Apa yang dimaksud dengan Kecanduan Internet?

image

Pada saat sekarang ini kemudahan dalam teknologi informasi khususnya internet menyebabkan sebagian orang tidak bisa lepas dari hal tersebut dan tidak jarang juga membuat kecanduan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kecanduan internet?

Kecanduan internet telah menjadi masalah serius dan dianggap sebagai salah satu masalah kejiwaan.

Menurut Young (1996)

Pecandu internet adalah individu yang kecanduan internet memiliki kecenderungan yang kuat dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang hanya dilakukan sendiri (solitary activities) dan membatasi aktivitas sosial.

Penggunaan internet yang patologis merujuk pada ketergantungan psikologis terhadap internet. Hal ini ditandai dengan meningkatnya waktu yang digunakan, uang, usaha dan lain-lain untuk kegiatan yang berkaitan dengan internet, merasa cemas, sedih, gelisah jika tidak dapat mengakses internet dan menyangkal akan adanya masalah perilaku.

Menurut Goldberg (1997)

Kecanduan internet adalah pola penggunaan internet yang maladaptif, yang menghasilkan pengrusakan atau distres secara klinis yang terwujudkan dalam tiga atau lebih kriteria kecanduan internet, yang terjadi kapanpun selama 12 bulan yang sama. Kecanduan internet merupakan kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya pada layar komputernya lebih menarik dari kenyataan hidupnya sehari-hari.

Beberapa ahli mendefinisikan kecanduan internet, di antaranya adalah Young (2010) yang berpendapat bahwa kecanduan internet merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaanya saat online.

Selain Young, Orzack (2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih m enarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.

Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menjelaskan kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya mengalami gangguan termor, kecemasan dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri) dan terganggunya kehidupan sosial (menurun atau menghilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).

Davis (dalam Soetjipto, 2005) menyebutkan dua jenis kecanduan internet, yaitu kecanduan internet spesifik ( specific pathological internet use ) yang di definisikan sebagai individu yang mengalami kecanduan hanya pada satu macam fasilitas yang ditawarkan oleh internet, dan kecanduan internet umum ( generalized pathological internet use ) yaitu individu yang mengalami kecanduan pada semua fasilitas yang ditawarkan oleh internet secara keseluruhan. Griffiths (2015) mendefinisikan kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan.

Aspek-Aspek Kecanduan Internet

Individu dikatakan mengalami kecanduan internet ketika menunjukan perilaku-perilaku tertentu. Selain menjelaskan definisi-definisi dari kecanduan internet, para ahli juga menjelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi kecanduan internet. Young (2010) menyebutkan 8 kriterium-kriterium kecanduan internet, yaitu:

  1. Merasa keasyikan dengan internet.

  2. Memerlukan waktu tambahan dalam mencapai kepuasan sewaktu menggunakan internet.

  3. Tidak mampu mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet.

  4. Merasa gelisah, murung, depresi atau lekas marah ketika berusaha mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.

  5. Mengakses internet lebih lama dari yang diharapkan.

  6. Kehilangan orang‐orang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau karier gara‐gara penggunaan internet.

  7. Membohongi keluarga, terapis, atau orang‐orang terdekat untuk menyembunyikan keterlibatan lebih jauh dengan intemet.

  8. Menggunakan internet sebagai jalan keluar mengatasi masalah atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan atau depresi.

Dimensi Kecanduan Internet

Griffiths (2015) mencantumkan enam dimensi kecanduan internet, yaitu sebagai berikut:

1. Salience

Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (preokupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh) dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.

2. Mood modification

Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping.

3. Tolerance

Hal ini merupakan proses dimana terjadinya peningkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood.

4. Withdrawal symptoms

Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan (misalnya mudah marah, cemas atau tubuhbergoyang).

5. Conflict

Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.

6. Relapse

Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.

Kecanduan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti ketagihan atau sudah sangat terikat. Sedangkan menurut Kamus Oxford pengertian kecanduan adalah tidak dapat berhenti menggunakan sesuatu dan menjadi kebiasaan, menghabiskan banyak waktu untuk hobi atau sesuatu yang menarik. Kecanduan adalah suatu kebiasaan atau prilaku yang tidak sehat dan merusak diri sendiri dimana individu mempunyai kesulitan untuk berhenti.

