Apa yang dimaksud dengan Irrigation atau irigasi?


Irrigation atau irigasi merupakan tempat penyediaan buatan dan penerapan air ke tanah dengan tanaman yang sedang tumbuh. Irigasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat penyiram berputar bertenaga, senapan hujan, jalur semprotan atau dengan menyalurkan air melalui pipa bawah tanah atau saluran irigasi kecil dari waduk atau sungai.

Definisi Irigasi

Dalam PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, definisi dari irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pengembangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Penyediaan air irigasi ini adalah penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
Kegiatan pengaturan air irigasi ini meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi. Pembagian merupakan kegiatan membagi air di bangunan bagi jaringan primer maupun sekunder. Pemberian merupakan kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer maupun sekunder ke petak tersier. Penggunaan merupakan kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan. Pembuangan air irigasi yang selanjutnya disebut drainase merupakan pengaliran kelebihan air yang sudah tidak digunakan pada suatu daerah irigasi tertentu.

Irigasi dalam Bidang Pertanian

Masalah kekeringan di Indonesia memiliki dampak yang cukup signifikan, terutama dibidang pertanian. Kekeringan yang terjadi saat masa pertumbuhan akan berdampak pada turunnya produksi tanaman dan dapat merugikan petani. Produksi pertanian yang rendah tentu akan berakibat pada menurunnya ketahanan pangan nasional dan menyebabkan stabilisasi perekonomian menjadi goyah. Kekeringan juga dapat menyebabkan terganggunya sistem hidrologi lingkungan dan masyarakat akan kekurangan air untuk dikonsumsi yang dapat berakibat buruk bagi kehidupan.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya menanggulangi kekeringan, yaitu:

  1. Memperbauri paradigma petani tentang kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim kemarau.
  2. Membangun jaringan sistem irigasi yang baik dan relevan dengan kondisi alam
  3. Membangun dan memelihara wilayah konservasi dan wilayah resapan air
  4. Menciptakan kalender tanam
  5. Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat

Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Irigasi

Pada prinsipnya, fungsi irigasi adalah menambah kekurangan air pada lahan pertanian yang diperoleh dari air hujan atau air tanah karena jumlah air yang diberikan kepada tanaman tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Jika penambahan air melalui irigasi ini tidak dilakukan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak akan optimal dan tidak akan menghasilkan panen sesuai dengan yang diharapkan. Namun, ketika jumlah atau volume curah hujan atau air tanah yang dapat diambil tanaman sudah terpenuhi dan mencukupi, maka tidak diperlukan irigasi lagi.
Tujuan dari irigasi ini yaitu sebagai upaya penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang kegiatan pertanian yang memerlukan dan didistribusikan secara teknis dan sistematis, sedangkan untuk manfaat dari irigasi ini yaitu:

  1. Membantu pembasahan tanah yang kurang atau tidak menentu surah hujannya
  2. Mengatur daerah basahan tanah sehingga daerah pertanian dapat memperoleh air sepanjang waktu
  3. Dapat meningkatkan kesuburan tanah
  4. Kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang ada di dataran rendah seperti rawa-rawa dengan endapan lumpur yang terbawa oleh air irigasi
  5. Penggelontoran air sehingga kotoran atau sampah dapat digelontor ke tempat yang telah disediakan untuk selanjutnya dibasmi secara alamiah
  6. Dapat meningkatkan suhu tanah pada daerah dingin, karena air irigasi yang lebih tinggi dari pada tanah.

Klasifikasi Irigasi

Terdapat beberapa klasifikasi sistem irigasi yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu:

Irigasi ini merupakan metode yang tertua atau paling awal dikembangkan. Metode ini juga biasa disebut dengan irigasi penggenangan. Air irigasi disebarkan melalui saluran terbuka atau pipa dengan tekanan rendah ke permukaan tanah dan dibiarkan meresap ke dalam tanah. Untuk menciptakan sistem irigasi permukaan yang efisien maka dibutuhkan perencanaan sistem distribusi air dengan perataan lahan yang baik. Pada sistem irigasi permukaan terdapat pengelompokan lagi yaitu irigasi basin, irigasi border, irigasi alur, dan penggenangan bebas.

Sistem ini diaplikasikan dengan cara meresapkan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui saluran terbuka ataupun dengan pipa berlubang. Air tanah digerakkan dengan gaya kapiler menuju perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

Sistem irigasi ini membutuhkan tekanan untuk membentuk curahan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Sistem ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi lahan, membersihkan pupuk dan lain-lain. Cara kerja dari sistem irigasi curah ini yaitu air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa utama (mainline), pipa sub utama (sub-mainline), dan beberapa pipa cabang (lateral) yang masing-masing terdiri dari beberapa alat pencurah

Sistem ini dilakukan dengan memberikan air yang dialirkan melalui pipa atau selang berlubang dengan menggunakan tekanan rendah, kemudian air yang keluar akan berupa seperti tetesan-tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan sehingga dapat mengurangi kehilangan air berlebih. Selain itu, dapat lebih efisien dalam pemakaian airnya, mengurangi limpasan, dan menekan pertumbuhan gulma.

Prinsip Pengelolaan Irigasi

Beberapa prinsip yang harus dilakukan oleh pengolal irigasi, yaitu:

  1. Pengelolaan irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan petani dan dengan menempatkan petani pemakai air sebagai pengambil keputusan.
  2. Pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah secara terpadu
  3. Prinsip yang digunakan adalah satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan dengan memperhatikan kepentingan pengguna mulai dari hulu hingga hilir secara seimbang
  4. Melibatkan semua pihak yang berkepentingan agar dapat dicapai pemanfaatan yang optimal
  5. Dilaksanakan dengan mengantisipasi modernisasi pertanian dan diversifikasi usaha tani dengan penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan.
  6. Dapat dilaksanakan dengan membangun waduk, mengendalikan kualitas air, memanfaatkan kembali air pembuangan, dan drainase yang sepadan untuk mendukung keandalan air
Sumber

Jannata, Abdullah, S. H., & Priyati, A. 2015. Analisa Kinerja Pengelolaan Irigasi di Daerah Irigasi Lemor, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem 3(1), 112-121
Ansori, M. B., Edijatno, & Soesanto, S. R. 2018. Irigasi dan Bangunan Air Modul Kuliah. Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Irigasi dan Drainase. Irigasi dan Drainase 3 (diakses pada 7 Agustus 2021)

1 Like