Apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup?

Kecakapan hidup

Kecakapan hidup adalah kemampuan perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan manusia untuk secara efektif menghadapi tuntutan dan tantangan hidup. Konsep ini juga disebut sebagai kompetensi psikososial.

Kecakapan hidup adalah seperangkat keterampilan psikososial yang relevan dengan budaya individu dan mendukung perkembangan pribadi dan sosial, mencegah munculnya masalah kesehatan dan sosial serta melindungi hak asasi manusia (WHO, 1999).

Kecakapan hidup juga dapat didefinisikan sebagaui kemampuan untuk adaptif dan perilaku positif yang memungkinkan individu untuk berurusan secara efektif dengan tuntutan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mewakili psiko-keterampilan sosial yang menentukan perilaku menghargai dan reflektif termasuk keterampilan seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis, keterampilan pribadi seperti kesadaran diri, dan keterampilan interpersonal. Mempraktekkan keterampilan hidup menyebabkan kualitas seperti rasa percaya diri, sosialisasi dan toleransi, untuk bertindak kompetensi untuk bertindak dan menghasilkan perubahan, dan kemampuan untuk memiliki kebebasan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus menjadi.

Kecakapan hidup yang demikian jelas berbeda dengan persepsi fisik atau keterampilan motorik, seperti keterampilan praktis atau kesehatan, dan juga dari keterampilan mata pencaharian, seperti kerajinan tangan, uang keterampilan manajemen dan kewirausahaan. Kesehatan dan pendidikan mata pencaharian Namun, dapat dirancang untuk menjadi pelengkap untuk pendidikan kecakapan hidup.

Brook (1984) melakukan studi delphi dan berhasil mengidentifikasi empat kategori perkembangan luas dalam diri manusia, yaitu :

  • Komunikas interpersonal dan keterampilan hubungan manusia,
  • Pemecahan masalah dan keterampilan pengambilan keputusan,
  • Kebugaran fisik dan keterampilan pemeliharaan kesehatan,
  • Pengembangan identitas dan tujuan dalam kecakapan hidup.

Mangrulkar, Whitman, dan Posner (2001) menjabarkan kecakapan hidup menjadi bagian-bagian yang terkait dengan pengembangan pribadi individu dan perilaku positif yang memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan secara efektif dengan kehidupan sehari-hari. Bagian tersebut antara lain

  1. Kecakapan sosial dan interpersonal (komunikasi, keterampilan penolakan, ketegasan, dan empati);
  2. Kecakapan kognitif (pengambilan keputusan, berpikir kritis dan evaluasi diri), dan
  3. Kecakapan mengatasi masalah emosional (manajemen stres dan meningkatkan lokus kontrol internal).

WHO (2004) telah memaparkan enam dimensi yang menjadi komponen life skills, yaitu pemecahan masalah, berpikir kritis, keterampilan komunikasi, kesadaran diri dan pengatasan stres.

  • Dimensi pertama yaitu sikap memuat penilaian individu terhadap tanggung jawab pribadi dalam memperoleh, memelihara dan mengembangkan kecakapan.

  • Dimensi kedua yaitu pengetahuan yang memuat pemahaman yang mendasari individu untuk membuat keputusan. Individu yang memiliki psychological life skills membutuhkan pengetahuan sebagai petunjuk tindakan mereka.

  • Dimensi ketiga yaitu kecakapan yang memuat aksi individu untuk melatih dan mengembangkan kecakapannya.

Ketiga dimensi tersebut kemudian dapat diformulasikan menjadi “ ingin melakukan, tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan nyata melakukannya”. Pengertian ini menandaskan bahwa kecakapan tidak terbatas pada pemahaman saja akan tetapi merupakan kebiasaan, keterampilan dan karakter yang terinternalisasi.

Referensi :

  • WHO. (1999). Partners in Life Skills Education. Geneva: World Health Organization.
  • WHO. (2004). Promoting Mental Health: Concepts, Emerging Evidence, Practice. Geneva: World Health Organization.
  • Brooks, D. K. J. (1984). A life-skills taxonomy: Defining elements of effective functioning through the use of the delphi technique. The University of Georgia: Unpublished Doctoral Dissertation.
  • Mangrulkar, L., Whitman, C. V., & Posner, M. (2001). Life Skills Approach to Child and Adolescent Healthy Human Development. Washington D.C: Pan American Health Organization.

