Apa yang dimaksud dengan Istigosah?

Istighostah

Istighosah adalah meminta pertolongan agar dihilangkan atau terlepas dari bala bencana. Istighosah berisi do’a permintaan pada Allah, itulah yang diperintahkan. Jika istighosah ditujukan pada makhluk yang ia mampu memenuhinya adalah boleh. Yang bermasalah adalah jika istighosah tersebut ditujukan pada makhluk dalam perkara yang hanya bisa dipenuhi oleh Allah. Yang disebutkan terakhir ini termasuk syirik bahkan syirik akbar. Ditambah lagi istighosah sering ditambah dengan tumbal atau sesaji yang ini ditujukan pada penjaga laut atau penjaga kaki gunung. Inilah tradisi yang masih laris manis di masyarakat kita yang tidak jauh dari kesyirikan.

Apa yang dimaksud dengan istigosah ?

Kata “istighotsah” berasal dari “al-ghouts” yang berarti pertolongan.

Istighotsah sebenarya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah maka mempunyai makna lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa biasa saja. Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan permohonan itu.

Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti’anah maknanya meminta pertolongan dengan arti yang lebih luas dan umum. Baik Istighotsah maupun Isti’anah terdapat di dalam nushushusy syari’ah atau teks-teks Al-Qur’an atau hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan:

“(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu.” (QS Al-Anfal:9)

Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Kata “istighotsah” استغاحة berasal dari “al-ghouts”الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” استفعل atau “istif’al” menunjukkan arti permintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron غفران yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif’al menjadi istighfar استغفار yang berarti memohon ampunan. Jadi istighotsah berarti “thalabul ghouts” الغوث طلب atau meminta pertolongan.

Istighosah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Yang dimaksud dengan Istighosah dalam munjid fil lughoh wa a’alamadalah mengharapkan pertolongan dan kemenangan (Elyas, 1998). Istighosah adalah meminta pertolongan kepada Allah karena dalam keadaan bahaya.

Sedangkan menurut Barmawie Umari bahwa Istighosah adalah do’a-do’a sufi yang dibaca dengan menghubungkan diri pribadi kepada Tuhan yang berisikan kehendak dan permohonan yang didalamnya diminta bantuan tokoh-tokoh yang populer dalam amal sholehnya (Umari, 1993). Kata istighosah ini mempunyai berbagai makna dari berbagai pendapat, diantaranya : Istighosah berasal dari kata “ghoutsu, ghotsa, ghoutsan, ighotsatan” yang artinya pertolongan, menolongnya, membantunya. Menurut Muhammad Ibn Abdul Wahab (1969) dalam “Kitab Tauhid” istighosah adalah meminta sesuatu untuk menghilangkan kesusahan atau kesedihan, dan memohon bantuan hanya dengan Allah SWT. Itu diperbolehkan di dalam segala urusan kebaikan.

Dasar–Dasar Istighasah


Pada dasarnya setiap usaha mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan Istighotsah. Istighotsah merupakan salah satu realisasi dari pelaksanaan pendidikan. Hal utama yang mendasari dalam pelaksanaan kegiatan Istighotsah adalah dasar yang bersumber dari al- Qur’an dan hadist, sebagaimana firman Allah yang berbunyi dalam Surat Al-Anfal ayat 9.

Di dalam tafsir al- Misbah di jelaskan. Bahwa Imam Muslim meriwayatkan melalui sahabat Nabi SAW, Umar Ibnu al- Khaththab ra, bahwa pada hari perang Badar Rasulullah SAW, melihat kepada kaum musyrikin yang berjumlah seribu orang, sambil melihat sahabat- sahabat, pasukan Islam, yang hanya sekitar tiga ratus dan belasan orang. Maka Nabi SAW, menghadap ke kiblat sambil mengangkat kedua tangan beliau dan berdoa:

“Ya Allah, penuhilah apa yang Engkau janjikan padaku, penuhilah apa yang Engkau janjikan padaku, Ya Allah, jika Engkau membinasakan kelompok umat Islam ini, maka Engkau tidak disembah lagi di bumi.”

Beliau terus berdoa sambil mengulurkan tangannya sehingga sorbannya terjatuh dari bahunya. Abu Bakar ra, mendatangi beliau dan mengambil sorban tersebut kemudian meletakkan di bahu beliau lalu berdiri di hadapannya dan berkata:

“Cukuplah permohonanmu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Dia akan memenuhi janji- Nya untukmu.”

Tujuan Istighasah


Setiap aktifitas pasti mempunyai tujuan, tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak tentuan dalam pencapaiannya. Demikian juga dengan aktifitas Istighotsah, tujuan merupakan salah satu faktor yang penting dan sentral. Pada tujuan inilah dilandaskan atau sasaran tertentunya. Tujuan merupakan suatu yang senantiasa memberikan inspirasi dan inovasi yang menyebabkan mereka bersedia melakukan tugas- tugas yang diserahkan pada mereka (An-Nahlam, 1992).

Adapun tujuan Istighotsah yaitu sebagai alat mendekatkan dan menyandarkan diri kepada Allah. Orang yang berdzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya. Kebersamaan ini bersifat khusus, bukan kebersamaan karena bersanding, tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan dan taufiq (Ash-Shiddiqy, 2005).

Di dalam Istighotsah terkandung usaha- usaha pemuasan dan kerelaan dan kesadaran yang sejati. Dalam kontek yang semacam ini dapat diketahui bahwa Istighotsah bertujuan sebagai berikut:

  • Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Sebagai sarana menambah rasa iman, pengabdian dan kematangan cita- cita hidup.
  • Sebagai sarana pengendalian diri, pengendalian nafsu yang sering menjadi penyebab kejahatan (Mufid, 1985).

