Apa yang dimaksud dengan Kampanye atau Campaign?

Kampanye

Kampanye atau campaign merupakan suatu kegiatan penyampaian informasi yang terencana, bertahap dan terkadang memuncak pada suatu saat bertujuan mempengaruhi sikap, pendapat dan opini seseorang atau massa.

Apa yang dimaksud dengan Kampanye atau campaign ?

Berikut adalah beberapa definisi kampanye dari beberapa ahli :

  • Campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade other (the target adopters), to accept, modify or abandon certain ideas, attitudes, practise and behavior.”
    Kampanye adalah sebuah upaya yang di organisasi oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide , sikap dan perilaku tertentu. Kotler dan Roberto

  • *A campaign is conscious, sustained and indremental process designed to be implemented over a specified periode of time for purpuse of influencing a specified audience
    Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjuta yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan Pfau dan Parrot 1993

  • Campaign is organized of people throught a series of message. Helbert Siemens

  • “Campaign or communication campaign are only means of influencing public knowledge, attitude, and behavior” (Rich & Paisley, 1981)

  • Kampanye merupakan upaya yang disengaja yang bertujuan menginformasikan, mempersuasi atau memotivasi perubahan perilaku dari khalayak tertentu atau khalayak luas yang bermanfaat demi keuntungan nonkomersil dari individu dan/atau masyarakat umum.

  • Pada umumnya kampanye berlangsung dalam jangkaa waktu tertentu melalui aktivitas komunikasi yang di organisasi dengan melibatkan media massa (defines campaigns as purposive attempts to inform, persuade or motivate behavioural changes in a relatively well- definedand large audience, generally for non-commercial benefits to the individual and/or society at large. Campaigns typically take place within a given time period using organized communication activities involving mass media) Rice & Atkin

Jadi dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kampanye merupakan tindakan komunikasi yang terorganisasi mengajak khalayak untuk terlibat dalam suatu kegiatan yang membawa perubahan dan tidak hanya dilakukan dalam satu tindakan, tetapi kombinasi dari beberapa tindakan, pelaporan, dan event yang saling berbeda, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu untuk perubahan di masa mendatang

Kampanye bersangkut paut dengan perilaku yang dilembagakan. Perilaku itu cenderung sejalan dengan nilai yang ada. Kampanye seringkali menyangkut soal pengarahan, pemerkuatan, dan penggerakaan kecenderungan kearah tujuan yang diperkenalkan secara sosial.

Kampanye komunikasi secara teoritis ialah untuk memberi informasi dan memperngaruhi masyarakat merupakan bagian yang dikenal dan tidak dapat dipisahkan dari program pelayanan masyarakat, melalui berbagai poster, pemberitaan majalah, iklan di televisi, radio, berbicara dengan pemuka masyarakat, dan selebaran-selebaran mengenai keluarga berencana, hemat energi, kampanye anti rokok dan kampanye kesehatan reproduksi. Kampanye komunikasi itu mempunyai tujuan untuk memberitahu, membujuk dan memotivasi perubahan perilaku khalayak, dalam arti sempit dan luas.

Dalam sebuah kampanye unsur komunikasi merupakan hal yang paling penting. Menurut Lasswell (dalam Effendy, 2004) bahwa komunikasi meliputi lima komponen, yaitu;

  1. Who? (siapa/sumber)
    Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

  2. Says What? (pesan).
    Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi.

    Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan / maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.

  3. In Which Channel? (saluran/media).
    Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

  4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
    Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) /pendengar (listener) /khalayak (audience) / komunikan /penafsir/penyandi balik (decoder).

  5. With What Effect? (dampak/efek).
    Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

Sedangkan aspek-aspek penting dalam komunikasi menurut Em Griffin (2012) tentang aspek-aspek penting komunikasi dapat dilihat dari beberapa konsep yaitu :

  1. Message (pesan)
    Message atau pesan adalah satu aspek inti dalam prosesn komunikasi menurut Robert T. Craig seorang Profesor Ilmu Komunikasi dari University of colorado menyebut bahwasannya komunikasi meliputi berbicara dan menulis, menulis dan membaca, menampilkan dan menyaksikan, atau secara umum melakukan apapun yang melibatkan “pesan” dalam berbagai media dan situasi.