Menurut Anwar (2015) life skills atau kecakapan hidup merupakan kemampuan komunikasi secara efektif, kemampuan mengembangkan kerjasama, melaksanakan peranan sebagai warga negara yang bertanggung jawab, memiliki kesiapan serta kecakapan untuk bekerja dan memiliki karakter dan etika untuk terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu cakupan life skills sangat luas seperti communication skills, decision making skills, resource and managemen skills.

Macam-macam Kecakapan Hidup (life skills)


Anwar (2015) membagi (life skills) menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Kecakapan Personal (personal life skill)
    Kecakapan personal yang mencakup kecakapan mengenal diri ( self awareness ), dan kecakapan berfikir rasional ( thinking skill ). Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga Negara serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kecakapan berfikir rasional mencakup:

    • Kecakapan menggali dan menemukan informasi,

    • Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan, serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.

  1. Kecakapan Sosial ( sosial skill )
    Kecakapan social atau kecakapan interpersoanal mencakup antara lain kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan bekerja sama.

  2. Kecakapan Akademik ( academik skill )
    Kecakapan akademik lebih menjurus kepada kegiatannyang bersifat akademik/keilmuan.

  3. Kecakapan Vokasional ( vocational skill )
    Kecakapan vokasional seringkali disebut kecakapan kejujuran. Artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Menurut Depdiknas (2003), kecakapan hidup (life skill) merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Adapun pengertian lainnya adalah "kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupannya dalam statusnya sebagai mahkluk individu dalam konteks alam sekitar‟ (Rudiyanto, 2003).

Menurut Satori (2002), kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya, bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mempergunakan teknologi dan lain sebagainya.

Departemen Pendidikan Nasional (2003) membagi kecakapan hidup (life skill) menjadi dua macam yaitu :

1. Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS)

Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup generik berfungsi sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat transferable, sehingga memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya.

Kecakapan hidup generik terdiri dari :

  1. Kecakapan Personal (Personal Skill), yang terdiri dari :

    • Kecakapan Mengenal Diri (Self-Awarness Skill)
      Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Walaupun mengenal diri lebih merupakan sikap, namun diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku keseharian.

      Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, terpercaya, toleran terhadap sesama, suka menolong serta memelihara lingkungan. Sikap-sikap tersebut tidak hanya dapat dikembangkan melalui pelajaran agama dan kewarganegaraan, tetapi melalui pelajaran kimia sikap jujur (contoh : tidak memalsukan data hasil praktikum) dan disiplin (contoh : tepat waktu, taat aturan yang disepakati, dan tata tertib laboratorium) tetap dapat dikembangkan.

    • Kecakapan Berpikir (Thinking Skill)
      Kecakapan berpikir merupakan kecakapan menggunakan pikiran atau rasio secara optimal. Kecakapan berpikir meliputi :

      1. Kecakapan Menggali dan Menemukan Informasi (Information Searching). Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan keterampilan dasar seperti membaca, menghitung, dan melakukan observasi. Dalam ilmu kimia, observasi melalui pengamatan sangat penting dan sering dilakukan.

      2. Kecakapan Mengolah Informasi (Information Processing). Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar lebih bermakna. Mengolah informasi artinya memproses informasi tersebut menjadi suatu kesimpulan. Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi ini diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat analogi sampai membuat analisis sesuai informasi yang diperoleh.

      3. Kecakapan Mengambil Keputusan (Decision Making). Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan, tahap berikutnya adalah pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu dituntut untuk membuat keputusan betapun kecilnya keputusan tersebut. Karena itu siswa perlu belajar mengambil keputusan dan menangani resiko dari pengambilan keputusan tersebut.

      4. Kecakapan Memecahkan Masalsah (Creative Problem Solving Skill). Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah. Siswa perlu belajar memecahkan masalah sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak dini. Selanjutnya untuk memecahkan masalah ini dituntut kemampuan berpikir rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem dan sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu dikembangkan di sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah.

  2. Kecakapan Sosial (Social Skill)
    Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal (inter-personal skill), yang terdiri atas :

    • Kecakapan Berkomunikasi
      Yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi dengan empati. Menurut Depdiknas (2002) : empati, sikap penuh pengertian, dan seni komunikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi agar isi pesannya sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu dikembangkan.

      Berkomunikasi lisan dengan empati berarti kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh lawan bicara. Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan dalam pendidikan. Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan hidup. Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain, merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan.

    • Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill)
      Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu memerlukan dan bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan bekerjasama bukan sekedar “bekerja bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu. Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam semua mata pelajaran, misalnya mengerjakan tugas kelompok, karyawisata, maupun bentuk kegiatan lainnya.

