Apa yang dimaksud dengan kebugaran jasmani?

Apa yang dimaksud dengan kebugaran jasmani ?

Kebugaran jasmani atau fisik adalah keadaan kesehatan dan kesejahteraan dan, lebih khusus lagi, kemampuan untuk melakukan aspek olahraga, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari. Kebugaran fisik umumnya dicapai melalui nutrisi yang tepat, olahraga fisik sedang-kuat, dan istirahat yang cukup. Apa yang dimaksud dengan kebugaran jasmani ?

1 Like

Kebugaran jasmani berasal dari bahasa inggris Physical Fitness yang secara harfiah berarti kesesuaian fisik dengan jenis pekerjaan yang dilakukan dalam keseharian atau dengan kata lain yang dicocoki adalah komponen fisik dengan tugas-tugas dalam memenuhi tuntutan hidup sehari-hari. (Suharjana, 2013).

Menurut Arma Abdoellah dan Agus Mandji yang dikutip oleh Yandhi Hidayat (2010) kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan. Hal ini, sejalan dengan pengertian kebugaran jasmani menurut Muhajir (2007), kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Kebugaran jasmani menurut Djoko Pekik Irianto (2000) yakni, kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Sedangkan menurut Budi Sutrisno dan Muhamad Badin Kadafi (2009), kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktifitas, daya mempertinggi daya kerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebih. Jasmani yang bugar atau segar adalah jasmani yang memilki organ tubuh normal dalam keadaan istirahat dan bergerak atau bekerja yang mampu mendukung segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan berlebihan (Y.S Santoso Giriwiyono, 2005).

Menurut Faidillah (2006), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari- hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kelelahan yang berlebihan. Hal ini juga berarti seorang masih memiliki cadangan energi untuk menikmati waktu senggangnya untuk melakukan pekerjaan yang mendadak dengan baik. Semakin bugar/segar seseorang, semakin besar kemampuan kerja fisiknya dan semakin kecil kemungkinan terjadi kelelahan.

Dengan demikian kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang untuk menjalankan hidup sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan masih memilki kemampuan untuk mengisi pekerjaan ringan lainnya.

Komponen-komponen kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani disusun atas berbagai komponen-komponen sebagai indikator ketercapaian kebugaran jasmani secara menyeluruh. Menurut Rusli Lutan (2002) kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah kemampuan aerobik, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan adalah kebugaran yang dicapai melalui sebuah kombinasi latihan yang teratur dengan kemampuan yang melekat pada diri seorang, komponen kebugarannya meliputi: kelincahan, keseimbangan, kecepatan, kekuatan dan waktu reaksi.

Komponen kebugaran menurut Muhamad Muhyi Faruq (2009) pemahan tentang komponen- komponen kebugaran yang sangat penting bagi anak agar memperoleh puncak kebugaran. Pendapat lain mengenai komponen dasar kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan di ungkapkan oleh Thomas R, Larane, M.R Bonie Petitifon dalam Nurhassan (2005), yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, daya tahan kardiovaskular dan komposisi tubuh.

Menurut Suharjana (2013) Komponen kebugaran jasmani di kelompokkan menjadi dua, yaitu: Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

  1. Daya tahan paru jantung
    Daya tahan paru jantung yaitu kemampuan paru jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama.

  2. Kekuatan otot
    Kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk melawan beban dalam satu usaha.

  3. Daya tahan otot
    Daya tahan otot yaitu kemampuan otot atau sekelompok otot untuk bekerja melawan beban secara berulang-ulang.

  4. Fleksibilitas atau kelentukan
    Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa.

  5. Komposisi tubuh
    Komposisi tubuh yaitu perbandingan seberapa banyak tubuh dengan lemak dan tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dengan presentase lemak tubuh.

