Apa yang Dimaksud dengan Kalimat?

image

Kalimat terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Dalam berkomunikasi baik itu secara langsung atau tidak langsung, memerlukan rangkaian kalimat yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam berkomunikasi. Tentunya, setiap masing-masing wilayah memiliki perbedaan dalam penyusunan kalimat karena adanya perbedaan bahasa dan budaya. Dalam wujud lisan, kalimat diutarakan dengan intonasi suatu naik turun, keras lembut, dan ada sela jeda sedangkan dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dari huruf kapital di awal dan penggunaan tanda baca di akhir. Penggunaan tanda baca tersebut bisa berupa seperti tanda tanya, tanda seru, dan tanda titik. Kalimat juga diperlukan dalam penyusunan paragfraf sehingga susunan tulisan menjadi lebih efektif dan dapat dipahami oleh pembaca.

Apa yang dimaksud dengan kalimat?

1 Like

Kalimat secara umum bisa diartikan sebagai sebuah kata atau sekelompok kata yang mengungkapkan sebuah gagasan secara menyeluruh dengan memberikan pernyataan/perintah, atau mengajukan pertanyaan, atau berseru.

Berdasarkan Pengucapan
Kalimat akan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang akan menirukan ucapan orang lain tanpa ada perubahan. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan bisa berbentuk kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
Ayah berkata: “Nak, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang akan menceritakan kembali ucapan atau perkataan dari orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah diubah menjadi bentuk kalimat berita.
Contoh:
Ibu guru berkata bahwa dia akan memberikan kisi-kisi ujian.

Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Berdasarkan hal ini kalimat akan bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang memiliki satu pola (klausa), terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Contoh:
Dia sangat baik ( “Dia” merupakan subjek dan “sangat baik” adalah predikat.)
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan. Jenisnya ada tiga, yaitu:

  • Kalimat Majemuk Setara
  • Kalimat Majemuk Bertingkat
  • Kalimat Majemuk Campuran
    Contoh:
    KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
    KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
    KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
1 Like

Hakikat Kalimat

Kalimat merupakan satuan terkecil dari bahasa jika dilihat dari tulisan dan lisan dan merupakan satuan sintaksis yang berdasarkan pada konstituen seperti klausa atau susunan klausa yang membentuk satu kesatuan bermakna. Kalimat tersebut mengutarakan pikiran dengan cara utuh. Unsur pembentuk dalam kalimat diantaranya adalah fonem, morfem, kata, frasa, dan klausa). Dalam sintaksis, kalimat menjadi unsur terbesar dan memiliki fungsi untuk membangun struktur makna bahasa dengan lengkap.

Nelson (2001: 9), mengatakan bahwa kalimat memiliki ciri sebagai berikut.

  1. Kalimat terisolasi secara relatif

  2. Kalimat mempunyai pola intonasi akhir

  3. Kalimat terdiri dari klausa.

Misal terdapat kalimat:

“Bu Guru sedang mengajar di dalam kelas.”

Dalam kalimat di atas menunjukkan bahwa kalimat memiliki isolasi secara relatif sehingga makna bisa dilihat dari struktur pembentuk kalimat itu sendiri. Kalimat tersebut tidak dipengaruhi oleh struktur lain yang tidak ada di dalam ujaran tersebut. Pola pada kalimat di atas juga memiliki intonasi yang jelas (satu kali ujaran), dan disusun berdasarkan klausa-klausa yang membentuk kalimat. Kalimat di atas juga dapat dilihat dari unsur terkecilnya dari pembentuk kalimat tersebut. Jika dijabarkan dari unsur terkecil, maka akan terbentuk secara struktural dalam satuan gramatikal yang memiliki makna.

Perlu disadari, sebelum adanya tata bahasa secara struktural, penganut paham tata bahasa tradisional melihat kalimat dari rangkaian makna yang ingin disampaikan, ide pikiran, dan apa yang ingin diujarkan dengan lengkap dalam suatu kalimat itu. Susunan kata dalam kalimat juga dilihat dari subjek dan predikat. Subjek adalah segala sesuatu yang dikatakan dan predikat adalah sesuatu yang merujuk kepada subjek tersebut.

Kalimat yang dilihat dari subjek dan predikat mengacu kepada pemahaman melalui pendekatan semantik untuk mengetahui kajian suatu kalimat. Dari beberapa teori dan istilah yang telah dikemukakan oleh pendekatan semantik, tipe-tipe kalimat terbagi berdasarkan apa yang akan digunakan untuk meninjau atas setiap kalimat.

Kalimat memiliki fungsi yang terbagi menjadi fungsi internal dan eksternal. Fungsi eksternal pada kalimat meliputi fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representsasional, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif. Sedangkan fungsi internal meliputi fungsi semantik, fungsi sintaksis, dan fungsi pragmatik.

Tipe-tipe Kalimat

  1. Dilihat berdasarkan jumlah dan jenis klausanya, dalam jumlah dan jenis klausanya, kalimat terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap disebut sebagai kalimat mayor sedangkan kalimat tidak lengkap disebut sebagai kalimat minor.

  2. Dilihat berdasarkan tipe respon yang diharapkan, tipe respon dalam suatu kalimat terbagi menjadi tiga jenis yaitu kalimat pernyataan (deklaratif), kalimat perintah (imperatif), dan kalimat pertanyaan (introgatif).

  3. Dilihat berdasarkan relasi antar subjek dan predikat serta pada nilai makna, kalimat tersebut dikategorikan menjadi kalimat aktif kalimat pasif, dan kalimat netral.