2. Kecakapan Hidup Spesifik (Specific life skill, SLS)

Kecakapan hidup spesifik terkait dengan bidang pekerjaan (occupational) atau bidang kejuruan (vocational) tertentu. Jadi kecakapan hidup spesifik diperlukan seseorang untuk menghadapi masalah bidang tertentu. Kecakapan hidup spesifik ini meliputi :

  1. Kecakapan Akademik (Academic Skill)
    Kecakapan akademik disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah dan merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir. Kecakapan akademik sudah mengarah ke kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuan. Kecakapan ini penting bagi orang yang menekuni bidang pekerjaan yang menekankan pada kecakapan berpikir. Oleh karena itu kecakapan ini harus mendapatkan penekanan mulai jenjang SMA dan terlebih pada program akademik di universitas. Kecakapan akademik ini meliputi antara lain kecakapan : mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan variabel-variabel, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan.

  2. Kecakapan Vokasional / Kejuruan (Vocational Skill)
    Kecakapan vokasional disebut juga kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Kecakapan ini lebih cocok untuk siswa yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan psikomotor. Jadi kecakapan ini lebih cocok bagi siswa SMK, kursus keterampilan atau program diploma. Kecakapan vokasional meliputi :

    • Kecakapan Vocasional Dasar (Basic Vocational Skill)
      Yang termasuk kecakapan vokasional dasar antara lain : kecakapan melakukan gerak dasar, menggunakan alat sederhana, atau kecakapan membaca gambar.

    • Kecakapan Vocational Khusus (Occupational Skill)
      Kecakapan ini memiliki prinsip dasar menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh, kecakapan memperbaiki mobil bagi yang menekuni bidang otomotif dan meracik bumbu bagi yang menekuni bidang tata boga.

WHO mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif.

Menurut Tim BBE. Penjabaran life skill sebagai berikut

  • Life skill adalah keberanian dan kemampuan untuk mengahadapi masalah secara wajar.
  • Secara kreatif, life skill merupakan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
  • Life skill merupakan kecakapn dalam menyelesaikan masalah kehidupan, mencari, dan menciptakan pekerjaan.

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu satuan program dari pendidikan nonformal memiliki peran yang urgen dalam rangka membekali warga belajar agar dapat hidup secara mandiri. Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas dalam Pedoman Program Life Skills menggambarkan bahwa program pendidikan kecakapan hidup ini secara khusus bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik agar :

  1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) dan/atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
  2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global
  3. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya
  4. Memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat.

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan- kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.

Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan, serta memecahkannya secara kreatif.

Jenis Life Skill

Menurut Tim BBE life skill merupakan hal yang luas, secara garis besar dibedakan menjadi kecakapan hidup umum ( General life Skill) dan Kecakapan hidup khusus (Spesific life skill). Ada tiga kecakapan hidup umum, yaitu:

  1. Kecakapan mengenal potensi dan kemampuan diri. Baik intelektual, social, komunikasi, seni maupun kinestetik fisik motorik).
  2. Kecakapan berfikir, mengenal, mahami, mengurai, menyelesaikan masalah hidup yang dihadapi.
  3. Kecakapan social, membina hubungan sosial, bekerja sama dengan orang lain dalam mengatasi masalah kehidupan. Kecakapan khusus dibagi menjadi;
  4. Kecakapan akademik, yaitu kecakapn untuk melanjutkan studi, mengkaji, dan mengembangkan ilmu.
  5. Kecakapan vakasional yaitu kecakapan untuk bekerja.

Direktorat Jendral Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal menjelaskan kompetensi kecakapan hidup sesuai dengan kurikulum pendidikan kecakapan hidup meliputi

  1. Kompetensi personal: Berperilaku sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan budaya nasional, beriman & bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bersikap adil, dan jujur, berkepribadian terpuji, Memiliki etos kerja, tanggung jawab, dan percaya diri.

  2. Kompetensi sosial: bersikap terbuka, obyektif,dan tidak diskriminatif, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan teman sejawat, pendidik/instruktur, dan masyarakat sekitar, beradaptasi dengan kondisi sosial di lingkungan sekitar.

  3. Kompetensi Akademik: kemampuan beranalisis sederhana, berfikir dengan logika, kemampuan pengetahuandasar,kemampuan mengambil keputusan; Menggali ide-ide, kemauan untuk mencoba, melakukan uji coba dibidangnya secara ilmiah.

  4. Kecakapan hidup bekerja (vocasioanal skill), meliputi: kecakapan memilih pekerjaan, perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, keterampilan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu satuan program dari pendidikan nonformal memiliki peran yang urgen dalam rangka membekali warga belajar agar dapat hidup secara mandiri.