  2. Creation of Message (Penciptaan pesan)
    Pada proses ini seseorang akan melakukan proses menyusun, membentuk, merangkai, mengadopsi dan memilih pesan mana yang akan dia sampaikan pada orang lain.

  3. Interpretation of message (Interpretasi pesan)
    Messages do not interpret themselve. Pesan tidak menginterpretasikan dirinya sendiri, orang lah yang memberi arti kepadanya.

Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya, tujuan komunikasi dalam dunia periklanan (advertising communication) adalah selain memberikan informasi produk yang dikampanyekan, juga menitikberatkan bujukan (persuasif) dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai upaya memotivasi pembelian. Pemasaran (marketing) berupaya meluaskan pasaran suatu produk, sedangkan kampanye PR ( Public relations campaign) dalam komunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian,pemahaman , kesadaran, minat, dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yand diwalikinya.

Sedangkan Alo Liliweri berpendapat tujuan kampanye adalah untuk:

  1. Memobilisasi dan melibatkan orang-orang untuk terlibat dalam menyebarluaskan informasi tertulis melalui media atau media tidak tertulis (langsung dengan publik) untuk mencegah dan mendorong sikap individu atau publik untuk melakukan dan tidak melakukan suatu tindakan tertentu demi kesejahteraan individu maupun publik pada umumnya.

  2. Memberikan tekanan kepada para pemegang kekuasaaan atau kewenangan dari para pembuat keputusan (pressurising decision making) untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi kesejahteraan individu atau publik pada umumnya.

  3. Menginformasikan dan memberikan pendudukan kepada individu atau publik.

  4. Melakukan perubahan terhadap perilaku dan sikap demi kesejahteraan hidup.

  5. Mempersuasi orang-orang untuk mengerti, memahami, dan melakukan suatu tindakan tertentu. (Liliweri, 2011)

Perbedaan Kampanye Dengan Propaganda adalah sebagai berikut

Tabel Perbedaan kampanye dan propaganda : Pfau dan Parrot, 1993

Perbedaan kampanye dan propaganda

Sudah banyak penelitian tentang kampanye politik yang difokuskan untuk memahami peranan organisasi tertentu melukukan kampanye seperti partai politik, kelompok-kelompok kepentingan tradisional, dan kelompok-kelompok gerakan sosial dan kultural yang bekerja keras untuk mencapai tujuan strategis mereka. Peranan organisasi dalam rangka kampanye ini antara lain mempersiapkan dan mengembangkan para komunikator dan juru bicara yang benar-benar andal, mengembangkan pesan politik, memilih media yang terbaik karena media tersebut merupakan media yang paling banyak diakses oleh masyarakat yang dalam keseluruhan proses komunikasi diharapkan akan berdampak pada perubahan sikap khalayak sasaran.

Ada dua tipe kampanye berdasarkan tujuan yaitu: (1) Individual behavior change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu; dan (2) Public will campaigns atau yang sering value attitude campaigns ( Dungan & Seaver : Henry & Rivera 1998)

Tabel Tipe Kampanye

image
image
image

Jenis-jenis Kampanye


Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren ada keterkaitan antara motivasi dan tujuan kampanye.

Charles U Larson (dalam Venus 2004) membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori yakni :

  1. Product Oriented campaign atau kampanye yang berorientasu pada produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan yang diharapkan.

  2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik.

  3. Ideologically or cause oriented campaignss adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah kotler disebut sebagai kampanye pemasaran sosial, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

Atribut Dalam Kampanye


Dalam menjalankan sebuah kampanye, tentunya dibutuhkan sinkronisasi dari berbagai elemen agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk itu berkaitan dengan lima kriteria yang menjadi inti sebuah kampanye sosial. Terdiri dari pelaku kampanye, pesan kampanye, saluran kampanye, targer kampanye, strategi kampanye.