Referensi

Satrio, I B. 2018. Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sman 1 Tambun Utara Kelas XI Tahun 2017 Ditinjau Dari Kebiasaan Berolahraga Dan Merokok. Skripsi. Prodi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Kebugaran didefinisikan sebagai kualitas atau keadaan fit. Definisi kebugaran modern menggambarkan kemampuan seseorang atau mesin untuk melakukan fungsi tertentu atau dalam definisi holistik kemampuan manusia untuk beradaptasi dalam menghadapi berbagai situasi. Ini telah mengarah pada keterkaitan antara kebugaran manusia dan daya tarik yang telah memobilisasi industri peralatan kebugaran dan kebugaran global. Mengenai fungsi spesifik, kebugaran dikaitkan dengan orang yang memiliki kemampuan aerobik atau anaerob yang signifikan, yaitu daya tahan atau kekuatan.

Kebugaran jasmani adalah keadaan kesehatan atau kesejahteraan dan, lebih khusus lagi, kemampuan untuk melakukan aspek olahraga, pekerjaan, dan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani umumnya dicapai melalui nutrisi yang tepat, olahraga fisik sedang-kuat, dan istirahat yang cukup.

Sebelum revolusi industri, kebugaran didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan hari itu tanpa kelelahan yang tidak semestinya. Namun, dengan otomatisasi dan perubahan gaya hidup, kebugaran fisik sekarang dianggap sebagai ukuran kemampuan tubuh untuk berfungsi secara efisien dan efektif dalam kegiatan kerja dan rekreasi, menjadi sehat untuk melawan penyakit hipokinetik, dan untuk memenuhi situasi darurat.

Sejarah

Kebugaran jasmani selalu menjadi bagian penting dari kehidupan. Diteorikan bahwa ketika orang meninggalkan gaya hidup pemburu-pengumpul makanan dan membentuk komunitas tetap yang berbasis di sekitar pertanian, tingkat kebugaran fisiknya menurun. Ini bukan untuk mengatakan bahwa tingkat kerja fisik menurun tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan tidak selalu kondusif untuk tingkat kebugaran secara umum. Dengan demikian, rezim kebugaran yang teratur diciptakan atau menjadi lebih umum. Ini terutama terjadi dalam peradaban klasik seperti Yunani Kuno dan Roma. Di Yunani, kebugaran fisik dianggap sebagai komponen penting dari kehidupan yang sehat dan itu adalah norma bagi pria untuk sering gimnasium. Rezim kebugaran fisik juga dianggap sangat penting dalam kemampuan suatu negara untuk melatih tentara untuk pasukan militer yang efektif. Sebagian karena alasan ini, rezim kebugaran terorganisir telah ada sepanjang sejarah yang diketahui dan bukti dari mereka dapat ditemukan di banyak negara.

Gimnasium mulai semakin umum di abad ke-19. Revolusi industri telah mengarah pada gaya hidup yang lebih menetap bagi banyak orang dan ada kesadaran yang meningkat bahwa ini berpotensi membahayakan kesehatan. Ini adalah faktor pendorong utama untuk pembentukan gerakan budaya fisik, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Gerakan ini menganjurkan peningkatan tingkat kebugaran fisik untuk pria, wanita, dan anak-anak dan berusaha melakukannya melalui berbagai bentuk kegiatan dalam dan luar ruangan, dan pendidikan. Dalam banyak hal, itu meletakkan dasar bagi budaya kebugaran modern.

Referensi
  1. Tremblay MS, Colley RC, Saunders TJ, Healy GN, Owen N (December 2010). “Physiological and health implications of a sedentary lifestyle”. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism. 35 (6): 725–40.
  2. ^ de Groot GC, Fagerström L (June 2011). “Older adults’ motivating factors and barriers to exercise to prevent falls”. Scandinavian Journal of Occupational Therapy. 18 (2): 153–60.
  3. ^ Malina R (2010). Physical activity and health of youth. Constanta: Ovidius University Annals, Series Physical Education and Sport/Science, Movement and Health.
  4. ^ “President’s Council on Physical Fitness and Sports Definitions for Health, Fitness, and Physical Activity”. fitness.gov.
  5. ^ “Merriam-Webster Dictionary”.
  6. ^ “Google Ngram Viewer”. Google.
    https://exercise.lovetoknow.com/Physical_Fitness_History

Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur, terukur, dan terprogram.

Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar utama bagi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relativ lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dengan dimilikinya kebugaran jasmani yang baik, maka seseorang diharapkan akan mampu bekerja dengan produktif dan efisien, tidak mudah terserang penyakit, belajar menjadi lebih semangat, serta dapat berprestasi secara optimal (Kosasih, 1985).