  4. Dilihat berdasarkan kehadiran unsur negasinya pada suatu predikat, dari unsur negasinya kalimat terbagi menjadi kalimat pengiyaan (afirmatif) dan kalimat negatif.

  5. Dilihat berdasarkan unsur pembentuk predikatnya

Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Kalimat

Menurut Bloomfield dalam Supriyadi, tata bahasa secara struktural mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan membuat penganut paham tata bahasa bahasa struktural moderen mengungkapkan bahwa kalimat dilihat bukan dari berdasarkan struktur saja melainkan dilihat dari ciri semantis tersebut. Maka, penganut tata bahasa moderen menganggap bahwa kalimat merupakan salah satu bentuk dari linguistik yang bebas dan tidak tergantung pada makna dari luar struktur. Akan tetapi, lingustik yang bebas dilihat dari struktur kalimat itu sendiri. Kalimat pun dikategorikan menjadi kalimat sederhana atau kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat majemuk campuran.

  1. Kalimat sederhana

Kalimat sederhana disebut juga sebagai kalimat tunggal yang memiliki klausa hanya satu saja atau satu kerangka yang menyusun klausa tersebut. Klausa pada kalimat sederhana memberikan makna yang utuh dalam suatu ujaran. Bentuk klausa pada kalimat sederhana yaitu klausa bebas yag artinya dapat berdiri sendiri,

Sebagai contoh kalimat sederhana.

“Adik dan Kakak sedang bermain di taman”

“Ayah berlibur sedang berlibur ke Bandung”

Dilihat dari contoh di atas merupakan bentuk kalimat yang terdiri dari satu klausa yang dimana terdapat beberapa frasa yang membangun satu kesatuan makna yang utuh dan terdapat satu inti kalimat predikat.

  1. Kalimat majemuk

Berbeda dengan kalimat sederhana, kalimat majemuk memiliki dua klausa atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna yang utuh dan lengkap. Pada umumnya, kalimat majemuk menggunakan kata penghubung atau kata konjungsi sebagai penanda kesatuan dalam suatu kalimat. Kata penghubung dibedakan berdasarkan jenis katanya yaitu konjungsi koordinatif seperti kata dan, atau, melainkan, padahal, sedangkan, serta, tetapi dan konjungsi subordinatif seperti kata karena, sehingga, agar, oleh karena itu, hingga, dan lainnya. Konjungsi koordinatif biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara sedangkan konjungsi subordinatif digunakan pada kalimat majemuk bertingkat.

Sebagai contoh kalimat majemuk setara.

“Ibu memasak di dapur sedangkan adik sedang bermain di ruang tamu.”

Dilihat dari contoh tersebut, terdapat penggabungan dua klausa yaitu “Ibu memasak di dapur” sebagai klausa pertama dan “adik sedang bermain di ruang tamu” sebagai klausa kedua. Pada kalimat tersebut menggunakan konjungsi koordinatif dengan menggunakan kata dan untuk menyatakan ksetaraan dalam suatu kalimat dan tidak adanya perbandingan diantara kedua klausa tersebut. Kalimat majemuk setara dapat dilihat dari bentuk kalimatnya yang dimana salah satu klausa jika dihilangkan maka klausa lainnya tetap bisa berdiri sendiri.

  1. Kalimat kompleks

Kalimat kompleks memiliki dua klausa atau penggabungan dua klausa yang tidak memiliki kata hubung. Klausa di dalam kalimat kompleks terdiri dari struktur klausa seperti klausa bebas dan klausa terikat. Klausa terikat merupakan klausa yang tidak dapat berdiri sehingga membutuhkan klausa pembantu atau yang disebut dengan anak kalimat. Klausa terikat bisa dilihat dari penggunaan kata hubung subordinatif pada suatu kalimat. Sedangkan klausa bebas merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri sehingga disebut sebagai klausa inti atau induk kalimat.

Sebagai contoh dalam kalimat kompleks.

“Karena malas belajar, ia tidak naik kelas.”

Dilihat dari contoh tersebut, klausa “Karena malas belajar” merupakan klausa terikat karena dilihat dari maknanya membutuhkan penjelasan dari klausa “ia tidak naik kelas”. Dari kalimat kompleks tersebut juga menggunakan kata hubung subordinatif ‘karena’ yang menjelaskan adanya sebab akibat dalam suatu kalimat tersebut. Klausa “ia tidak naik kelas” merupakan klausa bebas yang dapat berdiri sendiri. Klausa tersebut disebut juga dengan klausa inti dari kalimat tersebut.

Untuk melihat bagaimana menentukan klausa inti dengan klausa pendukung, struktur kalimat dapat dibalik posisi menjadi:

“Ia tidak naik kelas karena malas belajar.”

  1. Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang memiliki tiga klausa atau lebih dan masing-masing memiliki hubungan yang biasanya ditandai oleh tanda hubung konjungsi subordinatif atau koordinatif. Kalimat majemuk campuran yang mempunyai penggabungan banyak klausa diperlukan makna yang kompleks dan penjelasan yang lebih jelas dalam suatu kalimat. Dalam kalimat majemuk campuran biasanya akan terbentuk sebuah wacana karena menghubungkan kalimat dengan konjungsi. Karena itulah struktur kalimat pada kalimat majemuk campuran memiliki makna yang kompleks.

Sebagai contoh,

“Lancar ASI dibuar estrak daun katu yang mengandung protein dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan juga kesehatan ibu menyusui.”

Dilihat dari contoh kalimat di atas, terdapat empat klausa yang saling menghubungkan dengan menggunakan preposisi kata yang, dan juga.

Sumber

Supriyadi, Dr. 2008. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Yendra. 2018. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.

Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2015. Sintaksis: Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.

1 Like