  1. Pelaku kampanye
    Pelaku kampanye merupakan yang terlibat dalam mengagas, merancang mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye dapat disebut pelaku kampanye. Hal ini berarti kegiatan kampanye tidak dikerjakan oleh pelaku tunggal melainkan tim kerja (teamwork). Zalmant dkk membagi tim kerja kampanye dalam dua kelompok, yaitu leaders (pemimpin atau tokoh) dan supporters (pendukung di tingkat grassroot). Leaders diantaranya koordinator pelaksana, penyandang dana, petugas administrasi kampanye, dan pelaksana teknis. Sementara dalam kelompok suporters diantaranya petugass lapangan atau kader, penyumbang, dan simpatisan yang meramaikan kampanye.

    Untuk menjalankan peran sebagai pelaku kampanye, seseorang membutuhkan kredibilitas. Kreedibilitas seorang pelaku kampanye bergantung pada siapakan dia, topik atau objek kampanye yang dibicarakan, bagaimana situasinya, dan siapakan khalayak sasarannya. Makin tinggi kredibilitas sumber yang mengirimkan pesan, maka makin besar pula kemampuan sumber mempengaruhi khalayak Bettinghaus. Oleh karena itu kredibitas sumber kampanye haruslah diperhitungkan dengan hati-hati agar aktivitas kampanye tidak berakhir sia-sia.

Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi kredibitas sumber menurut Hovland dan Kelley yaitu :

  • Keterpercayaan (trustworthiness)
  • Keahlian (expertise)
  • Daya tarik (attractiveness).

Selain itu terdapat faktor pendukung seperti kedinamisan (dynamism), Kompusur, Sosiabilitas dan karisma

Faktor keterpercayaan berkaitan dengan penilaian khalayak bahwa sumber informasi dianggap jujur, adil, tulus, objektif, memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi dan mempunyai integritas pribadi. Faktor kepercayaan merupakan faktor yang paling penting dalam kredibilitas sumber. Faktor keahlian, berkaitan dengan penelitian dimana sumber dianggap berpengeetahuan, cerdas, berpengalaman, memiliki kewenangan tertentu dan menguasai skill yang bisa diandalkan. Untuk bisa dikatakan ahli, seseorang tidak perlu memiliki semua kualitas, satu atau dua sifat saja umumnya sudah dianggap sudah mencukupi. Dalam konteks kampanye, keahlian sumber dimata khalayak dapat merentang dari kategori ahli hingga bukan ahli. Jika khalayak memersepsi komunikator dianggap tidak memiliki keahlian, maka khalayak akan mengabaikan pesan tersebut.

Faktor pendukung kredibilitas lainnya diantaranya keterbukaan (extroversion), ketenangan (composure), kemampuan bersosialisasi (sociability) dan karisma (Larson, 1992; Bettinghaus, 1976 dalam venus, 2004).

Keterbukaan yang sering disebut sebagai dinamisme, merupakan pertimbangan khalayak dimana sumber dianggap sebagai seorang yang kuat, berani, aktif, berkuasa, sehat, energik, tegas, progresif, dan mendukung terhadap perubahan sosialisasi lebih mengacu pada anggapan khalayak bahwa sember dipandang baik hati, ramah, dan pandai bergaul. Faktor ketenangan berhubungan dengan bagaimana khalayak menganggap sumbernya sebagai seseorang yang percaya diri, pandai mengungkapkan gagasan dengan tenang dan tepat, dan dapat mengontrol perkataaanya sehingga tidak terbata-bata atau gagap saat menyampaikan pesan. Disisi lain, aspek compusure yang tidak direkayasa, alamiah akan berakibat positif bagi pelaku kampanye.

Faktor pendukung terakhir adalah karisma. Konsep ini seringkali disamakan dengan kedinamisan, tapi pada umumnya karisma diartikan sebagai kualitas kepribadian seseorang atau kepemimpinan yang mampu memikat dan mengikat orang-orang sekitarnya. Karisma mungkin sulit dipelajari karena hal ini bersifat alamian dan menyatu dengan kepribadian seseorang.

  1. Pesan Kampanye
    Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengiriman kepada khalayak. Pesan-pesan tersebur dapat disampaikan dalam berbagai bentuk mulai dari poster, spanduk, baliho,pidato, diskusi, iklan hingga selebaran. Apapun bentuknya, pesan-pesan selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun non verbal, yang diharapkan dapat memancing respons khalayak. Setidaknya ada dua aspek penting yang harus diperhatikan yakni isi pesan dan struktur pesan

    • Isi pesan
      Banyak hal yang terkait dengan isi pesan, mulai dari materi pendukungnya, visualisasi pesan, isi negatif pesan, pendekatan emosional pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan kelompok rujukan.