Menurut Sumosardjuno (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak.

Pekik (2004), menyatakan bahwa kebugaran yang dikenal masyarakat secara umum adalah kebugaran fisik jasmani, yakni kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

Kebugaran jasmani adalah hal yang komplek dan menjadi kebutuhan bagi manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini perlu di perhatikan, bahwa kebugaran jasmani merupakan gambaran manusia yang sehat. Ketika kebugaran jasmani tidak terjaga dapat dikatakan manusia tersebut tidak sehat. Jadi, semakin tinggi kesehatan seseoarang maka akan semakin baik kebugaran jasmaninya. Tubuh yang sehat merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Pekik (2004) kebugaran jasmani dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

  1. Kebugaran statis
    Kebugaran statis merupakan keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat/ disebut sehat.

  2. Kebugaran dinamis
    Merupakan kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya : berjalan, berlari, melompat dan mengangkat.

  3. Kebugaran motoris
    Merupakan kebugaran seseorang untuk bekerja secara efisien yang memerlukan keterampilan khusus.

Komponen Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh Lutan dan Suherman (2000) bahwa komponen kebugaran jasmani meliputi : kekuatan otot, daya tahan umum,daya tahan otot, dan kelentukan.

Menurut Giam yang dikutip oleh Suharjana dan Margono (2003), bahwa komponen kebugaran jasmani terdiri dari dua macam, yaitu komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : kardiorespirasi, komposisi tubuh, daya tahan otot, kelentukan dan komponen kebugaran yang berhubungan dengan penampilan yang meliputi : kecepatan, kelincahan, daya ledak, koordinasi, dan ketangkasan.

Komponen kebugaran jasmani pada umumnya adalah bagian dasar dari biomotorik yakni: kecepatan, kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiorespirasi, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan, dan reaksi. Ini lah yang menyusun kebugaran jasmani untuk melakukan aktifitas sehari-hari atau dalam olahraga yang dipertandingkan. Komponen-komponen ini perlu dilatih agar mencapai kebugaran jasmani yang maksimal.

Adapun komponen kebugaran jasmani meliputi :

  1. Daya tahan jantung yaitu kemampuan jantung, paru menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama,
  2. Kekuatan otot yaitu kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja dalam waktu yang cukup lama,
  3. Kelentukan yaitu kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa, dan
  4. Komposisi tubuh yaitu perbandinan berat badan atau tubuh tanpa lemak dinyatakan prosentase lemak tubuh.

Sedangkan Harsono, (1988) membagi komponen kebugaran jasmani, antara lain:

  1. Kekuatan otot (Mascular strength)
    Kekuatan otot ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam usaha dalam mempergunakan kelompok otot-otot untuk menahan sesuatu beban dengan hasil yang baik. Kekuatan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang merupakan salah satu unsur gerak dasar dalam semua bentuk gerak, terutama dalam seatiap bentuk aktivitas fisik.

  2. Kecepatan (Speed)
    Kecepatan ini adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakangerakan yang seajenis dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil yang sebaik-baiknya. Kecepatan merupakan sejumlah gerakan dalam unit waktu.

  3. Keseimbangan (Balance)
    Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh dalam mempertahankan sikap yang tepat pada saat melakukan suatu gerakan atau posisi dalam berbagai macam gerak.

  4. Kelincahan (Agility)
    Kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Yaitu suatu kemampuan untuk merubah posisi badan secara cepat dan tepat, seperti gerak menghindari lawan dalam permainan.

  5. Daya tahan (Endurance)
    Daya tahan merupakan keadaan suatu kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan itu. Daya tahan pada umumnya di bagi 2, yaitu 1) Daya tahan otot (muscle endurance) dan 2) Daya tahan jantung dan paru (cardiovascular respiratory endurance).

    Daya tahan otot adalah kemampuan otot dari salah satu bagian tubuh untuk mmelakukan kerja dalam waktu yang lama, sedangkan daya tahan jantung dan paru adalah kemampuan kerja jantung dan paru dalam waktu yang lama. daya tahan jantung dan paru (cardiovascular respiratory endurance) sering pula disebut sebagai daya tahan umum atau identik dengan fitnes total. Karena itu, daya tahan jantung dan paru dapat mengukur atau sebagai parameter kemampuan kebugaran jasmani seseorang.

