dapat mengembangkan pembicaraannya.

  • Interaksi yang terganggu

    Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal cenderung menutup diri dan menghindar dari pergaulan, sehingga tidak dapat bergaul dengan lingkungannya dan merasa canggung.

1 Like