      Isi pesan kampanye juga harus menyertakan visualisasi dampak positif atas respon tertentu yang diharapkan muncul dari khalayak sasaran. Makin nyata visualisasi konsekuensi pesan makin mudah khalayak mengevaluasi pesan tersebut dan makin cepat mereka menentukan sikap untuk menerima atau menolak isi pesan. Pelaku kampanye dapat menentukan pengambaran seperti apa yang akan mendukung kesuksesan kampanye agar diterima oleh khalayaknya.

      Di sisi lain, pelaku kampanye juga harus melihat pesan dari pendekatan emosional, rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan kelompok rujukan. Melalui pendekatan emosional orang akan lebih meneria pesan berdasarkan dimensi afektif yang dimilikinya. Jika seseorang merasa terancam dengan isi pesan maka ia tidak akan merespon pesan tersebut.

      Hal terakhir dalam isi pesan adalah pendekatan kelompok rujukan khalayaknya.kelompok rujukan adalah sekumpulan orang yang memberikan inspirasi tertentu pada orang lain dan mereka menjadi panutan atau model untuk dicontoh. Pesan kampanye akan lebih efektif bila memperlihatkan orang-orang yang menjadi rujukan bagi orang lainnya sebagai orang mengadopsi isi pesan kampanye. Seseorang akan lebih mudah menerima isi pesan jika orang lain yang menjadi rujukannya juga menerima pesan tersebut.

    • Struktur pesan
      Istilah struktur pesan merujuk pada bagaimana pesan merujuk pada bagaimana unsur-unsur pesan di organisasikan. Secara umum ada tiga aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan kampanye yakni sisi pesan (Message sidedness) susunan penyajian (order of presentation) dan pernyataan kesimpulan (drawing conclusion).

      Aspek penting struktur pesan lainya berkaitan dengan pertanyaan apakah pelaku kampanye perlu menyajikan kesimpulan pesan secara eksplisit atau membiarkan khalayak menyimpulkan pesan sendiri. Pelaku kampanye yang cermat dapat menentukan apakah kesimpulan isi pesan perlu dinyatakan secara eksplisit atau cukup secara implisit saja dimana khalayak menyimpulkan sendiri apa isi pesan tersebut secara keseluruhan. Menyajikan kesimpulan menurut stiff 1993 (dalam venus 2004) harus memperhitungkan karakteristik khalayak yang meliputi tingkat pendidikan, kepribadian dan tingkat keterlibatan khalayak dalam kegiatan kampanye yang dilakukan.

    • Saluran Kampanye
      Menurut Kotler dan Roberto (1989:190) saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan terbagi dalam tiga bentuk, yaitu komunikasi massa, komunikasi selektif, dan komunikasi personal. Tapi langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membedakan target sasaran sebagai massa atau individu.jika target sasaran dianggap sebagai massa, maka komunikasi massa merupakan komunikasi yang cocok untuk menjangkau kaum ini, yaitu masyarakat luas. Bisa berupa media seperti Televisi, radio, film, koran, dan lainnya. Sedangkan komunikasi yang ditujukan untuk individu (selektif dan personal), selektif digunakan melalui surat dan telemarketing, sementara komunikasi personal berupa word-of mouth dan one to one (dalam jangkauan)

    • Target kampanye
      Target kampanye atau bisajuga disebut dengan khalayak sasaran adalah sejumlah besar orang berpengetahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye (McQuail & Windahl dalam venus 2004:98).

Strategi Kampanye


Hal terpenting dalam sebuah kampanye adalah bagaimana strategi disusun dengan perencanaan yang baik untuk mencapai sukses kampanye. Jika kampanye bertujuan untuk mengubah perilaku individu dan mengubah kebijakan publik maka menetapkan strategi kampanye ibarat menggambarkan sebuah teotorial sebagi “medan tempur” yang harus direbut dalam suatu perang. Peta yang ditawarkan itu bisa sangat sederhana namun juga bisa sangat kompleks.

