Apa yang dimaksud dengan Kebajikan atau Virtuousness?

Kebajikan atau Virtuousness adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, dan sebagainya); perbuatan baik:

Apa yang dimaksud dengan Kebajikan atau Virtuousness ?

Kebajikan adalah pola pemikiran dan tingkah laku yang berdasarkan standar moral yang tinggi.

Kebajikan adalah Sumber dari Semua Bentuk Kebahagiaan.

Kebajikan atau virtue adalah kualitas moral yang baik. Kebenaran dan tanggung jawab.

Menurut Aristoteles kebajikan adalah:

“the state of a thing which constitutes its peculiar exellence and enables it to perform its function well…in man (it is) the activity of reason and of rationally ordered habits.”

Dari definisi tersebut, penekanannya ada kepada karakter baik dari manusia itu sendiri. Kebajikan sebagai karakteristik dapat dikelompokkan sebagai beberapa Karakter yang Baik berikut ini,

1. Kearifan dan Pengetahuan

Kelompok pertama kebajikan (Seligman, 2005) adalah kearifan. Dan kata turunannya yang penting, yaitu pengetahuan, dari dasar yang paling mendasar (keingintahuan) sampai dengan yang paling matang (perspektif).

  • Keingintahuan/ ketertarikan terhadap dunia

    Keingintahuan akan dunia mencakup keterbukaan terhadap pengalaman dan fleksibilitas segala sesuatu yang tidak sesuai dengan konsepsi awal. Orang-orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tidak sekedar toleran terhadap ambiguitas, mereka menyukainya untuk membedahnya. Keingintahuan dapat bersifat spesifik atau global, penedakatan yang mencermati segala hal. Rasa ingin tahu secara aktif mengikutsertakan hal baru dan penyerapan informasi yang pasif tidak menampilkan kekuatan ini.

  • Kecintaan untuk belajar

    Kecintaan untuk belajar ditunjukkan dengan kesukaan seseorang untuk mempelajari hal-hal baru dimanapun ia berada. Kecintaan belajar juga ditandai dengan kesukaan seseorang untuk mempelajari bidang tertenu walaupun tidak ada insentif eksternal apapun untuk melakukannya. Kecintaan untuk belajar akan mencerminkan kekuatan khas apabila suatu pengetahuan dipelajari demi pengetahuan itu sendiri.

  • Pertimbangan/ Pemikiran kritis/ Keterbukaan pikiran

    Memikirkan sesuatu secara seksama dan mengamatinya dari semua sisi merupakan aspek penting dari dalam diri. Pertimbangan adalah menjalankan penyaringan informasi dengan objektif dan rasional, demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. Pertimbangan menampakkan orientasi pada kenyataan. Kebaikan dari kekuatan ini adalah berpikir dengan carayang mendukung dan meneguhkan apa yang sudah menjadi keyakinan. Kekuatan ini merupakan bagian yang penting dari watak yang sehat, supaya tidak mengacaukan antara keinginan dan kebutuhan dengan kenyataan.

  • Kecerdikan/ Orisinalitas/ Intelegensia Praktis/ Kecerdasan Sehari- hari

    Kekuatan kecerdikan/ orisinalitas ditunjukkan seseorang melalui kepandaian menemukan perilaku yang baru tetapi tepat untuk meraih suatu tujuan yang diinginkan dan jarang merasa puas dalam mengerjakan sesuatu melalui cara konvensional. Kategori ini juga meliputi kreativitas seperti yang dimaksudkan oleh orang pada umumnya, tetapi tidak dibatasi oleh aktivitas kesenian murni.Kekuatan ini juga disebut intelegensia praktis, pikiran sehat (common sense) atau kecerdasan sehari-hari.

  • Kecerdasan Sosial/ Kecerdasan Pribadi/ Kecerdasan Emosional

    Kecerdasan sosial dan pribadi merupakan pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang lain. Peduli akan motif dan perasaan orang lain, dan dapat menanggapinya dengan baik. kecerdasan social adalah kemampuan melihat perbedaan diantara orang-orang lain, terutama berkaitan dengan suasan hati, tempramen, motivasi dan niat, kemudian bersikap berdasarkan perbedaan ini. Kecerdasan personal berupa pemahaman sepenuhnya akan perasaan sendiri dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengerti dan memandu perilaku. Aspek lain dari kekuatan ini adalah kemampuan untuk menemukan tempat yang tepat bagi diri sendiri, menempatkan diri pada kondisi yang memaksimalkan keahlian dan minat.