Untuk mengetahui tingkat kebugaran dapat dilakukan tes dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia 16 – 19 tahun. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) adalah salah satu alat ukur yang serisi rangkaian tes yang terdiri dari 5 butir tes. Ke lima butir tes ini merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara keseluruhan, untuk menilai tingkat kesegaran jasmani siswa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani mempunyai tingkat yang berbeda pada setiap orang. Setiap kegiatan fisik dibutuhkan suatu tingkat kebugaran jasmani yang didukung oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mepengaruhi kebugaran jasmani, yaitu : Depdiknas, (2000) menyebutkan ada 5 faktor yang mempengaruhi dan menetukan VO2 max diantaranya :

  1. Keturunan (genetic) dari penelitian yang telah dilakukan dibuat kesimpulan bahwa kemampuan VO2 max 93,4 % ditentukan oleh faktor genetik yang hanya dapat diubah dengan latihan. Faktor genetik yang berperan dapat membedakan kapasitas jantung paru, sel darah merah dan hemoglobin juga persentase slow twitch fiber.

  2. Umur. Mulai anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan jantung (kardiovaskuler) meningkat, mencapai maximal pada umur 20-30 tahun dan kemudian berbanding terbalik dengan umur, sehingga pada orang yang berumur 70 tahun diperoleh daya tahan 50 % dari yang dimilikinya pada umur 17 tahun. Hal ini disebabkan oleh penurunan faal organ transport dan 34 penggunaan O2 yang terjadi akibat bertambahnya umur. Tetapi curamnya penurunan dapat berkurang bila tetap melakukan olahraga aerobik.

  3. Jenis kelamin. Sampai dengan pubertas tidak terdapat perbedaan daya tahan jantung (kardiovasakuler) laki-laki dan wanita, setelah umur tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15-25% dari pada pria. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan maximal muscular power yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, kapasitas paru.

  4. Aktivitas fisik. Istirahat ditempat tidur selama 3 minggu akan menurunkan daya tahan jantung (kardiovaskuler). Efek latihan aerobik selama 8 minggu setelah istirahat memperlihatkan peningkatan daya tahan jantung (kardiovaskuler). Macam aktivitas fisik akan mempengaruhi nilai daya tahan kardiovaskuler. Seseorang yang melakukan lari jarak jauh mempunyai daya tahan kardiovaskuler yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan gymnastic dan main anggar. Pada penderita obesitas aktivitas fisik yang terarah juga meningkatkan kesegaran jasmani disamping terjadi penurunan berat badan.

  5. Latihan. Peningkatan prestasi dan kualitas dari daya tahan aerobik sangat dipengaruhi oleh latihan. Peningkatan daya tahan tahan aerobik berbanding lurus dengan jumlah latihan yang dilakukan. Latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi tubuh, dampak yang ditimbulkan dari latihan fisk adalah sebagai berikut:

  • Jantung akan lebih membesar, lebih kuat, penambahan isi sekuncup dan curah jantung.
  • Bertambahnya jumlah pembuluh darah kapiler disekitar otot.
  • Bertambahnya kemampuan darah membawa oksigen.
  • Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energi dengan penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.
  • Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan meluncurkan sisa-sisa pembakaran.
  • Bertambahnya kemampuan sel otot dan hati untuk bahan bakar makanan terutama glikogen.
  • Bertambahnya kemampuan tubuh menjadikan sel otot lebih kuat bertambah besarnya ukuran otot.

Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yakni:

  1. kebugaran statis dalam arti kata keadaan seseorang yang bebas dari penyakit,
  2. kebugaran dinamis dalam arti kemampuan untuk bekerja efisien yang tidak memerlukan keterampilan, mmisalnya berjalan, mengangkat, dll, dan
  3. kebugaran motoris dalam arti kemampuan untuk melakukan kerja dengan keterampilan tinggi dan efisien.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa orang sehat belum tentu bugar, sedangkan orang bugar semestinya sehat. Status kebugaran dapat dinilai dari konponen kebugaran yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:

  1. komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi: dayatahan jantung-paru, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan, komposisi tubuh, dan
  2. komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi: kecepatan, koordinasi, power, kelincahan, dan perasaan gerak. Karyawan perusahaan dituntut untuk minimal memiliki komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan.