Dapat dikatakan kompleks jika kampanye memiliki suatu strategi yang tersusun rapi yang diharapkan akan memberikan kontribusi bagi suatu perubahan. Sebaliknya dikatakan sederhana jika kampanye hanya berisi semacam rancangan untuk memilih taktik tertentu untuk berkomunikasi.

Sedangkan langkah-langkah yang strategis menurut Sullivan yaitu (Sullivan, 2003):

  1. Melakukan analisis situasi yang terdiri dari pemahaman terhadap masalah, menentukan khalayak, mengidentifikasi sumber-sumber komunikasi yang potensial serta mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya.

  2. Menentukan segmentasi khalayak. Khalayak di sini berkaitan dengan khalayak primer, sekunder dan tertier serta pihakpihak yang mempunyai peran untuk mendorong perubahann perilaku

  3. Menentukan tujuan perubahan perilaku yang diharapkan, bagaimana kebutuhan khalayak bisa dipertemukan dengan pesan yang ingin disampaikan.

  4. Menentukan pesan dan media sesuai dengan khalayak dantujuan perubahan yang diinginkan.

Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak tahun 1940-an campaign is generally exemply persuasion in action (kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan oleh beberapa ilmuan, ahli dan praktisi komunikasi, yaitu defenisinya sebagai berikut: (venus, 2004)

  1. Leslie B. Snyder (2002)
    Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan aktifitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditunjukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.

  2. Pfau dan Parrot (1993)
    Suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksaan yang terencana pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.

  3. Rogers dan Storey (1987)
    Mendefenisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalm periode waktu tertentu.

  4. Rajasundaram (1981)
    Suatu kampanye merupakan koordinasi dari sebagai perbedaan metodekomunikasi yanbg memfokuskanperhatian pada permasalahan tertentu dan sekaligus pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.

Pemaparan dari berbagai defenisi para pakar mengenai arti kampanye tersebut diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu terdapat kegiatan-kegiatan:

  1. Adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu.
  2. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpatisipatif.
  3. Ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan.
  4. Dilaksanakan dengan tema spesifik dan nara sumber yang jelas.
  5. Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak.

Jenis-jenis Kampanye

Dalam berbagai kegiatannya, terdapat beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan yang bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk, dan mencapai tujuan tertentu, maka menurut Charles U. Larson, bukunya bejudul Persuasion, Reception An Responsibility (California. Wardsworth publishing Co. 1992) yang telah membagi jenis-jenis kampanye kegiatan menjual produk, kandidat dan idea tau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut:

  1. Product – Orien Tated Campaigns
    Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Misalnya peluncuran provider seluler Flexi-Telkom, pergantian nama National ke Panasonic perubahan logo baru BNI-46 dan ban Danamon dan sebagainya. Sedangkan kampanye PR bertujuan untuk membangun citra positifperusahaan melaui program kepedulian dan tanggung jawab sosial.

  2. Candidate – Oriented Campaigns
    Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik (political campaign), dan misalnya kampanye pemilu dalam era reformasi tahun 2004 lalu, untuk kampanye caleg (calon legislative atau anggota DPR/MPR), serta kampanye Pilpres-Capres dan Cawapres (pemilihan calon presiden dan wakil presiden) hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyakbanyaknya dari masyarakat melalui kampanye politik, serta kampanye komunikasi pemasaran dan periklanan atau menggunakan tekni-teknik kampanye PR dalam jangka waktu reratif pendek, 3-6 bulan dengan dukungan dana yang cukup besar untuk pengeluaran periklanan komersial, publikasi dan biaya perjalanan kampanye beraudiensi dengan para pendukungnya di berbagai lokasi yang tersebar di nusantara.

  3. Ideological or Cause – Campaigns
    Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial (social change campaigns), misalnya kegiatan kampanye sosial bersifat khusus non-komesial, Anti HIV/AIDS, anti Narkoba, Program Keluarga Berencana (KBN), Damai Itu Indah, serta termasuk Kampanye Sadar Bayar Pajak, dan hingga KADARKUM (Kampanye Sadar Hukum), pelestarian lingkungan alam dan hidup sebagainya.

Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.