Kecanduan internet adalah ketika seseorang terdorong untuk menghabiskan banyak waktu di internet, di mana sisi kehidupan lain seperti hubungan dengan orang lain, bekerja, atau kesehatan membuat mereka menderita. Orang tersebut akan tergantung dalam menggunakan internet dan membutuhkan semakin banyak waktu untuk online untuk mencapai keinginan mereka yang tinggi (Betterhealth channel, 2009). Ketika seseorang sudah mengalami kecanduan maka mereka akan mempunyai dunia sendiri di internet. Mereka akan mulai meninggalkan dunia nyata. Orang tersebut akan mengalami kegelisahan atau cemas ketika tidak menggunakan internet dalam beberapa waktu tertentu.

Beberapa ahli mendefinisikan kecanduan internet, di antaranya adalah Young (2010) yang berpendapat bahwa kecanduan internet merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaanya saat online. Young (2010) membagi pengguna internet menjadi 2 kelompok yaitu Non Dependent (pengguna internet secara normal) dan Dependent (pengguna internet yang adiktif). Non Dependent menggunakan internet sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan menjaga hubungan yang sudah terbentuk melalui komunikasi elektronik. Pada kelompok Non Dependent menggunakan internet antara 4 hingga 5 jam per minggu. Sedangkan menggunakan internet yang berupa komunikasi dua arah untuk bertemu, bersosialisasi dan bertukar ide dengan orang-orang yang baru dikenal melalui internet.
Pada kelompok dependent menggunakan internet antara 20 hingga 80 jam per minggu. Maka pecandu internet menurut Young, masuk kedalam kriteria kelompok dependent. Selain Young, Orzac(2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari. Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menjelaskan kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya mengalami gangguan termor, kecemasan dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri) dan terganggunya kehidupanKecanduan sosial network sites mempunyai kemiripan dengan kecanduan internet.

Menurut American Psychiatric Association kecanduan internet mempunyai
beberapa ciri, yaitu:

  1. Para pengguna internet membutuhkan peningkatan waktu online untuk merasakan kepuasan.

  2. Jika para pengguna internet tidak online, mereka menunjukkan beberapa gejala-gejala penarikan diri yang kurang menyenangkan, seperti kegelisahan, kemurungan dan membayangkan tentang internet tersebut. Dengan menggunakan internet dapat mengurangi gejala-gejala tersebut.

  3. Beberapa usaha untuk mengurangi efek dari penggunaan internet dalam gejala kegelisahan seperti sifat lekas marah.

  4. Para pengguna internet beralih ke internet untuk mengatasi perasaan-perasaan negatif seperti kesalahan, kegelisahan ataupun depresi.

  5. Para pengguna internet melalaikan sisi-sisi lain kehidupan seperti hubungan dengan lingkungan, pekerjaan, dan sekolah demi menghabiskan waktu di internet.

  6. Para pengguna internet bersiap untuk kehilangan hubungan-hubungan, pekerjaan atau hal-hal penting lainnya demi kepentingan internet.

Aspek-Aspek Kecanduan Internet

Young (2010) menyebutkan 8 kriterium-kriterium kecanduan internet, yaitu :
a. Merasa keasyikan dengan internet.

b. Memerlukan waktu tambahan dalam mencapai kepuasan sewaktu menggunakan internet.

c. Tidak mampu mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet.

d. Merasa gelisah, murung, depresi atau lekas marah ketika berusaha mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.

e. Mengakses internet lebih lama dari yang diharapkan.

f. Kehilangan orang‐orang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau karier gara‐gara penggunaan internet.

g. Membohongi keluarga, terapis, atau orang‐orang terdekat untuk menyembunyikan keterlibatan lebih jauh dengan intemet.

h. Menggunakan internet sebagai jalan keluar mengatasi masalah atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan atau depresi.

Pengertian Kecanduan Internet

Kecanduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata candu yang berarti sesuatu yang menjadi kegemaran dan membuat orang ketagihan, maka kecanduan adalah ketagihan, ketergantungan atau kejangkitan pada suatu kegemaran sehingga melupakan hal yang lain-lain. Menurut Thakkar (2006) kecanduan merupakan suatu kondisi medis dan psikiatris yang ditandai oleh penggunaan berlebihan (kompulsif) terhadap suatu zat yang apabila digunakan terus menerus dapat memberikan dampak negatif dalam kehidupan penggunanya (individu yang mengalami kecanduan), seperti hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga maupun teman ataupun kehilangan pekerjaan. Sedangkan menurut Davis (dalam Soetjipto, 2005) mendefinisikan kecanduan (addiction) sebagai bentuk ketergantungan secara psikologis antara seseorang dengan suatu stimulus, yang biasanya tidak selalu berupa suatu benda atau zat. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa kecanduan merupakan sebagai suatu kondisi dimana individu merasakan ketergantungan terhadap suatu hal yang disenangi pada berbagai kesempatan yang ada akibat kurang kontrol terhadap perilaku sehingga merasa terhukum apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.