Manfaat Program Kebugaran Jasmani

Olahraga akan memberi manfaat pada tubuh menurut jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan. Secara umum olahraga yang dilakukan secara teratur dengan takaran cukup dan waktu yang cukup akan memberi manfaat sebagai berikut:

  1. Manfaat bagi Jantung
    Jantung akan bertambah besar dan kuat, sehingga dayatampung besar dan denyutan kuat. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut terlalu sering. Pada orang yang tidak melakukan olahraga, denyut jantung rata-rata 80 kali per menit, sedang pada orang yang melakukan olahraga teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per menit, sehingga dalam satu menit dihemat 20 denyutan, dalam satu jam dihemat 1200 denyutan dan dalam satu hari 28.800 denyutan. Dengan demikian jantung menjadi awet dan kita boleh berharap hidup lebih lama dan produktif.

  2. Manfaat untuk pembuluh darah
    Elastisitas pembuluh darah bertambah karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraktilitas otot di dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi. Disamping elastisitas pembuluh darah meningkat, pembuluh-pembuluh darah kapiler pun akan bertambah. Penyakit jantung koroner dapat dicegah atau diatasi dengan mekanisme ini. Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa pembakaran, sehingga bisa diharapkan pemulihan yang cepat.

  3. Manfaat untuk paru
    Elastisitas paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang-kempis juga bertambah. Selain itu jumlah alveoli yang aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal diatas menyebabkan kapasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke darah bertambah. Pernafasan bertambah dalam dengan frekuansi yang rendah. Bersama-sama dengan manfaat pada jantung dan pembuluh darah, ketiganya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan.

  4. Manfaat pada otot
    Kekuatan, kelentukan, dan dayatahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan energi di otot. Lebih dari itu perubahan otot ini akan mendukung kelincahan gerak, kecepatan reaksi dan lain-lain, sehingga dalam banyak hal kecelakaan kerja dapat terhindari.

  5. Manfaat bagi tulang
    Penambahan aktiivtas enzim pada tulang akan meningkatkan kekuatan, kepadatan, dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang. Permukaan tulang juga akan bertambah kuat dengan adanya tarikan otot yang terus menerus.

  6. Manfaat pada ligamentum dan tendo
    Kekuatan ligamentum dan tendo akan bertambah, demikian juga dengan perlekatan tendo pada tulang. Keadaan ini membuat ligamentum dan tendo mampu menahan berat dan tidak mudah cedera.

  7. Manfaat pada persendian dan tulang rawan
    Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian, sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera.

  8. Manfaat terhadap aklimatisasi terhadap panas
    Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang memungkinkan kita tahan bekerja di tempat panas. Kenaikan aklimatisasi terhadap panas ini disebabkan karena pada waktu melakukan olahraga, terjadi pula kenaikan panas pada badan dan kulit kita. Keadaan yang sama akan terjadi bila kita bekerja di tempat yang panas.

  9. Manfaat untuk Otak
    Dengan berolahraga, myelin akan makin tebal sehingga penghantaran impuls saraf menjadi lebih cepat. Disamping itu akan keluar juga neurotropin yang merangsang neurotransmiter di sinaps sehingga reaksi akan cepat dan tepat, dan demikian juga akan dengan cepat dan tepat mengatasi masalah.

  10. Perubahan psikologis
    Melalui mekanisme fisiopsikologis, olahraga akan meningkatkan perasaan berprestasi, menghilangkan ketegangan, membentuk jiwa sportif, mengajarkan sikap sabar, gembira dan melatih konsentrasi. Keadaan ini secara fisiopsikologis disebabkan oleh meningkatnya kadar epinephrin dan norepinephrin, serta suplai darah ke otak. Pengeluaran garam melalui keringat pada waktu berolahraga diduga akan memperbaiki suasana hati. Lebih dari itu olahraga akan membuat tidur lebih nyenyak, sehingga bisa mengurangi masalah kejiwaan.