Istighosah


Istighosah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Yang dimaksud dengan Istighosah dalam munjid fil lughoh wa a’alam adalah mengharapkan pertolongan dan kemenangan. Istighosah adalah meminta pertolongan kepada Allah karena dalam keadaan bahaya.

Sedangkan menurut Barmawie Umari bahwa Istighosah adalah do’a- do’a sufi yang dibaca dengan menghubungkan diri pribadi kepada Tuhan yang berisikan kehendak dan permohonan yang didalamnya diminta bantuan tokoh-tokoh yang populer dalam amal salehnya.

Kata istighosah ini mempunyai berbagai makna dari berbagai pendapat, diantaranya : Istighosah berasal dari kata “ ghoutsu, ghotsa, ghoutsan, ighotsatan ” yang artinya pertolongan, menolongnya, membantunya. Menurut Muhammad Ibn Abdul Wahab dalam “ Kitab Tauhid ” istighosah adalah meminta sesuatu untuk menghilangkan kesusahan atau kesedihan, dan memohon bantuan hanya dengan Allah SWT. Itu diperbolehkan di dalam segala urusan kebaikan.

Istighosah sebenarya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighosah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighosah adalah bukan hal yang biasa saja. Oleh karena itu, istighosah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT. berkenan mengabulkan permohonan itu. Istighotsah juga disebutkan dalam hadits Nabi,di antaranya :

Artinya: “Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighosah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad”. (H.R.al Bukhari).

Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan :

Artinya: “(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu”.

Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW. memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Dalam surat Al-Ahqaf ayat 17 juga disebutkan :

Artinya: “Kedua orang tua memohon pertolongan kepada Allah”. 8

Maksud dari ayat di atas adalah memohon pertolongan Allah atas kedurhakaan sang anak dan keengganannya meyakini hari kebangkitan, dan tidak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh keduanya untuk menyadarkan sang anak kecuali memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dari kedua cuplikan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa istighosah adalah memohon pertolongan dari Allah SWT untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah untuk diwujudkan.

Kajian Dalam Istighosah


Umi Wakhidatul mubarok dalam skripsinya Istighosah adalah melaksanakan ibadah dan melafalkan bacaan-bacaan yang berisikan do’a, zikir, shalawat, yang bermanfaat untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT.

1. Doa

Doa berasal dari bahasa Arab yang akar katanya; الدعا يدعو الدعاء yang artinya: panggilan, mengundang, permintaan, permohonan, doa, dan sebagainya. 11 Berdoa artinya menyeru, memanggil, atau memohon pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang diinginkan. Seruan kepada Allah SWT itu bisa dalam bentuk ucapan tasbih ( Subhanallah ), Pujian ( Alhamdulillah ), istighfar ( Astaghfirullah ) atau memohon perlindungan ( A`udzubillah ), dan sebagainya.

Dalam Al-qur’an maupun di dalam hadits disebutkan bahwa Allah menyuruh hamba-Nya berdo’a kepada-Nya, langsung dengan tidak berperantaraan, dan ia menjamin akan memperkenankan segala sesuatu yang diminta dan dimohonkan kepadanya. Allah SWT berfirman dalam QS.Al-mu’min ayat 60 :

Artinya: ”Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”.

Allah SWT memerintahkan kita untuk berdo’a, dan Allah berjanji untuk mengabulkannya. Maha suci Allah yang maha agung yang melimpahkan karunia dan anugerah yang tidak terhingga, tetapi apabila ada hamba-Nya yang menyombongkan diri dan tidak mengingat Allah maka Allah akan memberikan azab dan akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam.

2. Dzikir

Dzikir artinya ingat, ingat kepada Allah. Cara melakukan dzikir adakalanya hanya dengan hati ( dzikir khofi ), berdiam diri, hati dan pikiranya ingat kepada Allah. Adakalanya dengan ingat hati dan pikiranya ingat kepada Allah dan lisanya mengucap kalimat-kalimat tertentu ( dzikir jahri ). Imam nawawi, sebagai seorang ulama bermadhab Syafi’i dalam kitabnya “ al Adzkar ” mengatakan :

“ketahuilah bahwa dzikir itu baik sekali diamalkan dimana saja dan kapan saja, kecuali dalam waktu- waktu dan hal-hal yang dilarang oleh syarak.” Ketahuilah, sebagaimana dzikir itu sunnah hukumnya, begitu juga dalam duduk dalam lingkungan orang yang dzikir sunnah juga, karena banyak dalil yang menyatakan hal itu”.

Allah SWT. Berfirman dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28 :

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.

Maka berzikir (mengingat) Allah mempunyai pengaruh besar dalam mendapatkan hal-hal yang dicari, hal ini karena keistimewaannya, dan karena ganjaran dan pahala yang diharapkan seorang hamba.

Unsur utama dalam dzikir adalah Allah SWT. Allah adalah awal dan akhir segala zikir manusia. Orang yang berdzikir kepada Allah SWT. melalui lisannya tanpa penghayatan akal pikiran serta lubuk hati yang paling dalam, tentu tidak akan mengandung kekuatan kecuali sangatlah kecil. Tetapi bagi mereka yang berzikir bagi lisannya, kemudian diyakini dalam hatinya, serta pikirannya pun mengukuhkannya, maka dzikir yang demikian itulah yang mampu mendekatkan diri pada Allah SWT.