Inovasi (innovation), menurut Schumpeter (1934), merupakan proses pembuatan produk komersial dari suatu hasil ciptaan (invention). Pengertian produk dalam tulisan ini mencakup barang dan jasa, sedangkan invention sendiri didefinisikan sebagai proses penciptaan atau pengembangan produk atau proses baru. Jadi inovasi dapat melibatkan penciptaan teknologi baru maupun pengaplikasian teknologi yang sudah ada.
Inovasi bermula dari lahirnya gagasan-gagasan baru. Sementara kemampuan untuk membangkitkan gagasan-gagasan baru yang berguna ini dikenal dengan kreatifitas. Seseorang disebut melakukan kerja kreatif jika ia menghasilkan sesuatu yang bukan kelanjutan dari solusi yang pernah ada. Nilai kreatifitasnya ditimbang dari seberapa jauh sesuatu itu berbeda dari pengalaman atau solusi terdahulu. (Zuhal, 2010)
Menurut Sidik (2010), inovasi adalah penemuan yang ditujukan untuk menciptakan sesuatu yang relatif baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Inovasi merupakan gabungan dari berbagai hal-hal yang sudah ada.
Inovasi terbagi menjadi 2 tingkatan, yaitu :
-
Inovasi Incremental
Inkremental berarti ada sesuatu yang bertambah atau meningkat karena kegitan inovasi, tetapi pada dasarnya tidak terlalu jauh dari ide produk yang sudah ada sebelumnya.
Pada inovasi jenis ini tidak ada yang sangat berbeda antara hasil inovasi dan produk yang mendasarinya. Walaupun demikian, inovasi incremental sering menghasilkan nilai tambah yang signifikan pada penggunanya. Jadi nilai tambahnya bisa tinggi, tapi perbedaan pada produknya relatif tidak besar.
-
Inovasi Radikal
Berbeda dengan inovasi inkremental, inovasi radikal memberikan lonjakan signifikan dalam benefit atau nilai yang ditawarkan, demikian pula dengan keaslian ide yang mendasarinya.
Inovasi sering dikaitkan dengan pengembangan produk, proses dan teknologi. Dalam kenyataannya, inovasi dapat diterapkan juga pada semua bagian dalam perusahaan seperti keuangan, model bisnis, logistik, teknologi informasi, pemasaran, distribusi, sumber daya manusia, dan sebagainya. Karena itu inovasi harus menjadi sebuah rutinitas hidup dari suatu perusahaan. Inovasi yang sifatnya incremental (sebuah perbaikan kecil ) masih lebih baik daripada tidak ada inovasi sama sekali.
Amabile, menyatakan bahwa :
“Innovation is defined as the successful implementation of creative ideas within an organization”.
Oleh karena itu kepemimpinan (leadership) merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi inovasi. Hal ini dapat dilihat melalui pengaruh kepemimpinan pada karakteristik organisasi seperti budaya, strategi, struktur, sistem rewards , atau sumber daya (resources), atau melalui pengaruh langsung terhadap perilaku mereka dalam kreatifitas perusahaan (employee’s creativity) dan motivasi.
Sementara itu Jasfar (2005) mengatakan bahwa inovasi tidak hanya merupakan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru, tetapi juga merupakan produk actual atau outcome (hasil). Bagi suatu jasa, outcome bukan merupakan suatu hasil output, melainkan modifikasi dari pelayanan yang sudah ada.
Inovasi mencakup kreatifitas dalam menciptakan produk baru, jasa atau ide atau proses baru. Dengan perkataan lain, inovasi bisa diartikan sebagai proses adaptasi produk, jasa, ide atau proses, baik yang sudah ada dalam organisasi maupun yang dikembangkan dari luar organisasi.