  • Perspektif

    Perspektif merupakan kekuatan paling matang pada kategori ini dan paling mendekati kearifan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya cara pandang seseorang terhadap dunia yang terasa masuk akal bagi dirinya sendiri dan orang lain dan diri sendiri. orang yang arif merupakan pakar dalam hal-hal yang penting dalam hidup, sehingga orang lain akan menimba pengalaman darinya untuk membantu menyelesaikan persoalan mereka dan mendapatkan perspektif mereka sendiri.

2. Keberanian

Kekuatan-kekuatan yang menyusun keberanian menunjukkan tekad yang dijalankan dengan waspada, untuk menuju hasil akhir yang waspada, untuk menuju hasil akhir yang bernilai tetapi belum pasti.Kebajikan ini (Seligman, 2005) dipuji secara universal dan setiap budaya mempunyai pahlawan yang memberikan teladan kebajikan ini. Kepahlawanan, ketekunan, dan integritas sebagai tiga rute yang umum diterima di pelbagai tempat untuk menuju kebalikan ini.

  • Kepahlawanan dan Ketegaran

    Seorang yang tegar mampu memisahkan komponen emosi dan perilaku dari rasa takut, menahan diri untuk tidak memunculkan respon melarikan diri. Sikap tak kenal takut, kenekatan, dan ketergesaan, bukanlah kepahlawanan. Menghadapi bahaya mesipun takut, itulah kepahlawanan. Makna kepahlawanan disepanjang sejarah telah diperluas melebihi sekadar keberanian di medan perang, atau keberanian fisik. Sekarang istilah ini mencakup keberanian moral dan keberanian psikoogis. Keberanian moral adalah mengambil sikap yang diketahui tidak populer dan bisa jadi merugikan.

  • Sifat Rajin/ Ulet/ Tekun

    Orang yang rajin akan mengerjakan tugas yang ulit dan menyelesaikannya, “menuntaskannya” dengan riang dan tidak banyak mengeluh. Keuletan bukan berari membabi buta mengejar tujuan yang tidak dapat dicapai. Seorang yang benar-benar rajin bersifat fleksibel, realistis dan tidak bersifat perfeksionis.

  • Integritas/ Ketulusan/ Kejujuran

    Kejujuran merupakan hidup yang dialami tanpa kepura-puraan dan selalu menjadi orang yang “nyata”, bukan sekedar dengan berbicara benar, tetapi juga menjalani hidup yang autentik. Ketulusan dan integritas adalah kemampuan menampilkan diri sendiri kepada orang lain dan kepada diri sendiri dengan cara-cara yang tulus, melalui perkataan atau perbuatan.

3. Cinta dan Kemanusiaan

Kekuatan ini diperlihatkan dalam interaksi social positif dengan orang lain.

  • Kebaikan dan Kemurahan Hati

    Bersikap baik dan bermurah hati kepada orang lain dan tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong. Senang berbuat baik untuk orang lain, bahkan meskipun tidak begitu mengenal mereka. Kebaikan hati mencakup beragam cara bergaul dengan orang lain, dengan mengutamakan kepentingannya. Sikap ini boleh menuntut untuk mengesampingkan kebutuhan dan keinginan sendiri saat itu (Seligman, 2005).

  • Mencintai dan Bersedia di cintai

    Menghargai kedekatan dan keakraban dengan orang lain dengan menunjukkan kecintaan kepada orang lain sepanjang hidup. Jika orang lain juga merasakan penghargaan akan kedekatan dan keakraban tersebut maka seseorang telah terbukti memiliki kekuatan ini (Seligman, 2005).

4. Keadilan

Kekuatan ini muncul pada aktivitas bermasyarakat. Inj meliputi (Seligman, 2005) hubungan satu persatu antara diri sendiri dengan orang lain sampai cara berhubungan dengan kelompok yang lebih besar seperti keluarga, komunitas, bangsa dan dunia.

  • Bermasyarakat/ Tugas/ Kerja Tim/ Loyalitas

    Kekuatan ini ditunjukkan dengan kesediaan untuk berbagi, berdedikasi, bekerja keras, dan menunjukkan sikap hormat terhadap kelompok.

  • Keadilan dan Persamaan

    Keadilan dan persamaan diterapkan dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap orang, memperhatikan kesejahteraan orang lain. Meskipun tidak mengenalnya secara pribadi, kesejahteraan tersebut sama pentingnya dengan kesejahteraan sendiri.