Dalam bidang psikiatris, kecanduan merupakan fenomena yang sangat kuat (Thakkar, 2006). Seiring berjalannya waktu, istilah kecanduan tidak hanya sebatas ketergantungan terhadap zat-zat adiktif. American Psychological Assosiation (Rosenberg, 2014) menjelaskan bahwa ketergantungan tidak hanya disebabkan oleh ketergantungan zat-zat adiktif, namun suatu perilaku atau kegiatan tertentu juga dapat dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah kegiatan dalam menggunakan internet. Terdapat banyak ahli yang mendefinisikan kecanduan internet. Namun pada dasarnya acuan para ahli dalam mendefinisikan kecanduan internet hampir sama yaitu definisi mengenai behavioral addiction. Kecanduan internet, sebagai sebuah psychological disorder yang relatif baru, dapat disimpulkan sebagai keinginan yang kuat atau ketergantungan secara psikologis terhadap internet (Soetjipto, 2005).

Menurut Lance Dodes dalam bukunya yang berjudul “The Heart of Addiction” (Yee, 2002), terdapat dua jenis kecanduan, yaitu adiksi fisikal seperti kecanduan terhadap alkohol atau kokaine, dan adiksi non-fisikal seperti kecanduan terhadap game online ataupun terhadap internet. Kecanduan menggunakan internet secara berlebihan dikenal dengan istilah internet addiction atau kecanduan internet. Namun beberapa ahli juga menyebut kecanduan internet sebagai compulsive internet use, problematic internet use atau pathological internet use, meskipun beberapa ahli memberikan istilah yang berbeda namun acuan dalam mendefinsikan kecanduan internet serupa yaitu penggunaan internet yang berlebih sehingga menyebabkan permasalahan psikologis. Artinya seseorang seakan-akan tidak ada hal yang ingin dikerjakan selain mengakses internet, dan seolah-olah internet ini adalah hidupnya. Hal semacam ini sangat riskan bagi perkembangan seseorang yang perjalanan hidupnya masih panjang.

Beberapa ahli mendefinisikan kecanduan internet, di antaranya adalah Young (2010) yang berpendapat bahwa kecanduan internet merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaanya saat online. Young (2010) membagi pengguna internet menjadi 2 kelompok yaitu Non Dependent (pengguna internet secara normal) dan Dependent (pengguna internet yang adiktif). Non Dependent menggunakan internet sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan menjaga hubungan yang sudah terbentuk melalui komunikasi elektronik. Pada kelompok Non Dependent menggunakan internet antara 4 hingga 5 jam per minggu. Sedangkan Dependent menggunakan internet yang berupa komunikasi dua arah untuk bertemu, bersosialisasi dan bertukar ide dengan orang-orang yang baru dikenal melalui internet. Pada kelompok Dependent menggunakan internet antara 20 hingga 80 jam per minggu. Maka pecandu internet menurut Young, masuk kedalam kriteria kelompok dependent.

Selain Young, Orzack (2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari. Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menjelaskan kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya mengalami gangguan termor, kecemasan dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri) dan terganggunya kehidupan sosial (menurun atau menghilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas). Davis (dalam Soetjipto, 2005) menyebutkan dua jenis kecanduan internet, yaitu kecanduan internet spesifik (specific pathological internet use) yang di definisikan sebagai individu yang mengalami kecanduan hanya pada satu macam fasilitas yang ditawarkan oleh internet, dan kecanduan internet umum (generalized pathological internet use) yaitu individu yang mengalami kecanduan pada semua fasilitas yang ditawarkan oleh internet secara keseluruhan. Griffiths (2015) mendefinisikan kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat- obatan.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kecanduan internet merupakan suatu tingkah laku dimana individu mengalami ketergantungan terhadap penggunaan internet yang ditandai dengan menghabiskan waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan menimbulkan perasaan senang, serta tidak mampu mengontrol penggunaanya sehingga menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan saat tidak dapat menggunakan internet. Pengertian kecanduan internet dalam penelitian ini menggunakan pengertian dari beberapa ahli diatas, karena dengan menggunakan penggabungan pengertian lebih lengkap dalam menjelaskan definisi operasional kecanduan internet.

Referensi

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/129/2/BAB%20II.pdf