Apa yang dimaksud dengan Kebiasaan Manusia?

image

Habit atau kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan dan sebagainya atau sebuah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama

1 Like

Manusia adalah makhluk yang unik karena manusia mampu melakukan hal-hal tertentu dengan atau tanpa berpikir. Manusia selalu berjabat tangan menggunakan tangan kanan, manusia menunjuk sesuatu menggunakan tangan kanan, manusia makan menggunakan tangan kanan, manusia menggunakan sepatu diawali dari kanan dan melepaskan sepatu diawali kaki kiri, manusia membungkukan badan ketika berjalan di depan orang yang lebih tua. Kenapa manusia melakukan hal tersebut.

Kenapa manusia tidak berjabat tangan menggunakan tangan kiri? Menunjuk sesuatu menggunakan tangan kiri ? atau Memakai sepatu diawali dari kaki kiri ? Jawabannya adalah kebiasaan.

Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama”. Joko (2008:24)

Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal, atau dia adalah sesuatu yang tertanam di dalam jiwa dari hal-hal yang berulang kali terjadi dan diterima sebagai tabiat”. Sayid (2006:347)

Sehingga, kebiasaan dapat diartikan respon seseorang dalam menghadapi suatu hal tanpa melalui proses berpikir. Kebiasaan dikatakan respon karena kebiasaan tidak melalui proses berpikir manusia secara otomatis melakukannya.

Sehingga kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu oleh individu”. Manusia melakukan kebiasaannya

Kebiasaan adalah perilaku yang sering kita ulang-ulang baik secara sengaja atapun tidak sengaja dan perilaku atau kebiasaan tersebut sudah kita lakukan sejak kecil hingga dewasa (Irfan, 2008). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kebiasan (folkways) merupakan suatu bentuk perbuatan berulang- ulang (bentuk yang sama) dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan jelas dan dianggap baik dan benar (KBBI, 2008).

Kebiasaan menurut para psikolog didefinisikan sebagai perilaku mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk mempergunakan secara sadar.

Macam-macam Kebiasaan


Seorang psikolog menyatakan bahwa kebiasaan itu terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Kebiasaan yang Bersifat Otomatis

Kebiasaan ini sangat menyerupai dengan gerakan reflek, hanya saja ada beberapa hal yang membedakan antara keduanya. Kebiasaan otomatis ini kadang kala berlaku dan muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan berfikir yang kemudian kebiasaan itu terbentuk dengan sendirinya. Hal ini jelas berbeda dengan apa yang sering kita sebut dengan gerakan refleks yang keberadaannya justru tanpa adanya pengaruh pada perasaan serta tanpa disertai proses berfikir sama sekali.

2. Kebiasaan Gerak Indra Tubuh

Dalam kebiasaan ini, perasaaan sedikit memerankan perannya, seperti kebiasaan makan, berpakaian dan apa yang menyerupai kebiasaan itu. Dalam hal ini, penglihatan seseorang terhadap makanan akan mendorong ia untuk memakannya. Begitulah pula pada saat seseorang melihat peralatan makan yang ada dihadapannya, maka penglihatannya akan merangsangnya untuk menggunakan peralatan itu. Sama halnya pada saat ia memandang perhiasan, maka akan ada dorongan untuk memakainya.

3. Kebiasaan Gerakan Berfikir

Kebiasaan ini berbeda dengan 2 jenis yang disebutkan diatas. Pendoronganya adalah pikiran atau sesuatu yang yang bersifat maknawi (bukan materi). Contoh kebiasaan ini seperti kebiasaan berbicara atau berorasi. Seseorang punya kebiasaan seperti ini akan berupaya untuk memilih kalimat dan kata-kata yang sekiranya pantas yang kemudian proses ini mengubahnya menjadi suatu kebiasaan yang ia lakukan pada saat berbicara. Contoh kebiasaan ini sangat banyak, yaitu segala kebiasaan yang motif pendorongnya membutuhkan daya nalar dan kemampuan untuk memilih.

Kebiasaan lain yang bisa dikelompokkan kedalam kebiasaan berpikir adalah kebiasaan beretika dan kebiasaan sosial. Contoh kebiasaan ini cukup banyak. Misalnya kebiasaan menjaga kebersihan bersikap jujur, menjalani hidup dengan baik, serta segala bentuk kebiasaan yang memiliki korelasi dengan etika berperilaku dan kebiasaan sosial yang menjadi ciri tersendiri bagi manusia.

Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan


Kebiasaan dipengaruhi 3 faktor, yaitu faktor lingkungan. Lingkungan atau tempat tinggal (misalnya rumah) mempengaruhi kita dalam beraktivitas yang akhirnya membentuk suatu kebiasaan. faktor usia. Walaupun ini bukan faktor penentu, usia dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang. Pengalaman dalam bersosialisasi / pergaulan. Jika seseorang memiliki kematangan emosional yang baik, maka akan terbentuk pribadi yang baik yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat, sehingga dimanapun kita berada dapat terjalin keharmonisan dalam pergaulan dengan masyarakat yang mempengaruhi perilaku kita dalam masyarakat yang mengarah pada kebiasaan.

Tahapan–Tahapan Membentuk Kebiasaan


Ada beberapa tahapan dalam membentuk kebiasaan, yaitu :

1. Memfokuskan Perhatian

Kebiasaan seseorang muncul dari perhatian seseorang, yang mana perhatian tersebut akan difokuskan untuk perilaku dan tujuan tertentu yang kemudian perilaku tersebut akan diulang-ulang.

2. Mengulang-Ulang dan Praktik

Kebiasaan terbentuk dari suatu perilaku tertentu yang secara sengaja dilakukkan berulang-ulang dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk perbuatan (bukan hanya pikiran)

3. Menunaikan Pekerjaan Tanpa Berfikir / Merasa

Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan akan membuat seseorang itu akan melakukan suatu pekerjaaan tanpa harus berpikir lagi karena pekerjaan tersebut sudah terbiasa dilakukan, sehingga sudah diluar kepala.

Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara berulang-ulang untuk hal yang
sama dan berlangsung tanpa proses berfikir lagi (Siagian, 2012).

Kebiasaan merupakan suatu kegiatan atau hal-hal yang sering dilakukan.

Sedangkan menurut Witherington (dalam Djaali 2011) kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa tindakan seseorang yang sudah menjadi kebiasaan dalam menanggapi suatu hal dapat berjalan terus menerus secara otomatis.

Tahapan kebiasaan
Kebiasaan terbentuk dari enam tahapan yaitu berfikir, perekaman, pengulangan, penyimpanan, pengulangan dan kebiasaan (Siagian, 2012). Dalam penjelasannya Siagian (2012) menerangkan bahwa dalam tahapan berfikir seseorang memikirkan sesuatu, memberi perhatian dan berkonsentrasi. Selanjutnya, tahap perekaman adalah saat seseorang berfikir tentang suatu hal dan otak merekamnya. Dalam tahapan pengulangan, seorang ingin bertindak untuk mengulang perilaku yang serupa dengan rasa yang sama. Setelah melakukan pengulangan seseorangn akan menyimpannya dalam otak dan menghadirkannya setiap kali menghadapi kondisi yang sama. Terakhir adalah tahap pengulangan, dalam tahap ini secara tidak disadari seseorang mengulang kembali perilaku yang tersimpan kuat di dalam alam bawah sadarnya.

Makna kebiasaan berasal dari kata biasa, yang mengandung arti pengulangan atau sering melakukan walau dalam waktu yang berbeda dan ditempat yang berbeda pula. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tidak terlepas dari sebuah nilai-nilai atau values. Kebiasaan yaitu sesuatu yang biasa dikerjakan, tingkah laku yang sering diulang sehingga lama-kelamaaan menjadi otomatis dan bersifat menetap.

Prayitno (2004) mengatakan bahwa kebiasaan adalah tingkah laku yang cenderung selalu ditampilka oleh individu dalam menghadapi keadaan tertentu atau ketika berada dalam keadaaan tertentu, kebiasaan terwujud dalam tingkah laku nyata seperti memberi salam, tersenyum, ataupun yang tidak nyata seperti berpikir, merasakan dan bersikap. Sikap dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam hubungan sosial, megikuti aturan, belajar serta sikap dan kebiasaan dalam menghadapi kondisi tertentu seperti, jatuh sakit, menghadapi ujian, bertemu guru atau orang tua dan ketika mempunyai sesuatu yang menakutkan dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Sumadi (Muhyono, 2001) menyatakan bahwa kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakuan berulang-ulang, sehingga dalalm melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang biasa belajar diwaktu subuh, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh.

Sehubungan dengan hal tersebut, Burghardt (Syah, 2010) mengatakan bahwa kebiasaan adalah proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulangulang, sehingga muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.

Paparan mengenai kebiasaan yang dijelaskan membentuk kebiasaan siswa dalam membentuk perilaku sosial siswa di sekolah pada khususnya dan menjadikan kebiasaan aktivitas kehidupan sehari-hari, kehidupan pribadi seperti: kebiasaan bermain, kebiasaan di kelas, makan, minum, tidur, shalat, berdoa, belajar, megikuti tata tertib atau aturan, norma-norma dan aktivitas lainnya.