  • Kepemimpinan

    Pemimpin adalah orang yang handal dalam mengorganisasi kegiatan dan mampu mengawasi jalannya kegiatan tersebut. Pemimpin yang simpatik haruslah seorang pemimpin yang efektif, berusaha agar tudas kelompok dapat terselesaikan, mampu menjaga hubungan yang baik dengan kelompoknya.

5. Kesederhanaan

Sebagai kebajikan inti, kesederhanaan merujuk pada pengekspresian yang pantas dan moderat dari hasrat dan keinginan. Orang yang sederhana tidak menekan keinginan, tetapi menunggu kesempatan untuk memenuhinya sehingga tidak merugikan diri sendiri atau orang lain (Seligman, 2005).

  • Pengendalian Diri

    Dapat menahan nafsu, keinginan, dan dorongan pada saat yang tepat. Tidak cukup dengan hanya mengetahui apa yang benar, tapi juga harus mewujudkan pengetahuan menjadi aksi.

  • Hati-hati/ Penuh pertimbangan

    Seorang yang berhati-hati tidak akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang kemudian di sesali. Hati-hati berarti menunggu sampai menyimak semua suara sebelum memulai serangkaian tindakan. Pribadi yang hati-hati berwawasan jauh dan penuh pertimbangan. Ia pandai menahan dorongan hati yang bertujuan jangka pendek demi kesuksesan jangka panjang.

  • Kerendahan hati dan Kebersahajaan

    Tidak mencari sorotan, lebih suka prestasi yang berbicara, tidak menganggap diri sendiri istimewa, dan orang lain mengakui dan menghargai kebersahajaannya. Tidak pretensius. Orang-orang yang bersahaja memandang pendapat pribadi, kemenangan, kekalahan mereka sebagai hal yang kurang penting.

6. Spiritualitas dan Transendensi

Transendensi adalah kekuatan emosi yang menjangkau keluar diri untuk menghubungkan diri ke suatu yang lebih besar dan lebih permanen kepada orang lain, masa depan, evolusi, ketuhanan, atau alam semesta (Seligman, 2005).

  • Apresiasi terhadap Keindahan dan Keunggulan

    Bila kekuatan ini muncul secara intens, ia akan disertai kekaguman dan keingintahuan. Tindakan moral yang terpuji atau kebajikan, akan membangkitkan jenis emosi elevasi (emotion of elevation).

  • Bersyukur

    Bersyukur adalah sebuah penghargaan terhadap kehebatan karakter moral orang lain. Sebagai sebuah emosi, kekuatan ini berupa ketakjuban, rasa terima kasih dan apresiasi terhadap kehidupan itu sendiri.

  • Harapan/ Optimisme/ Berpikiran ke Depan

    Harapan, optimisme, berpikiran ke depan, adalah kelompok kekuatan yang mewakili pendirian positif dalam menghadapi masa depan. Berharap bahwa peristiwa yang baik akan terjadi, merasakan bahwa hal ini akan terwujud apabia berupaya keras, dan merencanakan kegembiraan di masa akan dating sejak sekarang, dan menggembleng hidup menuju tujuan.

  • Spiritualitas/ Tujuan Hidup/ Keyakinan/ Keagamaan

    Kepercayaan membentuk tindakan dan merupakan sumber kedamaian.Kekuatan ini di tunjukkan dengan keyakinan yang kuat dan koheren tentang tujuan dan makna yang lebih tinggi dari alam semesta.

  • Sikap Pemaaf dan Belas Kasih

    Memaafkan orang yang telah berbuat salah. Prinsip yang menjadi pedoman adalah belas kasih, bukan pembalasan. Pemberian maaf menimbulkan sejumlah perubahan bermanfaat pada seseorang yang telah diganggu atau disakiti oleh orang lain. Ketika orang memaafkan, motivasi dasar atau tendensi tindakannya terhadap pelaku menjadi lebih positif dan kurang negatif.

  • Sikap Main-main dan Rasa Humor

    Orang yang suka tertawa dan membuat orang lain tersenyum, dapat dengan mudah melihat sisi positif kehidupan.

  • Semangat/ Gairah/ Antusiasme

    Orang yang bersemangat adalah orang menceburkan diri, jiwa dan raga kedalam aktivitas yang di jalankan, bersemangat menjalani hari-hari selanjutnya. Ia menularkan gairah yang dirasakan dan penuh dengan inspirasi.

Setiap orang memiliki beberapa kekuatan khas, yaitu kekuatan karakter yang dimiliki seseorang secara sadar, dihargai, dan dijalankan setiap hari dalam pekerjaan, cinta, aktivitas bermain, dan kepengasuhan.